Anda di halaman 1dari 22

Kompetensi dan tugas guru

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan


sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan
perkembanganya manusia termasuk gaya belajar Kariman dalam Hamzah B. Uno
(2009:18). Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi
professional akan menerapkan pembelajaran dengan melakukan untuk menggantikan
cara mengajar di mana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam
memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta menyajikan dan
mempertahankan pandangan dan hasil kerja kepada teman sejawat dan yang lainya.
Sedangkan para guru dapat berkerja secara intensif dengan guru lainya dalam
merencanakan pembelajaran, baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang
desain sekolah, kolaborasi tentang pengembangan, tentang kompetensi prefesional yang
harus menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugas.
1. Kompetensi professional
Kompetensi professional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengejarnya
dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, terdiri dari 3
(tiga), yaitu kompetensi pribadi, kompetensi social, dan kompetensi professional.
Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh keegitanya
dengan penekanan pada kemampuan mengejar, selanjutnya akan diuraikan masing-
masing pembahasan tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu
sebagai berikut.
a. Kompetensi pribadi
Berdasarkan kodrat manusia sebagaai makhluk individu dan sebagai
makhluk tuhan. Ia wajib menguasai pengetahuan yang akan diajarkanya kepada
peserta didik secara benar dan bertanggung jawab. Ia haarus memiliki
pengetahuan penunjang tentang kondisi fisiologis, psikologis, dan pedagogis dari
para peserta didik yang dihadapinya.
Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seseorang guru,
yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya. Selai itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan
peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara individual.
b. Kompetensi social
Berdasarkan kodrat manusia sbertujuan agar tercebagai makhluk social
dan makhluk etis ia harus dapat memperlakuakan peserta didiknya secara wajar
dan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik, ia
harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistic yang beranggapan
bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri
peserta didik tersebut. Instruktur hanya bertugas melayani mereka sesuai
kebutuhan masing-masing. Kompetensi social yang dimiliki seorang guru
adalahmenyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didk dan
lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga, dan sesame teman).
c. Kompetensi professional mengajar
Bedasarkan tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus
memiliki kemampuan:
1. Merencanakan sistem pembelajaran
Merumuskan tujuan
Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
Memilih dan menggunakan metode
Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada
Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
2. Melaksanakan sistem pembelajaran
Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3. Mengevaluasi sistem pembelajaran
Memilih dan menyusun jenis evaluasi
Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
Mengadministrasi hasi evaluasi
4. Mengembangkan sistem pembelajaran
Mengoptimalkan peserta didik
Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Sedangkan kompetensi guru yang telah dilakukan oleh dikdasmen depdiknas
dalam Hamzah B Uno (2009:20) sebagai berikut :
a. Mengembankan kepribadikan
b. Menguasai landasan kependidikan
c. Menguasai bahan pembelajaran
d. Menyusun program pengajaran
e. Melaksanakan program pengajaran
f. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
g. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
h. Menyelenggarakan program bimbingan
i. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat.
j. Menyelenggarakan administrasi sekolah
Dengan demilkian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru professional
yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut
tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap calon guru
atau guru untuk mewujudkanya.
2. Seperangkat Tugas Guru
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh
guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat
berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru dapat
ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas utamanya,
yaitumenjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang
tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan
menunjang keberhasilanya menjadi guru yang andai diteladani.
Menurur Uzer dalam Hamzah B Uno (2009:20), terdapat tiga jenis tugas
guru, yakni tugas dalam bidang profesi,tugas kemanusian, dan tugas dalam bidang
kemasyrakatan. Urain dari penjelasan Uzer dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti
meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai iptek , sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusian meliputi bahwa
guru disekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta
didik dengan tugas perkembangan mulai dari segala makhluk bermain
(homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homopither), dan sebagai
makhluk berpikir/dewasa (homosapiens). Membantu peserta didik dalam
mentranformasi dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta
dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkunganya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh
ilmu pengetahuan. Ini beararti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa Indonesia
seutuhnya berdasarkan pancasila. Sedangkan secara khusus tugas guru dalam
proses pembelajaran tatap muka sebagai berikut.
1. Tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaraan
a. Tugas manajerial
Menyangkut fungsi administrasi (memimpin kelas), baik internalmaupun
ekternal.
Berhubungan dengan peserta didik
Alat perlengkapan kelas (material)
Timdakan-tindakan professional
b. Tugas edukasional
Menyangkut fungsi mendidik, bersifat :
Motivasional
Pendisiplinan
Sanksi sosial (tindakan hukum)
c. Tugas instruksional
Menyangkut funsi mengajar, bersifat :
Penyampaian materi
Pemberian tugas-tugas pada peserta didik
Mengawasi dan memeriksa tugas
2. Tugas pengajar sebagai pelaksana (Executive Teacher)
Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-
macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat
menantang dan merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa
aman dan kepuasaan untuk mencapai tujuan. Sedangkan secara khusus, tugas
guru sebagai pengelola pembelajaran sebagai berikut.
a. Menilai kemajuan program pembelajaran.
b. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar
sambil berkerja (learning by doing).
c. Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan
alat-alat belajar
d. Mengkordinasikan, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas
e. Mengkomunikasikan semua informasi dari danj atau ke peserta didik.
f. Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu
g. Bertindak sebagi manusia sumber
h. Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari.
i. Mengarahkan peserta didik agar manddiri (member kesempatan pada
peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurai ketergantungan pada
guru)
j. Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal.
Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tatap Muka
Terdapat beberapa guru dalam pembelajaran tatap muka yang dikemukaaan
oleh Moon dalam Hamzah B Uno (2009:22), yaitu sebagai berikut.
1. Guru sebagai perancang pembelajaran (designer of instruction)
Pihak departemen pendidikan nasional telah memprogramkan bahan
pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu
waktu tertentu. Disini guru dituntut untuk berperan aktif dalam
merencanakan PBM tersebut dengan memperhatikan berbagai komponen
dalam sistem pembelajaran yang meliputi :
a. Membuat dan merumuskan TIK.
b. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu,
fasilitas,perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa,
komprehensif,sistematis, dan fungsional efektif.
c. Merancang metode yang disesuaikan denagn situasi dan kondisi siswa
d. Menyediaakn sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagi
fasilitator dalam pengajaran.
e. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan
memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif dan efisien,
kesesuain dengan metode, serta pertimbangan praktis.
Jadi dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat
merancang dan mempersiapkan semua komponen agar bejalan dengan
efektif dan efisien. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang
cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar, sebaagai landasan dan
perencanaaan.
2. Guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction)
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegaiatan belajar
mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa berkerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Selain itu, guru juga berperan dalam membimbing pengalaman
sehari-hari kea rah pengenalan tingkah laku dan kepribadianya sendiri
salah satu ciri manaajemen kelas yang baik adlah tersedianya kesempatan
bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan pada
guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatanya sendiri.
Sebagai manajer, guru hendaknya mampu mempergunakan
pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan
hinggga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik
mengendalikan pelaksanaan pengejaran dan pencapaian tujuan.
3. Guru sebagai pengarah pembelajaran
Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memeliharaa,
dan meningkankan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan
ini, guru mempunyai fungsi sebagai motiator dalam keseluruhan kegiatan
belajar mengajar. Empat hal yang dikerjakan guru dalam memberikan
motivasi adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar
b. Menjelaskaan secara konkret, apa yang dapatdilakukan pada
akhir pengajar
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga
dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adalah
pendekatan pribadi, dimana guru mengenal dan memahami siswa secara
lebih mendalam hingga dapat membantu dalam keseluruhan PBM, atau
dengan kata lain, guru berfungsi sebagai pembimbing dalam PBM, guru
diharapkan mampu untuk:
a. Mengenal dan memahami setiap peserta didik, baik secara
individu maupun secara kelompok
b. Membantu tiap peserta didikdalam mengatasi pribadi yang
dihadapinya
c. Memberikan kesempatan yang memadai agar tiap peserta
didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya.
d. Mengevaluasi keberhasilan rancangan acara pembelajar dan
langkah kegiatan yang telah dilakukanya.
Untuk itu, guru hendaknya memahami prinsip-prinsip bimbingan
dan menerapkanya dalam proses pembelajaranya.
4. Guru sebagai evaluator (evaluator of student learning)
Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan
efektivitas, dan efisien dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk
mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam
funsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya
secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta
didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini
akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik
akan dijadikan titik tolak untukmemperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, proses pembelajaran akan
terus-menerus ditingkat untuk memperoleh hasil yang optimal.
Guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga
menialai proses (jalanya pengajaran). Dari kedua kegiatan ini akan
mendapatkan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan interaksi
edukatif yang telah dilakukan. Melihat peran dan tugas guru diatas maka
dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak
tanggung jawab untuk membawa siswanya pada suatu kedewasaan atau
taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata
menjadi pengajar yang hanya transfer of knowledge tetapi juga sebagai
pendidik yang transfer of values sekaligus juga pembimbing yang
memberikan pengarahan dan menentukan anak didiknya dalam belajar.
Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik
dan sangat kompleks didalam proses belajar mengajar, dalam usahanya
mengantarkan anak didiknya ke taraf yang dicita-citakan.
5. Guru sebagai konselor
Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia diharapkan
akan dapat merospons segala masalah tingkah laku yang terjadi di dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan agar:
a. Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang
timbul antara peserta didik dengan orang tuanya.
b. Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi
dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan berkerja sama
dengan bermacam-macam manusia.
Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya
sendiri baik itu motivasi, harapan,prasangka, ataupun keinginanya
semua hal itu akan memberikan pengaruh pada kemampuan guru
dalam berhubungan dengan orang lain terutama siswa.
6. Guru sebagi pelaksana kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang didapat
oleh peserta didk selama ia mengikuti proses pendidikan, secara resmi
kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau
dicita-citakan, menurut Ali dalam Hamzah B Uno (2009:25).
Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingiin dicapai sangat bergantung
pada factor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya guru
addalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala
sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan
pandangan mutakhir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu
bagus, anmun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya
terletak di tangan pribadi guru.
Untuk pernyataan tersebut terdapat beberapa alas an, yaitu :
a. Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas.
b. Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada
tingkat pembelajaran, karena ia melakukan tugas sebagai
berikut.
1) Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang
dalam kurikulum resmi
2) Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan
3) Merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum
4) Merumuskan bentuk kegiatan belajar yang dapat
memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik
dalam melaksanakan apa yang telah diprogram
c. Gurulah yang langsung menghadapi berbagaai permasalahan
yang muncul sehubungaan dengan pelaksanaan kurikulum
dikelas.
d. Tugas Gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala
permasalahan yang dihadapi dan melaksanakan upaya.
Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum
permasalahan yang sering kali muncul dan harus dihadapi oleh guru
yaitu :
a. Permasalahan yang berhubungan dengantujuan dan hasil-hasil
yang diharapkan dari suatu lembaga pendidikan
b. Permasalahan yang berhubungan dengan isi/materi/bahan
pelajaran dan organisasi atau cara pelaksanaan dari kurikulum.
c. Permasalahan dalam hubungan dengan proses penyususun
kurikulum dan revisi/perbaikan kurikulum.
Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan mengembangan
kurikulum secara aktif dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Dalam perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional dirancang dan dirumuskan oleh
para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait,
sedangkan guru-guru yang sudah berpengalaman biasanya
terlibat untuk memberikan masukan berupa saran, ide, dan/atau
tanggapan terhadap kemungkinan pelaksanaanya disekolah.
b. Dalam pelaksanaan dilapangan
Para guru bertanggung jawab sepenuhnya dalaam pelaksanaan
kurikulum, baik secara keseluruhan kurikulum maupun tugas
sebaagai penyampai mata pelajaran sesuai dengan GBPP yang
telah dirancang dalam suatu kurikulum
c. Dalam proses penilaian
Selaama pelaksanaan kurikulum akan dinilai seberapa jauh
tingkat ketercapainya. Biasanya guru diminta saran atau
pendapaat maupun menilai kurikulum yang sedang berjalan
guna melihat kebaikan dan kelemahan yang ada, dilihaat dari
berbagai aspek seperti aspek filosofis, sosiologis, dan
metodelogis.
d. Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program (pokok
bahasaan subpokok bahasan) yang harus diberikan kepada
peserta didik. Misalnya pada kelas semester berapa suatu pokok
bahasan diberikan dan bagaiman memberikanya. Biasanya
dengan menyusun suatu bagan analisis tugas pembelajaran ddan
rencana pembelajaraan.
e. Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum mau tidak mau tentu akan
selalu terlibat daalam pembaharuan yang sedang dilakuakn
sebagai suatu usaha untuk mencari format kurikulum yang
sesuai dengan perkembangan zaman. Masukan sebagai input,
saran,ide, dan kritik berdasarkan pengalaman yang telah
dilakukan oleh guru sangat besar artinya bagi perubahan dan
pengembangan suaatu kurikulum.
Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan bahwa seorang guru haruslah
memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas
utamanya sebagai Pembina kurikulum. Ini berarti bahwa guru dituntut
untuk selalu mencari gagagsan baru demi penyempurnaan praktik
pendidik dan praktik pembelajaran pada khususnya. Hal ini harus
dilakukan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dari waktu
ke waktu. Untuk iti seagai program pembelajaran harsu diberikan peserta
didik bukan sebagai barang mati, sehingga apa yang terdapat dalam
kurikulum dapat dijabarkan oleh guru menjadi suatu materi yang menarik
untuk disajikan pada peserta didik selproses pembelajaran.
Guru dalam pembelajaran yang meneraapkan kurikulum
berbasis lingkungan
Peranan guru dalam kurikulum berbasis lingkungan tidak kalah
aktifnya dengan peserta didik. Sehubungan dengan tugas guru untuk
mengaktifkan peserta didik dalam belajar maka seorang guru dituntut
untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai.
Pengetahuan,sikap, dan keterampilan dituntut guru dalam proses
pembelajaran yang memiliki kadar pembelajaran tinggi didasarkan atas
posisi dan peranan guru, tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar
professional. Pososi dan peran guru dikaitkan dengan konsep pendidikan
berbasis lingkungan dalam proses pembelajaraan, dimana guru harus
menempatkan diri sebagai berikut:
a. Pemimpin belajar, dalam arti gurur sebagai perencana,
pengorganisasi, pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar
peserta didik.
b. Fasilitator belajar, dalam arti gurur sebagai pemberi kemudahan
kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya
melalui upaya dalam berbagai bentuk.
c. Moderator belajar, dalam arti guru sebagai pengatur arus
kegiatan belajar peserta didik. Guru sebagai moderator tidak
hanya mengatur arus kegaiatan belajar, tetapi juga bersama
peserta didk harus menarik kesimpulan atau jawaban masalah
peserta didik, atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan
diajukan peserta didik.
d. Evaluator belajar, dalam arti guru sebagai penilai yang objektif
dan komphrensif, sebagai evaluator, guru berkewajiban
mengawasi, memantau proses pembelajaran peserta didik dan
hasil belajar yang dicapainya. Guru juga berkewajiban untuk
melakukan upaya perbaikan proses belajar peserta didik,
menunjukan kelemahan dan cara perbaikinya, baik secara
individual,kelompok, maupun secara klasikal.
Tugas guru dan tanggung jawab guru.
Proses pembelajaran yang bernapaskan lingkungan lebih
menekankan pada pentingnya proses belajar peserta daripada
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Karena itu,
pengendalian proses pembelajaran peserta didik merupakan
tugas dan tanggung jawab guru. Ada beberapa kemampuan
yang dituntut dari guru agar dapat menumbuhkan minat dalam
proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Mampu menjabarkan bahan pembelajaran kedalam berbagai
bentuk cara penyampaian.
b. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat
tinggi seperti analisisi, sintesis dan evaluasi. Melalui tujuan
tersebut maka kegiatan belajar peserta didik akan lebih aktif
dan kompherensif
c. Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan
tipe dan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik secara
individual.
d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya,
mata pelajaran yang dibinanya sehinnga selalau berupaya
untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru.
e. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajarana
sederhana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan mata
pelajaran yang dibinanya serta penggunaanya dalam proses
pembelajaran
f. Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat sehinggga
diperoleh hasil belajar yang optimal.
g. Terampil dalam melakukan interaksi dengan para peserta
didik, dengan mempertimbangkan tujuan dan maateri
pelajaran, kondisi peserta didik, suasana belajar, Jumlah
peserta didik, waktu yang tersedia, dan factor yang
berkenan dengan diri guru itu sendiri.
h. Memahami sifat dan karakteristik peserta didik, terutama
kemampuan belajarnya, cara kebiasaan belajarnya, minat
terhadap pelajaran, motivasi untuk belajar, dan hasil belajar
yang telah dicapai
i. Terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang
ada sebagai bahan ataupun media belajar bagi peserta didik
dalam proses pembelajaranya.
j. Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta
didik dalam belajar sehingga suasana belajar menjadi
menarik dan menyenangkan, Sudjana Dan Arifin Dalam
Hamzah B Uno (2009:28).
Syarat guru yang baik dan berhasil
Tidak sembarang orang dapat melaksanakan tugas professional
sebagai seorang guru. Untuk menjadi seorang guru yang baik haruslah
memenuhi syarat-syarat yang telah diterapkan oleh pemerintah, menurut
Ngalim Purwanto dalam Hamzah B. Uno (2009:29). Syarat utama untuk
menjadi seorang guru, selain berijazah dan syarat-syarat mengenai kesehatan
jasmaani dan rohoni, ialah mempunyai sifat-sifat yang perlu untuk dapat
memberikan pendidikan dan pembelajaaran. Selanjutnya, dari syarat-syarat
tersebut dapat dijabarkan secara lebih terperinci, yaitu sebagai berikut:
a. Guru harus berijazah
Yang dimaksud ijazah disini adalah ijazah yang dapat member
wewenang untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru dari di
suatu sekolah tertentu.
b. Guru harus sehat rohani dan jasmani
Kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting
dalam setiap perkerjaan. Karena orang tidak akan dapat
melasanakan tugasnya dengan baik jika ia diserang suatu
penyakit. Sebagai seorang guru syarat tersebut merupakan syarat
mutlak yang tidak diabaikan. Misalnya saja seorang guru yang
sedang terkena penyakit menulaar tentu saja akan membahayakan
bagi peserta didiknya.
c. Guru harus bertaqwa kepada tuhan yang maha esa daan
berkelakuan baik. Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu
membentuk manusia susila yang bertakwa kepada tuhan yang
maha esa maka sudah selayaknya guru sebagai pendidik harus
menjadi contoh dalam melaksanakan ibadah dan berlakuan baik.
d. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik,
pembelajar, dan pembimbing bagi peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung yang telah dipercayakan orang
tua/wali kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Selain itu, guru juga bertanggung jawab
terhadap keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan
disekitarnya
e. Guru di Indonesia harus berjiwa nasional
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang
mempunyai bahasa dan adat-istiadat berlain. Untuk menamkan
jiwa kebagsaan merupakan tugas utama seorang guru, karena
itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa nasional.
Syarat-syarat diatas adalah syarat umum yang berhubungan dengan
jabatan sebagai seorang guru. Selain itu, ada pula syarat lain yang sangat
erat hubunganya dengan tugas disekolah, sebagai berikut
a. Harus adil dan dapat dipercaya
b. Sabar,rela berkorban, dan menyayangi peserta didiknya.
c. Memiliki kewibawaan dan tanggung jawab akademis.
d. Bersikap baik pada rekan guru, staf disekolah, dan masyarakat.
e. Harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan menguasai
benar mata pelajaran yang dibinanya
f. Harus selalu intropeksi diri daan siap menerima kritik dari
siapapun
g. Harus berupaya meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
Sebagai kesimpulan, keberhasilan seorang guru dalam
melakasanakan tugas dan tangggung jawabnya sebagai seorang
pengajar sangat tergantung pada diri pribadi masing-masing guru dalam
lingkungan tempat ia bertugas.
Kode Etik Profesi Guru
Seperti telah diuraikan diatas mengenai salah satu syarat pofesi
adalah memliki kode etik. Setiap profesi seperti: dokter, hakim, jaksa
termasuk guru memiliki kode etik masing-masing. Dalam kode etik
KORPRI disebutkan bahwa kode etik KORPRI adalah satya Prasatya, yang
merupakan janji luhur anggota KOPRI dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab pengabdianya selaku aparatur Negara dan abdi masyarakat,
serta merupakan pedoman sikap dan tingkah laku sehari-hari.
Sedangkan kode etik guru yang dirumuskan pada kongres XIII tahun
1973 dikemukakan oleh Basuni ketua PGRI sebagai berikut Kode Etik
Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru
warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdianya berkerja sebagai
guru. Terdapat beberaapa tujuan dirumuskan dan dibuatnya kode etik suatu
profesi yaitu:
a. Menjujung tinggi martabat suatu profesi
b. Menjaga dan meningkatkan sserta memelihara kesejahteraan para
anggotanya
c. Meningkatkan mutu profesi para anggotanya
d. Meningkatkan mutu organisasi profesi sendiri
Kode etik diterapkan dalam suatu kongres organisasi profesi secara
orang perorangan. Kode etik guru mengikat semua anggotanya untuk
melaksanakan dan menaatinya. Dan bagi anggota yang melanggarkode etik
dapat dikenakan sansi. Kode etik akan efektif mengatur didiplin suatu
profesi apabila semua orang yang menjalankan suatu profesi apabila semua
orang yang menjalankan suatu profesi tergabung dalam suatu organisasi
prefesi.
Berdasarkan uraian diatas disamping kewajiban
melaksanakankompetensi professional seperti yang sudah diuraikan diatas,
guru juga berkewajiban melaksanakan kode etik profesi. Kode etik guru
yang dirumuskan pada kongres PGRI XIII di Jakarta 1973 dan
disempurnakan dalam kongres PGRI XVI tahun 1989 sebagai berikut :
Kode etik guru Indonesia
Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah pengabdian
terhadap Tuhan Yang maha Esa, bangsa, dan Negara serta kemanusian
pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dans etia kepada
Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya
cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 agustus 1945.
Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya
dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut :
1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangun yang berpancasila
2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaaan
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknyayang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
5) Guru memelihara hubungan, baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7) Guru memelihara hubungan sesame profesi, semangat
kekeluargaaan dan kesetiakawanan sosia
8) Guru secara bersama-sama memelihara, dan meningkatkan
mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjungan dan
pengabdian
9) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Keterampilan dasar guru dalam pembelajaran.
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure)
a. Membuka pelajaran (set induction)
Kegiatan membuka pelajaran atau (set induction) guru dalam kegiatan
dan usaha yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kondisi sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai yang ditunjukan bagi siswa agar siap baik
secara fisik maupun mental untuk memusatkan perhatian kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan focus utama memberikan
pengalaman belajar kepada siswa dengan harapan siswa akan mudah
mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan idikator
pembelajaran yang dipersyaratkan dan dirancang oleh guru. Keagiatan
membuka pembelajaran bertujuan untuk:
1) Memberikan kesiapan fisik dan mental siswa untuk melakukan
kegiatan dan pengalaman belajar serta penguasaan permasalahan
yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.
2) Menumbuhkan minat serta perhatian siswa dengan cara:
a) Menyakinkan siswa tentang manfaat materi atau
pengalaman belajar yang akan diberikan untuk dirinya
dimasa kini dan masa depan.
b) Menggunakan media dan alat bantu, serta berbagai sumber
belajar.
c) Melakukan interaksi pembelajaran anatara guru dan siswa
secara bervariasi.
3) Menumbuhkan motivasi belajar siswa, dilakukan dengan cara:
a) Menciptkan suasan keakraban dan kehangatan sehinggga
siswa merasa dekat dengan guru baik sebagai
pendidik,pengajar, maupun orang tua di sekolah, misalnya
menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaaan dengan
menanyakan kabar siswa atau keluarga siswa.
b) Menumbuhkan keinginan tahuan siswa, misalnya mengajak
siswa membahas peristiwa atau topic actual yang hangat
sedang terjadi di masyarakat.
c) Membuat pernyataan atau mengemukakan ide yang berbeda
serta bertentangan, misalkan menggugat atau menyalahkan
pendapat yang berkembang di masyarakat umum
d) Memberikan, menumbuhkan dan mendorong minat siswa.
e) Mengadakat korelasi materi pembelajaran atau pemberian
pengalaman belajar yang dilakukan dengan kebutuhan
siswa.
4) Memberikan patokan atau rambu-rambu tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
5) Mengaitkan atau menghubungkanantara pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau
pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa.
6) Mengetahui entering behavior atau tingkat kesiapan penguasaan
siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
b. Menutup pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran (closoure) adalah kegiatan mengakhiri
pelajaran dengan cara menyimpulkan secara menyeluruh tentang
kompetensi apa yang telah dikuasi serta keterkaitanya dengan
kompetensi-kompetensi yang dikuasai. Kegiatan menutup pelajaran
dilakukan dengan cara:
1) Menyimpulkan atau membuat garis-garis besar materi pokok
pelajaran yyang telah dibahas serta kompetensi-kompetensi yang
harus dikuasai siswa, sehingga siswa memperoleh gambaran yang
menyeluruh dan jelas tentang pokok-poko materi pelajaran dan
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasainya
2) Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok
agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat
untuk mempelajari lebih lanjut.
3) Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk
membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah
dipelajarinya.
4) Memberikan postes yang baik secara lisan, tulisan maupun
berbentuk perbuatan
5) Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas
wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah
dibahas serta pemberian tugas yang harus dikerjakan dengan baik.
2. Keterampilan dasar menjelaskan
Menjelaskan merupakan salah satu kegiatan guru terpenting dalam
proses pembelajaran. Untuk mengasah keterampilan kognitif diperlukan
penjelasan, cara menerapkan nilai dan sikap perlu dijelaskan, dan agar siswa
terampilan mengerjakan atau melakukan sesuatu maka perlu penjelasan
terlebih dahulu. Karenanya guru harus menguasai dengan baik keterampilan
menjelaskan.
Keterampilan menjelaskan pada dasarnya merupakan keterampilan
berkomunikasisecara lisan yang bersifat kelompok maupun antar personel
yaitu antara guru dengan seluruh siswa atau terkadang antara seorang guru
dengan seorang siswa. Karena keterampilan menjelaskan merupakan
keterampilan berkomunikasi secara lisan.
3. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran dikelas, bagi seorang
guru merupakan keterampilan-keterampilan yang sangat penting dikuasai.
Melalui keterampilan ini guru menciptakan suasana pembelajaran lebih
bermakna. Keterampilan bertanya dapat membantu guru mengurangi
kebosanan, manakala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran
tanpa diselangi dengan pertanyaan ketika menggunakan metode ceramah,
pertanyaan akan membuat suasana kelas lebih dinamis walaupun pertanyaan
yang diajukan hanya sekedar pertanyaaang pancingan, atau pertanyaan untuk
mengajak siswa berpikir. Model dan metode pembelajaran apa pun yang
digunakan seorang guru, bertanya merupakan kegiatan yang selalu
merupakan bagiam yang tidak terpisahkan. Menurut wina sanjaya dalam
Supardi (107) pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadap
siswa diantaranya:
a. Dapat meningkat partisipasi siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu
sendiri pada hakikatnya bertanyaaan
c. Dapat mebangkitkan rasa ingin tahu siswa
d. Memusatkan pada masalahyang sedang dibahas.
4. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai
perubahan dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini,
variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja
ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama
dari variasi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi
rasa boring yang membuat siswa tidak lagi fokus pada prose KBM yang
sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai variasi
sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran. Beberapa variasi
yang dapat dilakukan guru selama proses KBM diantaranya adalah:
penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa
(focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang
dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi
wajah guru, pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers
movement), variasi penggunaan media dan alat pengajaran, dll.
5. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik
bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan
informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa), atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga
merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Teknik
pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan
melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan
non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi),
penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll. Dalam rangka
pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara
perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan
perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang
tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk
meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan
memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.
6. Keterampilan mengelola kelas
Suasana belajar mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas
pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru harus mampu menjadi
manager yang baik dalam sebuah proses KBM. Hal ini berarti bahwa guru
harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mampu
menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir
gangguan yang mungkin terjadi selama proses KBM, sehingga siswa dapat
fokus pada KBM yang berlangsung. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen ketrampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat
represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal.

7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses KBM. Dalam diskusi
kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil dapat bertukar informasi dan
pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar
melakukan pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan
untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran seperti ini berkisar 3
sampai 8 orang untuk setiap kelompok kecil, dan 1 orang untuk
perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran bentuk ini
memungkinkan guru memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap
siswa. Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian
pula hubungan antar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format
mengajar seperti ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih
akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa
untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya,
adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang
kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan
berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat
menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran
kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi),
kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-
komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi,
ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dari delapan keterampilan dasar yang telah diuraikan di atas, yang paling
penting bagi seorang guru adalah bagaimana guru menerapkan keterampilan
tersebut sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik. Adalah sebuah
kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru, bila siswa
didiknya mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk
kemudian mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun
demikian perlu diingat oleh para guru, bahwa karena proses pembelajaran
yang dilakukan tidak semata-mata merupakan kegiatan transfer of
knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru wajib
kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan
siswa didiknya selama proses KBM.

Anda mungkin juga menyukai