Disusun Oleh:
S1 Akuntansi P2K
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami dalam menyusun, hingga menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini tak akan terwujud tanpa pengarahan, bimbingan, dan kerja sama dari
semua pihak yang telah turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Salah satu tujuan
makalah ini tentunya untuk melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional yang
sebagaimana telah ditentukan sebagai salah satu upaya dalam pemahaman mengenai Pajak
Internasional terutama mengenai Pajak berganda internasional dan cara penghindarannya
secara mendalam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih
banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya untuk para mahasiswa
agar dapat menjadi referensi dalam pengembangan wacana dalam bidang komunikasi.
Terima kasih,
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
Mobilisasi dunia usaha akhir-akhir ini sangat pesat dengan adanya globalisasi
modal dan perdagangan. Globalisasi modal dapat terjaadi baik melalui partisipasi
langsung maupun tidak langsung oleh badan privat dan public serta organisasi
internasional. Badan usaha dapat didirikan oleh modal asing, kepemilikan (saham) pada
suatu badan ditransfer ke mancanegara, perwakilan cabang didirikan di mancanegaradan
pinjaman tersedia oleh kreditur bagi debitur dengan tempat tinggal yang berlainan
negara.
Adanya dunia usaha yang sangat pesat tersebut harus didukung dengan ketentuan
atau peraturan di bidang yang berkaitan dengan usaha tersebut, sehingga dunia usaha
dapat berkembang tanpa adanya hambatan dan masalah. Salah satu hal yang penting
dalam dunia usaha adalah pajak. Dalam dunia usaha yang telah bertaraf internasional, hal
yang mungkin menjadi isu adalah pajak berganda, dimana pajak dapat saja dikenakan
dua kali yaitu di Negara tempat usaha dan di negara asal entitas tersebut.
Pajak berganda ini sangat perlu dipelajari dalam mengembangkan sumber daya
yang dapat menghadapi isu-isu penting yang mungkin terjadi. Sebagai mahasiswa
ekonomi kita harus tau mengenai pajak dan akuntansi internasional.
1.2 Tujuan
1. Pajak penjualan
Pajak berganda dapat terjadi apabila Negara pengekspor menganut prinsip
Negara asal (original principle), sedang Negara pengimpor menganut prinsip
Negara tujuan (destination principle). Tapi umumnya negara-negara
menganut prinsip Negara tujuan. Eliminasi Pajak berganda internasional
dalam prinsip Negara tujuan dilakukan dengan penerapan tariff pajak 0%
pada Negara ekspor dan mengenakan pajak denh=gan tariff normal di Negara
impor.
2. Pajak Penghasilan
Dalam pajak penghasilan dikenal dua pendekatan perpajakan yaitu
a. Tidak terbatas atau penuh(worldwide, global, universal, unlimited tax
liability); merupakan hasil dari pemajakan berdasarkan pertalian subjektif
(subjective allegiance) yang dapat berupa nasionalitas atau tempat
pendirian (untuk badan) dan residensi (tempat tinggal, tempat keberadaan
atau temppat kedudukan)
b. Terbatas (territorial, limited tax liability); merupakan hasil dari pemajakan
berdasarkan pertalian objektif (objective allegiance) yang dapat berupa
lokasi aktivitas ekonomi dan sumber penghasilan.
Sehubungan dengan pajak penghasilan, pajak berganda internasional
terjadi akibat adanya benturan antar klaim. Benturan antar klaim dalam
pamajakan tak terbatas dapat terjadi antar Negara penganut prinsip:
1) nasionali; benturan nasionalis umumnya terjadi terhadap orang pribadi
yang berada di Negara penganut tempat kelahiran (ius soli) dengan ornag
tua dari Negara penganut keturunan (ius sanguinis)
2) nasionalis dengan residensi; dapat terjadi baik pada wajib pajak pribadi
maupun badan. Pada orang pribadi terjadi apabila warga dari Negara
penganut prinsip nasionalis (missal USA) bertempat tinggal pada Negara
penganut prinsip residensi (Indonesia). Untuk badan dapat terjadi apabila
badan yang didirikan berdasarkan hokum penganut tempat pendirian
namun bertempat kedudukan atau dikelola di Negara penganut prinsip
pemajakan residensi (tempat kedudukan atau manajemen)
3) residensi; terjadi pada oarng pribadi yang mempunyai tempat tinggal di
Negara penganut pemajakan berdasarkan asas domisili namun ia berada
dalam waktu yang relative substansial di Negara penganut prinsip
kehadiran substansial (misalnya 183hari). Untuk badan, benturan residensi
terjadi apabila mempunyai tempat kedudukan statute (di satu Negara)
yang berbeda dengan tempat manajemen (di Negara lain).
b. Kredit pajak
Berbeda dengan metode eksemsi (yang mengeliminasi penghasilan luar negeri
dari basis pengenaan atau pemajakan dengan memperhitungkanpenghasilan
terhadap penghasilan income against income), metode kredit member keringanan
atau eliminasi pajak berganda internasional dengan cara mengkreditkan
(mengurangkan) pajak luar negeri terhadap pajak penghasilan global yang
merupakan porsi penghasilan luar negeri (tax against tax). Sementara metode
eksemsi mengasumsikan bahwa residen yang melakukan investasi atau bisnis
maupun kegiatan di luar negeri hanya dikenakan pajak di Negara lokasi tempat
pengimpor modal, bisnis atau kegiatan (capital-import neutrality), metode kredit
mengasumsikan bahwa residen dimaksud (mengekspor modal, bisnis dan kegiatan)
harus diperlakukan sama dengan yang melakukan hal serupa di dalam negeri
(capital-eksport neutrality).
Di Indonesia pengkreditan pajak luar negeri tersurat dalam undang-undang
pajak penghasilan pasal 24.
Pada dasarnya PPh Pasal 24 mengatur tentang besarnya kredit pajak yang
dapat diperhitungkan atas pemotongan pajak/ pajak yang dibayar/ pajak yang
terutang di luar negeri. Hal ini sesuai dengan ayat 1 dan 2 Pasal 24 UU PPh:
1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan
terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini dalam tahun pajak
yang sama
2. Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar pajak
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi
penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini.
Penghitungan PPh Pasal 24 kredit pajak luar negeri adalah sebagai berikut :
Penghitungan kredit pajak luar negeri adalah sebagai berikut :
1. Penghasilan Luar negeri :
a. Laba di Negara X : Rp 100.000.000
b. Laba di Negara Y : Rp 750.000.000
c. Jumlah penghasilan luar negeri : Rp 850.000.000
2. Penghasilan dalam negeri : Rp 400.000.000
3. Jumlah penghasilan netto adalah:
Rp. 850.000.000,00 + Rp. 400.000.000,00 = Rp. 1.250.000.000,00
4. PPH terutang (menurut tarif Pasal 17 dengan fasilitas ) = Rp. 156.250.000,00
5. Batas maksimum kredit pajak luar negeri untuk masing-masing negara adalah :
a. Untuk Negara X
Rp 100.000.000 x Rp 156.250.000 : 1.250.000.000 = Rp 12.500.000
Pajak yang terutang di negara X sebesar Rp. 40.000.000,00, namun
maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp. 12.500.000,00
b. Untuk Negara Y
Rp 750.000.000 x Rp 156.250.000 : 1.250.000.000 = Rp 93.750.000
Pajak yang terutang di negara Y sebesar Rp. 75.000.000,00, maka
maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp.75.000.000,00
Jumlah PPh Pasal 24 kredit pajak luar negeri yang diperkenankan adalah :
Rp. 12.500.000,00 + Rp. 75.000.000,00 = Rp. 87.500.000,00
c. Metode lainnya
Selain metode eksemsi dan kredit masih terdapat metode keringanan pajak
berganda lainnya, diantaranya:
1. Pembagian pajak (tax sharing) antara Negara domisili dan sumber
2. Pembagian hak pemajakan (division of taxing power) dengan Penentuan tarif
pajak maksimum atas penghasilan yang diperoleh wajib pajak luar negeri
3. Keringanan tarif (reduction of the rate) terhadap penghasilan luar negeri
4. Pengurangan pajak (reduction of the tax) dengan suatu jumlah tertentu
(persentase) dari penghasilan luar negeri
5. Pemajakan dengan jumlah tetap (lumpsum atau forfait taxation)
SAAT BERLAKU
NO NEGARA
EFEKTIF
1 Algeria 1 Januari 2001
2 Australia 1 Juli 1993
3 Austria 1 Januari 1989
4 Bangladesh 1 Januari 2007
5 Belgium 1 Januari 2002
6 Brunei Darussalam 1 Januari 2003
7 Bulgaria 1 Januari 1993
8 Canada 1 Januari 1980
9 Czech 1 Januari 1997
10 China 1 Januari 2004
11 Denmark 1 Januari 1987
12 Egypt 1 Januari 2003
13 Finland 1 Januari 1990
14 France 1 Januari 1981
15 Germany 1 Januari 1992
16 Hungary 1 Januari 1994
17 India 1 Januari 1988
18 Italy 1 Januari 1996
19 Japan 1 Januari 1983
20 Jordan 1 Januari 1999
21 Korea, Republic of 1 Januari 1990
Korea, Democratic
22 1 Januari 2005
Peoples Republic of
23 Kuwait 1 Januari 1999
24 Luxembourg 1 Januari 1995
25 Malaysia 1 Januari 1987
26 Mexico 1 Januari 2005
27 Mongolia 1 Januari 2001
28 Netherlands 1 Januari 2004
29 New Zealand 1 Januari 1989
30 Norway 1 Januari 1991
31 Pakistan 1 Januari 1991
32 Philippines 1 Januari 1983
33 Poland 1 Januari 1994
34 Romania 1 Januari 2000
35 Russia 1 Januari 2003
36 Saudi Arabia 1 Januari 1985
37 Seychelles 1 Januari 2001
38 Singapore 1 Januari 1992
39 Slovak 1 Januari 2002
40 South Africa 1 Januari 1999
41 Spain 1 Januari 2000
42 Sri Lanka 1 Januari 1995
43 Sudan 1 Januari 2001
44 Sweden 1 Januari 1990
45 Switzerland 1 Januari 1990
46 Syria 1 Januari 1999
47 Taipei 1 Januari 1996
48 Thailand 1 Januari 2004
49 Tunisia 1 Januari 1994
50 Turkey 1 Januari 2001
UAE (United Arab
51 1 Januari 2000
Emirates)
52 Ukraine 1 Januari 1999
53 United Kingdom 1 Januari 1995
54 United States of
1 Pebruari 1997
America
55 Uzbekistan 1 Januari 1999
56 Venezuela 1 Januari 2001
57 Vietnam 1 Januari 2000
TIME TEST P3B YANG BERLAKU EFEKTIF
(BENTUK USAHA TETAP)
PENGAWASA JASA
NO KONSTRUKS INSTALAS
NEGARA PERAKITA N LAINNY
. I I
N KONSTRUKSI A
Keterangan :
* P3B antara Indonesia dengan Saudi Arabia hanya mengatur mengenai transportasi penerbangan
dalam jalur internasional.
DIBEBANKAN
DIBAYAR OLEH
PADA BUT
NO. NEGARA TIME TEST SUBJEK PAJAK
DI
INDONESIA
INDONESIA
1 Algeria 91 hari /12 bulan Yes Yes
2 Australia 120 hari /12 bulan Yes Yes
3 Austria 183 hari /12 bulan Yes Yes
4 Bangladesh 183 hari /12 bulan Yes Yes
5 Belgium 183 hari /12 bulan Yes Yes
6 Brunei Darussalam 183 hari /12 bulan Yes Yes
7 Bulgaria 183 hari /taxable year Yes Yes
8 Canada 120 hari /12 bulan Yes Yes
9 Czech 183 hari /12 bulan Yes Yes
10 China 183 hari /12 bulan Yes Yes
11 Denmark 183 hari /12 bulan Yes Yes
12 Egypt 90 hari /12 bulan Yes Yes
13 Finland 183 hari /12 bulan Yes Yes
14 France 183 hari /12 bulan Yes Yes
15 Germany 183 hari /calendar year Yes Yes
16 Hungary 183 hari /12 bulan Yes Yes
17 India 183 hari /12 bulan Yes Yes
18 Italy 183 hari /fiscal year Yes Yes
19 Japan 183 hari /calendar year Yes Yes
20 Jordan 183 hari /12 bulan Yes Yes
21 Korea, Republic of 183 hari /fiscal year Yes Yes
Korea, Democratic
22 183 hari /12 bulan Yes Yes
Peoples Republic of
23 Kuwait 183 hari /calendar year Yes Yes
24 Luxembourg 183 hari /taxable year Yes Yes
25 Malaysia 183 hari /calendar year No Yes
26 Mexico 183 hari /12 bulan Yes Yes
27 Mongolia 91 hari /calendar year Yes Yes
28 Netherlands 183 hari /12 bulan Yes Yes
29 New Zealand 183 hari /12 bulan Yes Yes
30 Norway 183 hari /12 bulan Yes Yes
31 Pakistan 90 hari /12 bulan Yes Yes
32 Philippines 183 hari /calendar year Yes Yes
33 Poland 183 hari /taxable year Yes Yes
34 Romania 183 hari /12 bulan Yes Yes
35 Russia 90 hari /calendar year Yes Yes
36 Saudi Arabia N/A N/A N/A
37 Seychelles 183 hari /12 bulan Yes Yes
38 Singapore 183 hari /calendar year Yes Yes
39 Slovak 183 hari /12 bulan Yes Yes
40 South Africa 183 hari /12 bulan Yes Yes
41 Spain 183 hari /12 bulan Yes Yes
42 Sri Lanka 90 hari /12 bulan Yes Yes
43 Sudan 183 hari /12 bulan Yes Yes
44 Sweden 183 hari /12 bulan Yes Yes
45 Switzerland 183 hari /12 bulan Yes Yes
46 Syria 183 hari /12 bulan Yes Yes
47 Taipei / Taiwan 183 hari /fiscal year Yes Yes
48 Thailand 183 hari /fiscal year Yes Yes
49 Tunisia 183 hari /calendar year Yes Yes
50 Turkey 183 hari /12 bulan Yes Yes
UAE (United Arab
51 183 hari /fiscal year Yes Yes
Emirates)
52 Ukraine 183 hari /calendar year Yes Yes
53 United Kingdom 183 hari /12 bulan Yes Yes
54 United States of America 120 hari /12 bulan Yes Yes
55 Uzbekistan 183 hari /12 bulan Yes Yes
56 Venezuela 183 hari /12 bulan Yes Yes
57 Vietnam 90 hari /12 bulan Yes Yes
PENGHASILAN
NO. COUNTRY PELAYARAN PENERBANGAN
LAINNYA
1 Algeria Negara Domisili Negara Domisili Negara Sumber
2 Australia Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili
3 Austria dengan 50%
Potongan Pajak
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili
4 Bangladesh dengan 50%
Potongan Pajak
5 Belgium Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Sumber Negara Domisili Negara Sumber
Brunei
6 dengan 50%
Darussalam
Potongan Pajak
7 Bulgaria Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
8 Canada
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
9 Czech
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
10 China dengan 50% Sumber
Potongan Pajak
11 Denmark Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
12 Egypt
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
13 Finland
Sumber
14 France Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
15 Germany
Sumber
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili/
16 Hungary dengan 50% Sumber
Potongan Pajak
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
17 India
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
18 Italy
Sumber
19 Japan Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
20 Jordan Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
21 Korea, Republic of Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Korea, Democratic Negara Domisili Negara Domisili Negara
22 Peoples Republic Domisili/Sumber
of
23 Kuwait Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
24 Luxembourg Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili/
25 Malaysia dengan 50% Sumber
Potongan Pajak
26 Mexico Negara Domisili Negara Domisili Negara Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
27 Mongolia
Sumber
28 Netherlands Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
29 New Zealand
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
30 Norway
Sumber
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili/
31 Pakistan
Sumber
Negara Sumber Negara Sumber Negara Domisili/
32 Philippines dengan Tarif Maksimal dengan Tarif Maksimal Sumber
1,5% dari Bruto 1,5% dari Bruto
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili/
33 Poland
Sumber
Negara Sumber Negara Domisili Negara Sumber
34 Romania dengan Tarif Maksimal
2%
Negara Sumber Negara Domisili Negara Sumber
35 Russia dengan 50%
Potongan Pajak
36 Saudi Arabia N/A Negara Domisili N/A
37 Seychelles Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili
38 Singapore dengan 50%
Potongan Pajak
39 Slovak Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
40 South Africa Negara Domisili Negara Domisili Negara Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
41 Spain
Sumber
Negara Sumber Negara Domisili Negara Domisili
42 Sri Lanka dengan 50%
Potongan Pajak
43 Sudan Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
44 Sweden
Sumber
45 Switzerland Negara Domisili Negara Domisili N/A
46 Syria Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
47 Taipei / Taiwan Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
Negara Sumber Negara Domisili Negara Sumber
48 Thailand dengan 50%
Potongan Pajak
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
49 Tunisia
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
50 Turkey
Sumber
UAE (United Arab Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
51
Emirates)
52 Ukraine Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili
53 United Kingdom Negara Domisili Negara Domisili N/A
United States of Negara Domisili Negara Domisili N/A
54
America
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
55 Uzbekistan
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
56 Venezuela
Sumber
Negara Domisili Negara Domisili Negara Domisili/
57 Vietnam
Sumber
DIVIDEN BRANCH
NO. COUNTRY INTEREST ROYALTIES SUBSTANTIAL
PORTFOLIO PROFIT
HOLDING TAX
Keterangan :
* P3B antara Indonesia dengan Saudi Arabia hanya mengatur mengenai transportasi
penerbangan dalam jalur internasional.
** Berdasarkan ketentuan pasal 11 ayat 2 P3B RI-Thailand, terdapat pembedaan tarif atas bunga.
N/A P3B tersebut tidak mengatur mengenai Tarif PPh Pasal 26.
BAB IV
PENUTUP