Anda di halaman 1dari 7

PROFIL STATUS IMUNISASI DASAR BAYI DI PUSKESMAS PANIKI DAN

PUSKESMAS BAHU MANADO TAHUN 2015


1
Deni Salmon, 1Richie Ciandra, 1Indha Hasra, 1Ruth Sihotang, 1Elia R. Stephano, 1Rachel
Monginsidi, 1Yunita Moniaga, 1Yoas Simangunsong, 2Iyone E.T. Siagian, 2Henry M.F.
Palandeng.
1)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado

Abstrak: Imunisasi merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat yang paling efektif.
Program imunisasi nasional pada anak sangat efektif untuk mencegah penyakit dan kematian
dari penyakit menular seperti campak, polio dan meningitis. Rendahnya rata-rata angka
imunisasi di Indonesiayang dilaporkan UNICEF disebabkan beberapa daerah memiliki angka
cakupan imunisasi yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status
imunisasi dasar pasien anak Bayi pengunjung Puskesmas Paniki dan Puskesmas Bahu
Manado tahun 2015. Desain penelitian adalah deskriptif. Analisis univariat digunakan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan cakupan imunisasi dasar Bayi di puskesmas Paniki dan
puskesmas Bahu Manado tahun 2015.
Kesimpulan: Cakupan imunisasi dasar untuk BCG dan campak sangat tinggi > 90%
sedangkan cakupan imunisasi dasar untuk DPT1+HB1, DPT3+HB3 dan polio masih rendah
<90%.
Kata Kunci: Profil, Imunisasi, Bayi.

Abstract: Immunisation is one of the most effective choice for public health. National
immunisation program for infant is very effective to prevent diseases and death from
infetctious diseases such as measles, polio and meningitis. The low average of immunisation
in Indonesia is reported by UNICEF because in some areas of indonesia still have a low
scope of immunisation. The aim of this research is to know the status of the primary
immunisation for toddlers patients from Paniki health centre and Bahu health centre Manado
2015. The design of this research is descriptive. The univariat analysis is used to describe the
scope of primary immunisation for toddlers in the Health Centre of Paniki as well as in the
Health Centre of Bahu Manado in 2015.
In conclusion: the scope of the primary immunisation for BCG and measles is very high >
90% wherease the scope for the primary immunisation for DPT1+ HB1, DPT3+HB3 and
polio still low <90%.
Keywords: Profile, Immunisation, infant

1
PENDAHULUAN penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), yaitu tuberkulosis,
Kesehatan Masyarakat lebih difteri, pertusis, campak, polio, tetanus
menekankan pada upaya promotif dan serta hepatitis B. Menurut Keputusan
preventif, selain itu program imunisasi Menteri Kesehatan RI Nomor
merupakan sub sistem dari system 1611/MENKES/SK/XI/2005, program
pelayanan imunisasi merupakan upaya pengembangan imunisasi mencakup satu
yang penting dalam mencegah penyakit kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga
kali imunisasi DPT-HB, empat kali
serta merupakan public good (barang
imunisasi polio, dan satu kali imunisasi
public) karena manfaatnya dapat dirasakan campak. Imunisasi BCG diberikan pada
langsung oleh seluruh masyarakat Bayi umur kurang dari tiga bulan;
pelayanan imunisasi sebagai salah upaya imunisasi polio pada Bayi baru lahir, dan
preventif untuk mencegah penyakit tiga dosis berikutnya diberikan dengan
melalui pemberian dan kekebalan tubuh jarak paling cepat empat minggu;
yang harus dilaksanakan sesuai dengan imunisasi DPT-HB pada Bayi umur dua
bulan, tiga bulan empat bulan dengan
standar, sehingga mampu memberikan
interval minimal empat minggu; dan
perlindungan kesehatan dan dapat imunisasi campak paling dini umur
memutus mata rantai penularan, yang sembilan bulan.2
dilakukan pada usia Bayi maupun pada
UNICEF menyebutkan bahwa di
orang dewasa.1
Indonesia rata-rata angka imunisasi hanya
Angka kematian bayi dan balita 72%. Artinya, angka di beberapa daerah
yang tinggi di Indonesia menyebabkan sangat rendah. Ada sekitar 2400 anak di
turunnya derajat kesehatan masyarakat. Indonesia meninggal setiap hari termasuk
Masalah ini mencerminkan perlunya yang meninggal karena sebab-sebab yang
keikutsertaan Pemerintah di tingkat seharusnya dapat dicegah seperti
nasional untuk untuk mendukung dan tuberkulosis, campak, pertusis, difteri dan
mempertahankan pengawasan program tetanus.Tidak semua Bayi dapat diketahui
imunisasi di Indonesia. Untuk terus status imunisasinya (missing). Hal ini
menekan angka kematian bayi dan balita, disebabkan beberapa alasan, yaitu ibu lupa
program imunisasi ini terus digalakkan anaknya sudah diimunisasi atau belum, ibu
Pemerintah Indonesia. Namun, ternyata lupa berapa kali sudah diimunisasi, ibu
program ini masih mengalami hambatan, tidak mengetahui secara pasti jenis
yaitu penolakan dari orang tua. Penolakan imunisasi, catatan dalam KMS/ buku KIA
orang tua dalam pemberian imunisasi ini tidak lengkap/tidak terisi, tidak dapat
dikarenakan anggapan yang salah yang menunjukkan karena hilang atau tidak
berkembang di masyarakat tentang disimpan oleh ibu.3
imunisasi, tingkat pengetahuan yang
Dengan demikian masih terdapat
rendah, dan kesadaran yang kurang
masalah dalam cakupan imunisasi.
terhadap imunisasi.1,2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Program imunisasi dilaksanakan di status imunisasi dasar pasien anak Bayi
Indonesia sejak tahun 1956. Kementerian pengunjung Puskesmas Paniki dan
Kesehatan melaksanakan Program Puskesmas Bahu Manado tahun 2015.
Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak
dalam upayamenurunkan kejadian

2
METODE
Berdasarkan tabel 2, Imunisasi BCG
Penelitian ini dilakukan di dua puskesmas merupakan imunisasi yang paling sering
Kota Manado yaitu puskesmas Paniki dan diberikan sebanyak 682 (94%) dari total
puskesmas Bahu. Desain penelitian yang Bayi dan DPT3-HB3 didapatkan
digunakan adalah deskriptif. Populasi persentase pemberian imunisasi terendah
target adalah seluruh Bayi di wilayah kerja 463 (66,0%) dari total Bayi.
puskesmas Paniki dan puskesmas Bahu Tabel 2. Gambaran Imunisasi Di
tahun 2015 yaitu terdapat 1189 Bayi. Puskesmas Paniki Bawah
Sampel diambil dari seluruh Bayi secara
purposive sampling. Subjek penelitian Persentase
Imunisasi Jumlah Bayi
yang memenuhi kriteria inklusi; seluruh (%)
Bayi yang melakukan imunisasi dasar. DPT1-HB1 520 74,1
Analisis univariat digunakan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan DPT3-HB3 463 66,0
cakupan imunisasi dasar Bayi di Campak 656 93,4
puskesmas Paniki dan puskesmas Bahu.
BCG 682 94

HASIL PENELITIAN Polio 484 66,76

Berdasarkan tabel 1, secara keseluruhan


responden Bayi di wilayah kerja Berdasarkan tabel 3, secara keseluruhan
Puskesmas Paniki Bawah yang berjenis responden Bayi di wilayah kerja
kelamin laki-laki didapatkan berjumlah Puskesmas Bahu yang berjenis kelamin
371 dan responden yang berjenis kelamin Laki-laki total didapatkan jumlah 232
perempuan didapatkan 354 Bayi. Bayi, perempuan didapatkan 232 Bayi dan
Tabel 1. Distribusi Bayi Di Wilayah Kerja total Bayi secara keseluruhan didapatkan
Puskesmas Paniki Bawah 464 Bayi.
Jumlah Bayi Tabel 3. Distribusi Bayi Di Wilayah Kerja
Kelurahan Puskesmas Bahu
L P L+P
Jumlah Bayi
Kairagi Satu 42 40 82 Kelurahan
L P L+P
Kairagi Dua 92 87 179
Winangun 1 58 58 116
Paniki Bawah 90 86 176
Winangun 2 25 26 51
Paniki Satu 31 29 60
Batu Kota 26 29 55
Paniki Dua 47 44 91
Kleak 43 45 88
Lapangan 27 28 55
Bahu 80 74 154
Mapanget Barat 42 40 82
Total 232 232 464
Total 371 354 725

3
Berdasarkan tabel 4, Imunisasi BCG Persentase
Imunisasi Jumlah Bayi
merupakan imunisasi yang paling sering (%)
diberikan sebanyak 463 (99,7%) dari total
DPT1-HB1 111 23,9
Bayi diwilayah kerja puskesmas Bahu,
diikuti polio 96,9%, campak 96,3%, DPT3-HB3 110 23,7
DPT1-HB1 dan DPT3-HB3 didapatkan Campak 447 96,3
persentase pemberian imunisasi terendah
BCG 463 99,7
yaitu, 111 (23,9%) dan 110 (23,7%) dari
total Bayi. Polio 450 96,9

Tabel 4. Gambaran Imunisasi Di


Puskesmas Bahu

Tabel 5. Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Menurut Jumlah Bayi dan Kelurahan Kerja
Puskesmas Paniki Bawah
IMUNISASI

Jumlah DPT1+HB1 DPT3+HB3 Campak BCG Polio


Kelurahan
Bayi n % n % n % n % N %
Kairagi satu 82 55 69,6 47 59,5 70 88,6 62 76 47 57,3
Kairagi dua 179 106 60,2 95 54,0 175 99,4 154 86 103 57,5
Paniki Bawah 176 136 80,0 135 79,4 201 118,2 180 102 140 79,5
Paniki Satu 60 44 75,9 44 75,9 52 89,7 46 77 45 75,0
Paniki Dua 91 59 66,3 50 56,2 67 75,3 75 82 51 56,0
Lapangan 55 53 96,3 38 74,5 65 127,5 78 142 42 76,4
Mapanget Barat 82 67 84,8 54 68,4 101 127,8 87 106 56 68,3
Total 725 520 74,1 463 66,0 731 104,1 682 94 484 66,7

4
Tabel 6. Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Menurut Jumlah Bayi dan Kelurahan Kerja
Puskesmas Bahu
IMUNISASI
Kelurahan Jumlah DPT1+HB1 DPT3+HB3 Campak BCG Polio
Bayi
n % n % n % n % n %
Winangun satu 116 19 16,3 15 12,9 112 96,5 108 93,1 108 93,1
Winangun dua 51 16 31,3 20 39,2 49 96,0 58 113,7 54 105,8
Batu Kota 55 16 29 14 25,4 53 96,3 60 109,0 54 98,1
Kleak 88 19 21,5 17 19,3 85 96,5 84 95,4 84 95,4
Bahu 154 41 26,6 44 28,5 148 96,1 153 99,3 150 97,4
Total 464 111 23,9 110 23,7 447 96,3 463 99,7 450 96,9

PEMBAHASAN kali imunisasi DPT-HB, empat kali


imunisasi polio, dan satu kali imunisasi
Imunisasi adalah salah satu upaya
campak. Imunisasi BCG diberikan pada
kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
bayi umur kurang dari tiga bulan;
kekebalan tubuh danpemberantasan
imunisasi polio pada bayi baru lahir, dan
penyakit menular. Pemberian imunisasi
tiga dosis berikutnya diberikan dengan
pada Bayi tidak hanya memberikan
jarak paling cepat empat minggu;
pencegahan terhadap anak tersebut, tetapi
imunisasi DPT-HB pada bayi umur dua
akan memberikan dampak yang jauh lebih
bulan, tiga bulan empat bulan dengan
luas karena akan mencegah terjadinya
interval minimal empat minggu; dan
penularan yang luas dengan adanya
imunisasi campak paling dini umur
peningkatan imunitas (daya tahan tubuh
sembilan bulan.
terhadap penyakit tertentu) secara umum
di masyarakat. Dimana, jika terjadi wabah BCG merupakan imunisasi yang
penyakit menular, maka hal ini akan paling sering diberikan kepada Bayi
meningkatkan angka kematian Bayi dan mencapai 682 (94%) dari total Bayi di
Bayi.4 puskesmas paniki bawah. Sedangkan di
puskesmas Bahu mencapai 463 (99,7%)
Kementerian Kesehatan
dari total Bayi. Data tersebut sama dengan
melaksanakan Program Pengembangan
data pemberian imunisasi BCG di Kota
Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya
Depok tahun 2010 yaitu > 90%. Hasil ini
menurunkan kejadian penyakit yang dapat
sesuai dengan data RISKESDAS tahun
dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu
2013 yang menyatakan persentase
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak,
imunisasi BCG untuk Provinsi Sulawesi
polio, tetanus serta hepatitis B. Menurut
Utara mencapai 97,3%. Tingginya
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
persentase pemberian imunisasi BCG
1611/MENKES/SK/XI/2005, program
merupakan wujud dari kepedulian dan
pengembangan imunisasi mencakup satu
pemahaman orang tua Bayi tentang
kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga

5
pentingnya imunisasi untuk buah hati atau balitanya, terdapat kepercayaan
mereka.2,5 didalam diri seseorang mengenai bayangan
akan dampak buruk yang akan terjadi
Hasil penelitian di wilayah kerja
setelah pemberian imunisasi, sehingga
puskesmas paniki bawah menunjukkan
dengan adanya kepercayaan tersebut dapat
masih ada jenis imunisasi yang
menimbulkan tradisi yang berakibat tidak
cakupannya masih di bawah 90% yaitu
diberikannya imunisasi pada bayi atau
DPT 1 dan hepatitis B 1 masing-masing
balitanya. Kurangnya informasi yang
74,1%, DPT 3 dan hepatitis B 3 masing-
didapat juga menyebabkan kurangnya
masing 66,0% dan Polio hanya mencapai
pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar
66,67%. Sedangkan hasil penelitian di
balita. Informasi akan memberi pengaruh
wilayah kerja puskesmas Bahu jenis
pada pengetahuan seseorang
imunisasi DPT 1 dan hepatitis B 1
mencapai 29,1%, DPT 3 dan hepatitis B 3 Tenaga kesehatan perlu
mencapai 23,7% dan polio mencapai memotivasi, memberikan penyuluhan yang
96,9%. Hasil ini berbanding terbalik efektif, dan memberikan info-info yang
dengan data RISKESDAS 2013 yang relevan mengenai pelayanan imunisasi
menunjukkan data DPT3 dan Hepatitis B3 dasar agar orang tua tidak merasa khawatir
mencapai persentase 83,3% dan polio terhadap anaknya setelah dilakukan
81,4% karena persentase imunisasi polio di tindakan imunisasi yang dapat
puskesmas paniki bawah hanya 66,67%. menyebabkan anak menjadi panas,
Hasil ini sesuai dengan data dari PPM-PL bengkak di tempat penyuntikan dll setelah
Departemen Kesehatan tahun 2004 kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).6
menunjukkan bahwa distribusi pencapaian
Hasil penelitian didapatkan data
cakupan DPT3 50-89% masih tampak imunisasi campak di wilayah kerja
hampir di setiap provinsi di Indonesia.2,3 puskesmas paniki mencapai 93,4% dan
Rendahnya angka imunisasi DPT puskesmas bahu mencapai 96,3%. Hasil
1+ Hepatitis B 1, DPT 3+ Hepatitis B 3 ini sesuai dengan data RISKESDAS 2013
dan Polio disebabkan karena berbagai bahwa persentase imunisasi dasar
alasan yang dikemukakan orang tua untuk khususnya imunisasi campak di Provinsi
tidak melengkapi imunisasi sebagian besar Sulawesi Utara yaitu 94,4%. Hasil ini juga
adalah anak sering sakit (misalnya demam sesuai dengandata dari PPM-PL
dan batuk/pilek), dan masih ada yang Departmen Kesehatan tahun 2004,
menyatakan karena cemas/takut dan tidak menunjukkan cakupan campak di Jakarta,
tahu sehingga menjadi penyebab Jawa Barat dan Maluku sudah > 90%
rendahnya cakupan imunisasi dasar sedangkan di Banten sudah > 80%.2,3
terutama di wilayah kerja puskesmas.3 Status imunisasi campak setiap
Menurut penelitian yang dilakukan individu akan berpengaruh terhadap
Adzaniyah dan Catharina menyatakan perlindungan kelompok dari serangan
bahwa tradisi juga berpengaruh terhadap penyakit campak di wilayah tersebut
kelengkapan imunisasi bayi, Hal ini dapat karena vaksinasi campak dapat menekan
terjadi karena di dalam tradisi yang tidak angka kesakitan penyakit campak. Oleh
terbiasa memberikan imunisasi pada bayi karena itu, imunisasi campak rutin pada

6
anak Bayi harus tetap dilakukan dengan kelengkapan imunisasi dasar di
metode yang lebih optimal, selain itu perlu Kelurahan Krembangan Utara.
adanya program-program tambahan seperti Jurnal Berkala Epidemiologi.
Catch Up Campaign Campak, Crash 2014.2:59-70.
program Campak dan imunisasi rutin 2. Balitbang Kemenkes RI. 2013.
tambahan pada anak kelas 1 SD yang Riset Kesehatan Dasar;
dikenal dengan istilah BIAS (bulan RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
imunisasi anak sekolah) campak. Kemenkes RI.
3. Juniatiningsih A, Soedibyo S.
Profil Status Imunisasi Dasar Bayi
SIMPULAN di Poliklinik Umum Department
Cakupan imunisasi dasar untuk Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit
BCG dan campak sangat tinggi > 90% Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari
sedangkan cakupan imunisasi dasar untuk Pediatri. 2007;9:121-6.
DPT1+HB1, DPT3+HB3 dan polio masih 4. Karina A.N, Warsito B.
rendah <90%. Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Bayi. 2012;1:30-5.
SARAN
5. Dwiastuti P, Prayitno N. Faktor-
Diperlukan upaya dari Dinas faktor yang berhubungan dengan
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara bekerja pemberian imunisasi BCG di
sama dengan puskesmas terkait untuk
lebih memperhatikan cakupan imunisasi wilayah puskesmas UPT
dasar untuk Bayi dan Bayi di setiap Cimanggis Kota Depok Tahun
wilayah kerja puskesmas.Diharapkan 2010. 2013;5:36-41.
peran masyarakat terutama orang tua agar 6. Lestari R.I, Masruroh S. Hubungan
lebih peduli terhadap buah hati mereka pengetahuan ibu tentang imunisasi
untuk pemberian imunisasi sesuai jadwal dasar lengkap dengan praktek
yang diberikan agar dapat mencegah
imunisasi dasar lengkap Bayinya di
penyakit melalui imunisasi.Untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dilakukan wilayah kerja puskesmas Pegandon
penelitian dengan menggunakan variabel Kec Pegandon Kab. Kendal. Jurnal
lain yang tidak diteliti oleh peneliti namun 7. Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska
secara teori berhubungan imunisasi dasar. Kendal. 2012;2:1-14.
8. Nurani D.S, Ginanjar P, Dian L.
Gambaran Epidemiologi Kasus
DAFTAR PUSTAKA
Campak Di Kota Cirebon Tahun
1. Rahmawati A.I, Chatarina U.W. 2004-2011. JKM. 2012;1:293-30
Faktor yang mempengaruhi

Anda mungkin juga menyukai

  • Perangkat Keras Komputer 1
    Perangkat Keras Komputer 1
    Dokumen13 halaman
    Perangkat Keras Komputer 1
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Aaaa
    Aaaa
    Dokumen3 halaman
    Aaaa
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR ISI Hana Ciandra
    DAFTAR ISI Hana Ciandra
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR ISI Hana Ciandra
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Ginjal
    Fungsi Ginjal
    Dokumen3 halaman
    Fungsi Ginjal
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen29 halaman
    Bab I Pendahuluan
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Etika Profesi
    Etika Profesi
    Dokumen1 halaman
    Etika Profesi
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Telinga
    Telinga
    Dokumen21 halaman
    Telinga
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • BPH-KATETER
    BPH-KATETER
    Dokumen25 halaman
    BPH-KATETER
    gitaaryanti
    Belum ada peringkat
  • Chapter I
    Chapter I
    Dokumen4 halaman
    Chapter I
    Muh Firdaus Burhan Utha
    Belum ada peringkat
  • Tes 3
    Tes 3
    Dokumen21 halaman
    Tes 3
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Phbs Dan Kia
    Phbs Dan Kia
    Dokumen34 halaman
    Phbs Dan Kia
    Sutanta
    Belum ada peringkat
  • Referat Neurologi
    Referat Neurologi
    Dokumen8 halaman
    Referat Neurologi
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Hana Natasya Ciandra
    Hana Natasya Ciandra
    Dokumen24 halaman
    Hana Natasya Ciandra
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • ANATOMI GANGLIA BASALIS Edit
    ANATOMI GANGLIA BASALIS Edit
    Dokumen7 halaman
    ANATOMI GANGLIA BASALIS Edit
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Lapkas Edit
    Lampiran Lapkas Edit
    Dokumen3 halaman
    Lampiran Lapkas Edit
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Tiki
    Tiki
    Dokumen453 halaman
    Tiki
    Farah
    Belum ada peringkat
  • 1249 2365 1 PB
    1249 2365 1 PB
    Dokumen11 halaman
    1249 2365 1 PB
    Arbiarso Wijatmoko
    Belum ada peringkat
  • Lapkas KET
    Lapkas KET
    Dokumen23 halaman
    Lapkas KET
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen24 halaman
    Bab 2
    Rifa Roazah
    Belum ada peringkat
  • SPPD Internsip
    SPPD Internsip
    Dokumen1 halaman
    SPPD Internsip
    Resti Fratiwi Fitri
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Ganglia Basalis Edit
    Anatomi Ganglia Basalis Edit
    Dokumen7 halaman
    Anatomi Ganglia Basalis Edit
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Anastesi
    Daftar Pustaka Anastesi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Anastesi
    richie_ciandra
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Tidur Anak
    Perkembangan Tidur Anak
    Dokumen7 halaman
    Perkembangan Tidur Anak
    RinoldyPutraMangiri
    Belum ada peringkat