Anda di halaman 1dari 12

60

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif


analitik. Metode deskriptif analitik dimaksudkan agar penelitian ini dapat
mengungkap kenyataan yang ada di lapangan serta dapat dipahami secara
mendalam sehingga akhirnya dapat diperoleh temuan penelitian. Ada empat
masalah utama yang akan diungkap dalam penelitian ini. Pertama, perencanaan
penggunaan metode jigsaw di SMK Negeri 1 Plered Kabupaten Purwakarta.
Kedua, Pelaksanaan penggunaan metode jigsaw di SMK Negeri 1 Plered
Kabupaten Purwakarta. Ketiga, Penilaian penggunaan metode jigsaw di SMK
Negeri 1 Plered Kabupaten Purwakarta. Keempat, Faktor pendukung dan
penghambat dalam Penggunaan Metode Jigsaw Dalam Pembelajaran Pai Untuk
Meningkatkan Akhlak Siswa Di SMK Negeri 1 Plered Kabupaten Purwakarta.
Data yang diperlukan adalah semua hal yang berkaitan dengan Penggunaan
Metode Jigsaw Dalam Pembelajaran Pai Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Di
SMK Negeri 1 Plered Kabupaten Purwakarta, yaitu: Pertama, menemukan situasi
dan melakukan deskripsi, yaitu mengungkap berbagai data dan informasi atas
beberapa ranah yang akan dipilih secara mendalam berkenaan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian guru PAI terhadap program sekolah,
akuntabilitas sekolah, transparansi sekolah, jaminan mutu sekolah, dan partisipasi
masyarakat. Kedua, Pengamatan fokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih
dari analisis komponen akan mengungkapkan data dan informasi yang terfokus
pada kegiatan di SMK Negeri 1 Plered Kabupaten Purwakarta
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Musianto (2002: 125),
pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,
hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan
penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan
numeric, situasional deskriptif, interview mendalam, bola salju dan stori.
61

Menurut Dharminto, penelitian dengan pendekatan kuantitatif lebih menekankan


analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap
dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika
ilmiah. Menurut Nasution (1996: 5), penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya. Karakteristik penelitian kualitatif yaitu peneliti
melakukan riset pada fenomena yang muncul dan bukan mengkonstruksikan apa
fenomenanya, karena peneliti ingin tahu sistem nilai-nilai yang muncul dari
fenomena tersebut yang akan dijadikan fungsi interaksi antara peneliti dengan
fenomena tersebut.
Adapun metode yang digunakannya yaitu metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode penelitian yang berguna untuk memecahkan
masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, dan
mengklasifikasikannya, menganalisis dan menginterpretasikannya (Winarno
Surakhmad, 1989: 147). Dalam kaitannya dengan penelitian ini maka
penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat
menggambarkan secara utuh proses pembelajaran pendidikan Agama Islam
menggunakan metode jigsaw untuk meningkatkan akhlak siswa di SMK Negeri
1 Plered, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian pembelajaran,
dan melihat serta mendengar tanggapan siswa terkait dengan peningkatan akhlak
mereka di sekolah.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, penyebaran angket, dan studi kepustakaan.
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan
jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional
mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki (Zainal Arifin, 1998: 49).
Bogdan (dalam Moleong, 2005: 208) mengatakan observasi adalah
62

sejumlah pengamatan dengan menggunakan catatan tertulis tentang apa


yang didengar, dilihat dan dialami dan yang dipikirkan dalam
pengumpulan data dan reflkeksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Menurut Nawawi (2003:100), observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang
tampak pada objek penelitian.Teknik observasi yang digunakan adalah
teknik observasi non partisipan. Menurut Nawawi (2003:100) mengatakan
observasi non-partisipan adalah peneliti tidak terlibat secara langsung
dalam kegiatan objek atau kehidupan orang-orang yang diobservasi,
melainkan peneliti hanya mengamati/mengobservasi dari luar.
Teknik ini digunakan karena terdapat sejumlah data yang hanya
dapat diketahui dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian, seperti
keadaan siswa, keadaan guru, keadaan kurikulum, dan proses
pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Pered.
Teknik observasi non partisipan ini dengan mengunakan pengamatan
langsung untuk mengumpulkan data tentang penerapan strategi
cooperative learning tipe jigsaw. Alat yang digunakan dalam observasi ini
adalah menggunakan catatan lapangan. Daftar catatan lapangan adalah
daftar yang disusun secara sistematis untuk mengetahui perilaku subjek
dalam penelitian ini adalah sumber data yang dijadikan informan kunci
dalam penelitian ini.
Observasi dilakukan kepada responden yakni observasi aktivitas
guru dan aktivitas siswa, adapun pedoman observasi aktivitas guru dan
siswa sebagaiman terlampir.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan sumber data (Muhammad Ali, 1993: 64).
Arikunto (2002:132) mengemukakan wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan dengan pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara.
63

Wawancara dilakukan dengan informan yang telah ditetapkan yang


dapat dijadikan informan kunci yang dianggap mengetahui dan dapat
diajak bekerja sama dalam memberikan keterangan guna memecahkan
permasalahan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lengkap dan
objektif tentang penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Jenis
wawancara terdiri dari wawancara testruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Menurut Arikunto, (2002: 132). Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sedertan
pertanyaan lengkap dan terperinci, sedangkan wawancara tidak terstruktur
adalah dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data yang akan dikumpulkan.
Alat dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yaitu
sejumlah catatan yang telah disiapkan sebagai pedoman bagi peneliti
dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada informan kunci melalui
tatap muka secara langsung mengenai penerapan strategi cooperative
learning tipe jigsaw.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dan dilaksanakan oleh
peneliti kepada responden, adapun pedoman wawancara dalam penelitian
ini terlampir.
Teknik ini digunakan atas pertimbangan untuk memperoleh data
yang lebih efektif. Obyek yang diwawancarai adalah Kepala Sekolah,
Guru PAI kelas XI, Kasubag Tata Usaha (TU), guru BP/BK dan siswa
kelas XI di SMK Negeri 1 Plered.
3. Penyebaran angket
Menurut Sugiono (2011: 199), kuesioner meupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dngan cara memberi seperangkat
pertanyaanatau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
responden. Teknik ini digunakan karena dapat menghemat waktu, yaitu
data dapat ditarik dari sebuah sampel secara bersamaan waktunya.
64

Penggunaan angket dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui


kesan pembelajaran menggunakan metode jigsaw dalam pembelajaran PAI
di SMK Negeri 1 Plered. Selain itu, juga untuk mengetahui sejauh mana
akhlak siswa meningkat di SMK Negeri 1 Plered. Adapun pelaksanaannya
yaitu angket ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif dengan
memberi skor pada tiap item jawaban berdasarkan kriteria tertentu. Untuk
menskor atau menilai setiap alternatif jawaban maka harus
dipertimbangkan orientasi item angket. Orientasi item angket akan bersifat
positif dan negatif, sedangkan alternatif jawaban dikembangkan dan
disusun secara berjenjang ke dalam lima option yaitu a, b, c, d, dan e.
Apabila item angket berorientasi positif maka dapat diketahui dengan jelas
alternatif jawabannya, yaitu siswa yang memilih jawaban a akan
memperoleh nilai 5, b nilainya 4, c nilainya 3, d nilainya 2, dan e nilainya
1. Sebaliknya jika item angket berorientasi negatif maka siswa yang
memilih jawaban a akan memperoleh nilai 1, b nilainya 2, c nilainya 3, d
nilainya 4, dan e nilainya 5.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan untuk mencari landasan teoritik
tentang pengaruh pembiasaan hafalan surat-surat pendek sebelum
pembelajaran dimulai terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-
Quran hadits. Karena itu, untuk memperoleh informasi dan teori-teori
yang berkaitan dengan masalah ini maka dicari dan didayagunakan
informasi yang terdapat dalam buku-buku dan sumber lainnya.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Plered yang terletak di
Jalan Rawasari Desa Rawasari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.
Penelitian ini direncanakan akan dimulai pada bulan April sampai dengan
Mei 2016. Berikut peneliti gambarkan dalam tabel rencana dan jadwal
penelitian
65

Tabel 3.1
Jadwal dan Perencanaan Penelitian

April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
2 Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian (Siklus 1, 2 dan 3)

3 Pengumpulan data dan Bukti
pendukung proses dan hasil
belajar

Pebruari Maret
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
4 Pengolahan dan Analisa Data
5 Penyusunan Hasil
6 Pelaporan Hasil

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Amirin (1986:157) merupakan seseorang
atau sesuatu mengenai yang mengenainya ingin diperoleh
keterangan. Menurut Arikunto, S (1989:98) memberi batasan subjek
penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan, dalam sebuah penelitian,
subjek penelitian memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek
penelitian itulah data tentang variabel yang penelitian akan
amati. Kesimpulan dari kedua penngertian diatas Subjek penelitian adalah
individu, benda, atau organismeyang dijadikan sumber informasi yang
dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa SMK Negeri
1 Plered Desa Rawasari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta dengan
jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 21
orang siswa perempuan.
66

D. Prosedur Penelitian
Penerapan metode dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas
(PTK). Mulyasa (2010:11), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar suatu kelompok
peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatmen) yang sengaja
dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, bersama peserta didik
atau peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Desain penelitian tindakan kelas mengikuti desain Arikunto, S, yang
ditafsirkan oleh Mulyasa, E (2010:11).

SIKLUS I Perencanaan

Refleksi

Tindakan/
Observasi
Perbaikan
Rencana
SIKLUS 2 Refleksi

Tindakan/
Observasi
Perbaikan
Rencana
SIKLUS 3 Refleksi

Tindakan/
Observasi

Bagan 3.2
Desain Penelitian Tindakan Kelas

Adapun persiapan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:


67

1. Memilih dan memilah SK dan KD yang akan digunakan dalam


penelitian
2. Membuat instrumen RPP, lembar observasi, dan lembar evaluasi.

E. Teknik Analisis Data


Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2011: 337) mengatakan bahwa
analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung. Pada saat peneliti melakukan wawancara, peneliti
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Adapun teknis analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Reduksi Data
Sugiyono (2011: 338) menyatakan bahwa reduksi data adalah proses
pemilahan data-data yang terkumpul selama melakukan pengumpulan data.
Data yang diperoleh dilapangan kemudian dikonsep dalam bentuk uraian atau
laporan yang rinci dengan direduksi dan dirancang, dipilah-pilah hal yang
pokok, difokuskan pada permasalahan yang penting dan dicarikan polanya
atau disusun dengan sistematis sehingga dapat difokuskan pada permasalahan
yang penting dan lebih mudah dikendalikan.
Maka data dalam penelitian ini diperoleh dari informan selaku guru
Pendidikan Agama Islam, secara sistematis agar memperoleh gambaran yang
sesuai dengan tujuan penelitian, dan reduksi data dilakukan pada data-data
mengenai penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw dan data
mengenai kenakalan siswa dan peningkatan akhlak siswa.
2. Data Display (Penyajian Data)
Syaodih (2007: 85) display data adalah untuk melihat gambaran atau
bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan.Data yang sudah di reduksi
dan diklasifikasikan berdasarkan kelompok yang masalah yang diteliti,
sehingga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi
terhadap penerapan strategicooperative learning tipe jigsaw. Display data
dalam penelitian dilakukan untuk mempermudah pengelompokan hasil
wawancara dengan informan kunci berdasarkan jenis pertanyaan yang
68

diajukan agar dapat dilihat gambaran keseluruhan atau bagian hasil penelitian
ini pada data-data tentang penerapan strategi cooperative learning tipe
jigsaw, dan apakah strategi tersebut dapat meningkatkan akhlak siswa.
3. Verifikasi Data
Rasyid, H (2000: 124) Penarikan kesimpulan diartikan sebagai
penarikan kesimpulan dari semua data yang ditampilkan dengan melibatkan
pemahaman dan kemudahan peneliti.
Jadi, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya
dan mencocokannya dengan menverifikasi data. Peneliti pada tahap ini
mencoba menarik kesimpulanberdasarkan tema untuk menemukan makna
dari data yang dikumpulkan.
Kegiatan analisis tersebut terlibat dalam proses saling berkaitan,
sehingga hasil akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis
berdasarkan tema-tema yang dirumuskan.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data Hasil Penelitian


Agar data yang diperoleh objektif dan teruji keabsahan datanya, maka
diperlukan pemeriksaaan keabsahan data, dari sembilan cara pemeriksaan
keabsahan data yang dikemukakan oleh Moleong, (1996: 175-183), peneliti
hanya menggunakan empat cara yakni:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Menurut Moleong (2005: 326) teknik pemeriksaan data
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka
akan membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data
tersebut. Keikutsertaan tersebut hanya dilakukan dalam waktu yang
panjang, hal ini dilakukan dalam waktu yang singkat tetapi dalam waktu
yang panjang ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan data yang
dikumpulkan.
69

Dalam penelitian ini, peneliti mengikuti dengan aktif selama proses


penelitian berlangsung yang dimulai dari tanggal 15 Maret hingga 5 April
2016, yang pada akhirnya peneliti benar-benar mendapatkab data yang
diperlukan dalam penelitian ini.
2. Triangulasi
Menurut Moleong, (1996: 175). Trianggulasi adalah bentuk
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari
luar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data yang telah diperoleh. Peneliti memeriksa keabsahan data
yang diperoleh di lapangan kemudian dibandingkan dengan data yang
diperoleh oleh pengawas, kemudian data tersebut dibandingan data yang
diperoleh oleh peneliti dan data yang diperoleh pengawas, sehingga terjadi
pengumpulan data dan disingkronasikan oleh peneliti dari data-data yang
telah dikumpulkan.
3. Ketekunan Pengamatan
Sugiono (2011: 369) dengan perpanjangan pengamatan/ketekunan
pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan,
wawancara lagi dengan narasumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan/ketekunan pengamatan ini
berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk,
semakin akrab, semakin terbuka, dan saling mempercayai, sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini, selalu mengikuti semua
kegiatan pembelajaran dan berperan aktif dalam menjelaskan proses dan
tatacara penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jisaw,
sehingga peneliti benar-benar hadir dan paham terhadap suasana kelas
maupun aktivitas yang terjadi di tempat penelitian.
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konsisten
atau tentatif.
70

4. Member Check
Sugiono (2011:369) proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang ditemukan dan diberikan oleh
pemberi data.
Data yag diperoleh oleh peneliti kemudian di cek atau diuji tingkat
kebenarannya dengan data yang didapat oleh pengawas, dan terlihat
apakah benar data tersebut sesuai dengan kondisi yang terjadi dikelas
dengan data yang peneliti nilai.
Dari data di lapangan mengenai penerapan strategi pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw, baik data yang diperoleh dari interviu
peneliti kepala sekolah, guru, data yang diperoleh dari hasil observasi
peneliti di Sekolah dan dokumentasi, setelah dianalisis, ditafsirkan dan
disimpulkan, kemudian peneliti mengadakan pengecekan kembali atau
pengecekan ulang untuk mengetahui benar tidaknya data-data tersebut
dengan pengawas pembelajaran yang telah melakukan pengawasan.
71

Anda mungkin juga menyukai