Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala potensi yang dimilikinya, ia berusaha maju dan berkembang untuk
mencapai kesempurnaannya, baik secara jasmani maupun rohani. Demi mencapai
kesempurnaannya, manusia dituntut untuk bergaul dengan orang lain dan alam
semesta yang senantiasa berubah-ubah, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan mempertahankan kehidupannya. Usaha-usaha untuk menemukan diri
ini disebut belajar.
Manusia setiap saat membutuhkan belajar dari lingkungannya atau alam
semesta sampai ia menemukan cara bertindak yang tepat untuk mempertahankan
kehidupannya. Untuk kebutuhan belajar ini diperlukan pengaruh dari luar, oleh
Slamet Imam Santoso, disebut dengan istilah pendidikan1.
Pendidikan dengan proses belajar mengajar sebagai kegiatannya, merupakan
suatu proses interaksi antara pendidik dan anak didik. Dari proses interaksi itu proses
belajar mengajar diikatkan dengan minat dan perhatian antara keduanya, dengan
demikian proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efisien, apabila
siswa mempunyai minat kepada suatu pekerjaan atau guru yang memengaruhinya.
Minat yang besar akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.
Oleh karena itu, minat mempunyai dampak yang sangat besar atas perilaku dan sikap
seseorang terhadap segala sesuatu.
Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang didasari
oleh kecendrungan atau minat. Minat melahirkan perhatian dan hal ini
memungkinkan seseorang melakukan sesuatu dengan tekun untuk jangka waktu yang
lama. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan

1
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 2001), h. 1

1
dengan baik sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat memengaruhi
tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan
memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikataka oleh S. Nasution bahwa
pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat, anak-anak malas, tidak belajar,
gagal, karena tidak ada minat.2 Dan belajar akan sangat sulit apabila tidak ada minat
belajar.
Dalam pembelajaran akuntansi, minat mempunyai peran yang sangat penting,
bila seorang siswa tidak memiliki minat yang besar untuk belajar akuntansi maka
sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun memperoleh hasil yang baik dari
belajarnya, sebaliknya apabila siswa tersebut belajar dengan minat yang besar, maka
hasil yang diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan
Juhaya S. Praja bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa
minat.3
Proses belajar mengajar baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika
terdapat minat dan perhatian penuh dari peserta didik, dalam bukunya Bobbi De
Porter, Mark Readrdor dan Sarah singer Nourle yang sangat sukses dengan judul
quantum teaching memberikan informasi dari sebuah penelitian yang menunjukkan
bahwa siswa yang memiliki konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih
mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama.4
Seorang calon guru dituntut untuk mengetahui berbagai hal, salah satunya
untuk mengetahui keberhasilannya yang tidak hanya ditentukan dari faktor
penguasaan materi, teori, dan prakteknya. Banyak orang pandai, cerdas, dan mudah
untuk menerima penjelasan dari orang lain, akan tetapi ia mengalami kesulitan
bahkan tidak mengetahui bagaimana cara untuk menyampaikan dan menjelaskan
ilmunya kepada orang lain. Hal tersebut merupakan salah satu kriteria yang harus

2
S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz mengajar, (Bandung: Jemmars, 1998), h. 58
3
Usman Efendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1993),
h. 122
4
Bobbi De Porter, Mark Readrdor dan Sarah Singer Nourle, Terjemah Quantum teaching,
(Bandung: Kaifa, 2000), Cet.I, h. 169

2
dipenuhi oleh seorang calon guru. Guru tidak sekedar pandai teori tetapi juga harus
pandai dalam prakteknya, yaitu bisa menyampaikan apa yang ia ketahui kepada
peserta didik sehingga mudah dimengerti dengan beberapa metode yang diketahui
dan dipandang kondusif dengan kondisi siswa dan sekolah. Selain itu seorang Guru
harus memberikan teladan kepada para peserta didik akan pentingnya belajar.
Dengan demikian, guru sebagai seorang pendidik harus dapat memaksimalkan
proses kegiatan belajar. Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk
memulai proses belajar mengajar, keadaan siswa yang memiliki konsentrasi atau
perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang
diberikan kepadanya, perhatian atau konsentrasi yang penuh dari siswa itu
merupakan indikator adanya minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh
guru.
Bila kegiatan belajar akuntansi sesuai dengan minat siswa, maka kegiatan itu
akan berjalan dengan baik, karena adanya daya tarik bagi siswa untuk melakukan
kegiatan tersebut. Berbeda dengan siswa yang tidak berminat dalam belajar
Akuntansi, maka ia tidak akan terdorong untuk belajar Akuntansi karena tidak ada
daya tarik baginya untuk melakukan kegiatan tersebut, terlebih pandangan para siswa
untuk pelajaran Akuntansi yaitu sangat sulit karena siklus akuntansi yang begitu
panjang dan kontinu serta saling berhubungan. Oleh karena itu untuk meningkatkan
belajar siswa perlu ditingkatkan minat belajar siswanya.
Dapat kita kaitkan dengan pernyataannya M. Alisuf Sabri dalam buku
Psikologi Pendidikan: Kaitannya dengan belajar, siswa yang berminat (sikapnya
senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk belajar, berbeda dengan
siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran mereka hanya tergerak untuk
mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun, karena tidak ada pendorongnya. Oleh
karena itu peranan minat dalam belajar sangat besar (kuat) yaitu minat akan berperan
sebagai Motivating Force.5

5
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Pedoman Ilmu jaya, 1995), Cet.II, h. 85

3
Dari keterangan diatas, dapat dijelaskan siswa yang memiliki minat belajar
Akuntansi dengan siswa yang tidak memiliki minat belajar akuntansi akan terdapat
perbedaan, perbedaan tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus-menerus.
Siswa yang memiliki minat belajar akuntansi maka ia akan terus tekun ketika belajar
sedangkan siswa yang tidak memiliki minat belajar akuntansi walaupun ia mau untuk
belajar akan tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Akuntansi.
Dalam belajar Akuntansi, banyak sekali siswa yang masih kurang memerhatikan
pelajaran karena masih kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Akuntansi. Di
dalam belajar Akuntansi terdapat siklus-siklus Akuntansi yang harus dipahami,
dimana antara siklus itu berkontinu atau berhubungan satu sama lainya. Dalam hal ini
biasanya guru Akuntansi sering menggunakan proyektor dalam pembelajaran,
sehingga biasanya mendatangkan kebosanan kepada siswa, dan apabila terjadi
kebosanan pada siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa tersebut untuk
membaca dan mengikuti proses belajar.
Atas dasar pemikiran tersebut, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang mempersiapkan calon-calon pendidik profesional mewajibkan seluruh
mahasiswanya untuk melaksanakan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ke
sekolah-sekolah yang telah dipercaya untuk membantu program ini. Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa
FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan kompetensi professional,
pedagogik, kepribadian, dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan,
penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dialami secara nyata di
madrasah/sekolah. PPKT merupakan pembinaan dan pengembangan profesi keguruan
bagi para mahasiswa agar menjadi guru yang memiliki kompetensi akademik,
profesionalitas, kepribadian dan sosial dengan baik. Mahasiswa yang mengikuti
kegiatan PPKT ini diharapkan memiliki kebanggan profesi, dan mampu beradaptasi

4
dengan sekolah sehingga berdampak pada kemajuan sekolah tempat mahasiswa
tersebut melaksanakan PPKT.
YPI SMA Darussalam Ciputat merupakan salah satu sekolah yang dipercaya
oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menjadi tempat
pelaksanaan PPKT tahun 2013. YPI SMA Darussalam Ciputat diharapkan mampu
memberikan kontribusi kepada mahasiswa yang melaksanakan PPKT tersebut dan
sebaliknya mahasiswa pun harus dapat sepenuhnya bertanggung jawab sebagai
praktikan yang baik, ilmiah, aktif, dan memberikan angin segar kognitif bagi siswa.
Seiring berakhirnya pelaksanaan PPKT sesuai jadwal yang telah ditentukan, maka
segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan PPKT ini perlu dibuat dalam
bentuk laporan tertulis. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Minat Belajar Akuntansi Siswa
Dengan Menggunakan Metode Peer Teaching di SMA Darussalam Ciputat.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis dapat mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran Akuntansi.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran Akuntansi.
3. Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar Akuntansi.
4. Masih rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya minat dalam pembelajaran
Akuntansi.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut: Minat belajar yang dimaksud adalah kemauan dan
keinginan dalam memotivasi diri untuk belajar Akuntansi yang timbul karena
dorongan rasa ingin tahu.

5
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
Akuntansi di SMA Darussalam Ciputat?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa untuk belajar?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah bertujuan untuk mengetahui minat siswa
dalam belajar Akuntansi dan mendapatkan gambaran mengenai minat belajar
Akuntansi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di SMA Darussalam Ciputat.

F. Manfaat Penelitian
Dilihat dari uraian di atas, maka dapat diketahui manfaat dari penelitian, yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar, khususnya
pembelajaran Akuntansi.
2. Untuk guru, dapat memberikan inspirasi untuk lebih baik dalam memotivasi siswa
untuk meningkatkan minat belajar pada siswa, khususnya pembelajaran Akuntansi.
3. Untuk pihak sekolah, dapat menjadi informasi untuk mendukung dalam bidang
sarana dan prasarana bagi siswa guna mendukung dan mengembangkan minat
belajar pada siswa, khususnya pembelajaran Akuntansi.
4. Untuk peneliti dan pembaca, dapat menambahkan khasanah ilmu pengetahuan.

G. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam membahas penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui:

6
1. Penelitian pustaka (Library Reseach), yaitu penyelidikan atau penelitian yang
dilaksanakan dengan membaca literatur-literatur yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
2. Penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu penelitian yang dilakukan secara
langsung, penulis datang langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian.

H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, penulis membagi pembahasan menjadi lima
bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan, bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Kajian teoritis minat belajar, bab ini mencakup pengertian minat,
pengertian belajar, pengertian metode Peer Teaching, pengertian
Akuntansi, macam-macam minat, fungsi minat dalam belajar, faktor-
faktor yang memengaruhi minat belajar, dan cara-cara membangkitkan
minat belajar.
BAB III : Metodologi Penelitian, bab ini mencakup waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian, bab ini mencakup gambaran umum SMA Darussalam
Ciputat (sejarah dan visi&misi SMA Darussalam Ciputat, kurikulum,
keadaan sarana dan prasarana, kegiatan ekstrakulikuler), deskripsi data,
analisis dan interpretasi data berdasarkan angket atau kuisioner yang telah
disebarkan kepada siswa.
BAB V : Penutup, bab ini berisi simpulan dan saran.

7
BAB II
MINAT BELAJAR AKUNTANSI SISWA

A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Minat
Dari segi bahasa, kata minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati
yang tertinggi terhadap suatu gairah atau keinginan.6
Menurut Muhibbin Syah, Minat (interest) berarti kecenderungan hati yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.7
Menurut Slameto, Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan memegang beberapa kegiatan.8 Setiap insan mempunyai kecenderungan untuk
selalu berintegrasi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Apabila sesuatu itu
memberikan rasa senang, bahagia dan bermanfaat kepada dirinya kemungkinan ia
akan berminat terhadap sesuatu itu.
Sedangkan menurut Alisuf Sabri yang dimaksud dengan minat adalah Suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus
menerus.9Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena
itu minat dapat dikatakan terjadi karena sikap senang karena sesuatu.
Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan
suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar, ia akan dapat
mengerti dengan cepat dan mengingat apa yang telah dia pelajari. Belajar akan
menjadi siksaan dan tidak akan memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi

6
Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. Ke-10, h. 656.
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h.136.

8
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
p. 180.
9
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. Ke3,
h. 84.

8
bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-
muridnya. Sebab minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu
yang dapat dipelajari.
Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu yang mereka anggap
sesuatu yang penting bagi dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka
inginkan. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena bila bahan pelajaran
yang tidak disukai tapi sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena ada daya tarik baginya.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk aktivitas. Siswa yang memiliki
minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap subyek tersebut. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap
materi pelajaran dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan akhirnya
dapat mencapai prestasi yang diinginkan.
Dalam pengertian kejiwaan, minat merupakan suatu faktor yang berperan
sebagai penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu atau tertarik pada
suatu objek.
Menurut Grow and Crow, minat diartikan sebagai kekuatan perorang yang
menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada
aktivitas-aktivitas tertentu. Sedangkan Bimo Walgito menyatakan bahwa minat
adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian sesuatu dan disertai
dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih
lanjut.
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin menyatakan bahwa minat adalah
perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan. Minat merupakan sutu sikap
yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain
minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

9
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas ada beberapa indikator
siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dikenali melalui proses belajar
mengajar di kelas maupun di rumah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Brown
(1981) yang dikutipoleh Ali Imran sebagai berikut:
Tertarik kepada guru artinya tidak membenci, tertarik kepada mata pelajaran
yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya yang terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam
kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, tindakan
kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran
dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.10

2. Pengertian Belajar
Belajar dalam perspektif keagamaan merupakan kewajiban bagi setiap muslim
dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya
meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujaadilah ayat 11:

...

... niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman
dan berilmu. (QS. Al-Mujaadilah:11)

Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan
zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Belajar dapat didefinisikan sebagai
Key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan.11 Sebagai suatu
proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya kependidikan.

10
Ali Imran, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), Cet Ke-I, h. 88
11
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. 2010. Cet. Ke-10. h. 59.

10
Pengertian belajar menurut konstruktivisme, adalah perubahan proses
mengonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami siswa
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan yang mereka
peroleh sebagai hasil interpretasi pengalaman yang disusun dalam pikirannya.
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.12

Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku


individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.13 Suatu aktifitas pembelajaran dapat
dikatakan efektif bila proses pembelajaran telah dapat mewujudkan sasaran atau hasil
belajar yang beranekaragam. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
daripada itu, yaitu mengalami.

Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap.14
Sedangkan menurut Wasty Soemanto, belajar adalah proses dasar dari perkembangan
hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja
menurut apa yang telah dipelajari.15

12
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bnadung : Sinar Baru Algensindo,
2010, hal. 28
13
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2004. h. 90.
14
Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2009. h. 5.
15
Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2006. h. 104.

11
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna
yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena
belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk
lainnya. Karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara
bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting
untuk kehidupannya.

Morgan dalam Purwanto mengemukakan bahwa Belajar adalah setiap


perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman.16 Pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun
sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas
tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan
kepribadian organisme yang bersangkutan.

Menurut para penganut teori behavioristik, diantaranya B.F Skiner,


berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif, yang akan mendatangkan hasil optimal
apabila diberi penguatan (reinforcer).17 Jadi, peristiwa belajar seorang siswa menurut
para behavioris adalah peristiwa melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai siswa tersebut.

Hal senada disampaikan Purwanto terdapat beberapa elemen yang penting


yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu:
a) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
b) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap. 18

16
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2006. Cet.
Ke-21. h. 84.
17
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru... h. 90.
18
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan... h. 84-85.

12
Bilamana pengertian belajar ditujukan untuk penguasaan bahan pelajaran
semata, akan memberi makna yang terlalu sempit dan bersifat intelektualistis. Para
ahli berpendapat bahwa belajar bukan sekedar penguasaan bahan materi pelajaran
akan tetapi terjadinya perubahan tingkah laku anak sehingga terbentuk suatu
kepribadian yang baik.19 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ketingkat
stabilitas yang lain. Mengenai abilitas itu, menurut Bloom dalam Anas Sudijono
meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing
ranah dapat dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of
competence), yaitu sebagai berikut :

1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yang
meliputi sebagai berikut :
a. Knowledge (ingatan, pengetahuan) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat kembali atau mengenali istilah, ide, rumus dan sebagainya.
b. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, memberi contoh)
adalah pemahaman terhadap hubungan antar faktor, antar konsep, antar data,
dalam penarikan kesimpulan.
c. Applycation (menerapkan) adalah pengetahuan untuk memecahkan masalah
dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Analysis (menguraikan dan menentukan hubungan) adalah kemampuan
seseorang untuk merinci atau menguraikan keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan memahami hubungan diantara bagian faktor lainnya.
e. Syntesis (sintesis) adalah menggabungkan informasi menjadi satu kumpulan
atau konsep, merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru.

19
M. Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.
2002. Cet. I. h. 21.

13
f. Evaluation (menilai) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide. 20
2. Ranah afektif adalah berkaitan sikap dan nilai yang meliputi:
a. Reciving (sikap menerima) adalah kepekaaan seseorang dalam menerima
rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain-lain.
b. Responding (memberikan respon) adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
c. Valuing (penilai atau menentukan sikap) yaitu suatu sikap tidak hanya mau
menerima nilai yang diajarkan tetapi mampu menilai konsep atau fenomena,
yaitu baik dan buruk.
d. Organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga
terbentuk nilai baru yang lebih universal, membawa perbaikan umum.
e. Characterization (pembentukan pola hidup) adalah karakterisasi dengan suatu
nilai yang dimiliki seseorang mempengaruhi kepribadian dan tingkah
lakunya.21
3. Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
meliputi:
a. Persepsi mancakup kamampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik
yang khas pada masing-masing rangsangan.
b. Kesiapan mencakup kemampuan menempatkan dirinya dalam keadaan
memulai suatu rangkaian gerakan.

20
Ahmad Sofyan, Toni Feronika dan Burhanudin Maulana. Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. h. 18-19.
21
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 1999. h. 30.

14
c. Gerakan kompleks mencangkup kemampuan untuk melaksanakan
keterampilan, yang terdiri beberapa komponen dengan lancar, tepat dan
efisien.
d. Kreativitas mencangkup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak yang
baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 22
Dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru dalam mengembangkan
keterampilan ranah kognitif para siswanya merupakan hal yang sangat penting jika
guru tersebut menginginkan siswanya aktif mengembangkan sendiri keterampilan
ranah-ranah psikologs lainnya.
Dengan berbagai definisi di atas mengenai minat dan belajar, maka dapat
diketahui bahwa minat belajar merupakan kecenderungan hati dalam diri seseorang
sebagai penggerak untuk melakukan suatu kegiatan dengan perasaan senang dan
selanjutnya menghasilkan tingkah laku yang baru yang relatif menetap dari interaksi
lingkungan melalui pengalaman yang dialaminya.

3. Metode Peer Teaching


Peer Teaching atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor
sebaya, ada beberapa ahli yang meneliti masalah ini diantaranya, adalah Edward L.
Dejnozken dan David E.
Menurut Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American
Education Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya adalah sebuah
prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Terdapat beberapa tipe dalam metode Peer
Teaching, yaitu tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama.
Tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lain
kadang dimunculkan pertukaran usia pengajar. Muntasir dalam bukunya pengajaran

22
Ahmad Sofyan, Toni Feronika dan Burhanudin Maulana. Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi.... h. 24.

15
terprogram mengemukakan bahwa tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana
mengajar, cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci.23
Fungsi dari metode Peer Teaching (tutor sebaya) yaitu siswa yang kurang
aktif menjadi aktf karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan
pergaulan antara para tutor dengan murid-muridnya mereka dapat mewujudkan apa
yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya.24
Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang
kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor
sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya
merupakan kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama
diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih
kreatif dalam menerima pelajaran.
Beberapa pendapat di atas, jelas bahwa Peer Teaching memudahkan siswa
untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran dan kesulitan kepada temannya sendiri
ketimbang kepada guru, siswa lebih sungkan dan malu. Hal tersebut dimungkinkan
karena diantara siswa telah terbentuk bahasa mereka sendiri, tingkah laku, dan juga
pertanyaan perasaaan yang dapat diterima oleh semua siswa. Sedangkan peer
assessment sebagai penilaian kegiatan siswa oleh tutornya, tentu saja dengan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Model tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
melaksanakan pembelajaran dengan memafaatkan tutor sebaya. Siswa yang
bertindak sebagai tutor yaitu siswa yang telah memiliki kemampuan akuntansi yang

23
Edward L Dejnozken. 1976. American Edcator Encyclopedi. (London: Greenwood
Press.1976), hal.43

24
Suntusia, Pengaruh Penerapan Metode Peer Teaching Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pokok Bahasan Gelombang
Elektromagnetik Kelas X Di Sma Muhammadiyah Bondowoso 2007/2008.

16
baik. Tutor tersebut terlibat dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu membimbing
atau menjelaskan kepada temanya atau siswa yang belum mengerti dalam hal ini yang
ditutorinya, sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru.
Untuk penilaianya, tutor dilibatkan juga untuk menilai siswa yang ditutorinya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa inggris to account yang berarti
memperhitungkan atau mempertanggung jawabkan. Kata akuntansi sebenarnya
diserap dari kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan
accountant dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan
profesinya.
Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi untuk mungkin dilakukan penilaian serta pengambilan keputusan
secara tegas dan jelas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut. Menurut
Winwin Yadiati, akunatansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi,
mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada
pihak yang berkepentingan.25 Sedangkan menurut Hendri Simamora, akuntansi
adalah aktivitas jasa yang dirancang untuk menghimpun, mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada beragam pengambil keputusan,
seperti kreditor, investor, dan manajer.26
Namun dalam pengertian lain menurut Charles, akuntansi adalah suatu
sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut ke
dalam bentuk laporan-laporan, dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil
keputusan.27 Dan menurut Suardjono, akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan
25
Winwin Yadiati, dan Ilham Wahyudi, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: kencana Prenada
Media Grup, 2005), cet. 1, h.6
26
Hendri Simamora , dkk. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2000), cet.pertama,h.5
27
Charles, Horgen, dkk. Akuntansi di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 1997),h.3

17
dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan
penginterpretasian hasil proses tersebut.28
Dalam pengertian lain menurut Sofyan Syafri Harahap yang dikutip dari buku
A Statment of Basic Accounting theory akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.29 Sedangkan
menurut Supriyono akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa, dimana
mempunyai fungsi untuk menyajikan informasi kuantitatif yang pada dasarnya
bersifat keuangan dari suatu badan usaha atau perusahaan.30
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka akuntansi adalah seperangkat
pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pemprosesan,
penganalisian, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang
dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi yang bersifat keuangan yang
diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha yang diperlukan
untuk dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi
pertanggung jawaban pengurusan keuangan.
Secara umum akuntansi mempunyai tiga kegunaan, yaitu:
a. Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan tentang perusahaan
yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil yang tepat.
b. Untuk memberikan pertanggung jawaban manajemen kepada pemilik perusahaan.
c. Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun (maju
mundurnya suatu perusahaan.
Menurut Stelling membagi perkembangan Akuntansi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap Pertama

28
Suwardjono, Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem, (jakarta:
BPFE Yogyakarta, 2000),h.5
29
Sofyan Syafri Harahap, Auditing Kontemporer, (Jakarta: Erlangga, 1994),h.1
30
Supriyono, dkk, Akuntansi Keuangan Dasar ,(Yogyakarta: badan Penerbitan STIE YKPN,
1983), cet.pertama, hal.1

18
Tahap ini ruang lingkup perusahaan dimana segala pencatatan mengenai
perusahaan yang dikerjakan sendiri.
b. Tahap Kedua
Perusahaan yang dikelola sudah besar, sehingga pengurusan dalam
perusahaan tidak mungkin lagi di kelola sendiri. Pada tahap ini pencatatan
Akuntansi mulai diserahkan kepada orang lain yang dimengerti tentang Akuntansi.
c. Tahap Ketiga
Terjadi pemisahan fungsi secara tegas antara pemilik dan perusahaan.
Pencatatan Akuntansi mulai berkembang, sehingga timbul akan pertanggung
jawaban ini yang dinamakan laporan keuangan.31
Setiap bidang ilmu akan menggunakan suatu istilah khusus untuk menyebut
beberapa di dalam bidang tersebut. Demikian juga dengan ilmu akuntansi. Akuntansi
menggunakan beberapa istilah khusus sebagai suatu kebiasaan yang sering dipakai
dalam bidang akuntansi. Walaupun banyak istilah di dalam akntansi, namun istilah-
istilah tersebut bukan merupakan kata-kata yang asing bagi masyarakat umum.
Namun kata-kata tersebut tetap saja disebut atau digunakan sebagai suatu istilah baku
dalam akuntansi.
Untuk mempelajari akuntansi pada tahap awal atau tahap persamaan
akuntansi, maka perlu sekali mengenal dan mengetahui bebrapa istilah yang biasa
dipakai dalam pembelajaran akuntansi. Beberapa istilah dasar yang biasa digunakan
dalam akuntansi antara lain:32
a. Kas (Cash) adalah alat pembayaran milik perusahaan yang siap digunakan, seperti
kontan, uang tunai (uang kertas dan uang logam).
b. Piutang (Account Recaivable) adalah hak perusahaan yang masih dibawa oleh
pihak lain. Seperti tagihan atas penjualan, atau tagaihan kepada karyawan atas
pinjamannya ke perusahaan.

31
Yoga Firdaus, Akuntansi SMU, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 5
32
Rudianto, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Erlangga, 2009),h.24

19
c. Perlengkapan kantor (Office Supplies) adalah barang atau bahan pelengkap
aktivitas perusahaan yang biasanya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan
bisa habis karena pemakaian, seperti kertas, pulpen, tinta, dll.
d. Peralatan kantor (Office Equipment) adalah alat-alat yang dimiliki perusahaan dan
digunakan dalam operasi jangka panjang, seperti meja, kursi, komputer, dsb.
e. Kendaraan (Vehicles) adalah alat transportasi yang dimiliki perusahaan dan
digunakan dalam operasi.
f. Bangunan (Building) adalah gedung permanen yang dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan untuk aktivitas usaha rutin.
g. Tanah (Land) adalah lahan berupa tanah kosong atau lahan tempat suatu bangunan
berdiri yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk aktivitas usaha rutin.
h. Hutang usaha (Account Payable) adalah kewajiban untuk membayar sejumlah
uang, barang atau jasa kepada pihak lain yang timbul akibat transaksi yang
dilakukan perusahaan masa lalu.
i. Modal/Modal Saham (Capital/Capital Stocks = Owners Equity) menunjukkan
setoran harta pemilik kepada perusahaan yang sekaligus sebagau bukti
kepemilikan. Setoran harta dapat berupa uang tunai ataupun harta lain seperti
mesin, tanah, gedung, dsb.
j. Prive (Drawing/Withdrawals) adalah pengambilan uang perusahaan oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadi.
k. Dividen (Dividens) adalah bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan
kepada pemilik perusahaan (pemegang saham) sebagai imbalan atas setoran modal
pemilik. Aktivitas pembagian dividen hanya dilakukan di dalam perusahaan
berbentuk Korporasi/Perseroan Terbatas (PT). Perusahaan berbentuk perseorangan
atau firma, tidak menggunakan akun dividen.
l. Pendapatan (Revenues) adalah kenaikan modal perusahaan yang timbul akibat
penjualan produk perusahaan. Istilah pendapatan biasanya digunakan oleh
perusahaan jasa, sedangkan perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur lebih

20
banyak menggunakan istilah penjualan (sales) untuk mencatat transaksi yang
sama.
m. Biaya (Cost) adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang atau jasa,
dimana manfaat dari barang atau jasa tersebut dinikmati dalam waktu lebih dari
satu tahun (jangka panjang).
n. Beban (Expenses) adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang atau
jasa yang manfaatnya dinikmati hanya dalam waktu satu tahun atau satu periode
akuntansi saja. Dengan kata lain, beban adalah biaya yang manfaatnya hanya
dirasakan dalam waktu satu tahun atau biaya yang tidak memiliki manfaat lagi di
masa mendatang.
Tujuan Akuntansi yaitu:33
a. Dapat memberikan informasi keuangan secara jelas mengenai perusahaan
tertentu, guru memenuhi keperluan pemakai dalam mengambil keputusan-
keputusan ekonomi.
b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan
perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan.
c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pegawai dalam
menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan.
d. Menyajikan informasi lain-lain yang diperlukan mengenai perubahan harta
dan kewajiban serta mengungkapkan lain-lain informasi yang sesuai dengan
keperluan pemakai.
e. Untuk meningkatkan informasi ekonomi (informasi keuangan) perusahaan
yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat.
f. Untuk memberikan pertanggung jawaban manajemen kepada para pemilik
perusahaan.
g. Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.

33
Supriyono, dkk, Akuntansi Keuangan Dasar ,(Yogyakarta: badan Penerbitan STIE YKPN,
1983), cet.pertama, hal.8

21
5. Fungsi Minat dalam Belajar
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas siswa untuk
belajar, diantaranya minat. Minat belajar dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
belajar siswa dalam bidang studi tertentu atau mungkin setiap pembelajaran di
sekolah.34 Siswa yang mampu mengembangkan minatnya dan mampu mengerahkan
segala daya upayanya untuk menguasai mata pelajaran tertentu.
Minat turut mendorong seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Minat
akan mengarahkan dalam memilih macam pekerjaan yang akan dilakukan. Minat juga
akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang disenangi dan dikerjakannya.35
Dengan demikian kewajiban sekolah dan para guru untuk menyediakan lingkungan
yang dapat merangsang minat siswa terhadap banyak kegiatan yang bermanfaat,
khususnya yang berlangsung dalam proses belajar mengajar, guru harus pintar-pintar
menarik minat belajar pada siswa agar hasil kegiatan belajar mengajar memuaskan.
Dengan adanya minat belajar, maka proses belajar mengajar akan berjalan
lancar dan tujuan pendidikan akan tercapai, sesuai dengan yang diharapkan. Karena
minat belajar sangat penting peranannya dalam pendidikan, maka yang harus
mempunyai minat bukan hanya siswa, melainkan guru juga harus mempunyai minat,
yaitu minat untuk mengajar, karena kesiapan keduanya merupakan penunjang
keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar.

6. Macam- macam minat


Berdasarkan timbulnya, minat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Minat primitif, yaitu minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan
tubuh. Misalkan kebutuhan makan.
b. Minat sosial, yaitu minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak
secara langsung berhubungan dengan diri kita, misalnya minat belajar, individu

34
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. Ke-2,h.136
35
Singgih D. Gunarsa, Ny.Y.Singgih Gunarsa, Psikologi Perawatan, (Jakarta: PT.BPK
Gunung Mulia, 2003), Cet. Ke-4, h. 69

22
mempunyai pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih
menghargai orang terpelajar dan berpendidikan tinggi.
Berdasarkan arahnya, minat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Minat instrinsik, yaitu minat yang berhubungan langsung dengan aktivitas itu
sendiri, minat yang lebih mendasar atau minat asli.
b. Minat ekstrinsik, yaitu minat yang berhubungan dengan tujuan akhir, apabila
tujuannya tercapai ada kemungkinan minat tersebut itu hilang.

7. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Belajar


Minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau mengajar. Salah satu
objek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa adalah guru.
Secara garis besar timbulnya minat membaca pada diri seseorang dipengaruhi dua
faktor, yaitu :
a. Faktor Internal
1) Sikap; Orang bersikap tentu memiliki kecenderungan untuk menerima atau
menolak sesuatu berdasarkan penilaian, apakah merupakan sesuatu yang
berharga bagi dirinya atau tidak, maka ia akan berminat.
2) Faktor psikologis; maksudnya yaitu keadaan siswa.
3) an jiwa siswa. Seorang siswa dalam keadaan jiwanya tidak stabil, maka
konsentrasi belajarnya tidak terpusat, mengakibatkan minatnya terhadap
pelajaran berkurang.
4) Bakat; bakat merupakan suatu kecakapan khusus yang dimiliki seseorang,
karena dengan bakat seseorang cenderung tertarik dan giat melakukan sesuatu.
5) Kebutuhan; seseorang akan melakukan sesuatu jika ada kebutuhan di dalam
dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Kebutuhan sebagai faktor
yang mempengaruhi minat menjadi tolok ukur tinggi rendahnya minat terhadap
sesuatu.

23
6) Kesehatan fisik; berarti keadaan seluruh badan serta bagian-bagiannya yang
terbebas dari penyakit. Kesehatan fisik akan memperngaruhi minat seseorang
untuk belajar menurun bahkan menghilang.
b. Faktor Eksternal
1) Bahan pelajaran; adalah salah satu faktor yang dapat merangsang dan
membangkitkan minat siswa untuk belajar. Oleh karena itu, dalam
penyampaian materi pelajaran, guru perlu memperhatikan kebutuhan serta
kemampuan siswa.
2) Tenaga pengajar (Guru); adalah Penanggung Jawab dalam proses belajar-
mengajar. Dalam hal ini, semestinya seorang guru berusaha menciptakan
suasana yang dapat membuat siswa tertarik atau berminat untuk belajar
Akuntansi. Guru diharapkan menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
semenarik mungkin, sehingga siswa tertarik dan berminat untuk belajar tanpa
harus selalu diperintah oleh guru.
3) Metode mengajar; sebaik apapun bahan yang disiapkan oleh guru, tanpa
metode yang tepat, maka siswa tidak akan bergairah dalam menerima pelajaran
itu. Metode pengajaran tidak perlu digunakan secara keseluruhan, namun
dipilih sesuai materi, mudah digunakan dan dapat menciptakan komunikasi dua
arah atau proses belajar mengajar yang tidak monoton sehingga lebih efektif.
4) Fasilitas belajar; minat siswa untuk belajar dapat tumbuh apabila fasilitas
belajar pun memadai, kegiatan siswa tanpa didukung oleh fasilitas akan
mengalami kesulitan dan akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar
Akuntansi.
5) Lingkungan; secara optimal dapat diartikan dengan alam sekitar, sedangkan
lingkungan dalam arti luas segala sesuatu yang berada di dalam dan di luar
individu. Perkembangan minat siswa untuk belajar dipengaruhi oleh
lingkungannya. Siswa berminat untuk belajar dengan baik, bila berada
ditengan-tengah lingkungan yang menghendaki minat tersebut.

24
Adapun faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi siswa dalam belajar antara lain:
a. Motivasi.
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan
belajar siswa. Motivasi jelas memiliki pengaruh terhadap tingkah laku seseorang.
Ia menjadi pendorong, pemberi semangat untuk meraih sesuatu yang diinginkan
dan dicita-citakan.
b. Pengalaman
Pengalaman yang diperoleh individu turut mempengaruhi minat siswa
yang bersangkutan terutama dalam transfer ilmu pengetahuan.36
c. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya
keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa. Apa yang
diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa seoarang
siswa, oleh karena itu perhatian dan dukungan keluarga sangat penting untuk
menumbuhkan minat belajar pada anak.
d. Cita-cita
Setiap manusia pasti mempunyai sebuah cita-cita, termasuk juga para
siswa. Cita-cita dapat mempengaruhi minat belajar pada siswa, cita-cita dapat
dikatakan perwujudan minat seseorang untuk meraih keinginannya untuk
dikehidupan yang akan datang, cita-cita tersebut akan terus dikejarnya sampai
dapat meraihnya, walaupun banyak berbagai rintangan.
Sedangkan Crow and Crow berpendapat bahwa ada tiga faktor yang menjadi
timbulnya minat, yaitu:
a. Dorongan dari dalam diri individu.
Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk
belajar, dan menuntut ilmu atau melakukan hal lainnya.
b. Motif sosial

36
Edi Suhardi, Syaiful Bahri Djamaraah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3, h. 39.

25
Motif sosial ini dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu. Minat untuk belajar, menuntut ilmu
pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena
biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup mendapat kedudukan
yang lebih tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
c. Emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang
mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan
hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu
kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.37
Dengan adanya minat, maka proses belajar mengajar berjalan lancar dan
tujuan pendidikan akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Karena minat sangat
penting peranannya dalam proses belajar mengajar, jadi yang harus mempunyai minat
bukan hanya siswa, melainkan guru juga harus mempunyai minat untuk mengajar
sehingga diharapkan dapat menjadi motivasi siswa dalam menumbuhkan minat dalam
dirinya.

8. Cara-cara Membangkitkan Minat


Pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak
belajar, gagal karena tidak ada minat. Menurut Nasution, minat dapat dibangkitkan
dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Bangkitkan suatu kebutuhan, misalkan kebutuhan untuk menghargai keindahan,
untuk mendapat penghargaan dan sebagainya.
b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau.
c. Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. Nothing successeds like
success, tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik.
Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan individu dan guru

37
Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 264-265.

26
harus sekreatif mungkin menggunakan metode pembelajaran sehingga
pembelajaran yang diberikan dapat menjadi penumbuh minat anak untuk belajar.
d. Gunakan berbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca,
mendemonstrasikan dan sebagainya.38
Dari poin-poin di atas yang memuat tentang cara-cara membangkitkan minat,
dapat kita simpulkan bahwa minat dapat dibangkitkan melalui cara-cara diantaranya
yaitu: Penghargaan, karena sebagai manusia sudah kodratnya mereka selalu ingin
dihargai, menginginkan keindahan dan sebagainya.
Minat dapat dibangkitkan melalui pengalaman, yaitu dengan cara
menghubungkan kejadian masa lalu dengan realita saat ini. Melalui cara tersebut
maka minat dapat dibangkitkan.
Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kebutuhan dan tingkat kesanggupan
siswa merupakan salah satu cara untuk membangkitkan minat. Karena apabila siswa
terlalu dibebankan dengan bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan kapasitasnya
dengan siswa, hal tersebut akan membuat siswa menjadi pesimis, malas, dan tidak
berminat atau bahkan dapat menghilangkan minatnya.
Seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena seorang guru harus bisa menumbukan
minat siswanya agar siap mengikuti proses pembelajaran di sekolah, salah satunya
dengan menggunakan berbagai variasi dalam proses belajar mengajar.

38
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 82.

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA Darussalam Ciputat.

B. Populasi dan Sampel


Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh S. Margono. Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala-gejala nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.39
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama, sehingga betul-betul memiliki populasi.40 Populasi yang
diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI-3 di SMA Darussalam
Ciputat sebanyak 30 siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data


Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data sebagai hasil akhir dari
penelitian, untuk pengumpulan data yang konkrit peneliti melaksanakan beberapa
teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Angket
Angket atau kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian
pernyataan yang disusun secara tertulis mengenai suatu hal dalam suatu bidang.41
Teknik ini berisi serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
sebagai responden, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu

39
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005),
h. 118
40
Nanan Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1987),
h. 84
41
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1989), h.173

28
pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sisitematika
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian,42 Jadi dalam penelitian ini
langsung terjun kelapangan untuk mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap objek yang diselidik, terutama yang berkaitan dengan minat
dan data observasi ini hanya sebagai data tambahan tidak menjadi penentu hasil
penelitian.

D. Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah skala likert. Skala ini berupa angket yang terdiri dari 15 pernyataan dan
diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai minat siswa dalam
belajar Akuntansi. Instrumen ini terdiri dari 4 alternatif jawaban sebagai berikut:
1. Iya
2. Tidak
3. Biasa saja
4. Tidak tahu
Tabel 1
Skor pertanyaan positif dan pertanyaan negatif pada skala likert

Kategori
No Pernyataan
Iya Tidak Biasa saja Tidak tahu
1. Pernyataan positif 4 3 2 1
2. Pernyataan Negatif 1 2 3 4

42
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendididkan, (Jakarta: PT, Rineka Cipta, 2005),
h. 158

29
E. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa,
kemudian dianalisis dalam bentuk analisis kuantitatif yang berwujud angka-angka
yang ditujukan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran Akuntansi.
Rumus yang digunakan adalah persentase, yaitu:

Rumus : P = f x 100 %
N
Keterangan : P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah total30

Rumus di atas akan membandingkan hasil jawaban responden dalam bentuk


persentase. Dengan membandingkan persentase untuk masing-masing jawaban, maka
akan diketahui minat siswa dalam pembelajaran Akuntansi.

30
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian SMA Darussalam Ciputat


1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Darussalam Ciputat
Sekolah menengah atas ( SMA) Darussalam Ciputat yang pada saat ini
berstatus terakreditasi A didirikan pada tahun 1987, atas prakarsa Ketua Yayasan
Pendidikan Islam (YPI) Darussalam Drs. H.M. Salman Faris.
SMA Darussalam Ciputat yang beralamat di jalan OTISTA No. 36 Cimanggis
Ciputat dipimpin oleh periode pertama tahun 1987 oleh H. Abdul Kohir M, Bsc
sempat tidak aktif sampai dengan tahun 2000, periode tahun 2000 sampai 2003
dipimpin oleh Drs. Marpudin, periode 2003 sampai sekarang dipimpin oleh Marul
Waid, S.Ag dengan jumlah tenaga pengajar 27 guru dan staf tata usaha berjumlah 3
orang, dengan jumlah siswa sekitar 350 siswa.
SMA Darussalam Ciputat Kota Tanggerang Selatan berada di jalan OTISTA
Rt 01/010 No. 36 Desa Ciputat, Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten yang
terletak sekitar 4km dari pusat pemerintahan dari Kota Tanggerang, secara topografi
SMA Darussalam Ciputat berada pada ketinggian 44M dari permukaan laut.
SMA Darussalam Ciputat berbatasan dengan:
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pamulang dan wilayah Serpong.
- Sebelah Timur berbatsan dengan Kecamatan Pondok Aren.
- Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamulang.

2. Visi Dan Misi


a. Visi SMA Darussalam
Cerdas, Inovatif, Nalar, Taqwa, Aktif (CINTA).
b. Misi SMA Darussalam
1) Membantu siswa yang cerdas, kreatif dan mandiri.

31
2) Mengembangkan daya nalar siswa dan mandiri.
3) Membentuk siswa yang beriman dan berbudi pekerti.
4) Membina minat dan bakat siswa baik di dalam maupun di luar sekolah.

3. Sarana Dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Darussalam Ciputat yaitu
meliputi:
a. Gedung milik sendiri
b. Ruang belajar tiga lantai
c. Laboratorium bahasa ( Full AC)
d. Laboratorium Komputer + internet ( Full AC)
e. Laboratorium IPA ( Biologi, Fisika, dan Kimia)
f. Sarana Olahraga (Hall Mini)
g. Perpustakaan
h. Sarana ibadah (Masjid)
i. Kesenian
j. Kantin sekolah yang nyaman

B. Deskripsi Data
Data yang telah dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan pada siswa
dan diolah dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi dan diberi skor. Maksud
dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan
penjelasan.
Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka ada
beberapa langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi,
diantaranya:

32
Tabel 3
Skor hasil angket Minat Siswa dalam pelajan Akuntansi
No.Responden Nilai (x) No.Responden Nilai (x)
1 54 16 46
2 52 17 49
3 56 18 54
4 57 19 43
5 60 20 44
6 55 21 48
7 52 22 42
8 54 23 53
9 52 24 53
10 53 25 60
11 57 26 52
12 51 27 56
13 55 28 52
14 40 29 46
15 52 30 53
Jumlah 1551
Dari data di atas rata-rata Mean adalah:
Mx = X
N
Keterangan :
Mx = Mean
X = Jumlah nilai seluruh responden
N = Jumlah responden
Sehingga, Mx = 1551 = 51,7
30

33
Tabel 4
Distribusi frekuensi dari skor hasil angket
Minat Siswa dalam pembelajaran Akuntansi
f1 f kb
Interval (Frekuensi dari (Frekuensi Lower limit
skor) kumulatif)
58 60 2 30 57,5
55 57 6 28 54,5
52 54 13 22 51,5
49 51 2 9 48,5
46 48 3 7 45,5
43 45 2 4 42,5
40 42 2 2 39,5

Dari data penelitian mengenai minat siswa dalam pembelajaran Akuntansi,


diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah. Penulis memperoleh nilai rata-rata tentang
minat siswa dalam belajar Akuntanhsi adalah 51.7. Hal tersebut menunjukkan bahwa
minat siswa dalam pembelajaran Akuntansi termasuk ke dalam kriteria sedang.

C. Analisis dan Interpretasi Data


Setelah angket terkumpul, penulis memberikan skor terhadap jawaban dari
pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket tersebut. Lalu data yang didapat dari
setiap item pernyataan dimasukan ke dalam table yang di dalamnya terdapat
presentase dengan teknik analisis data sehingga dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan dari masalah yang diteliti.

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan analisis dan intrepretasi data yang diperoleh dari
penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada sebagian besar siswa (48,3%) yang menyatakan bahwa kurangnya minat
siswa dalam pembelajaran Akuntansi disebabkan karena tidak mudah dimengerti.
Dalam Akuntansi tidak hanya bisa menghitung tetapi logika juga harus bermain.
Selain itu ada beberapa kendala seperti banyak kegiatan lain yang lebih menyita
waktu dan perhatian siswa dari pada belajar, seperti online atau dapat dikatakan
segala aktivitas yang berhubungan dengan dunia maya.
2. Minat merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu ia
berperan sebagai penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu atau
tertarik pada suatu objek, karena minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan
melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar mengajar.

B. Saran
Dengan melihat dan memperhatikan hasil penelitian ini, ada beberapa saran
yang penulis kemukakan :
1. Hendaknya guru dan orangtua berusaha agar selalu meningkatkan minat siswa
untuk belajar khususnya pem,belajaran Akuntansi, dan hendaknya seorang guru
dalam mengajar harus memperhatikan faktor-faktor yang harus ada pada diri
seorang guru seperti kompetensi dalam mengajar, keadaan ekonomi, latar
belakang pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani dan sebagainya. Karena
semuanya itu akan memengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar. sehingga
apabila semua hal tersebut dapat dikontrol dengan baik, besar kemungkinan minat
siswa untuk belajar akan tumbuh khususnya pada pelajaran Akuntansi.

35
2. Hendaknya pihak sekolah lebih meningkatkan lagi sarana dan prasarana belajar
yang kurang memadai, untuk menambah wawasan siswa melalui peraktek
lapangan, karena seperti yang pepatah katakan bahwa proses pembelajaran tidak
hanya terjadi di dalam kelas, namun di luar kelaspu bisa.
3. Untuk mengembangkan minat siswa SMA Darussalam Ciputat untuk belajar,
hendaknya para siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan
aktifitas belajar mereka melalui peraktek, sehingga dalam diri mereka tumbuh
suatu inisiatif untuk meningkatkan kreativitas belajar baik secara individu maupun
kelompok melalui kegiatan peraktek lapangan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 2001.


Chair, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: rineka Cipta, Cet II, 2003.
D. Gunarsa, Singgih, Ny.Y.Singgih Gunarsa, Psikologi Perawatan, Jakarta: PT.BPK
Gunung Mulia, Cet. Ke-4, 2003.
De Porter, Bobbi, Mark Readrdor dan Sarah Singer Nourle, Terjemah Quantum
teaching, Bandung: Kaifa, Cet.I, 2000.
Dejnozken, Edward L. American Edcator Encyclopedi. London: Greenwood
Press.1976.
Efendi, Usman dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa,
1993.
Firdaus, Yoga, Akuntansi SMU, (Jakarta: Erlangga, 2003).
Harahap, Sofyan Syarif,. Auditing Kontemporer, (Jakarta: Erlangga, 1994).
Horgen, Charles,. dkk. Akuntansi di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 1997).
Imran, Ali, Belajar dan pembelajaran, Jakarta: Pustaka Jaya, Cet Ke-I, 1996.
KBBI. 2008. Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Jakarta
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1989.
Nana, Sudjana,. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bnadung : Sinar Baru
Algensindo, 2010.
Purwanto, M. Ngalim,. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Cet.
Ke-21. 2006.
Riyanto, Yatim,. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2009.
Rudianto, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Erlangga, 2009).
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
S. Nasution, Azaz-Azaz Kurikulum, Bandung: Jemmars, 1990.
S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz mengajar, Bandung: Jemmars, 1998.

37
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pedoman Ilmu jaya, Cet.II, 1995.
Simamora, Hendri,. dkk. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2000), cet.pertama.
Singgih D. Gunarsa dan Ny Y. Singgih Gunarsa, Psikologi Perawatan, Jakarta: PT.
BKP-Gunung Mulia, 2003.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Soemanto, Wasty,. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006. h. 104.
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2006.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Cet Ke
4, 2004.
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1987.
Suntusia, Pengaruh Penerapan Metode Peer Teaching Dalam Pembelajaran Fisika
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik Kelas X Di Sma Muhammadiyah
Bondowoso 2007/2008.
Supriyono, dkk, Akuntansi Keuangan Dasar, (Yogyakarta: badan Penerbitan STIE
YKPN, 1983), cet.pertama.
Suwardjono, Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem,
(jakarta: BPFE Yogyakarta, 2000).
Syah, Muhibbin.,Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.
Syah, Muhibbin., Psikologi Belajar, Jakarta: PT. LOGOS Wacana Ilmu, 1999.
Syah, Muhibbin,. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2004.
Syah, Muhibbin., Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. 2010. Cet. Ke-10.

38
Usman, M Rasyidah,. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Cet. I. 2002.
Yadiati, Wiwin dan Wahyudi, Ilham. Pengantar Akuntansi, (Jakarta: kencana
Prenada Media Grup, cet. 2005.
http://bengkalis-school.blogspot.com/2008/07/pengertian-bahasa-inggris.html
http://lingga.student.umm.ac.id/2010/01/30/definisi-bahasa-inggris.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_bahasa_Inggris
http://belajarbahasa.web.id/pengertian-belajar-bahasa.html
http://mbegedut.blogspot.com/2013/04/pengertian-membaca-menurut-para-ahli.html#

39
ANGKET/KUISIONER MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PEER TEACHING (TUTOR SEBAYA)

Nama :

Kelas :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan tanggapan atau pendapatmu


terhadap pengaruh metode pembelajaran peer teaching dengan memilih salah satu
jawaban!

1. Apakah kamu menyukai pelajaran akuntansi?


a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
2. Apakah pelajaran akuntansi itu mudah?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
3. Apakah pembelajaran akuntansi menarik?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
4. Apakah kamu menyukai pembelajaran akuntansi dengan metode peer
teaching?
a. Iya

40
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
5. Apakah kamu menyukai penjelasan yang di sampaikan dengan menggunakan
metode peer teaching?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
6. Apakah tanggapan kamu metode peer teching cocok untuk pembelajaran
akuntansi?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
7. Apakah metode pembelajaran peer teaching menyenangkan?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
8. Apakah pembelajaran akuntansi dengan menerapkan metodel pembelajaran
Peer Teaching atau tutor sebaya dapat membantu kamu dalam memahami
pelajaran akuntansi?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu

41
9. Apakah kamu setuju jika metode Peer Teaching diterapkan pada semua
pelajaran?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu
10. Apakah sebelumnya kamu pernah belajar dengan menggunakan metode
pembelajran Peer Teaching?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Tidak tahu

42

Anda mungkin juga menyukai