Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Probolinggo . Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
1. Agus Setyo Utomo, APP, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Malang
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis tentunya.
Penulis
DAFTAR ISI
2. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga terjadi
sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar.
Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan.
Hormone oksigen yang dilepas kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis.
Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan
kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin ( pitosin ) secara
intravena atau intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir.
3. After pain
Perasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten
4. lochea
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina. Macam macam lochia :
a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, terjadi selama
2 hari pasca persalinan
b. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3 7 pasca persalinan
c. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari
ke 7 14 hari pasca persalinan
d. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
e. Lochia Furulenta
5. Serviks
a. Segera setelah melahirkan serviks melunak
b. 18 jam post Partum serviks memendek denan konsistensi lebih padat dan
bentuk seperti semula
c. Hari 4 6 serviks bisa dimasuki 2 jari
d. Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang seperti celah,
sering disebut mulut ikan
6. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
7. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke
5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun
tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
8. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a. Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone
prolaktin setelah persalinan.
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
9. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
10. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
haemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya
masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penangan yang cermat dan penekanan
pada ambulansi dini.
11. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan
kurangnya makanan berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut
dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namaun
kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan
dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan
supositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja. Defakasi harus terjadi
dalam 3 hari post partum.
12. Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
2.1.4 Perubahan Psikologis
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress, Periode itu dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Talking In Period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung,
fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
2. Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.
Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan
dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3. Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa
kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
2.1.5 Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan per vagina
Perdarahan > 500 cc pasca salin dalam 24 jam
a. Satelah anak dan plasenta lahir
b. Perkiraan perdarahan kadang bercampur amnion,urine, darah.
c. Akibat kehilangan darah bervariasi
d. Perdarahan dapat terjadi lambatwaspada terhadap shock waspada terhadap
shock
2. Infeksi nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alat-alat genitalia
pada waktu persalinan dan nifas, faktor predisposisi infeksi nifas
a. Partus lama
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
d. Perdarahan ante partum dan post partum
e. Anemia
f. Ibu hamil dengan infeksi (endogen)
g. Manipulasi penolong (eksogen)
h. Infeksi nosokomial
i. Bakteri colli
3. Demam nifas / febris purpuralis
Kenaikkan suhu lebih dari 380C selama 2 hari - 10 hari pertama post partum. Faktor
predisposisi :
a. Pertolongan persalinan kurang steril
b. Partus lama
c. Malnutrisi
d. Anemia.
4. Rasa sakit waktu berkemih
Gejala :
a. Kencing sakit
b. Nyeri tekan di atas simpisis
5. Mastitis (peradangan pada payudara)
Gejalanya:
a. Suhu tubuh > 380C
b. Terjadi minggu pertama post partum
c. Nyeri tekan pada payudara
6. Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah
a. edema pada bagian paha atas dan tungkai
b. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha dan pada betis
c. Tampak benalungan pembuluh darah
d. Suhu badan meningkat, menggigil
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Tes diagnostic
a) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit ( Hb/Ht )
b) Urinalisis; kadar urin, darah.
2. Therapy
a) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
b) Memberikan antibiotik bila ada indikasi
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi perdarahan pada bekas jahitan
- Jumlah keluaran urin dan feses dalam batas normal
- Warna serta bau urin dan feses normal
- Tidak ada tanda keluhan nyeri
Intervensi :
1) Menganjurkan kepada ibu bila ingin BAB/BAK segera ke kamar mandi jangan
ditahan
Rasional : agar pola bab/bak tidak terganggu dan involusi uteri tidak terganggu.
2) Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
Rasional : makanan tinggi serat dapat meningkatkan defekasi agar pola defekasi
kembali normal.
3) Anjurkan ibu untuk BAK Spontan
Rasional : untuk melancarkan proses eliminasi urine
4. Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi yang
tidak adekuat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ibu dapat melakukan laktasi yang
adeuat dan melakukan perawatan payudara secara mandiri.
Kriteria hasil :
- Meningkatkan ASI
- Ibu dapat melakukan perawatan payudara mandiri.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
Rasional : tingkat pengetahuan menentukan ketidakefektifan laktasi.
2) Jelaskan bagaimana melakukan perawatan payudara secara mandiri
Rasional : agar ibu tetap menjaga kebersihan area payudara ibu.
3) Jelaskan cara menyusui yang nyaman.
Rasional : posisi menyusui yang nyaman tidak melelahkan ibu dan bayi.
5. Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan pasca
proses melahirkan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x .. jam klien mampu merawat diri
setelah proses persalinan
Kriteria hasil : klien dapat melakukan perawatan diri secara bertahap
Intervensi :
1) Lakukan teknik effleurage
Rasional : meningkatkan relaksasi dan kenyamanan
2) Anjurkan ambulasi dan posisi yang nyaman
Rasional : ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam
perawatan diri untuk mencegah kekakuan
3) Anjurkan klien untuk beristirahat
Rasional : istirahat untuk mengatasi kelelahan sehingga ibu tetap segar dan sehat
4) Anjurkan suami untuk memberikan bantuan dalam perawatan diri
Rasional : suami adalah orang terdekat yang diharapkan dapat membantu ibu
dalam perawatan diri
5) Berikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
Rasional : menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan
perawatan terhadap dirinya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Pasien : Ny Y Nama Pasien : Tn . N
Umur : 25 Tahun Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Kary. Swasta
Alamat : Prajakan - Probolinggo
2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh masih sedikit mules (nyeri) pada perutnya.
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien masih berbaring dengan mobilisasi ringan dan masih tampak lemas. Pasien
mengatakan tidak sedang menderita penyakit lain.
b. Riwayat kesehatan dahulu :
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami persalinan, penyakit kritis atau dirawat
di RS.
c. Riwayat penyakit keturunan :
Pasien dan keluarga pasien tidak memiliki penyakit menurun (misal : Hipertensi, DM,
asma dll ).
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Jumlah : ganti pembalut 2x/ hari
Lama haid : 5-6 hari Dismenore : tidak ada
Siklus : 28 hari Keluhan lain : tidak ada
Keputihan : tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke :1
Umur saat menikah : 25 tahun
Lama pernikahan : 1 tahun
7. Riwayat KB
Pasien belum pernah mengikuti program KB
8. Keadaan bayi
Bayi lahir dengan aterm partus spontan tanggal 5 Oktober 2017 pukul 09.00 wib , bayi
menangis kuat, jenis kelamin Perempuan, apgar score 8-9 Panjang badan 51 cm dan berat
badan 3300 gr.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,50 C
RR : 20 x/ menit
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada nyeri tekan
Rambut : warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan
Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik, konjungtiva
merah muda, pupil isokor
Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret, tidak ada
perdarahan
Mulut dan gigi : bersih, mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi lengkap
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tidak ada pembesaran vena
Thorax :
I : bentuk simetris, payudara simetris tidak bengkak
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada udema pulmo
A : bunyi jantung normal, bunyi paru vesikuler
Abdomen :
I : tidak ada luka, tampak striae
A : bising usus normal 8x/menit
P : tidak ada benjolan, TFU : 2 jari dibawah pusat
P : tidak ada acites
Genitalia : tidak ada kelainan, tidak ada luka jahit, perdarahan Pervaginam
sekitar 20 cc,
Eksteremitas :Simetris, Tidak ada edema, tidak ada varises, kekuatan otot 5
Anus : tidak ada kelainan dan tidak hemoroid
3. Data Penunjang :
Hb : 12,5 gr %
Terapi obat :
Oral : Asam Mefenamat 3x1 tab
Fe 1x1 tab
Vit B Complex 3x1 tab
III. Intervensi
No Hari/tanggal Masalah kep. Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Kamis , Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan - Observasi P,Q,R,S,T
5 Oktober b.d involusi keperawatan selama 1x6 R/: P,Q,R,S,T digunakan
2017 pukul uteri jam, masalah keperawatan uentuk mengetahui
12.00 wib nyeri akut diharapkan karakteristik dan klasifikasi
teratasi dengan indicator : nyeri
- Skala nyeri berkurang - Observasi TTV
dari 3 menjadi 1 R/: perubahan kecepatan
- Nyeri tidak dirasakan nadi, nafas, TD merupakan
lagi saat ditekan atau tanda pasien merasakan nyeri
sentuh - Atur posisi pasien
R/: untuk memberikan posisi
yang nyaman bagi pasien
- Ajarkan teknik relaksasi
distraksi
R/: relaksasi distraksi
mengurangi rasa nyeri pasien
- Kolaborasi berikan obat
analgetik ( asmet 1 tab)
R/: analgetik merupakan obat
pereda nyeri
IV. Implementasi
No Hari/tanggal Masalah kep. Implementasi Respon pasien
1. Kamis , Nyeri akut - mengobservasi P,Q,R,S,T - pasien kooperatif
5 Oktober b.dinvolusi uteri - mengobservasi TTV saat dilakukan
2017 pukul - mengatur posisi pasien observasi P,Q,R,S,T
13.30 wib - mengajarkan teknik dan TTV
relaksasi distraksi - pasien koperatif
- berkolaborasi berikan obat mengatur posisi yang
analgetik (asmet 1 tab ) nyaman dan rekalsasi
distraksi
- pasien kooperatif,
obat asmet masuk
peroral
2. Kamis , Intoleransi - mengkaji kekuatan otot - Pasien kooperatif
5 Oktober aktivitas b.d pasien saat dikaji kekuataan
2017 pukul kelemahan fisik - mengobservasi KU dan otot, observasi KU dan
14.00 wib TTV
TTV
- Pasien kooperatif
- membatasi aktivitas melakukan aktivitas
pasien sesuai kemampuan - Pasien mau makan
- memberi motivasi pasien banyak
untuk makan banyak/ sesuai
diit
V. Evaluasi
Evaluasi terhadap nyeri
Tanggal : 5 Oktober 2017
Jam : 15.00 WIB
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan pada Ny Y dengan post partum normal adalah suatu tindakan
keperawatan yang diberikan pada ibu post partum mulai dari pengkajian data,
menganalisa data dan masalah keperawatan, menyusun rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan dan terakhir melakukan evaluasi keperawatan.
Pengkajian dilakukan pada Ny Y dengan metode wawancara, Pengamatan /
Observasi, dan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah melakukan pengkajian
pada Ny Y maka didapatkan 2 masalah keperawatan yaitu : nyeri akut berdasarkan
involusi uteri dan intoleransi aktifitas berdasarkan kelemahan fisik. Rencana
Keperawatan Ny Y sudah dapat disusun dengan baik. Tindakan Keperawatan pada
Ny Y sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Dan setelah melakukan tindakan
keperawatan kemudian melakukan evaluasi keperawatan pada Ny Y dengan hasil
evaluasi yaitu ke-dua masalah keperawatan nyeri akut berdasarkan involusi uteri dan
intoleransi aktifitas berdasarkan kelemahan fisik mampu teratasi dan intervensi atau
tindakan keperawatan dapat dihentikan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan studi kasus mengenai post
partum normal adalah :
1. Kepada Masyarakat umumnya dan kepada pasien post partum dan keluarga khususnya
agar selalu memeriksakan kondisi bayi dan kondisi ibu setelah melahirkan agar tidak
terjadi kondisi kritis.
2. Kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya agar pasien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang telah
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA