Anda di halaman 1dari 20

UJIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

Disusun Untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


Di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Diajukan kepada :
dr. Vista Nurasti Pradanita, M.Kes, Sp.KJ

Dokter Muda
Dyah Ayuning Tyas
20090310036

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
STATUS PSIKIATRI

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.HB
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Mahasiswi
Bangsa/suku : Indonesia/Jawa
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Krapyak kulon, Pendowoharjo, Bantul
No. RM : 2641**
Tanggal masuk poli : 23 April 2014

2. ALLOANAMNESIS
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Alamat : Krapyak kulon, Pendowoharjo, Bantul
Hubungan : Ayah kandung
Lama kenal : Sejak lahir 21 tahun
Sifat perkenalan : Dekat
Tempat wawancara : Bangsal Melati, RSUD Panembahan Senopati
Tanggal wawancara : 23 April 2015
2.1. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)
Pasien datang ke poli jiwa diantarkan ayahnya karena tidak tidur sejak 4 hari yang
lalu.

2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)


Autoanamnesis

Pasien tidak bisa dilakukan anamnesis.

Alloanamnesis dengan ayah kandung


Menurut ayah kandung pasien, pasien diantarkan kepoli jiwa pada tanggal 23
April 2015 oleh ayah dan ibu pasien dikarenakan tidak tidur sejak 4 hari yang lalu.
Sekitar 1 minggu sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien tidak mengalami gejala yang
mencurigakan. 1 hari setelahnya pasien tiba-tiba mengeluh tidak enak badan kepada
orangtua. Selanjutnya pasien ijin untuk tidak berangkat kuliah. Sehari kemudian
tepatnya dimalam hari pasien tiba-tiba meminta maaf kepada kedua orang tuanya
dengan bersujud meminta ampun sambil menangis. Pasien mulai bicara kacau,
sering menyalahkan diri sendiri dan kalimat yang dikeluarkan tidak dapat dipahami
keluarganya. Berbicara aneh-aneh , makan hanya sedikit. Kalimat yang dikeluarkan
seperti mengumpat diri sendiri ( mengatakan dirinya adalah dajal, orang yang suka
memfitnah orang lain) sambil marah-marah. Setelah itu pasien lebih banyak diam
dengan tatapan mata yang kosong dan tidak mau makan.
Pasien diketahui bahwa sekitar 1 tahun yang lalu pernah mengalami gejala
yang sama seperti marah-marah dan sering menangis. Namun gejalanya idak separah
seperti yang sekarang. Oleh kedua orangtuanya, pasien diantarkan untuk berobat ke
Fatmasuri dan diberikan obat oleh dokter. Selanjutnya gejala tersebut tidak pernah ada
lagi.
Ketika ditanyakan lebih lanjut, ayah pasien mengatakan bahwa pasien sering
merasa tertekan karena sering mendengarkan keluh kesah kedua orangtuanya yang
memiliki banyak hutang. Ayahnya membuka laundry dirumah dan untuk
penghasilannya tidak dapat menutup kebutuhan sehari hari keluarganya. Pasien
merasa bersalah karena merasa kedua orangtuanya banyak mengeluarkan biaya
untuknya. Pasien merasa minder dengan teman-temannya yang notabennya lebih
mampu dari pasien, karena pasien memiliki sifat yang sensitive.
2.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial dan
Kemandirian)
Sistem Saraf : demam (-), kejang (-), tremor (-)
Sistem Kardiovaskular : edem kaki (-), nyeri dada (-)
Sistem Respirasi : terlihat sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)
Sistem Digestiva : BAB normal, muntah (-), diare (-), sulit makan (+)
Sistem Urogenital : BAK normal
Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), gatal pada kulit (-),
Sistem Muskuloskeletal : edema (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kelemahan
otot (-).
Menurut autoanamnesis pasien tidak terdapat keluhan fisik.
Menurut alloanamnesis secara sosial, saat ini pasien kuliah dan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk belajar dirumah. Pasien tidak pernah membantu
menyelesaikan mengerjakan pekerjaan rumah tangga kedua orang tuanya. Pasien
juga tidak pernah bersosialisasi dengan tetangganya.

2.4. Grafik Perjalanan Penyakit


Gejala Klinis

Mental Health
Line
2014 2015

Fungsi peran

2.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu


2.5.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit
Faktor Organik
Panas, kejang, trauma fisik satu tahun sebelum mengalami gangguan
disangkal oleh ayah pasien.
Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)
Masalah dengan ekonomi keluarga, banyak hutang dan tidak mampu
untuk membayar.
Faktor Predisposisi
Penyakit herediter disangkal oleh ayah kandung.
Faktor Presipitasi
Tidak ada

2.5.2. Riwayat Penyakit Dahulu alloanamnesis


Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya
Pasien pernah mengalami hal tersebut pada tahun 2014.
Riwayat Sakit Berat/Opname
Pasien belum pernah opname.

2.6. Riwayat Keluarga


2.6.1. Pola Asuh Keluarga
Alloanamnesis
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Pasien tinggal serumah
bersama kedua orang tuanya dan ketiga adik-adiknya. Pasien dengan adik-
adiknya memiliki hubungan yang baik Keluarganya merupakan tipekal
keluarga yang hangat. Kedua orang tuanya bertanggung jawab terhadap
anak-anaknya dan memiliki pola asuh yang baik (demokrasi).
2.6.2. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil alloanamnesis dengan ayah kandung pasien, tidak ada anggota
keluarga lainnya yang mengalami hal yang sama dengan anak nya.
2.7. Riwayat Pribadi (alloanamnesis)
2.7.1. Riwayat Prantal dan Perinatal
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal di Bidan, sesuai dengan
perkiraan lahir.
2.7.2. Latar Belakang Perkembangan Mental
Menurut pengakuan dari ayah pasien, perkembangan mental sejak kecil sama
dengan teman-teman sebaya yang ada disekitar rumahnya.
Sifat pasien sejak kecil adalah pemalu,sensitive dan manja.
Perkembangan Awal (usai 0-3 tahun)
Menurut ayah pasien, usia 4 bulan pasien sudah tengkurap-
terlentang sendiri. Usia 10 bulan pasien sudah bisa berjalan.
Pasien diberi ASI, tanpa susu formula.
Pasien sudah tidak mengompol sejak usia 3 tahun.
Pasien mudah bergaul dengan teman usia sebaya nya.
2.7.3. Masa kanak pertengahan (usia 3-11 tahun)
Menurut ayah pasien, pasien berpakaian sesuai jenis kelamin.
Pasien mudah bergaul dengan anak-anak sebaya nya. Ketika masuk
SD pertama kali pasien tidak ada perasaan takut di sekolah nya.
Pasien mengalami menstruasi ketika kelas 1 SLTP usia 13 tahun
2.7.4. Masa kanak akhir (Pubertas Remaja) (aloanamnesis)
Saat SLTA pasien tidak pernah mengalami masalah dengan teman-
temannya. Pasien malah memiliki banyak teman karena pasien
merupakan anak yang berprestasi.
Pasien tidak mengkonsumsi rokok, alkohol maupun zat-zat lainnya.
2.7.5. Riwayat Pendidikan
SD : lulus tahun 2006 dengan nilai yang baik dan bisa untuk masuk
ke SMP negeri.
SMP : lulus dengan baik tahun 2009 dan bisa untuk masuk ke
Madrasah negeri.
Madrasah : Lulus tahun 2012, pasien mendapatkan nilai yang tinggi,
sehingga pasien dapat masuk ke Perguruan tinggi dengan mendapat
program beasiswa.
2.7.6. Riwayat Perkembangan Psikoseksual (alloanamnesis)
Pasien belum pernah pacaran.
2.7.7. Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual (alloanamnesis)
Agama Islam
Pasien rajin shalat.
2.7.8. Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah
2.7.9. Riwayat Kehidupan Emosional (Riwayat Kepribadian Premorbid)
Cenderung tertutup terhadap orang disekitarnya.
2.7.10. Hubungan Sosial
Menurut penjelasan ayah pasien, anaknya tersebut lebih sering menarik diri
dari pergaulan teman kampusnya dikarenakan minder dan merasa tidak
percaya diri dengan kondisi ekonominya.
2.7.11. Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol.
2.7.12. Status Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan ketiga adiknya. Orangtuanya
memiliki pekerjaan wirausaha dengan membuka took laundry kecil
dirumahnya. Dengan penghasilan yang pas-pasan.
2.7.13. Riwayat Khusus
Pengalaman militer (-)
Urusan dengan polisi (-)

2.8. Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis


Alloanamnesis : dapat dipercaya
2.9. Kesimpulan Autoanamnesis Alloanamnesis
Dihadapkan seorang perempuan berusia 21 tahun sesuai umur, rawat diri buruk,
orientasi buruk datang kepoli pskiatri RSUD Panembahan Senopati tanggal 23
April 2015 masuk dengan digendong ayahnya. Datang dengan keluhan tidak
tidur selama 4 hari, napsu makan sedikit, dan terdiam tidak mau bicara. Ayah
pasien menjelaskan bahwa pasien tiba-tiba bersikap aneh dengan berbicara
kacau, marah-marah dan menarik diri dari orang-orang disekitarnya sejak 4 hari
SMRS.

3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Status Pemeriksaan Fisik
3.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 23 April 2015
Keadaan Umum : Compos Mentis
Bentuk Badan : tidak dilakukan pengukuran
Berat Badan : tidak dilakukan pengukuran
Tinggi Badan : tidak dilakukan pengukuran
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Respirasi : 18 x/menit
- Suhu : Afebris
Kepala
- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan
- Mata : conjungtiva anemis (-) sclera ikterik (-)
Leher
- Inspeksi : leher tampak bersih
- JVP : tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 Reguler
- Sistem Respirasi : Vesikuler (+) Whezzing (-)
Abdomen
- Sistem Gastrointestinal : nyeri tekan (-) bising usus (+)
- Sistem Urogenital : tidak dilakukan
pemeriksaan
Ekstremitas
- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan
Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan
Kesan Status Internus : Dalam batas normal, meskipun ada beberapa
pemeriksaan tidak dilakukan karena tidak
tersedianya tempat dan alat untuk
pemeriksaan.
3.1.2. Status Neurologis
Kepala dan Leher : dalam batas normal
Tanda Meningeal : tidak dilakukan
Kekuatan Motorik : dalam batas normal
Sensibilitas : tidak dilakukan
Refleks Fisiologis : tidak dilakukan
Refleks Patologis : tidak dilakukan
Gerakan Abnormal : tidak dilakukan
Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: tidak ada
Kesan Status Neurologis : pemeriksaan yang dilakukan dalam batas normal.
3.1.3. Hasil Pemeriksaan Penunjang
LAB darah : Dalam Batas Normal

3.2. Status Psikiatri


Tanggal Pemeriksaan: 23 April 2015
24 April 2015
25 April 2015
27 April 2015
28 April 2015
23 April 2015
14.00 WIB
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1. Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Pasien tampak lemah

2. Pembicaraan mutisme Pasien sama sekali tidak berbicara.


3. Orientasi Orang: buruk Tidak dapat dinilai

Waktu: buruk . Tidak dapat dinilai

Tempat: buruk Tidak dapat dinilai

Situasi : buruk
Tidak dapat dinilai

Memori
Memori segera (immediate)

Memori jangka pendek


(recent)
Memori jangka panjang
(remote)
5. Perilaku dan Hipoaktif Perilaku dan aktivitas tidak ada
aktivitas
6. Penampilan Buruk Pasien terlihat tidak rapi
/rawat diri
7. Mood Sulit diraba rasakan Mood yang susah dinilai
menyenangkan
8. Afek Tumpul Terlihat intensitas tonus perasaan
berkurang.
9. Pikiran Bentuk pikir : Non Realistik Apa yang disampaikan oleh pasien
tidak sesuai dengan kenyataan.

Isi pikir : sulit dinilai Sulit dinilai


Waham : sulit dinilai
10. Perhatian depresif Pasien tampak sedih dan hilang minat
11. Persepsi Halusinasi auditorik sulit Susah untuk dinilai
dinilai
Halusinasi visual sulit
dinilai

12. Insight Buruk Pasien tidak dapat dimintai keterangan


apakah merasa sakit atau tidak.

24 April 2015
08.30 WIB
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1. Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Pasien tampak lemah

2. Pembicaraan mutisme Pasien sama sekali tidak berbicara.


3. Orientasi Orang: buruk Tidak dapat dinilai

Waktu: buruk Tidak dapat dinilai

Tempat: buruk Tidak dapat dinilai

Situasi : buruk Tidak dapat dinilai


Memori
Memori segera (immediate) Tidak dapat dinilai

Memori jangka pendek


(recent)
Memori jangka panjang
(remote)
5. Perilaku dan Hipoaktif Pasien mengalami kecemasan berat
aktivitas dengan kegelisahan motorik
6. Penampilan Buruk Pasien terlihat tidak rapi
/rawat diri
7. Mood depresif Mood yang sedih
8. Afek Tumpul Terlihat intensitas tonus perasaan
berkurang.
9. Pikiran Bentuk pikir : Non Realistik Apa yang disampaikan oleh pasien
tidak sesuai dengan kenyataan.

Isi pikir : sulit dinilai Sulit dinilai


Waham : sulit dinilai
10. Perhatian depresif Pasien tampak sedih dan hilang minat
11. Persepsi Halusinasi auditorik sulit Susah untuk dinilai
dinilai
Halusinasi visual sulit
dinilai

12. Insight Buruk Pasien tidak dapat dimintai keterangan


apakah merasa sakit atau tidak.

25 April 2015
08.30 WIB
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1. Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Pasien tampak lemah

2. Pembicaraan mutisme Pasien sama sekali tidak berbicara.


3. Orientasi Orang: buruk Tidak dapat dinilai

Waktu: buruk Tidak dapat dinilai


Tempat: buruk Tidak dapat dinilai

Situasi : buruk Tidak dapat dinilai


Memori Memori segera (immediate) Tidak dapat dinilai

Memori jangka pendek


(recent)
Memori jangka panjang
(remote)
5. Perilaku dan Hipoaktif Perilaku dan aktivitas tidak ada
aktivitas
6. Penampilan Baik Pasien terlihat tidak rapi
/rawat diri
7. Mood depresif Mood nya terlihat sedih
8. Afek Tumpul Terlihat intensitas tonus perasaan
berkurang..
9. Pikiran Bentuk pikir : Non Realistik Apa yang disampaikan oleh pasien
tidak sesuai dengan kenyataan.

Isi pikir : sulit dinilai Sulit dinilai


Waham : sulit dinilai
10. Perhatian depresif Pasien tampak sedih dan hilang minat
11. Persepsi Halusinasi auditorik sulit Susah untuk dinilai
dinilai
Halusinasi visual sulit
dinilai

12. Insight Buruk Pasien tidak dapat dimintai keterangan


apakah merasa sakit atau tidak.

27 April 2015
08.30 WIB
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1. Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Pasien tampak lemah
2. Pembicaraan mutisme Pasien sama sekali tidak berbicara.
3. Orientasi Orang: buruk Tidak dapat dinilai

Waktu: buruk Tidak dapat dinilai

Tempat: buruk Tidak dapat dinilai

Situasi : buruk Tidak dapat dinilai


Memori
Memori segera (immediate) Tidak dapat dinilai

Memori jangka pendek


(recent)
Memori jangka panjang
(remote)
5. Perilaku dan Hipoaktif Perilaku dan aktivitas tidak ada
aktivitas
6. Penampilan Baik Pasien terlihat tidak rapi
/rawat diri
7. Mood depresif Mood nya terlihat sedih
8. Afek Datar Ekspresi dan suara yang datar.
9. Pikiran Bentuk pikir : Non Realistik Apa yang disampaikan oleh pasien
tidak sesuai dengan kenyataan.

Isi pikir : sulit dinilai Tidak ada.


Waham : Tidak ada
10. Perhatian depresif Pasien masih tampak sedih dan hilang
minat
11. Persepsi Halusinasi auditorik tidak Tidak ada
ada
Halusinasi visual tidak ada

12. Insight Derajat 2 Agak menyadari sakit, tapi dalam


waktu yang bersamaan menyangkal.

27 April 2015
08.30 WIB
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1. Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Pasien tampak lemah

2. Pembicaraan mutisme Pasien sama sekali tidak berbicara.


3. Orientasi Orang: buruk Tidak dapat dinilai

Waktu: buruk Tidak dapat dinilai

Tempat: buruk Tidak dapat dinilai

Situasi : buruk Tidak dapat dinilai


Memori
Memori segera (immediate) Tidak dapat dinilai

Memori jangka pendek


(recent)
Memori jangka panjang
(remote)
5. Perilaku dan Hipoaktif Perilaku dan aktivitas tidak ada
aktivitas
6. Penampilan Baik Pasien terlihat tidak rapi
/rawat diri
7. Mood depresif Mood nya terlihat sedih
8. Afek Appropiate Emosi dengan pikiran dan ide selaras/
sesuai.
9. Pikiran Bentuk pikir : Realistik Apa yang disampaikan oleh pasien
sesuai dengan kenyataan.

Isi pikir : sulit dinilai Tidak ada.


Waham : Tidak ada
10. Perhatian baik Pasien tampak baik.
11. Persepsi Halusinasi auditorik tidak Tidak ada
ada
Halusinasi visual tidak ada
12. Insight Derajat 4 Sadar dengan penyakit nya namun
tidak tahu penyebabnya.

3.2.1. Gangguan Intelegensi Sesuai Umur / Pendidikan


Tidak ada
3.3. Hasil Pemeriksaan Psikologis
3.3.1. Kepribadian
Tidak dilakukan tes
3.3.2. IQ
Tidak dilakukan tes
3.3.3. Lain-Lain
Tidak ada

4. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA


4.1. Tanda-Tanda (Sign)
a. Penampilan
Dihadapkan seorang perempuan berusia 21 tahun sesuai umur, rawat diri
buruk, orientasi buruk datang kepoli pskiatri RSUD Panembahan Senopati
tanggal 23 April 2015 masuk dengan digendong ayahnya. Datang dengan
keluhan tidak tidur selama 4 hari, napsu makan sedikit, dan terdiam tidak
mau bicara. Ayah pasien menjelaskan bahwa pasien tiba-tiba bersikap aneh
dengan berbicara kacau, marah-marah dan menarik diri dari orang-orang
disekitarnya sejak 4 hari SMRS.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Perilaku dan aktivitas tidak ada
c. Pembicaraan (kuantitas, kecepatan produksi bicara, kualitas)
Kualitas composmentis, mutisme.
d. Insight : Jelek, sulit untuk dinilai.
4.2. Gejala
a. Mood sulit diraba dirasakan
b. Afek tumpul

4.3. Kumpulan Gejala (Sindrom)


Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis dan pemeriksaan status mental pasien
didapatkan :
- Tahun 2014 Mood disforik, afek datar, Ngamuk-ngamuk, tidak tidur, bicara
sendiri sambil teriak-teriak, tidak melakukan aktivitas apapun.
- Tahun 2015 Mood sulit diraba rasakan, afek tumpul , hipoaktif, mutisme
Ngamuk-ngamuk, tidak tidur, bicara sendiri sambil teriak-teriak, tidak
melakukan aktivitas apapun, halusinasi sulit dinilai.
5. DIAGNOSIS BANDING
F33.3 Depresi Berat Berulang dengan Gejala Psikotik
F25.1 Depresi GAngguan Skizoafektif Tipe Depresif

6. PEMBAHASAN
Menurut PPDGJ III
Pedoman diagnostik Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan (F33.0): 3
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harusmemenuhi kriteria untuk episode depresif sedang (F32.1); dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengansela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.Karakter
kelima: F33.00 Tanpa gejala somatik F33.01 Dengan gejala somatik Pedoman diagnostik
Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang (F33.1): 3
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harusmemenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0); dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing selama minimal 2 minggu
dengan selawaktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.Karakter kelima:
F33.10 Tanpa gejala somatik F33.11 Dengan gejala somatik Pedoman diagnostik Gangguan
Depresif Berulang, Episode Kini Berat tanpa Gejala Psikotik (F33.2): 3
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harusmemenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengansela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.Pedoman
diagnostik Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala Psikotik (F33.2):
3
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harusmemenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3); dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengansela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.Pedoman
diagnostik Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam Remisi (F33.4): 3
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus pernah dipenuhi di masa lampau,
tetapikeadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan
derajat keparahanapapun atau gagguan lain apapun dalam F30-F39; dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengansela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif


a.Kategori ini dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan
untuk gangguan berulang dimana sebagai besar episode didominasi oleh skizoafektif tipe
depresif.
b. Afek depresif harus menonjol disertai oleh sedikitnya dua gejala khas baik depresif
maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F32)
c. Dalam episode yang sama, sedikitnya harus ada satu dan sebaiknya ada dua gejala
khas skizofrenia ( sebagaimana ditetapkan dalam dalam pedoman diagnostic skizofrenia, F20,
(a) dan (b) ).

7. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, EKG, EEG, CT Scan)


Tidak perlu dilakukan karena pasien tidak menunjukkan gejala-gejala patologik pada
organ.

8. DIAGNOSIS
AKSIS I (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)
Gangguan suasana perasaan (afektif/mood)

AKSIS II (Gangguan kepribadian, retardasi mental)


Z03.2 Tidak ada diagnosis
AKSIS III (Kondisi Medik Umum)
Tidak ada

AKSIS IV (Stressor Psikososial)


Masalah ekonomi keluarga
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial (Ketika SMK di kucilkanoleh teman-
temannya)

AKSIS V (Fungsi Sosial)


Masuk
GAF30-21 Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai tidak mampu
berfungsi hampir semua bidang.

Sebelum masuk
GAF 40-31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
9. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Risperidone 2x2mg
Fluoxetin 1x10 mg

Psikoterapi
Terapi keluarga
Edukasi keluarga tentang penyakit yang diderita pasien agar keluarga ikut serta dalam
memperhatikan pasien dan pengobatan nya. Memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien jika pengobatan dan minum obat harus rutin, jangan sampai pasien tidak
meminum obat.
Terapi Interpersonal
Memberi kesempatan pasien untuk bercerita tentang hal yang membuat dia sulit untuk
memulai pembicaran dengan orang lain, kemudian berfokus untuk mengembalikan
kepercayaan diri pasien, dengan meminta pasien untuk minimal 1 bulan 1x untuk
mengikuti aktivitas di desa dan kemudian pasien berbicara minimal dengan 1 orang.

10. PROGNOSIS
FAKTOR PREMORBID
Indikator Pada Pasien Prognosis
1. Tidak ada Baik
Faktor genetik baik baik
2. Tidak ada Baik
Pola asuh Baik Baik
3. Baik Baik
Faktor organik Jelas Baik
4. Belum menikah Baik
Dukungan keluarga Baik baik
5.
Sosioekonomi
6.
Faktor pencetus
7.
Status perkawinan
8.
Kegiatan spiritual
FAKTOR MORBID
9. Muda Jelek
Onset usia Kronik Jelek
10. Depresi berat Jelek
Perjalanan penyakit dengan tanpa
11. gejala psikotik
Jenis penyakit Baik Baik
Baik Baik

12. Baik Baik


Respon terhadap terapi Ada Jelek
13. Menurun Jelek
Riwayat disiplin minum
obat
14.
Riwayat peningkatan gejala
15.
Beraktivitas
Kesimpulan prognosis: Dubia ad malam

11. RENCANA FOLLOW UP


Memantau keadaan umum pasien, intake makan dan perkembangan penyakitnya
serta efektivitas obat, dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi yang
diberikan.
Memastikan pasien mendapat psikoterapi keluarga dan interpersonal.

Anda mungkin juga menyukai