Anda di halaman 1dari 2

The effect of body fat percentage and body fat distribution on skin surface temperature with

infrared thermography
Oleh: Ana Carla Chierighini S., Adriana MariaW. S, dan Eduardo Borba Nevesa
Journal of Thermal Biology, Volume 66, No 1 (2017) hal. 1-9
Reviewer: Nur Laili Alfina Rosidah (01311540000031)
Termoregulasi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Panas tubuh sebagian besar merupakan produk sampingan aktivitas metabolik, yang dihamburkan
melalui kulit, agar tetap tetap terjadi keseimbangan panas tubuh. Temperatur pada bagian pusat
tubuh berbeda dari temperatur permukaan kulit, perbedaan tersebut dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sekitar, seperti kekeringan dan suhu lingkungan. Suhu di kulit kulit juga tergantung pada
faktor intrinsik, seperti presentase lemak tubuh dan lemak subkutan. Adanya jaringan adiposa pada
hipodermis yang bertindak sebagai isolator akan menghambat perpindahan panas antar tubuh dan
lingkungan, akibatnya suhu permukaan kulit menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan antara persentase lemak tubuh dan suhu kulit serta untuk menggambarkan kemungkinan
efek pada suhu kulit sebagai akibat dari persentase lemak pada masing-masing lokasi anatomis tubuh.

Subjek penelitian adalah wanita dari kota Curitiba, Brazil dengan rentang usia 18-35 tahun;
mereka diklasifikasikan memiliki berat badan normal atau sedang kelebihan berat badan, tapi tidak
mengalami obesitas serta tidak sedang mengandung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana jaringan adipose mengganggu suhu permukaan kulit beberapa segmen tubuh, pada wanita
muda, berdasarkan hipotesis bahwa individu dengan persentase lemak tubuh lebih rendah akan
memiliki suhu permukaan kulit yang lebih tinggi daripada yang tubuh yang memiliki persentase lemak
tubuh lebih tinggi. Suhu tubuh diukur dengan kamera thermal Fluke Ti400 yang emisivitasnya
ditetapkan sebesar 0,98. Kamera termal ditempatkan 2,5 m dari peserta. Dengan menggunakan
software Smartview 3.1.4, 30 daerah region of interest (ROI) dipilih. ROI yang dipilih adalah pada
bagian anterior dan posterior, pada kedua sisi kanan dan sisi kiri. Daerah ROI antara lain lengan, lengan
bawah, tungkai atas (lengan dan lengan bawah) paha, tulang kering dan tungkai bawah (paha dan
tulang kering),Telapak tangan, telapak kaki, perut dan panggul. ROI terpilih ini akan diukur suhu rata-
rata (TMe), suhu minimum (TMi), dan suhu maksimum (Tma).

Semua Variabel antropometrik menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan


persentase lemak tubuh. Nilai tertinggi ditemukan untuk perut dan lingkar pinggul. Sebagian besar
suhu tubuh di bagian ekstremitas berkorelasi negatif dengan presentase lemak tubuh, kecuali untuk
suhu telapak tangan dan telapak kaki, yang menunjukkan hasil korelasi positif. Korelasi tertinggi antara
persentase lemak tubuh dan TMa adalah pada bagian paha posterior. Selain itu, penelitian ini juga
menunjukkan bahwa individu dengan persentase lemak lebih rendah di Setiap situs anatomis
cenderung memiliki suhu kulit lebih tinggi. Nilai persentase lemak tubuh dan persentase lemak di
bagian anatomis spesifik bergantung pada massa lemak dan massa ramping (tidak berlemak. oleh
karena itu, seseorang dengan berat tubuh tinggi, persentase lemaknya mungkin telah meningkatkan
massa jaringan adiposa dan menurunkan tingkat massa ramping. Sebaliknya, Massa otot merupakan
salah satu komponen massa ramping cenderung akan meningkatkan Tme dan berlawanan dengan
massa lemak. Oleh karena itu, hubungan statistik antara persentase lemak tubuh dan TMe mungkin
tidak hanya dipengaruhi oleh adipositas, tapi juga oleh jaringan otot. Beberapa studi juga menyatakan
bahwa suhu tubuh manusia terutama pada wanita juga dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Suhu
tubuh akan meningkat pada fase luteal dan cenderung turun kembali pada fase follicular.

Anda mungkin juga menyukai