Anda di halaman 1dari 18

Studi Korelasi Antara Media pembelajaran Dengan Aktivitas Belajar

Siswa kelas VIII semester Genap SMPN 1 Singojuruh


Tahun Pelajaran 2014/2015

1. Latar Belakang Penelitian


Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang perlu dirancang secara
baik dan benar, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa
menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun
sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam
mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang
diatur guru melalui proses pembelajaran.
Mengajar merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari suatu proses
pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran, dan kesiapan siswa untuk menerima materi
pelajaran. Misi pendidikan yang merupakan salah satu amanat UUD tahun 1945
pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat
pendidikan . yang kemudian diatur lebih lanjut dalam UU No 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Meningkatkan relefansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan
tantangan global
3. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak dini sampai ahir hayat dalam rangka mewujutkan masyarakat
belajar. (2003 : 05)
Kita menyadari, bahwa untuk mencapai keberhasilan tersebut tidak semudah
yang kita bayangkan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa media pengajaran
merupakan penunjang dari keberhasilan dalam aktifitas belajar siswa.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Budiono dkk, yang berpendapat bahwa
Salah satu kriteria yang sebaiknya di gunakan dalam pemilihan media
adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan
memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru
berupaya untuk mengembangkannya sendiri.(2008: 07).

1
Sebagai media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi seperti gambar, peta, globe,bagan dsb. Yanuar berpendapat,
Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap
muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut
(2008:9).
Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat memberikan
pengajaran dengan mudah kepada siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh
informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau
alat peraga tersebut.
Sebagai guru jangan berdiam diri ketika melihat kekurangan-kekurangan
dalam penyerapan pelajaran semacam itu. Guru harus mengupayakan solusi-solusi
yang tepat guna memecahkan permasalahan tersebut. Ditegaskan oleh Yanuar
sebagai berikut:
Berbijak pada pemikiran ini bahwa alat peraga penting untuk digunakan
oleh guru karena dalam mengajar, guru berusaha agar anak-anak lebih
mengerti dan memahami, sedangkan alat peraga akan membantu mereka
yang daya ingatnya kurang utamanya dalam pelajaran IPS sehingga sangat
dibutuhkan alat peraga antara lain: gambar, peta, globe, dan bagan
(2008:10).

Selanjutnya Subari mengatakan bahwa guru dalam mengajar hendaknya bukan


sekedar hanya mengajar (asal pelajaran sudah diberikan), tetapi hendaknya
sebelum menghadapi anak-anak harus mengadakan persiapan secara
mantap agar tidak terjadi pembicaraan berputar-putar tak jelas ujung
pangkalnya, gugup, keterangan guru sulit diterima, marah-marah, sehingga
tranformasi ilmu tak tercapai. (1994:48-50).

Maka yang harus dipersiapkan ialah persiapan lahir dan persiapan batin.
Persiapan lahir meliputi : tak tertulis (atas peraga, sumber pembelajaran, alat-alat
pelajaran seperti kapur, penghapus, mistar, OHP, tape recorder, dan sebagainya).
Persiapan tertulis meliputi perumusan TIK sampai alat-alat evaluasi (tes) yang
biasanya disebut satuan pelajaran.
Di dalam media pembinaan nomor 83 Edisi Maret dijelaskan, Aktifitas
belajar merupakan kemauan yang kuat dari dalam diri seseorang untuk belajar dan
mempelajari sesuatu, yang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam seseorang

2
maupun faktor yang berasal dari luar. (1997:61). Menurut Anton M. Mulyono
bahwa, Aktifitas adalah kemauan, gairah untuk melakukan sesuatu /bekerja
(1980:805)
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan aktifutas belajar adalah usaha melakukandan mempelajari
sesuatu, yang dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari seseorang. Oleh
karena itu penulis mencoba mengangkat judul skripsi "Penelitian Tentang
Hubungan Antara Media Pengajaran Dengan Aktifitas Belajar Siswa kelas
VIII semester Genap SMPN 1 Singojuruh tahun pelajaran 2014/2015". Sesuai
dengan judul yang telah penulis ajukan ini dengan harapan untuk mendapatkan data
yang sebenarnya ditempat penulis mengadakan penelitian.
Oleh karena itu maka penulis mengadakan penelitian untuk memperoleh
data yang terkumpul. Dari kesimpulan tersebut kita ada hubungan dengan keadaan
dimana penulis mengadakan penelitian.

2. Rumusan Masalah Penelitian


2.1 Masalah Mayor
Adakah korelasi antara media pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa pada
siswa kelas VIII semester Genap SMPN 1 Singojuruh tahun pelajaran
2014/2015 ?
2.2 Masalah Minor
a. Adakah korelasi antara media pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa
di dalam kelas pada siswa kelas VIII semester Genap SMPN 1 Singojuruh
tahun pelajaran 2014/2015 ?
b. Adakah korelasi antara media pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa
di luar kelas pada siswa kelas VIII semester Genap SMPN 1 Singojuruh
tahun pelajaran 2014/2015 ?

3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Mayor

3
Untuk mengetahui adakah korelasi antara media pembelajaran dengan
aktivitas belajar siswa pada siswa kelas VIII semester Genap SMPN 1
Singojuruh tahun pelajaran 2014/2015
3.2 Tujuan Minor
a. Untuk mengetahui adakah korelasi antara media pembelajaran dengan

aktivitas belajar siswa di dalam kelas pada siswa kelas VIII semester
Genap SMPN 1 Singojuruh tahun pelajaran 2014/2015
b. Untuk mengetahui adakah korelasi antara media pembelajaran dengan

aktivitas belajar siswa di luar kelas pada siswa kelas VIII semester Genap
SMPN 1 Singojuruh tahun pelajaran 2014/2015

4. Kajian Teori Media Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar


4.1 Media Pembelajaran
4.1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan
mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan
sebagainya (1997:46). Kemudian menurut National Education Associaton
mengungkapkan bahwa Media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras (1999:98). Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri siswa.
4.1.2 Klasifikasi Media Pembelajaran
Rudi Bretz dalam Sadiman, menggolongkan media ke dalam 8 kelas yaitu:
Media audio visual gerak; Media audio visual diam; Media audio semi gerak;
Media visual gerak; Media visual diam; Media semi-gerak; Media audio; dan

4
Media cetak (2009:20). Seels dan Glasgow dalam Arsyad membagi media ke
dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi
mutakhir (2002:47). Sedangkan Thomas dalam Sihkabuden, menggolongkan
media pembelajaran berdasarkan pengalaman, yaitu; pengalaman langsung,
pengalaman tiruan, pengalaman dari kata-kata (2002:37).
Dari beberapa pendapat di atas, klasifikasi media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menimba ilmu.
4.1.3 Perangkat Keras
Menurut Roger S mendefinisikan perangkat lunak sebagai berikut :
Perintah program komputer yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan
unjuk kerja seperti yang diinginkan (2002:10). Jadi, pengertian perangkat
keras adalah perintah program yang berfungsi untuk mengeksekusi.
Perangkat keras komputer atau hardware adalah perangkat pada komputer
yang berbentuk fisik (dapat disentuh). Perangkat komputer sendiri dibedakan
menjadi dua yaitu perangkat keras dan perangkat lunak istilah asingnya yaitu
hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Hardware sendiri
berfungsi dengan baik dikarenakan adanya software sebagai sistem yang
menjalankannya.
4.1.4 Perangkat Lunak
Menurut Melwin mendefinisikan perangkat lunak sebagai berikut:
Berfungsi sebagai pengatur aktivitas kerja komputer dan semua intruksi yang
mengarah pada sistem komputer. Perangkat lunak menjembatani interaksi user
dengan computer yang hanya memahami bahasa mesin (2007:22). Jadi,
pengertian perangkat lunak adalah perintah program yang berfungsi untuk
mengeksekusi.
Perangkat lunak (software) adalah program komputer yang berfungsi
sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan perangkat keras atau sebagai
penerjemah perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk
diteruskan atau diproses oleh perangkat keras. Menurut Saiful Rahman
Dilihat dari fungsinya, perangkat lunak komputer di bagi menjadi beberapa
bagian:

5
a. Sistem operasi adalah perangkat lunak yang mengatur fungsi dasar dari
sebuah komputer. Sistem operasi bertugas melakukan kontrol pada semua
aplikasi program pada komputer termasuk pengaturan perangkat keras dan
sistem input-output. Contoh sistem operasi : Microsoft DOS, Microsoft
Windows, Ubuntu (linux), Macintosh,
b. Microsoft DOS dan Microsoft Windows adalah Sistem operasi mulai
memasuki dunia komputer rumah tangga setelah adanya Microsoft
DOSdari perusahaan software Microsoft
c. Program aplikasi bersifat lebih khusus jika dibandingkan dengan sistem
operasi. Perangkat lunak ini secara khusus menangani kebutuhan
pekerjaan dari pengguna seperti mengetik, membuat tabel, memainkan
musik, memutar video, dan browsing internet atau interkoneksi dengan
sesama komputer local (2012:5-6).
Pada dunia pendidikan, media pembelajaran yang digunakan berupa
perangkat lunak yaitu berupa microsoft office dan power point untuk
keperluan presentasi di dalam proses belajar mengajar.

4.2 Aktivitas Belajar


Menurut Poerwadarminta, aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar
adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar
(2003:23). Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman)
memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara
rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi
(2004:96). Jadi, aktivitas belajar adalah kegiatan belajar yang dilakukan secara
sendiri atau berkelompok.

4.2.1 Aktivitas di Dalam Kelas


1. Masuk sekolah
Masuk sekolah adalah kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan siswa setiap
hari sekolah untuk menjadi murid. Seiring dengan definisi dari masuk
sekolah berkenaan dengan kegiatan aktivitas belajar yaitu visual yang

6
memberikan dorongan untuk mendapatkan ilmu dan tercapai cita-cita
(Hamalik, 2001:120). Yunita Yani menjelaskan bahwa Masuk sekolah
adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kalender pendidikan
untuk masuk kelas (2000:56).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masuk sekolah
adalah aktivitas visual yang dilakukan oleh siswa bertujuan untuk
mencapai cita-cita.
2. Mengikuti ekstrakulikuler
Pengertian ekstrakurikuler Rusli Lutan berpendapat bahwa ekstrakurikuler
adalah: Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses
belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan siswa (1986:72).
Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak
dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan
pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat
atau pendorong perkembangan potensi siswa mencapai tarap maksimum.
Dijelaskan oleh Mulyono bahwa kata Ekstrakurikuler memiliki arti
kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di
luar kurikulum (2008:35).
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada
kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa
baik diluar jam pelajaran wajib yang dianggap sebagai aktivitas belajar
siswa di dalam sekolah.
3. Mencatat
Menurut Djamarah, Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang
tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional
kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun
pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi ceramah, namun
dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat hal-hal yang dianggap
penting (2000:28).
Munandir menyatakan bahwa Catatan merupakan data atau informasi dari
catatan atau rekaman komulatif yang ditafsirkan dengan baik akan
memberikan gambaran lengkap atau komprehensif tentang individu siswa

7
atau klien yang bersangkutan, semua ini berguna untuk maksud
bimbingan, juga pengajaran, seperti untuk memahami individu siswa dan
untuk usaha-usaha bantuan dan pengajaran yang sesuai (2005:29).
Berdasarkan uraian di atas catatan pelajaran yang baik adalah catatan yang
mudah dimengerti oleh otak, diorganisir dalam kepala dan kemudian
ditulis dengan jelas diatas kertas dalam bentuk garis besar. Sehingga
dengan intensitas yang tinggi serta kontinuitas belajar secara
berkesinambungan diharapkan proses pembelajaran dengan mencatat
dapat tercipta dengan baik dan pada gilirannya mereka dapat
memanfaatkan informasi yang telah dicatat untuk masa yang lama.

4.2.2 Aktivitas di Luar Kelas


1. Membaca di Perpustakaan

Menurut Djamarah, Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling


banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
Membaca disini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca
majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar
atau kuliah dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi
(2000:26).
Sulistyo Basuki mengemukakan Perpustakaan adalah kumpulan bahan
cetak dan non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang
tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai (2003:5).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses pengasosiaan huruf, penerjemahan, dan pemahaman makna isi
bacaan dari kumpulan bahan cetak maupun non cetak yang tersusun secara
sistematis.
2. Mengatur waktu
Wina Sanjaya menjelaskan bahwa Seorang anak perlu dibimbing,
diarahkan, dan diperhatikan dalam mengatur waktu untuk belajar agar
dapat berhasil dengan baik prestasi belajarnya. Di samping itu penggunaan
waktu yang baik dan teratur akan membawa anak untuk hidup disiplin dan

8
terencana serta membawa dampak positif terhadap semangat
belajar(2009: 39-40).
The Liang Gie berpendapat bahwa:
membuat dan melakukan jadwal belajar agar dapat mengatur dan
memprioritaskan belajarmu dalam konteks membagi waktu dengan
aktivitas, keluarga, dan lain-lain (1986:101).
Dari kedua uraian di atas bahwa pengaturan waktu belajar yang tepat
adalah dengan mengadakan pengelompokkan waktu yang dan penjatahan
waktu belajar yang tepat, karena dengan mengatur waktu yang tepat
berarti kita menghindari kegagalan belajar.
3. Mengulang pelajaran
Aktivitas mengulang kembali pelajaran merupakan anjuran dari semua
guru karena aktivitas tersebut dapat membantu siswa dalam mendalami isi
materi yang telah disampaikan di sekolah. Selaras dengan penjabaran
pendapat ahli dibawah ini mengenai mengulang pelajaran sebagai berikut:
Djamarah berpendapat, Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta
kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut termasuk aktivitas
belajar. Apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-aktivitas
belajar yang lainnya (2000:56).
Ditambahkan lagi oleh Wina Sanjaya bahwa:
Apabila seorang siswa rutin belajar, pelajaran yang telah diterima akan
membawa pemahaman dan ingatan tahan lama, hal ini sesuai dengan apa
yang diriyatakan, bahwa penting sekali mengadakan resitasi berupa
pengulangan kembali apa yang telah kita tangkap dengan mengucapkan
kata-kata dan kalimat sendiri ataupun berupa dengan perbuatan ikhtisar
mengenal apa yang telah kita pelajari (2009:145).
Dari uraian diatas bahwa mengulang kembali pelajaran adalah dengan
membuka kembali pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan
memahami kembali untuk sampai mengerti sehingga melekat di otak. Hal
ini diharapkan saat ada ujian kita siap.

9
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang menjadi harapan dari peneliti sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Penelitian sebagai latihan awal untuk merealisasikan ilmu-ilmu yang didapat


dari bangku kuliah ke dalam realita kehidupan di masyarakat

b. Bagi SMPN 1 Singojuruh


- Sebagai umpan balik kepada sekolah dalam rangka untuk
meningkatkan mutu sekolah.
- Sebagai umpan balik kepada guru dalam upaya memanfaatkan
fasilitas belajar dalam kegiatan belajar mengajar.
- Sebagai upaya untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa.

c. Bagi Orang Tua


Mendorong para putra putrinya dalam belajar khususnya dalam penyediaan
fasilitas belajar dan disiplin dalam belajar lebih meningkat.

d. Bagi Lembaga Universitas PGRI Banyuwangi


Untuk menambah khasanah atau kekayan perpustakaan untuk referensi
bacaan para dosen dan siswa pada tahapan-tahapan tertentu.

6. Metode Penelitian
6.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian
Metode ini digunakan untuk menentukan lokasi atau daerah yang digunakan
sebagai tempat dilakukannya kegiatan penelitian. Agar peneliti dapat terarah dan
bisa mencapai suatu tujuan yang diharapkan, maka peneliti perlu membatasi
daerah penelitian, selanjutnya mengenai daerah penelitian menurut Sru Adji
Surjadi adalah Daerah penelitian adalah daerah yang dipergunakan sebagai tempat
pelaksanaan penelitian (2001:43).

10
Menurut Suharsimi Arikunto Metode purposive area, artinya daerah dengan
sengaja dipilih berdasarkan tujuan tertentu (2006:139). Berdasarkan pendapat
di atas, maka penulis menunjuk daerah penelitian yang mudah dijangkau yaitu
SMP Negeri 1 Singojuruh.

6.2 Metode Penentuan Responden Penelitian


Sekalipun tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa jumlah sampel
yang harus diambil, tetapi seorang peneliti perlu untuk menetapkan jumlah
sampel yang akan diambil dalam penelitiannya.
Pada penelitian ini pada penentuan responden menggunakan metode
populasi. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (2009:36).
Menurut Margono definisi dari Populasi adalah sejumlah kasus yang
memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti (2007:56). Dari kedua
pendapat di atas dapat disimpulkan populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek atau subyek memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan
peneliti.
Adapun responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
semester Genap SMPN 1 Singojuruh tahun pelajaran 2014/2015 Dimana sampel
penelitian adalah siswa kelas VIII

6.3 Metode Pengumpulan Data


6.3.1 Metode Angket

Antara angket dan quetioner adalah sama kedudukannya. Dalam hal ini
Mohammad Nasir menjelaskan bahwa, Angket atau questioner adalah alat untuk
mengumpulkan data dengan pertanyaan, (2002:245).

11
Menurut Suharsimi Arikunto Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (2002:128).
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi dikemukakan bahwa, Sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (2004:173).
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diartikan bahwa, angket atau
kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan data secara tertulis yang harus
dijawab oleh responden yang dikenai suatu penelitian.
Ditinjau dari bentuk pertanyaan angket dibedakan menjadi dua angket tertutup
dan angket terbuka. Bimo Walgito berpendapat bahwa, Pertanyaan yang tertutup
atau close Question yaitu pertanyaan yang berbentuk dimana responden memilih
jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam question,(2001:65).
Dengan demikian pengertian angket terbuka adalah kebalikan dari angket
tertutup yaitu dimana sipenjawab dalam memberikan jawaban diberikan
kebebasan untuk menguraikan apa yang ada didalam hatinya dan tidak hanya
sekedar memilih jawaban yang telah disediakan oleh si pembuat angket.
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, angket dipergunakan penulis
adalah angket langsung tipe bebas tertutup, maksudnya angket diberikan secara
langsung kepada responden tanpa perantara dan itemnya menggunakan pilihan
yang sudah tersedia. Adapun alasan dalam menggunakan metode angket yaitu :
1. tidak banyak menggunakan tenaga
2. responden dapat menjawab pertanyaan dengan bebas
3. dapat dibagikan secara serentak kepada semua responden.

6.3.2 Metode Interview

Metode interview atau disebut juga metode wawancara adalah sebagai proses
tanya jawab lisan dalam makna dua orang atau lebih. Berhadap hadapan secara
fisik , yang

12
satu mendengarkan dengan telinga sendiri merupakan alat pengumpulkan
informsi yang langsung tentang beberapa jenis data sosial baik yang ter latent
maupun yang manifest.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode interview secara langsung dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi secara jelas serta untuk membina hubungan
kekeluargaan yang lebih baik.
Sehubungan dengan pengertian observasi, Kartini Kartono mengemukakan
bahwa: Observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena
sosial dan gejala gejala psikologis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
(2000:200)
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, menyatakan bahwa Observasi adalah
merupakan metode ilmiah yang diartika sebagai pengamatan dengan sistematis
fenomena fenomena yang diselidiki (2006:136).
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi langsung dengan cara
datang ketempat penyelidikan secara langsung dalam mencari informasi data.
6.3.3 Metode Dokumenter

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengutip


sumber catatan yang telah ada. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi
menurut Arikunto, Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya (2002:135).
Tehnik pengumpulan data di dapat dengan cara meneliti hal-hal yang tertulis
atau sudah didokumentasikan, dalam hal ini peneliti datang langsung ketempat
penelitian dalam rangka mengumpulkan informasi yang perlu didapat dengan
melihat dan menyalin data berdasarkan dokumen dokumen yang ada di tempat
dilakukannya penelitia
7. Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 2 macam yaitu metode data statistik dan
metode data non statistik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik
atau metode analisa statistik. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisa

13
data adalah tekhnik Hubungan Product moment. Sedang didalam menganalisa
data, menggunakan rumus :
( x)( y)
xy -
N
rxy =
( x) (y)
( x - ) ( (y - )
N N
Keterangan :
Rxy = Koevisien Hubungan variable x dan y
N = Jumlah Responden
x = Jumlah Variabel x
x 2
= Jumlah kuadrat masing masing variable x
(x)2 = Kuadrat Jumlah variable x
y = Jumlah Variabel y
y 2
= Jumlah kuadrat masing masing variable y
(y)2 = Kuadrat Jumlah variable y
xy = Jumlah perkalian setiap kasus variable x dan y

8. Alokasi Kegiatan Penelitian


Juni Juli Agustus
NO Bentuk Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Membuat Judul
2 Pengajuan Judul
3 Membuat Matrik
4 Pengajuan Proposal

14
5 Pengumpulan Data
6 Pengajuan Bab I
7 Pengajuan Bab II
8 Pengajuan Bab III
9 Pengajuan Bab IV
10 Pengajuan Bab V

15
RINCIAN BIAYA PENELITIAN

PENGELUARAN

I. Persiapan Penelitian

1. Administrasi penelitian ( Pengurusan surat Ijin ) Rp. 50.000,-

2. Mempersiapkan buku literatur Rp. 500.000,-

II. Kegiatan Penelitian

1. Transport Peneliti Rp. 50.000,-

2. Biaya Pengetikan Rp. 80.000,-

3. Amplop Rp. 10.000,-

4. Biaya Penggandaan Rp. 40.000,-

5. Sampul / Penjilidan Rp. 10.000,-

6. Laporan Penelitian Rp. 400.000,-

7. Biaya Lain Lain Rp. 20.000,-


JUMLAH Rp. 1.110.000,-

DAFTAR PUSTAKA

16
Arief S Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Latuheru

Arif, Zaenudin dan W.P.Napitupulu. 1985. Pedoman Baru Menyusun Bahan


Belajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Asmin, Tesis.2001.Konsep Pembelajaran Untuk Orang Dewasa (Andragogik),


Program Pasca Sarjana UNJ.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran, Penerbit Raja Grafindo Persada,


Jakarta.
Furchan A. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hafidz, Hasan. 1989. Dasar-Dasar Guruan dan Ilmu Jiwa. Solo: Ramadhani.

John D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar


Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud &P2 LPTK.

Kartono, Kartini. 1977. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Alumni.


Nasution. 2000. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian.
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Rochman Natawijaya. 1979. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Bunda Karya.
Rudi, M. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Coopeerative
Learning) Berlandaskan Teori Konstruktivisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung H., dan Rahardjito. 2007. Media
Pendidikan-pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Penerbit Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina, 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT
Rineka Cipta.

Setyosari, Punaji, Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran.


Malang : Elang Press

17
Sukmadinata, Nana, Syaodih,. 2004. Landasan Psikologis Proses Guruan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Sutoyo Imam Utoyo. 1979. Kedisiplinan dalam Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Moh. Uzer.1998. Menjadi guru professional. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.

Ulysses Ronquillo. 2010. Media Pembelajaran Efektif Siswa.


http//www.cookmedical.com. /ir/search.do.

18

Anda mungkin juga menyukai