Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan

makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap bisa

dimanfaatkan oleh sesama makhluk hidup (Effendi, 2003).

Gas CO2 tidak beracun bagi organisme perairan, namun pada konsentrasi

tertentu dapat mengganggu sistem pernafasan makhluk hidup yang dapat

mengakibatkan makhluk hidup tersebut menjadi lemas dan mati karena

kekurangan oksigen (Susana, 1988).

Karbondioksida (CO2) merupakan emisi yang dihasilkan oleh gas-gas

polutan seperti kegiatan industri, transportasi, deforestasi maupun degradasi

hutan. Kontribusi emisi karbondioksida terhadap efek rumah kaca sangat besar

yaitu 48%, tertinggi dibandingkan dengan sumber emisi lainnya seperti freon

(26%), ozon (10%), metan (8%), dinitrogen oksida (6%) dan gas lainnya (2%)

(Pirkko dan Nyronen, 1990).

Menurut Sihotang dan Assomadi (2010), karbon dioksida (CO2)

merupakan senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen (O2) yang terikat

secara kovalen dengan atom karbon (C) sebagai buangan dari sisa hasil

pembakaran karbon yang sempurna. Karbondioksida (CO2) mempunyai sifat

menyerap sinar panas matahari yaitu inframerah sehingga suhu udara di

permukaan bumi tinggi karenanya (Prawiro, 1983).


2

Praktikum mikrobiologi dapat membantu untuk memahami kualitas air

dan senyawa-senyawa yang berada dalam suatu perairan. Pengetahuan yang

didapatkan dalam praktikum ini diharapakan dapat diaplikasikan dalam

masyarakat dan kalangan yang peduli terhadap kehidupan dan kelangsungan

pembudidaya yang berkelanjutan.

Untuk mengetahui kadar karbondioksida diperlukan metode pengukuran

konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi dengan penambahan indikator.

1.2 Tujuan Dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum pengukuran karbondioksida (CO2) adalah untuk

mengetahui kandungan karbondioksida terlarut dan karbondioksida bebas dalam

suatu perairan. Dan kegunaan dari praktikum ini adalah menambah pengetahuan

dan pengalaman mengenai percobaan dan cara pengukuran serta analisa

karbondioksida (CO2) terlarut dalam perairan, baik perairan tergenang maupun

perairan mengalir.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi (Oreocromis Niloticus)

Klasifikasi ikan nila menurut Nelson (1984) adalah sebagai berikut: filum

Chordata, Sub Filum: Vertebrata, Kelas: Osteichthyes, Ordo: Perciformes, Sub

Ordo: Percoidei, Familia: Cichlidae, Genus: Oreocromis, Spesies: O. Nilotucus.

Gambar .1 Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Saanin, 1986)

Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang panjang totalnya dapat

mencapai 30 cm. Ciri khas pada ikan nila adalah adanya garis vertikal yang

berwarna gelap pada sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga

terdapat pada sirip punggung dan sirip dubur ( Suyanto, 1994).


4

2.2 Karbondioksida Terlarut Dalam Perairan

Potensi hutan mangrove dalam menyimpan karbon lebih tinggi

dibandingkan dengan hutan lainnya. Siklus karbon yang terjadi di dalam hutan

mangrove berjalan lebih lambat dibandingkan dengan jenis hutan lainnya. Siklus

karbon berjalan lebih lambat karena proses dekomposisi yang sulit dilakukan pada

kondisi anaerob akibat tergenang air dan lumpur sehingga karbon dapat disimpan

dalam waktu yang lebih lama (Purnobasuki, 2011).

2.3 Peningkatan Dan Penurunan Kadar CO2 Terlarut

Nybakken (1998), menyatakan bahwa sistem karbondioksida (asam

karbonat), ion bikarbonat merupakan suatu sistem kimia yang kompleks yang

cenderung berada dalam keseimbangan. Oleh karena itu, jika gas CO2

dikeluarkan dari air laut, keseimbangan akan terganggu, sampai lebih banyak lagi

CO2 dihasilkan dan terbentuk keseimbangan baru.

Kandungan karbondioksida di perairan adalah 15 % dari semua gas-gas

yang terlarut. Karbondioksida terabsorbsi dengan cepat dari udara ke perairan

tetapi sangat lambat dari perairan ke atmosfer. Hal ini disebabkan di perairan

karbondioksida membentuk ikatan karbonat (CaCO3) yang digunakan oleh

organisme akuatik untuk membentuk skeleton. Selanjutnya, kadar oksigen terlarut

berkisar 36 % dari gas-gas yang terlarut di perairan. Oksigen ini digunakan oleh

makhluk hidup di perairan untuk melakukan aktivitas metabolismenya (Garrison,

2002). Perhitungan karbondioksida dapat dihitung dengan menggunakan winkler

titration, dimana titrasi ini adalah metode tidak langsung dengan serangkaian

reaksi redoks (Kegley, 1998).


5

2.4 Hubungan Antara CO2 Terlarut Dengan Parameter Lainnya

Sumber karbon utama di perairan pesisir berasal dari atmosfer, selain itu

juga dapat berasal dari perubahan sedimen secara terus-menerus dan kandungan

nutrisi berupa transport sumber energi dan materi karbonat ke perairan pesisir baik

melalui aliran sungai maupun interaksi dengan laut lepas (Milliman and Syvitski,

1992). karbondioksida berbanding terbalik dengan oksigen bila terjadi

peningkatan karbondioksida, maka kadar oksigen di dalam air menurun

(Amri, 1997).

verticillata dapat menggunakan CO2 bebas yang tersedia di sekitar

perairan dan dapat juga memanfaatkan bikarbonat ketika berada pada kondisi

tertentu, yaitu pH tinggi, dan konsentrasi karbonat tinggi. Kondisi tersebut

disebabkan karena produktivitas perairan dan proses fotosintesis yang tinggi

(Salvucci dan Bowes, 1983).

2.5 Manfaat CO2 Terlarut Dalam Perairan

Tumbuhan akuatik lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber karbon

dibandingkan dengan bikarbonat dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat

berperan sebagai sumber karbon. Namun, di dalam kloroplas bikarbonat harus

dikonversi terlebih dahulu menjadi karbondioksida dengan bantuan enzim

karbonik anhidrase (Effendi, 2003). Energi matahari diserap oleh klorofil dan

digunakan untuk menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan

mereduksi molekul NADP menjadi NADPH (Sutarmi dkk, 1983).


6

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah fisika kimia perairan tentang Karbondioksida (CO2),

dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2017 pukul 13.00-selesai. praktikum

bertempat di Laboratorium Akuakultur Fakultas Peternakan danPerikanan,

UniversitasTadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum sterilisasi Alat dapat dilihat pada tabel

1. Sebagai berikut

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Fungsi
1. Erlenmeyer Untuk mengukur jumlah larutan yang akan
dituangkan .
2. Pipet tetes Untuk mengambil larutan satu ke larutan lainnya

3. Sarung tangan Supaya terhindar dari zat zat berbahaya

Bahan yang digunakan dalam praktikum Karbondioksida ialah air Kolam

hidroponik, larutan Na2CO3, Indikator phenolphtalin, dan Indikator methyl

orange.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Nama Alat Kegunaan

1. Aquades Kalibrasi
2. Larutan H2SO4 Paniter
3. Larutan Na2CO3 Paniter
4. Indikator PP Penambahan titrasi
5. Air penampung Air sampel
7

3.3 Prosedur Kerja

1. Memasukkan 50 ml air sampel ke dalam labu Erlenmeyer dengan hati hati

untuk menghindari pengaruh aerasi atau difusi CO2 dalam air yang akan

diperiksa

2. Meneteskan 0, 25 ml indicator PP. Putarlah labu dengan tenang dan teratur

agar PP tersebut merata

3. Bila larutan PP yang diberikan tetap bening (tidak berwarna), titarlah larutan

tersebut dengan Na2Co3 0,045 N dari buret setetes demi setetes. Tiap kali

tetesan jatuh, putarlah labu tersebut dengan cepat dan teratur tapi jangan terlalu

keras

4. Bila warna pink yang ditimbulkan oleh tetesan titran tersebut masih tetap

bening, maka titrasi masih terus dilakukan hingga warna pink tetap berwarna

pink.

5. Jika setelah penambahan indicator PP larutan berubah menjadi warna merah

jambu, maka air sampel dititrasi dengan menggunakan H2SO4 (HCl) 0,02 N

dari buret setetes demi setetes hingga larutan kembali menjadi bening

3.4 Analisis Data

Hasil dari praktikum Fisika Kimia Perairan mengenai Karbondioksida

sebagai berikut.

1. Karbondioksida bebas (Bening)

Mg/l CO2 bebas = 1000 x p x 0,5


V

Dimana : 1000 = ml per liter air


8

0,5 = jumlah mg/l CO2 setara 0,045 N N2CO3

V = Volume air Sampel yang dititrasi

P = Volume titran (N2CO3) yang digunakan

2. Karbondioksida yang terikat dalam bentuk CaCO3 (merah muda)

2.1 Titrasi H2SO4 0,02 N

Mg/ l CO2 bebas = 1000 x p x 0,5


V

Dimana : 1000 = ml per liter

0,5 = Jumlah mg/l CaCO3 setara 0,02 N H2SO4

V = Volume air sampel yang dititrasi

P = Volume titran (H2SO4) yang digunakan

2.2 Titrasi HCl 0,02 N

Mg/ l CO2 bebas = 1000 x p x l


V

Dimana : 1000 = ml per liter

0,5 = Jumlah mg/l CaCO3 setara 0,02 N H2SO4

V = Volume air sampel yang dititrasi

P = Volume titran (H2SO4) yang digunakan


9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil praktikum fisika kimia perairan mengenai karbondioksida,

tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3.

1. Karbondioksida bebas (bening)

Sampel 1:
1000
Mg/l CO2 bebas = p 0,5

1000
= 3,4 0,5
25

= 68 mg/L
Sampel 2:
1000
Mg/l CO2 bebas = p 0,5

1000
= 1,5 0,5
25

= 30 mg/L
2. Karbondioksida yang terikat dalam bentuk CaCO3 (merah muda)
Sampel 1:
1000
Mg/l CO2 bebas = p 0,5

1000
= 20 0,5
25

= 400
Sampel 2:
1000
Mg/l CO2 bebas = p 0,5

1000
= 1,5 0,5

= 300 mg/L
10

Tabel 2. Hasil pengukuran karbondioksida bebas (bening)

Volume Volume Karbondioksida


No. Sampel Volume
Titran N2CO3 Bebas
1. Sampel 1 25 ml 3,4 ml 68 mg/L
2. Sampel 2 25 ml 1,5 ml 30 mg/L

Tabel 3. Hasil pengukuran karbondioksida terikat (merah muda)


Volume Volume Karbondioksida
No. Sampel Volume
Titran H2SO4 Terikat
1. Sampel 1 25 ml 20 ml 400 mg/L
2. Sampel 2 25 ml 1,5 ml 300 mg/L

4.2 Pembahasan

Karbondioksida (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia

yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah

atom karbon.

Pada pratikum fisika kimia perairan mengenai karbondioksida yang

dilakukan hasil dari sampel A, B dan C bersifat bebas. Sampel A,B dan C yang

awalnya berwarna bening berubah menjadi pink setelah di berikan indikator pp

dan Na2CO3. Ini dikarenakan selama masih ada CO2, maka kondisi air tersebut

akan tetap asam oleh pp bewarna bening. Setelah CO2 tergabung menjadi natrium

biokarbonat maka suasana air tidak asam lagi dan pp menunjukan warna merah

muda (Pujiastuti 2013 dkk). Setelah melakukan percobaan tersebut dilakukanlah

perhitungan untuk menentukan kadar karbondioksida bebas yang terkandung

dalam sampel A, B dan C yaitu pada sempel A 2 mg/l, pada sempel B 10 mg/l dan

pada sampel C 4 mg/l.


11

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil dan pembahasan diatas dapat ditarik simpulan bahwa;

1. Karbon dioksida adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon dan

oksigen.

2. Karbon dapat dimanfaatkan oleh tumbukan air dalam melakukan

fotosintesis dan dalam proses metabolism.

3. Karbon dioksida memilki keterkaitan dengan adanya tingkat keasaman

dalam perairan.

4. Karbon dioksida dapat dihasilkan melalui proses respirasi ikan yang

berada di perairan.

5.2 Saran

Saran untuk praktikum berikut agar air yang menjadi sampel bukan hanya

air tawar tapi juga dengan menggunakan air payau dan laut. Agar praktikan lebih

memahami lagi perbedaan tiap lingkungan perairan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai