Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

Asuhan Keperawatan Post Partum Normal Pada Ny Y di BPM Sudarsih Pajarakan

Probolinggo . Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari

bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Agus Setyo Utomo, APP, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Malang

2. Kasiyati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Poltekkes Kemenkes Malang

3. Semua rekan mahasiswa akademi keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang yang

turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis tentunya.

Malang, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................


Kata Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................................
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................
1.3 Manfaat ......................................................................................................
Bab II : TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep dasar Post partum ..........................................................................
2.1.1 Definisi Post Partum
2.1.2 Klasifikasi...........................................................................................
2.1.3 Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)............................................................
2.1.4 Perubahan Psikologis..........................................................................
2.1.5 Tanda Bahaya Nifas............................................................................
2.1.6 Penatalaksanaan ..................................................................................
2.1.7 Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Ibu Nifas...............................
2.2 Pengkajian Keperawatan ..............................................................................
Bab III : TINJAUAN KASUS ........................................................................................
Bab IV : PENUTUP ........................................................................................................
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................
4.2 Saran ..............................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2008). Masa nifas adalah
masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung
selama 6 minggu (Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2002).
Di Negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa yang
kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu
terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam
pertama (Prawirardjo, 2006). Dari laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu
angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil, berlangsung selama 6
minggu. Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan dan plasenta dikeluarkan adalah
masa-masa perhatian dimana seorang ibu perlu benar-benar dipantau keadaanya
karena bisa terjadi masalah seperti adanya perdarahan dan juga infeksi di tempat
bekas jahitan akibat proses kelahiran.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan klien dengan masa postpartum
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami konsep Dasar postpartum
b. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian perawatan pada Ny. Y pada masa
postpartum
c. Mahasiswa mampu melakukan Analisa data pada Ny. Y pada masa postpartum
d. Mahasiswa mampu menegakkan Diagnosa keperawatan pada Ny. Y pada masa
postpartum
e. Mahasiswa mampu melakukan Perencanaan keperawatan pada Ny. Y pada
masa postpartum
f. Mahasiswa mampu melakukan Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny. Y
pada masa postpartum
g. Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada Ny. Y pada masa
postpartum

1.2.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan pada masa postpartum
2. Bagi Institusi
Sebagai tambahan informasi dan bahan pustaka mengenai asuhan keperawatan
pada masa postpartum
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Post Partum


2.1.1 Definisi Post Partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak,2010).
Nifas (puerperium) adalah masa mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluiruh alat genetalia baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawiroharjo, 2002).
Nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Manjoer, 2000. Hal.316). Hanifa (2006) mengatakan
bahwa masa puerperium atau masa nifas mulai setelah putus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu
Nifas adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pre hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu
(Mochtar, 1999).
Masa nifas atau puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira
6 minggu (Wiknjosastro, 2006).

2.1.2 Klasifikasi Post Partum


Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode
1. Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama
bila selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (Synopsis
Obstetri I, 2002).
2.1.3 GEJALA KLINIS (FISIOLOGI NIFAS)
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari organ yaitu :
1. Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang
membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan
demikian terhindari dari perdarahan post partum. Pada involusi uteri, jaringan ikat
dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil
sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 50-60 gram.
Proses proteolitik adalah pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine.
Dengan penimbunan air saat hamil akan terjadi pengeluaran urine setelah persalinan,
sehingga hasil pemecahan protein dapat dikeluarkan. Adapun tinggi fundus uteri
(TFU) post partum menurut masa involusi :

INVOLUSI TFU BERAT


UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta 2 cm di bawah umbilicus dengan 1000 gram
lahir bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis
1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan 500 gram
simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

2. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga terjadi
sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar.
Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan.
Hormone oksigen yang dilepas kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis.
Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan
kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin ( pitosin ) secara
intravena atau intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir.
3. After pain
Perasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten
4. lochea
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina. Macam macam lochia :
a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, terjadi selama
2 hari pasca persalinan
b. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3 7 pasca persalinan
c. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari
ke 7 14 hari pasca persalinan
d. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
e. Lochia Furulenta
5. Serviks
a. Segera setelah melahirkan serviks melunak
b. 18 jam post Partum serviks memendek denan konsistensi lebih padat dan
bentuk seperti semula
c. Hari 4 6 serviks bisa dimasuki 2 jari
d. Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang seperti celah,
sering disebut mulut ikan
6. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
7. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke
5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun
tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
8. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a. Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone
prolaktin setelah persalinan.
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
9. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
10. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
haemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya
masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penangan yang cermat dan penekanan
pada ambulansi dini.
11. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan
kurangnya makanan berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut
dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namaun
kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan
dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan
supositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja. Defakasi harus terjadi
dalam 3 hari post partum.
12. Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
2.1.4 Perubahan Psikologis
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress, Periode itu dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Talking In Period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung,
fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
2. Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.
Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan
dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3. Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa
kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
2.1.5 Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan per vagina
Perdarahan > 500 cc pasca salin dalam 24 jam
a. Satelah anak dan plasenta lahir
b. Perkiraan perdarahan kadang bercampur amnion,urine, darah.
c. Akibat kehilangan darah bervariasi
d. Perdarahan dapat terjadi lambatwaspada terhadap shock waspada terhadap
shock
2. Infeksi nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alat-alat genitalia
pada waktu persalinan dan nifas, faktor predisposisi infeksi nifas
a. Partus lama
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
d. Perdarahan ante partum dan post partum
e. Anemia
f. Ibu hamil dengan infeksi (endogen)
g. Manipulasi penolong (eksogen)
h. Infeksi nosokomial
i. Bakteri colli
3. Demam nifas / febris purpuralis
Kenaikkan suhu lebih dari 380C selama 2 hari - 10 hari pertama post partum. Faktor
predisposisi :
a. Pertolongan persalinan kurang steril
b. Partus lama
c. Malnutrisi
d. Anemia.
4. Rasa sakit waktu berkemih
Gejala :
a. Kencing sakit
b. Nyeri tekan di atas simpisis
5. Mastitis (peradangan pada payudara)
Gejalanya:
a. Suhu tubuh > 380C
b. Terjadi minggu pertama post partum
c. Nyeri tekan pada payudara
6. Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah
a. edema pada bagian paha atas dan tungkai
b. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha dan pada betis
c. Tampak benalungan pembuluh darah
d. Suhu badan meningkat, menggigil

2.1.6 Penatalaksanaan
1. Tes diagnostic
a) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit ( Hb/Ht )
b) Urinalisis; kadar urin, darah.
2. Therapy
a) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
b) Memberikan antibiotik bila ada indikasi

2.1.7 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas :


1. Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk
melakukan mobilisasi dini ( early mobilization ), hal ini mempunyai keuntungan
yaitu :
a. Memperlancar pengeluaran lochia
b. Mempercepat involusi
c. Melancarkan fungsi alat gastroinstensinal dan alat perkemihan.
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme.
2. Kebersihan Diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh / personal hygiene
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu. Dari depan ke belakang, baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan
ibu untuk membersuhkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali sehari
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e. Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu, yaitu : mengurangi jumlah
ASI yang diproduksi, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan diri sendiri.
3. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk beristiraht cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristiraht selama bayi tidur.
4. Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
d. Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40 hari pasca
bersalin, minum kapsul vitamin A (200.000) unit, agar memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.
5. Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi drah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai
saat hamil.
Latihan senam nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
a. Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan
perut. Lakukan pernapasan dada dan pernapasan perut.
b. Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan
miksi dan defakasi
d. Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.
2.1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Nama , Umur , Jenis kelamin, Tempat tanggal lahir, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,
Alamat, Tanggal masuk, Tanggal pengkajian, Riwayat persalinan, Nama suami.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan sehari-hari, misalnya pola
makan, buang air kecil atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan mobilisasi.
b. Riwayat Persalinan
Adakah obat atau suplemen yang dikonsumsi ibu, perasaan ibu berkaitan dengan
kelahiran bayi saat ini, penerimaan terhadap peran baru sebagai orangtua
termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan dan
kekhawatiran. Bagaimana rencana menyusui nanti, rencana merawat bayi
dirumah dan pengetahuan ibu tentang nifas.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah riwayat keluarga yang menderita penyakit Hipetrensi atau Diabetes
militus atau penyakit menurun lainnya. Adakah juga yang pernah menderita
penyakit menular atau menahun.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : Setelah post partum tekanan darah sedikit lebih rendah. Bila
tekanan sistolik >30 mmHg dan tekanan diastolik >15mmHg perlu dicurigai
Hipertensi atau preeklamsi Post Partum.
b. Nadi : Pada post partum frekuensi nadi sedikit melambat, tapi pada saat nifas
frekuensi nadi normal (60-100x/menit).
c. Temperatur : Terjadi peningkatan suhu 0,5C dari suhu normal namun tidak
melebihi 38C. Akan kembali normal setelah 12 jam post partum. Bila tidak
kembali normal antara 36,5C-37,5C perlu dicurigai adanya infeksi.
d. Respiration Rate : tidak ada peningkatan frekuensi pernapasan atau normal
(16-20x/menit).
2. Head to Toe
a. Kepala : Kulit rambut tampak bersih dan tidak terdapat benjolan.
b. Mata : Alis mata, kelopak mata normal,konjungtiva anemis, pupil isokor,
sclera tidak ikterus, reflek cahaya positif.
c. Telinga : Secret, sirumen,benda asing, membran timpani dalam batas normal
dan pendengaran normal.
d. Hidung : Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernapasan
cuping hidung ada atau tidak.
e. Mulut: Mukosa, adakah kelainan atau infeksi.
f. Leher : Simetris, kaku kuduk ada atau tidak, ada pembesaran atau tidak.
g. Payudara : Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga
timbul rasa hangat, bengkak& rasa sakit . Adanya pembesaran puting susu
atau tidak, menonjol atau mendatar atau ada lecet pada puting, ASI atau
kolostrum sudah keluar atau tidak, adakah radang atau benjolan.
h. Kandung kemih : Adanya distensi kandung kemih yg muncul segera setelah
wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan
ini bias menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
i. Genetalia : Beberapa hari pertama stlh persalinan, vulva dan vagina masih
kendur.Pengeluaran lokhea (jenis,warna,jumlah dan bau), peradangan,
keadaan jahitan, adakah nanah, adakah tanda-tanda infeksi pada luka jahitan,
kebersihan perineum, adakah hemoroid.
j. Ekstremitas bawah : Pergerakan sendi bebas atau tidak , adakah oedem dan
varises.
2.2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan Involusi uterus setelah melahirkan.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
3) Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan luka jahitan post partus.
4) Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi yang
tidak adekuat.
5) Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan pasca
proses melahirkan.

2.3. Intervensi Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus setelah melahirkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang
ataupun menghilang.
Kriteria hasil : - ekspresi wajah pasien tenang tau rileks.
- Pasien memahami proses involusi uteri.
- TTV dalam batas normal : TD :110-120 / 70-80mmHg , N: 60-
100x/menit. RR: 16-20x/menit. T: 36,5-37,5C.
Intervensi :
1) Pantau intensitas, lokasi dan frekuensi nyeri
Rasional : untuk menentukan intervensi yang tepat dan mengurangi kelelahan.
2) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan ibu.
3) Jelaskan pada ibu fisiologi involusi uteri
Rasional : agar ibu memahami kondisinya dan dapat mengurangi nyeri.
4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik.
Rasional : analgesik membantu mengurangi nyeri hebat pada ibu.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka insisi.
Kriteria hasil :
- Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,kolor,tumor,dolor dan
fungsiosalesa).
- Dapat melaksanakan tindakan pencegahan infeksi.
- mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.
Intervensi :
1) Monitor tanda-tanda infeksi.
Rasional : diagnosa dini infeksi dapat mencegah infeksi berlanjut.
2) Pertahankan tekhnik antiseptik dalam perawatan luka
Rasional : mencegah kontraindikasi dari infeksi.
3) Melakukan tindakan vulva hygiene.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
4) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.
Rasional : antibiotik dapat mencegah infeksi.
3. Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan luka jahitan post partus.
Tujuan : setelah dilakukan tinakan keperawatan pola BAB/BAK dapat kembali
normal.

Kriteria hasil :
- Tidak terjadi perdarahan pada bekas jahitan
- Jumlah keluaran urin dan feses dalam batas normal
- Warna serta bau urin dan feses normal
- Tidak ada tanda keluhan nyeri
Intervensi :
1) Menganjurkan kepada ibu bila ingin BAB/BAK segera ke kamar mandi jangan
ditahan
Rasional : agar pola bab/bak tidak terganggu dan involusi uteri tidak terganggu.
2) Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
Rasional : makanan tinggi serat dapat meningkatkan defekasi agar pola defekasi
kembali normal.
3) Anjurkan ibu untuk BAK Spontan
Rasional : untuk melancarkan proses eliminasi urine
4. Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi yang
tidak adekuat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ibu dapat melakukan laktasi yang
adeuat dan melakukan perawatan payudara secara mandiri.
Kriteria hasil :
- Meningkatkan ASI
- Ibu dapat melakukan perawatan payudara mandiri.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
Rasional : tingkat pengetahuan menentukan ketidakefektifan laktasi.
2) Jelaskan bagaimana melakukan perawatan payudara secara mandiri
Rasional : agar ibu tetap menjaga kebersihan area payudara ibu.
3) Jelaskan cara menyusui yang nyaman.
Rasional : posisi menyusui yang nyaman tidak melelahkan ibu dan bayi.
5. Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan pasca
proses melahirkan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x .. jam klien mampu merawat diri
setelah proses persalinan
Kriteria hasil : klien dapat melakukan perawatan diri secara bertahap
Intervensi :
1) Lakukan teknik effleurage
Rasional : meningkatkan relaksasi dan kenyamanan
2) Anjurkan ambulasi dan posisi yang nyaman
Rasional : ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam
perawatan diri untuk mencegah kekakuan
3) Anjurkan klien untuk beristirahat
Rasional : istirahat untuk mengatasi kelelahan sehingga ibu tetap segar dan sehat
4) Anjurkan suami untuk memberikan bantuan dalam perawatan diri
Rasional : suami adalah orang terdekat yang diharapkan dapat membantu ibu
dalam perawatan diri
5) Berikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
Rasional : menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan
perawatan terhadap dirinya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL PADA NY Y DI BPM


SUDARSIH PRAJAKAN PROBOLINGGO

Tanggal pengkajian : 5 Oktober 2017 / 11.00 WIB


Tempat Pengkajian : BPM Sudarsih, Amd. Keb
Pengkaji : Sugeng

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Pasien : Ny Y Nama Pasien : Tn . N
Umur : 25 Tahun Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Kary. Swasta
Alamat : Prajakan - Probolinggo

2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh masih sedikit mules (nyeri) pada perutnya.

3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien masih berbaring dengan mobilisasi ringan dan masih tampak lemas. Pasien
mengatakan tidak sedang menderita penyakit lain.
b. Riwayat kesehatan dahulu :
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami persalinan, penyakit kritis atau dirawat
di RS.
c. Riwayat penyakit keturunan :
Pasien dan keluarga pasien tidak memiliki penyakit menurun (misal : Hipertensi, DM,
asma dll ).

4. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Jumlah : ganti pembalut 2x/ hari
Lama haid : 5-6 hari Dismenore : tidak ada
Siklus : 28 hari Keluhan lain : tidak ada
Keputihan : tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke :1
Umur saat menikah : 25 tahun
Lama pernikahan : 1 tahun

6. Riwayat kehamilan dan persalinan


a. G1 P0 A0
b. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 07- 01 - 2017
c. Hari perkiraan lahir (HPL) : 14 - 10 - 2017
d. Umur kehamilan : 37 minggu
e. Riwayat persalinan
Hamil Umur anak penolong Jenis Komplikasi post Keadaan Komplikasi ket
ke persalinan partum bayi nifas
1 Hamil ini

7. Riwayat KB
Pasien belum pernah mengikuti program KB

8. Keadaan bayi
Bayi lahir dengan aterm partus spontan tanggal 5 Oktober 2017 pukul 09.00 wib , bayi
menangis kuat, jenis kelamin Perempuan, apgar score 8-9 Panjang badan 51 cm dan berat
badan 3300 gr.

9. Pola pemenuhan kebutuhan dasar :


1) Pola oksigenasi
Selama hamil : pasien bernafas secara normal, tidak pernah sesak nafas
Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak RR 20x/ menit
2) Pola nutrisi
Selama hamil : pasien makan 3x sehari ( nasi, sayur, dan lauk ) minum 6-8
gelas/hari, pasien tidak mempunyai pantangan apapun
Saat dikaji : pasien makan sesuai diit habis 2/3 porsi, minum 3-4 gelas/ hari
3) Pola eliminasi
Selama hamil : pasien BAK 5-6x/hari warna kuning, jernih dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : pasien BAK melalui spontan, warna kuning jernih, belum BAB
4) Pola aktivitas/ bekerja
Selama hamil : pasien melakukan aktivitas secara mandiri, bekerja sebagai ibu
rumah tangga
Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan tidak dapat bekerja
5) Pola istirahat
Selama hamil : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hari
Saat dikaji : pasien istirahat/ tidur 7-9 jam/hari
6) Pola suhu
Selama hamil : pasien tidak pernah demam (suhu normal)
Saat dikaji : suhu pasien 36,50C
7) Pola personal hygine
Selama hamil : pasien biasa mandi 2xsehari dengan air bersih dan sabun mandi
tanpa bantuan keluarganya, pasien kurang menjaga kebersihan
makanan dan alat makan
Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya
8) Pola komunikasi
Selama hamil : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa daerah
Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa daerah
9) Pola spiritual
Selama hamil : pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien tidak melakukan ibadah (sedang nifas)
10) Pola aman & nyaman
Selama hamil : pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga
Saat dikaji : pasien merasa gelisah dirawat di rumah sakit
11) Pola rekreasi
Selama hamil : pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat-tempat wisata
Saat dikaji : pasien tidak dapat berekreasi, hanya tiduran dan jalan disekitar
kamar, cenderung diam
12) Pola belajar
Selama hamil : pasien mengetahui tentang kehamilannya
Saat dikaji : pasien mengetahui persalinananya secara normal

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,50 C
RR : 20 x/ menit
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada nyeri tekan
Rambut : warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan
Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik, konjungtiva
merah muda, pupil isokor
Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret, tidak ada
perdarahan
Mulut dan gigi : bersih, mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi lengkap
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tidak ada pembesaran vena
Thorax :
I : bentuk simetris, payudara simetris tidak bengkak
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada udema pulmo
A : bunyi jantung normal, bunyi paru vesikuler
Abdomen :
I : tidak ada luka, tampak striae
A : bising usus normal 8x/menit
P : tidak ada benjolan, TFU : 2 jari dibawah pusat
P : tidak ada acites
Genitalia : tidak ada kelainan, tidak ada luka jahit, perdarahan Pervaginam
sekitar 20 cc,
Eksteremitas :Simetris, Tidak ada edema, tidak ada varises, kekuatan otot 5
Anus : tidak ada kelainan dan tidak hemoroid
3. Data Penunjang :
Hb : 12,5 gr %

Terapi obat :
Oral : Asam Mefenamat 3x1 tab
Fe 1x1 tab
Vit B Complex 3x1 tab

II. Analisa data dan Masalah keperawatan


No Hari/tanggal Data fokus Etiologi Masalah kep.
1. Kamis , DS : Involusi uteri Nyeri akut
5 Oktober - Ps mengatakan masih mules (nyeri) pada
2017 pukul perut
11.30 wib -P : ps mengatakan nyeri jika
disentuh/tekan dan berkurang saat tiduran
-Q : nyeri seperti diremas
-R : abdomen
-S : skala 3
-T : kadang-kadang
DO :
TD : 110/80 mmHg, N : 84x/menit, RR :
20x/menit, S :36,5 0 C
- GCS 15
2 Kamis , DS : Kelemahan Intoleransi
5 Oktober Pasien mengatakan lelah fisik aktivitas
2017 pukul DO :
11.40 wib Pasien tampak lelah, TD : 110/80 mmHg, N
: 84x/menit, RR : 20x/menit, S:36,5 0 C
Kekuatan otot 5

III. Intervensi
No Hari/tanggal Masalah kep. Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Kamis , Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan - Observasi P,Q,R,S,T
5 Oktober b.d involusi keperawatan selama 1x6 R/: P,Q,R,S,T digunakan
2017 pukul uteri jam, masalah keperawatan uentuk mengetahui
12.00 wib nyeri akut diharapkan karakteristik dan klasifikasi
teratasi dengan indicator : nyeri
- Skala nyeri berkurang - Observasi TTV
dari 3 menjadi 1 R/: perubahan kecepatan
- Nyeri tidak dirasakan nadi, nafas, TD merupakan
lagi saat ditekan atau tanda pasien merasakan nyeri
sentuh - Atur posisi pasien
R/: untuk memberikan posisi
yang nyaman bagi pasien
- Ajarkan teknik relaksasi
distraksi
R/: relaksasi distraksi
mengurangi rasa nyeri pasien
- Kolaborasi berikan obat
analgetik ( asmet 1 tab)
R/: analgetik merupakan obat
pereda nyeri

2. Kamis , Intoleransi Setelah dilakukan tindakan - Kaji kekuatan otot pasien


5 Oktober aktivitas b.d keperawatan selama 1x 6 R/: untuk mengetahui
2017 pukul kelemahan fisik jam, masalah keperawatan kekuatan pasien
12.30 wib Intoleransi aktivitas - Observasi KU dan TTV
diharapkan teratasi dengan R/: untuk mengetahui
indicator : perubahan keadaan pasien
- Pasien tidak lemas - Batasi aktivitas pasien
- Kekuatan Otot sesuai kemampuan
bertambah R/: untuk menyesuaikan
- Aktifitas Pasien dapat kemampuan dengan aktivitas
kembali normal pasien
- Beri motivasi pasien
untuk makan banyak/ sesuai
diit
R/: untuk meningkakan energi
pasien

IV. Implementasi
No Hari/tanggal Masalah kep. Implementasi Respon pasien
1. Kamis , Nyeri akut - mengobservasi P,Q,R,S,T - pasien kooperatif
5 Oktober b.dinvolusi uteri - mengobservasi TTV saat dilakukan
2017 pukul - mengatur posisi pasien observasi P,Q,R,S,T
13.30 wib - mengajarkan teknik dan TTV
relaksasi distraksi - pasien koperatif
- berkolaborasi berikan obat mengatur posisi yang
analgetik (asmet 1 tab ) nyaman dan rekalsasi
distraksi
- pasien kooperatif,
obat asmet masuk
peroral
2. Kamis , Intoleransi - mengkaji kekuatan otot - Pasien kooperatif
5 Oktober aktivitas b.d pasien saat dikaji kekuataan
2017 pukul kelemahan fisik - mengobservasi KU dan otot, observasi KU dan
14.00 wib TTV
TTV
- Pasien kooperatif
- membatasi aktivitas melakukan aktivitas
pasien sesuai kemampuan - Pasien mau makan
- memberi motivasi pasien banyak
untuk makan banyak/ sesuai
diit

V. Evaluasi
Evaluasi terhadap nyeri
Tanggal : 5 Oktober 2017
Jam : 15.00 WIB

S : Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang


O : Skala Nyeri 1
TD : 120/80 mmHg, N : 84x/menit, RR : 20x/menit, S :36,5 0 C
Ibu tampak rileks
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Evaluasi terhadap intoleransi aktifitas


Tanggal : 5 Oktober 2017
Jam : 15.10 WIB
S : Ibu mengatakan sudah dapat melakukan aktifitas secara mandiri
O : TD : 120/80 mmHg, N : 84x/menit, RR : 16x/menit, S :36,5 0 C
Ibu tampak sudah bisa melakukan aktifitas sendiri
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian dari bab sebelumnya maka penulis menarik beberapa


kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan pada Ny Y dengan post partum normal adalah suatu tindakan
keperawatan yang diberikan pada ibu post partum mulai dari pengkajian data,
menganalisa data dan masalah keperawatan, menyusun rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan dan terakhir melakukan evaluasi keperawatan.
Pengkajian dilakukan pada Ny Y dengan metode wawancara, Pengamatan /
Observasi, dan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah melakukan pengkajian
pada Ny Y maka didapatkan 2 masalah keperawatan yaitu : nyeri akut berdasarkan
involusi uteri dan intoleransi aktifitas berdasarkan kelemahan fisik. Rencana
Keperawatan Ny Y sudah dapat disusun dengan baik. Tindakan Keperawatan pada
Ny Y sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Dan setelah melakukan tindakan
keperawatan kemudian melakukan evaluasi keperawatan pada Ny Y dengan hasil
evaluasi yaitu ke-dua masalah keperawatan nyeri akut berdasarkan involusi uteri dan
intoleransi aktifitas berdasarkan kelemahan fisik mampu teratasi dan intervensi atau
tindakan keperawatan dapat dihentikan.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan studi kasus mengenai post
partum normal adalah :
1. Kepada Masyarakat umumnya dan kepada pasien post partum dan keluarga khususnya
agar selalu memeriksakan kondisi bayi dan kondisi ibu setelah melahirkan agar tidak
terjadi kondisi kritis.
2. Kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya agar pasien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang telah
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC.


Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta.
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka.
Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan : Jakarta EGC Judi Januadi Endjun.2002.
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media Sudi Amus (08095) ASKEP
MATERNITAS Jumat, 21 Januari 2011
Persalinan Sehat. Puspa Swara Mansjoer, Arief. 1999.

Anda mungkin juga menyukai