Anda di halaman 1dari 11

Analisis Kebijakan Usaha (Agnes Septiani) 721

ANALISIS KEBIJAKAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI DINAS


PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL
AN ANALYSIS OF INFIRMARY ROOM POLICY IN BANTUL PRIMARY SCHOOL
DEPARTMENT

Oleh : Agnes Septiani, (12110241021), Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Prodi Kebijakan
Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, agnesseptiani94@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan mengenai analisis kebijakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul. Analisis kebijakan ini terkait proses kebijakan dan pendekatan
perumusan kebijakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitiannya
adalah kepala bidang sekolah dasar, koordinator, dan staff Tim Pembina UKS. Objek penelitian adalah data
mengenai kebijakan UKS khususnya tentang perumusan kebijakan UKS. Data diperoleh dengan cara
wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti yang dibantu dengan pedoman wawancara
dan pedoman dokumentasi. Analisis data menggunakan interactive model yang dikembangkan oleh Miles
dan Huberman yaitu, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Uji keabsahan
data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian menunjukan: 1) kebijakan
UKS di Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul adalah Pembentukan Tim Pembina UKS dan tiga
program kerja UKS yaitu Program Lomba Sekolah Sehat, Lomba Dokter Kecil, dan Program Pemberian
Susu untuk Anak SD/Mi, 2) Tahap Analisis kebijakan UKS ketiga program tersebut terdiri atas: a)
Penyusunan agenda kegiatan. Pendekatan perumusan kebijakan yang digunakan adalah man-power
approach; b) Formulasi kegiatan untuk ketiga program dilakukan oleh pemerintah pusat, dinas sebagai
pelaksana. Pendekatan perumusan kebijakan yang digunakan adalah man-power approach; c) Evaluasi
dilakukan berdasarkan pendekatan perumusan kebijakan man-power approach. Ditemukannya nilai-nilai
yang terkandung dalam program-program UKS yaitu nilai percaya diri, disiplin, dan tanggung jawab.

Kata kunci : Analisis Kebijakan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Abstract
This research described about an analysis of Infirmary Room Policy in Bantul Primary School
Department. The analysis of policy was related to the process of policy and the approach of formulation
policy. This research was a qualitative descriptive approach. The subjects of this research were Primary
School Principal, the Coordinator and the staff of Infirmary Advisor Team. The object of this research was
the data of Infirmary Room Policy especially the formulation policy of Infirmary Room. The data were
obtained from the interviews and the documentation. The instruments were the researcher that was helped by
the interviews and the documentation guidance. The data analyses were obtained through Interactive Model
that is developed by Miles and Huberman. They were data reduction, data presentation, data verification
and conclusion. The data validity was tested by using source and technique triangulation. The result showed
as follows; 1). The Infirmary Room Policies in Bantul Primary School Department are the establishment of
Infirmary Advisor Team and three Infirmary Rooms Jobs, there were Healthy School Race Program, The
Kid Doctor Race Program, and The Milk Subvention Program for Elementary Students, 2) The steps of three
Infirmary Rooms Program consist of a) The arrangement of Healthy School Race and Kid Doctor Race
Program, the agenda was arranged based on National Race Guidance. The Milk Subvention Program for
Elementary Students, the Primary School Department did not arrange the agenda. It could be happen
because the agenda was arranged by Bantul Government. There was using non-power approach to
formulate the policy; b) The formulation that used in three programs was done by Central Government and
Provincial Sub-Project Management as an executor. There was using man-power approach to formulate the
policy; the evaluation was done based on the man-power approach. The local agencies monitored the
Infirmary Room in the school. There was found the Infirmary programs value, i.e. self-confidence,
disciplines, and responsibility.

Keyword: Policy Analysis, School Health Unit (UKS)


722 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016

PENDAHULUAN Undang-Undang Nomer 20 Tahun


Salah satu upaya strategis untuk 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
meningkatkan kualitas manusia Indonesia menyatakan bahwa
dapat dilakukan melalui pendidikan dan Pendidikan nasional bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan
kesehatan. Upaya ini dirasa tepat dilakukan
bangsa dan mengembangkan
melalui institusi pendidikan sekolah, karena manusia Indonesia seutuhnaya, yaitu
manusia yang beruman dan bertaqwa
sekolah merupakan tempat berlangsungnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
proses belajar mengajar. Proses belajar berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat
mengajar harus menjadi Health Promoting
jasmani dan rohani, berkepribadian
School, yaitu sekolah yang dapat yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan
meningkatkan derajat kesehatan warga
kebangsaan.
sekolah yang mencerminkan hidup sehat
Untuk itu berdasarkan Surat
bagi warga sekolahnya. Mendapatkan
Keputusan Bersama (SKB) Mendiknas,
pelayanan kesehatan yang optimal, terjamin
Menkes, Menag, dan Mendagri Nomor :
berlangsungnya proses belajar mengajar
2/P/SKB/2003, Nomor : MA/230B/2003,
dengan baik, terciptanya kondisi yang
Nomor : 445-404 Tahun 2003 tanggal 23
mendukung, dan tercapainya kemampuan
Juli 2003 tentang tim Pembina Usaha
peserta didik untuk berperilaku hidup sehat.
Kesehatan Sekolah menjadi landasan hukum
Di dalam Undang-Undang Nomer 23
utama terciptanya kebijakan tentang Usaha
Tahun 1992 dinyatakan bahwa
Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu
pembangunan kesehatan bertujuan
kebijakan pendidikan sebagai upaya untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
mencapai generasi sehat sekolah dikenal
yang optimal sebagai salah satu unsur
dengan promosi kesehatan sekolah.
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Health Promoting School adalah
Selain itu, pada Bab V pasal 45 disebutkan
sekolah yang telah melaksanakan UKS
bahwa
dengan ciri-ciri melibatkan kepala sekolah,
Kesehatan diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup guru, siswa, puskesmas serta semua pihak
sehat peserta didik dalam lingkungan
yang berkaitan dengan masalah kesehatan
hidup sehat, sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh, dan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah
berkembang secara harmonis dan
yang sehat dan aman, memberikan
optimal menjadi sumber daya manusia
yang lebih berkualitas. (Tim Pembina pendidikan kesehatan di sekolah,
Kesehatan Sekolah, 2010)
memberikan akses terhadap pelayanan
kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah
untuk mempromosikan kesehatan dan
Analisis Kebijakan Usaha (Agnes Septiani) 723

berperan aktif dalam meningkatkan langsung menghubungi orang tua untuk


kesehatan masyarakat. (Depkes RI, 2004) menjemput anaknya. Padahal pelaksanaan
Akar dari sekolah sehat adalah pendidikan UKS adalah terlaksananya TRIAS UKS
kesehatan dan lingkungan sekolah sehat yaitu lingkungan kehidupan sekolah yang
(Konu & Rimpela, 2002). sehat, pendidikan kesehatan, dan pelayanan
Tim Pembina UKS dalam Isroi kesehatan di sekolah secara utuh.
(2012:8), menyebutkan Usaha Kesehatan Dalam pelaksanaan program UKS
Sekolah (UKS) adalah usaha yang ditinjau dari segi sarana prasarana,
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan pengetahuan, sikap peserta didik di bidang
anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, kesehatan, warung sekolah, makanan sehari-
dan jenjang pendidikan mulai Taman hari atau gizi, kesehatan gigi, dan kesehatan
Kanak-kanak (TK) sampai dengan Sekolah pribadi dari evaluasi dan pengamatan yang
Menengah Atas, Kejuruan, atau pun Aliyah dilakukan Kementrian Pendidikan dan
(SMA/SMK/MA). UKS merupakan upaya Kebudayaan (Kemendikbud Direktorat
terpadu lintas program dan lintas sektoral Jenderal Pendidikan Dasar, 2012), selama
dalam rangka meningkatkan derajat ini pula masih memperlihatkan bahwa
kesehatan serta membentuk perilaku hidup prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan
sehat anak usia sekolah yang berada di peserta didik dirasakan belum mencapai
sekolah dan perguruan agama. UKS dengan yang diharapkan, kegiatan
merupakan kegiatan sekolah yang tidak pendidikan kesehatan lebih bersifat
dapat dipisahkan dalam kehidupan sekolah, pengajaran, penambahan pengetahuan dan
baik untuk siswa maupun guru atau kurang menekankan pada segi praktis yang
karyawan di sekolah tersebut. Pelaksanaan dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-
UKS ditingkat pendidikan dasar (TK dan hari.
SD) berbeda dengan tingkat menengah Secara umum sasaran upaya
(SMP dan SMA). kesehatan ditinjau dari cakupan sekolah,
Namun, selama ini masih terdapat peserta didik dikaitkan dengan wajib belajar,
sekolah beranggapan bahwa pelaksanaan mutu pendidikan, ketenagaan dan sarana
UKS hanya sebatas pada adanya ruang UKS prasarana belum seimbang dengan tujuan
saja terutama di sekolah dasar (SD). UKS. Selain itu, kurangnya sumber daya
Bahkan, UKS di sejumlah sekolah dasar manusia (SDM) seperti kurangnya guru
pemanfaatannya tidak optimal. Hal ini yang mengajar pendidikan kesehatan atau
disebabkan karena apabila siswa SD tiba- guru yang menangani UKS dan kader
tiba merasa tidak sehat, pihak sekolah kesehatan sekolah yang terlatih dalam
724 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016

bidang kesehatan baik pendidikan dan provinsi dengan Kabupaten Bantul. Artinya,
pelayanan (Kemendikbud Direktorat Jendral kebijakan UKS dari Dinas Pendidikan Dasar
Pendidikan, 2012). Kabupaten Bantul berhasil diinterpretasi dan
Implementasi kebijakan UKS di diimplementasi dengan baik di sekolah.
Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Akan tetapi, keberhasilan itu tidak
dapat dikatakan baik, terbukti berdasarkan disebarluaskan kepada daerah lain yang
adanya program sekolah sehat yang berada dalam satu wilayah.
dilombakan setiap tahun nya untuk tingkat Sebagai salah satu kebijakan lintas
kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat sektoral, UKS adalah salah satu kebijakan
provinsi, hingga tingkat nasional pada tahun pendidikan dimana dinas pendidikan
2013 hingga tahun 2015, sekolah di wilayah merupakan policy maker (pembuat
Kabupaten Bantul berhasil menjadi juara di kebijakan) dan decision maker (pembuat
tingkat nasional untuk kategori kinerja keputusan) untuk instansi atau lembaga
terbaik (best performance) dan kategori dibawahnya, serta implementator kebijakan
pencapaian terbaik (best achievement). Pada yang berasal dari instansi atau lembaga yang
tahun 2013, SD Negeri Tamanan Bantul berada diatasnya. Dinas sebagai policy
meraih juara 1 tingkat nasional pada maker dan decision maker bekerjasama
kategori pencapaian terbaik. Pada tahun dengan Tim Pembina Kesehatan dalam
2014, SD Negeri Ngrukeman Kecamatan membuat suatu kebijakan UKS tidaklah
Kasihan Bantul berhasil meraih juara 1 mudah, perlu melewati serangkaian proses
tingkat nasional kategori kinerja terbaik. kebijakan.
Tahun 2015 untuk kategori pencapaian Proses kebijakan dapat dipahami
terbaik, juara 1 tingkat nasional berhasil sebagai serangkaian tahap atau fase kegiatan
diraih oleh SD Negeri 1 Bantul (Sumber untuk membuat suatu kebijakan. Proses
Depkes.go.id). pembuatan kebijakan adalah serangkaian
Dilihat dari hasil tersebut, UKS di tahap yang saling bergantung menurut
Kabupaten Bantul untuk jenjang sekolah urutan waktu. Tahapan tersebut yaitu tahap
dasar lebih baik dibandingkan di kabupaten penyusunan agenda kebijakan, tahap
lain yang masih dalam satu wilayah. Dalam perumusan alternatif (formulasi kebijakan),
tiga tahun terakhir khususnya, Kabupaten tahap penetapan kebijakan, tahap
Bantul selalu masuk 3 besar nasional implementasi kebijakan, dan tahap evaluasi
mengalahkan Kabupaten Sleman, Gunung kebijakan. Nugroho (2011) menyebutkan
Kidul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta, kebijakan publik ini bukanlah sesuatu yang
yang notaben nya berada dalam satu bisa dimain-mainkan, dibuat secara
Analisis Kebijakan Usaha (Agnes Septiani) 725

sembarangan, dilaksanakan secara proses pembuatan kebijakan dan faktor-


sembrono, dan tidak pernah dikontrol atau faktor yang berpengaruh dalam proses
dievaluasi. perumusan kebijakan secara keseluruhan,
Sejauh ini penelitian mengenai UKS tidak hanya dalam proses implementasi
hanya sebatas pada tahap implementasi UKS di sekolah-sekolah, tetapi mulai dari
kebijakan saja. Tidak membahas bagaimana tahap awal perumusan masalah hingga
proses perumusan kebijakan tersebut evaluasi kebijakan UKS.
ditetapkan dan masalah-masalah apa saja
yang ada di lapangan yang perlu diberi METODE PENELITIAN
solusi pemecahannya, sehingga masih a. Desain Penelitian
terdapat sekolah yang pelaksanaan UKS Pada penelitian ini, digunakan jenis
tidak berjalan secara optimal. Kebijakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
UKS haruslah berorientasi pada kualitatif
permasalahan yang muncul di lapangan b. Setting Penelitian
maupun berorientasi pada tujuan yang ingin Penelitian ini dilakukan di Dinas
dicapai oleh Dinas Pendidikan Dasar Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Bantul. Persiapan yang matang dilaksanakan selama bulan Maret sampai
akan memberikan solusi yang tepat untuk April 2016.
permasalahan yang ada. c. Subyek dan Obyek Penelitian
Berdasarkan hal tersebut, peneliti Subyek penelitian ini adalah kepala
ingin mengetahui bagaimana dinas selaku bidang sekolah dasar, koordinator
implementator kebijakan mengimplementasi beserta staff Tim Pembina UKS
dan menginterpretasi kebijakan UKS yang Kabupaten Bantul. Obyek adalah data
berasal dari pusat, dan bagaimana posisi mengenai kebijakan UKS khususnya
dinas selaku policy maker serta decision tentang perumusan kebijakan UKS.
maker membuat rumusan kebijakan UKS d. Teknik Pengumpulan Data
yang berhasil diterapkan disekolah-sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan
Maka, penting dilakukan penelitian dengan wawancara dan dokumentasi.
mengenai Analisis Kebijakan UKS di Dinas e. Instrumen Penelitian
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Instrmen penelitian adalah peneliti
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. dibantu dengan pedoman wawancara dan
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pedoman dokumentasi.
bagaimana analisis kebijakan UKS di Dinas f. Analisis Data
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul terkait
726 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016

Menggunakan interactive model yang lintas sektor melalui kegiatan yang terpadu
dikembangkan oleh Miles dan Huberman dan berkesinambungan.
yaitu pengumpulan data, penyajian data, Tim pembina UKS Kabupaten
dan verifikasi data. Bantul mempunyai 27 program kerja yang
g. Keabsahan Data dilaksanakan pada tahun 2015. Semua
Uji keabsahan data yang digunakan program tersebut dibagi untuk semua sektor
adalah triangulasi sumber dan triangulasi terkait dan menjadi tanggung jawab masing-
teknik. masing sektor. Dinas Pendidikan Dasar
Kabupaten Bantul bertanggung jawab atas 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
program yaitu program lomba sekolah sehat,
1. Kebijakan UKS di Dinas Pendidikan
lomba dokter kecil, dan program pemberian
Dasar Kabupaten Bantul.
susu untuk anak sd/mi.
Kebijakan UKS di Dinas Pendidikan
2. Interpretasi Kebijakan UKS di Dinas
Dasar Kabupaten Bantul diawali dengan
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul.
adanya pembentukan Tim Pembina Usaha
Kebijakan mengenai pembentukan
Kesehatan Sekolah (TP-UKS) berdasarkan
sekretariat Tim Pembina UKS (TP UKS)
Surat Keputusan Bupati Bantul. Tim
Kabupaten Bantul merupakan salah satu
Pembina UKS Kabupaten Bantul adalah
wujud dari interpretasi yang dilakukan
organisasi yang bertugas dan bertanggung
Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul dalam
jawab atas implementasi kebijakan UKS.
menanggapi adanya Surat Keputusan Bupati
Anggota dari Tim Pembina UKS Kabupaten
No. 68 Tahun 2016. Dunn (2003)
terdiri dari lembaga-lembaga kedinasan
mengatakan dalam proses pembuatan
lintas sektoral, seperti dinas pendidikan
kebijakan tahap yang harus dilalui adalah
dasar, dinas pendidikan menengah, dinas
penyusunan agenda kegiatan, perumusan
kesehatan, BLH, puskesmas, dinas sosial,
kegiatan, adopsi kebijakan, implementasi,
PKK, dan lain sebagainya sehingga dalam
dan evaluasi. Dinas Pendidikan Dasar
pembuatan kebijakan dalam hal ini program
Kabupaten Bantul melakukan interpretasi
kerja tahunan tidak luput dari keterlibatan
pada program lomba sekolah sehat dan
seluruh lembaga atau instansi terkait
lomba dokter kecil saat tahap penyusunan
sebagaimana dalam pedoman
agenda kegiatan yaitu dengan membuat
pengembangan dan pembinaan UKS bagian
kegiatan sesuai dengan agenda kegiatan
kebijakan umum yang menyebut bahwa
untuk lomba ditingkat nasional.
pembinaan dan pengembangan UKS
Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
dilaksanakan secara lintas program dan
Bantul tidak melakukan interpretasi untuk
Analisis Kebijakan Usaha (Agnes Septiani) 727

semua program saat tahap perumusan Begitu pula Dinas Pendidikan Dasar
kebijakan, karena usulan-usulan kebijakan Kabupaten Bantul terlibat dan melaksanakan
yang diberikan pada tahap penyusunan beberapa komponen tahap organisasi, yaitu
agenda tidak menjadi materi atau agenda pada komponen pelaksana, pelaku,
pada proses pembuatan kebijakan anggaran, tata kerja, pola kepemimpinan dan
(kebijakan top-down). Begitu pula pada koordinasi pada program Lomba Sekolah
tahap adopsi kebijakan. Dinas Pendidikan Sehat. Dinas tidak terlibat dan melakukan
Dasar dan Tim Pembina UKS Kabupaten tahap organisasi untuk komponen sarana dan
tidak menetapkan kebijakan maupun prasarana. Berikut gambaran singkat
program, karena dari pusat sudah ditetapkan. mengenai pengorganisasian yang dilakukan
3. Pengorganisasian UKS di Dinas Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul:
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul. Program Tahap Hasil
Organisasi
Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
Bantul terlibat dan melaksanakan beberapa
komponen tahap organisasi berdasarkan Pelaksana
program
ditentukan oleh
teori organisasi yang diungkapkan oleh Joko 1.
2.
Pelaksana
Pelaku
pusat
dikdas,
yaitu
pelaku
3. Anggaran program yaitu
Widodo. Dinas terlibat dan melaksanakan Lomba
4.
5.
Sapras
Tata kerja
sekolah, anggaran
dinas menetapkan
Sekolah 6. Pola berasal dari dana
komponen pelaksana, pelaku, anggaran, tata Sehat Kepemimp
inan dan
BPAD,
menetapkan
dinas

Koordinasi sistematika lomba


kerja, pola kepemimpinan dan koordinasi di lapangan dan
melakukan
penilaian
pada program Lomba Sekolah Sehat. Dinas ditingkat daerah.

tidak terlibat dan melakukan tahap Pelaksana


program
organisasi untuk komponen sarana dan 1.
2.
Pelaksana
Pelaku
ditentukan oleh
pusat yaitu
3. Anggaran dikdas, pelaku
prasarana. 4. Sapras program
dikdas
yaitu
dibantu
5. Tata kerja
Lomba dinkes, anggaran
Sama halnya pada Program Dokter
6. Pola
Kepemimp
berasal dari dana
BPAD, dinas
Kecil inan dan menetapkan
Pemberian Susu Dinas Pendidikan Dasar Koordinasi sistematika lomba
di lapangan dan
melakukan
Kabupaten Bantul terlibat dan melaksanakan penilaian
ditingkat daerah.

beberapa komponen tahap organisasi, yaitu


Pelaksana
pada komponen pelaksana, pelaku, 1. Pelaksana program
2. Pelaku ditentukan oleh
3. Anggaran pusat yaitu
anggaran, tata kerja, pola kepemimpinan dan Pemberian 4. Sapras dikdas, pelaku
Susu untuk program yaitu
5. Tata kerja
Anak SD sekolah, anggaran
koordinasi pada program Lomba Sekolah 6. Pola
Kepemimp
dinas menetapkan
berasal dari dana
inan dan BPAD, adanya
Sehat. Dinas tidak terlibat dan melakukan Koordinasi sistem pemberian
susu dan tim kerja
lintas sektoral
tahap organisasi untuk komponen sarana dan atas
tanggungjjawab
pemkab. Bantul.
prasarana.
Gambar 1. Tahap Organisasi dalam Program
UKS
728 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016

4. Aplikasi UKS di Dinas Pendidikan terbaik sebagai pemenang yang nantinya


Dasar Kabupaten Bantul. akan dikirimkan untuk wakil Kabupaten
Tahap aplikasi merupakan tahap Bantul ditingkat nasional. Selain itu
penerapan proses implementasi kebijakan komponen hubungan antar organisasi juga
ke dalam realitas nyata. Dalam hal ini, diperhatikan oleh dinas dengan adanya
aplikasi adalah proses pelaksanaan program kerjasama antara dinas pendidikan dengan
UKS yang dilakukan di Dinas Pendidikan sekolah, dinas kesehatan, dan BLH.
Dasar Kabupaten Bantul yaitu proses Kemudian komponen karakteristik agen
pelaksanaan Program Lomba Sekolah Sehat, pelaksana, kondisi ekonomi, sosial, dan
Program Dokter Kecil, dan Program politik, serta disposisi dalam penelitian ini
Pemberian Susu untuk Anak SD/Mi. Dinas Dinas tidak terlibat.
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul dalam Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
tahap aplikasi ini harus memperhatikan Bantul sudah memperhatikan komponen
enam enam variabel yang mempengaruhi standar dan sasaran kebijakan pada Program
kinerja implementasi menurut Van Meter Lomba Dokter Kecil, dibuktikan dengan
dan Van Horn, yakni : dinas menetapkan kriteria penilaian lomba
a. Standar dan sasaran kebijakan dan waktu dan sasaran program yaitu pada
b. Sumberdaya Bulan Februari 2015. Komponen sumber
c. Hubungan antar organisasi daya juga diperhatikan oleh dinas, dimana
d. Karekteristik agen pelaksana dinas memilih sekolah terbaik sebagai
e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik pemenang yang nantinya akan dikirimkan
f. Disposisi Implementator/sikap untuk wakil Kabupaten Bantul ditingkat
pelaksana nasional. Selain itu komponen hubungan
Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten antar organisasi juga diperhatikan oleh dinas
Bantul sudah memperhatikan komponen dengan adanya kerjasama antara dinas
standar dan sasaran kebijakan pada Program pendidikan dengan sekolah dan dinas
Lomba Sekolah Sehat, dibuktikan dengan kesehatan. Komponen karakteristik agen
dinas menetapkan kriteria penilaian lomba pelaksana, kondisi ekonomi, sosial, dan
dan waktu dan sasaran program yaitu pada politik, serta disposisi dalam penelitian ini
Bulan Agustus dari tanggal 11-12 Agustus Dinas tidak terlibat.
2015 di SD Ngebel Kasihan, SD 1 Khusus Program Pemberian Susu
Trirenggo Bantul, dan Plebengan. untuk Anak SD/Ml, komponen standar dan
Komponen sumber daya juga diperhatikan sasaran kebijakan tidak diperhatikan oleh
oleh dinas, dimana dinas memilih sekolah Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul
Analisis Kebijakan Usaha (Agnes Septiani) 729

karena dilakukan oleh Pemkab. Bantul. melihat keberhasilan program, kendala yang
Komponen hubungan antar organisasi dialami, dan sebagainya. Dinas Pendidikan
diperhatikan oleh Dinas Pendidikan Dasar Dasar Kabupaten Bantul hanya fasilitator
Kabupaten Bantul dengan adanya kerjasama dan peserta evaluasi di tingkat daerah untuk
antara pemerintah kabupaten, dinas tahap evaluasi akhir ini, yang berhak
pendidikan, sekolah, dinas kesehatan, PKK, mengevaluasi atau memberikan penilain
dan lain-lain. Kemudian komponen akhir adalah dinas kesehatan.
karakteristik agen pelaksana, kondisi Dinas melakukan evaluasi atau
ekonomi, sosial, dan politik, serta disposisi penilaian dinas lakukan saat program
dalam penelitian ini tidak terlibat. berlangsung dan setelah program berakhir
5. Evaluasi Kebijakan UKS di Dinas pada Lomba Dokter Kecil. Evaluasi saat
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul. program berlangsung sama seperti pada
Evaluasi adalah penilaian untuk lomba sekolah sehat yaitu dilakukan untuk
melihat sampai sejauh mana kebijakan yang menentukan siapa pemenang hasil terbaik
dibuat telah mampu memecahkan masalah dengan melihat kriteria-kriteria yang dinilai.
yang dihadapi. Anderson mengatakan Evaluasi yang dilakukan di akhir program
evaluasi dilakukan untuk melihat bagaimana dalah untuk melihat keberhasilan program,
tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan kendala yang dialami, dan sebagainya.
diukur, siapa yang mengevaluasi kebijakan, Evaluasi akhir ini Dinas Pendidikan Dasar
apa konsekuensi dari adanya evaluasi Kabupaten Bantul hanya sebagai fasilitator
kebijakan, dan adakah tuntutan untuk dan peserta evaluasi di tingkat daerah, yang
melakukan perubahan atau pembatalan. berhak mengevaluasi atau memberikan
Dalam tiga program UKS hanya pada penilain akhir adalah Tim Pembina UKS
Program Lomba Sehat dan Lomba Dokter Kabupaten. Dinas tidak melakukan evaluasi
Kecil, untuk Program Pemberian Susu dinas pada Program Pemberian Susu untuk Anak
tidak melakukan evaluasi. SD/MI, dinas pendidikan, karena program
Dinas melakukan evaluasi atau ini dievaluasi langsung oleh Pemerintah
penilaian saat program berlangsung dan Kabupaten Bantul yang memiliki
setelah program berakhir pada Lomba wewenang. Dinas Pendidikan Dasar
Sekolah Sehat. Evaluasi saat program Kabupaten Bantul hanya sebagai pelaksana
berlangsung dilakukan untuk menentukan program.
siapa pemenang hasil terbaik dengan melihat 6. Proses Analisis Kebijakan Usaha
kriteria-kriteria yang dinilai. Evaluasi yang Kesehatan Sekolah (UKS) di Dinas
dilakukan di akhir program adalah untuk Pendidikan Dasar Kupaten Bantul.
730 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 7 Vol. V Tahun 2016

Alur kebijakan berdasarkan model menyesuaikan dan melaksanakan tugas yang


proses kebijakan menurut William N. Dunn diberikan dan diputuskan oleh pusat, seperti
adalah penyusunan agenda, formulasi melaksanakan lomba sekolah sehat, lomba
kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi dokter kecil di tingkat daerah, dan
kebijakan, dan penilaian (evaluasi) pemberian susu untuk anak SD/Mi, dan
kebijakan. Bahwa alur kebijakan yang memonitoring keterlaksanaan UKS di
pertama adalah penyusunan agenda, pada sekolah. Mengenai bagaimana proses
tahap ini Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten merumuskan kebijakan, kejelasan kebijakan
Bantul melakukannya. Dari temuan terhadap lanjutan implementasi UKS
penelitian ditemukan bahwa Dinas menjadi wewenang pemerintah pusat.
menyusun agenda kegiatan sesuai dengan Tahap ketiga adalah adopsi
pedoman untul lomba ditingkat nasional. kebijakan, tahap ini merupakan tahap
Berdasarkan pendekatan perumusan penentuan kebijakan. Kebijakan UKS
kebijakan man-power approach Dinas disahkan oleh pemerintah pusat berdasarkan
melakukan usulan kegiatan mengaktifkan SKB 4 Menteri. Pendekatan perumusan
seluruh program UKS, mengadakan kebijakan pada tahap ini adalah man-power
sosialisasi, dan ditingkatkannya koordinasi approach, Dinas Pendidikan Dasar
tersebut untuk menangani masalah-masalah Kabupaten Bantul hanya melaksanakannya.
yang ditemukan. Usulan tersebut didasari Tahap keempat adalah implementasi
pada pendekatan perumusan kebijakan man- kebijakan, berdasarkan pendekatan
power approach yaitu bahwa pemerintah perumusan kebijakan man-power approach
Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul bahwa Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
melakukan tahap ini tidak melihat adanya Bantul melakukan tahap ini ssuai dengan
permintaan dari masyarakat, tetapi keputusan dan pedoman yang sudah ada,
pemerintah memiliki wewenang dan dinas daerah hanya melaksanakan kebijakan
tanggungjawab dalam pelaksanaan tersebut agar sampai pada sekolah-sekolah.
kebijakan UKS tersebut. Rapat koordinator program kerja dilakukan
Tahap kedua adalah formulasi dinas juga berdasarkan atas kebijakan
kebijakan, Dinas daerah dalam hal ini Dinas mengenai UKS, menyesuaikan rambu-
Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul tidak rambu yang diberikan oleh pemerintah
melakukan, ini terlihat dari pendekatan pusat.
perumusan kebijakan man-power approach, Tahap kelima adalah evaluasi
karena hal ini dilakukan oleh pemerintah kebijakan, berdasarkan pendekatan
pusat (TP UKS Pusat), dinas daerah hanya perumusan kebijakan man-power approach
Analisis Kebijakan Usaha (Agnes Septiani) 731

bahwa Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Miles, Matthew B dan Huberman, A


Michael. (1992). Analisis Data
Bantul melakukan kegiatan evaluasi
Kualitatif. Diterjemahkan oleh:
program Lomba Sekolah Sehat dan Lomba Tjetjep Rohendi Rohid. Jakarta.
Universitas Indonesia Press
Dokter Kecil. Kegiatan ini didasari atas
Tim Pembina UKS. (2008). Pedoman
keterlaksanaan program dilapangan dengan Pembinaan dan Pengembangan
UKS. Jakarta: Balai Pustaka.
harapan tujuan yang ingin didapatkan dari
program.
Berdasarkan kelima tahap proses
kebijakan yang telah dijelaskan diatas
memberikan kesimpulan bahwa analisis
kebijakan UKS di Dinas Pendidikan Dasar
Kabupaten Bantul lebih banyak terlihat pada
pendekatan perumusan kebijakan dengan
man-power approach daripada social
demand approach. Analisis Kebijakan UKS
dengan pendekatan perumusan kebijakan
man-power approach berarti bahwa
pemerintah memiliki wewenang dan
tanggungjawab, serta kebijakan yang
dibuatnya dapat berlangsung secara efisien
dalam perumusannya, dan lebih berdimensi
jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, William N. (2003). Pengantar


Analisis Kebijakan Publik Edisi
Kedua. Diterjemahkan oleh:
Samodra Wibawa, dkk. Yogyakarta:
Gadjah Mada University

Joko Widodo. (2008). Analisis Kebijakan


Publik. Jakarta: Bayumedia

Konu & Rimpela. (2002). Well-being in


schools: A conceptual model. Health
Promotion International Vol. 17, No.
1 , 79-87

Anda mungkin juga menyukai