Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI STANDAR PENGELOLAAN SUMBER

DAYA TEKNOLOGI INFORMASI GUNA MENDUKUNG


TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
DI LEMBAGA PEMERINTAHAN
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., MT.

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Disajikan pada:
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februari 2016
Latar Belakang

Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance)


dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan (clean government).
Melalui pengembangan dan pemanfaatan e-Government maka dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintahan.
Pemerintah Indonesia melalui Direktorat e-Government, Direktorat
Jenderal Aplikasi Telematika, Kementerian Komunikasi dan Informatika
secara rutin sejak tahun 2007 melakukan pemeringkatan implementasi e-
Government di Indonesia (PeGI).
Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur merupakan yang terbaik di Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2013 dan Kota Pekalongan di Provinsi Jawa Tengah merupakan yang
terbaik di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014.
Latar Belakang

Terlihat bahwa 2 lembaga pemerintahan ini mampu mengoptimalkan


sumber daya TI yang tersedia dalam rangka pelaksanaan berbagai fungsi
pemerintahan.
Kondisi ideal ini terjadi karena lembaga pemerintahan ini menjalankan
secara konsisten beberapa prinsip utama dalam tata kelola TI.
Keselarasan antara tujuan organisasi dengan pemanfaatan secara
optimal sumber daya TI yang meliputi aspek informasi, aplikasi,
infrastruktur dan sumber daya manusia terbukti dari pencapaian
pengukuran kinerja e-Government berdasarkan dimensi penilaian PeGI.
Latar Belakang

Masih banyak Kabupaten/Kota di Indonesia yang belum mampu


mengoptimalkan sumber daya TI yang ada untuk mencapai tujuan dan
sasaran penerapan e-Government.
Berdasarkan E-Government Readiness Index (EGDI) yang dipublikasikan
oleh United Nations Public Administration Programme (UNPAP) pada
tahun 2010, Indonesia berada pada posisi 109.
EGDI merupakan ukuran gabungan dari kapasitas dan kemauan negara
untuk menggunakan e-Government untuk pengembangan ICT yang
dipimpin.
Nilai indeks pembangunan e-Government Indonesia adalah 0,4026, atau
lebih rendah dari nilai tahun sebelumnya yang 0,4107. Nilai ini masih di
bawah rata-rata Asia Tenggara yaitu 0,4290 dan di bawah rata-rata dunia
0,4514
Latar Belakang
Berbagai model tata kelola TI sudah banyak diperkenalkan dan
digunakan oleh berbagai organisasi dalam menjamin termanfaatkannya
sumber daya TI secara optimal.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan panduan tata kelola TI
nasional bagi seluruh instansi pemerintah di Kementerian atau LPNK di
tingkat pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota melalui Permen Kominfo
No. 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola
Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional
Framework COBIT dapat menjadi acuan kontrol standar sebuah tata
kelola TI yang digunakan di sebuah organisasi. Framework COBIT adalah
sebuah model atau kerangka kerja untuk mengendalikan sebuah
lingkungan tata kelola TI, dalam hal ini framework COBIT dapat
membantu manajemen organisasi pemerintah daerah untuk mengetahui
dan mengendalikan resiko bisnis akibat penerapan TI
Latar Belakang

Framework COBIT menjadi pedoman yang dapat diandalkan untuk


mengelola TI dalam rangka menunjang kinerja dan proses bisnis
organisasi khususnya lembaga pemerintahan, selain itu juga
membantu auditor, pengguna dan manajemen untuk menjembatani
gap antara resiko bisnis, kebutuhan pengendalian dan permasalahan
teknis TI yang muncul.
Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini dilakukan dalam rangka
menghasilkan suatu panduan tata kelola TI yang merupakan
gabungan antara kerangka yang berlaku secara universal yaitu
COBIT dengan pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) serta
beberapa praktek terbaik di lembaga pemerintahan di Indonesia
yang berhasil menjalankan e-Government.
Contoh praktek terbaik pada lembaga pemerintahan untuk melihat
aspek kelembagaan dalam kerangka tata kelola TI
Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah sebagai berikut:


Meningkatkan kinerja sumber daya TI berdasarkan data ketersediaan
sumber daya TI di lembaga pemerintahan.
Mengoptimalkan tata kelola TI sesuai dengan renstra TI organisasi di
lembaga pemerintahan.
Tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut:
Membuat dokumen panduan standar pengelolaan sumber daya TI
berdasarkan standar framework COBIT dan PeGI yang mengatur
informasi, infrastruktur, manusia, dan aplikasi.
Membuat dokumen panduan tata kelola TI yang spesifik dan identik
bagi setiap SKPD di masing-masing pemerintah daerah.
Tahapan Penelitian
Hasil Penelitian

Pada tahap ini dilakukan persiapan penelitian berupa identifikasi hasil


Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) pada tahun 2013 dan
2014, serta melakukan analisa dokumen rencana strategis TI yang
dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Kota
Pekalongan. Kegiatan ini terbagi menjadi 2 (dua) aktifitas yaitu
identifikasi hasil PeGI untuk Kota Surabaya dan Kota Pekalongan.
Meskipun tidak mendapat data lengkap hasil pemeringkatan
dikarenakan data bersifat rahasia dan yang dikeluarkan Direktorat e-
Government hanya indeks saja, akan tetapi tim berhasil mendapat
informasi komponen detail dari PeGI tersebut. Indikator detail yang
dinilai sebagai komponen yang akan menjadi nilai untuk setiap dimensi.
Semua dimensi dinilai sama dan berdasarkan kriteria penilaian PeGI.
Hasil Penelitian

Pada tahap ini dilakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian yaitu di pemerintah Kota Surabaya
pada tanggal 15 April 2015 dan ke pemerintah Kota Pekalongan pada tanggal 22 April 2015. Tim peneliti
mengadakan wawancara terstruktur dan kelompok diskusi terfokus dengan narasumber dari Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan.
Selain itu tim peneliti mengunjungi beberapa fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing pengelola TI
seperti ruang data center dan infrastruktur lainnya. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar
pertanyaan yang terkait dengan tata kelola TI dari perspektif teori kelembagaan sebagaimana hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jacobson (2009). Penggunaan teori kelembagaan dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan penting yang ingin digali dari 2 lokasi penelitian ini yaitu
a). Bagaimana tata kelola TI seharusnya berjalan?
b). Apakah ada hubungan antara tata kelola TI dengan kinerja TI? Dan
c). Bagaimana perubahan tata kelola TI disepanjang waktu? 3 (tiga) pertanyaan utama ini yang digali oleh
para peneliti dalam kerangka optimalisasi sumber daya TI sebagaimana yang ada pada kerangka COBIT.
Hasil pengumpulan data sementara dianalisis bersama dengan hasil analisa dokumen yang telah
dilakukan pada kegiatan 1. Hasil analisis sementara disusun untuk kemudian dipublikasikan pada
publikasi hasil penelitian ini. Hasil publikasi berupa artikel rencananya akan dimasukkan pada konferensi
internasional yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 ini.
Hasil Penelitian

Saat ini tim sementara berada pada kegiatan 3 dan 4 yaitu pemilihan
standar tata kelola TI berdasarkan best practice internasional menurut
framework COBIT dan PeGI yang akan dipersiapkan sebagai panduan
dan standar pengelolaan sumber daya TI untuk pengelolaan informasi,
infrastruktur, manusia, dan aplikasi di lembaga pemerintahan di
Indonesia. Selain kerangka COBIT dan PeGI yang telah baku dan sudah
ditentukan oleh masing-masing lembaga yang mengeluarkannya,
panduan yang sementara disusun ini mengadopsi beberapa praktek
terbaik yang ditemukan pada saat pengumpulan data di Kota Surabaya
dan Kota Pekalongan. Misalnya pemanfaatan aspek norma keagamaan
di Kota Pekalongan dalam menerapkan Free Open Source System
(FOSS), dimana Walikota mengambil filosofi Islam yang mengatakan
bahwa Menggunakan Produk Hallal akan Mendapatkan
Barokah/Berkat.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan diimplementasikan


maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: penerapan tata kelola TI
di lembaga pemerintahan khususnya di Pemerintah Kota Surabaya dan
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan dipengaruhi oleh aspek
kepemimpinan seperti penerapan kebijakan dan aturan terhadap standar
pengelolaan TI di pemerintahan. Indikator keberhasilan penerapan tata kelola
TI ini adalah apabila pemerintah terkait (Bappeda dan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika) menggunakan panduan tata kelola TI dalam
setiap aktivitas perencanaan strategis, evaluasi kinerja, dan kajian kelayakan
investasi TI. Beberapa temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, antara lain:
(1) kurangnya SDM teknis TI di setiap organisasi,
(2) keterbatasan infrastruktur TI dalam mendukung implementasi aplikasi SI,
dan
(3) belum adanya panduan atau standar terhadap tata kelola TI.

Anda mungkin juga menyukai