DOSIS Perhitungan
DOSIS Perhitungan
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak etanol daun
kumis kucing.
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah:
1. Volume udem kaki tikus.
2. Ketebalan udem telinga tikus.
3. Penurunan serapan plasma.
4. Waktu pendarahan tikus.
c. Variabel terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah:
1. Pemilihan tikus: galur, kondisi, jenis kelamin, umur, berat badan tikus
2. Pemilihan herba: tempat tumbuh, waktu pemanenan, dan bagian
tanaman yang digunakan.
C. Definisi Variabel Operasional
1. Ekstrak etanol daun kumis kucing merupakan ekstrak yang diperoleh dari
penyarian daun kumis kucing menggunakan etanol 70%.
2. Pengukuran uji aktivitas antiinflamasi dan antiagregasi platelet adalah
pengukuran dengan menggunakan perhitungan volume udem kaki tikus,
pengukuran ketebalan udem telinga tikus, penurunan serapan plasma, dan
waktu pendarahan tikus.
3. Dosis ekstrak yang digunakan sebagai perlakuan yaitu 100 mg/kgBB, 500
mg/kgBB dan 2500mg/kgBB.
4. Galur tikus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis galur wistar.
5. Umur tikus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu antara 2-3 bulan.
6. Bobot tikus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 150-250 gram.
7. Tikus yang digunakan dalam penelitian yaitu tikus jantan.
D. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian adalah daun kumis
kucing, natrium diklofenak (Phapros) dan aspirin (Phapros) sebagai kontrol
positif. Bahan kimia yang digunakan meliputi :etanol 70% (Brataco),NaCl
0,9 % (Brataco), EDTA, CMC-Na , karagenin, asam arakhidonat(Sigma,
Singapore) dan tikus sebagai hewan uji.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat-alat gelas
laboratorium, maserator, pengaduk kaca, kain saring, cawan penguap,
sudip, penangas air,pipet ukur, neraca analitik,pleistimograf, kertas saring
whatman,microplate reader (Bio Red, Jepang).
E. Cara Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2012 di
Laboratorium Biologi Farmasi dan Laboratorium Farmakologi Universitas
Muhamadiyah Purwokerto.
2. Langkah Kerja Penelitian
a. Penyiapan dan Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Penyiapan bahan tumbuhan meliputi pengumpulan dan identifikasi
bahan tumbuhan serta pembuatan simplisia. Pengumpulan bahan simplisia
dilakukan tanpa membandingkan dengan tumbuhan serupa pada daerah
lain. Bahan yang dibutuhkan sebagai sampel adalah daun kumis kucing
yang didapat di daerah Kedung Banteng Purwokerto pada bulan Januari
2012.Determinasi dilakukan di Laboratorium Botani dan Genetika
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
b. Pembuatan Simplisia Daun Kumis Kucing
Daun Kumis Kucing yang diperoleh, dikumpulkan,dibersihkan
dari kotoran dan dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Setelah itu
ditiriskan, sebarkan diatas kertas hingga air meresap. Setelah itu dijemur
dibawah sinar matahari, dengan ditutup kain hitam dansetelah kering
serbukan dengan menggunakan blender.Ukuran ayakan untuk serbuk
adalah mesh 20/40.
c. Pemilihan Hewan Uji
1. Pemilihan galur, jenis kelamin, umur dan bobot hewan uji yang akan
digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar
dengan umur 2-3 bulan, dengan berat badan 150-250 gram.
2. Hewan uji yang dipilih berdasarkan berbagai kriteria tersebut diberi
perlakuan yang sama. Waktu pengadaptasian hewan uji dilakukan
selama satu minggu sebelum hewan uji mendapat perlakuan.
Kemudian diberi larutan ekstrak etanol daun kumis kucing selama
tujuh hari berturut-turut dengan harapan senyawa yang berfungsi
sebagai agen anti inflamasi telah terakumulasi dalam tubuh.
d. Penentuan Panjang Gelombang
Penentuan panjang gelombang dilakukan dengan tujuan agar
didapatkan absorbansi yang maksimal. Bednar et al (1994), pada
penelitiannya tentang uji agregasi platelet dengan menggunakan
microplate reader, digunakan panjang gelombang 632 nm. Mengacu pada
penelitian tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan orientasi langsung
dengan panjang gelombang yang sama yaitu 632 nm.
3. Tahap Persiapan
a. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing
Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Langkah
pembuatan ekstrak etanol daun kumis kucing adalah sebagai berikut :
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%.
Satu bagian serbuk kering daun kumis kucing dimasukkan ke dalam
maserator, ditambah 10 bagian etanol 70%, direndam selam 6 jam sambil
sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat
dipisahkan dan proses diulang sekali dengan jenis dan jumlah pelarut
setengah dari pelarut semula. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan
hingga diperoleh ekstrak kental.
b. Penentuan Dosis Ekstrak Daun Kumis Kucing
Daun kumis kucing yang mempunyai efek sebagai antiinflamasi
pada tikus adalah490mg/kgBB (Prayoga, 2008)
1). Dosis ekstrak untuk tikus bobot 200 g (dosis 100mg/kgBB)
,
x 0,2 kg=0,02 g
2). Dosis ekstrak untuk tikus bobot 200 g (dosis 500 mg/kgBB)
,
= x 0,2 kg=0,1 g
Larutan ekstrak yang diberikan
0,1 g x =0,167 ml ~ 0,2 ml
3). Dosis ekstrak untuk tikus bobot 200 g (dosis 2500 mg/kgBB)
,
= x 0,2 kg=0,5 g
140mg
Dosis untuk tikus (200 g) = 140 mg x 0,018
= 2,52 mg
2,52mg
Dosis untuk tikus
200gBB
= 0,0126 mg/gram BB
= 12,6 mg/ Kg BB
4.Tahap Pelaksanaan
Sebelum diberi perlakuan tikus ditimbang dengan bobot rata-rata tikus 200
g. Hewan uji di bagi menjadi 6 kelompok. Pada tiap tikus diberi dengan dosis yang
berbeda. Adapun perlakuan terhadap hewan uji pada masing-masing kelompok,
yaitu:
F. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan program
SPSS versi 16.Data persentase inhibisi radang diolah dengan menggunakan
analisis anava dua arah.Sedangkan untuk mengetahui perbedaan persen
inhibisi antara udem kaki dan udem telinga digunakan analisis T-test.Data uji
agregasi platelet dan waktu pendarahan, masing-masing dilakukan analisis
dengan anava satu arah untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok
perlakuan.