Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN TEKNIK RE-TREATMENT YANG BERBEDA DAN SEALER

SALURAN AKAR : PENELITIAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPIC (SEM)

Neslihan SIMSEK(a), Ali KELES(a), Fuat AHMETOGLU(a), Mevlut Sinan OCAK(a), Saim YOLOGLU(b)
(a)Departement of Endodontic, Faculty of Dentistry, Inonu University, Malatya, Turkey
(b)Depertment of Bioistatistics, Faculty of Medicine, Inonu University

ABSTRAK :

Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi efektifitas dua teknik re-treatment, dalam
kaitannya dengan waktu pengerjaan dan hasil scanning electron microscopic (SEM), dan
membandingkan tiga sealer yang berbeda yang awalnya diisi dengan gutta-percha. Enam puluh
gigi premolar dengan satu saluran akar yang telah dicabut dibagi kedalam tiga kelompok dan isi
dengan sealer iRoot SP, MM Seal, dan AH Plus, serta gutta-percha, dengan menggunakan teknik
kondensasi lateral. Bahan pengisi saluran akar sampel dikeluarkan dengan ESI ultrasonic atau
file R-Endo. Ukuran panjang kerja dicatat. Sampel di potong memanjang untuk menguji
pembesaran melalui SEM. Salah satu gambar di evaluasi untuk mengetahui sisa debris residual.
Data statistik di analisis menggunakan uji Kruskall-Wallis. Tidak ada perbedaan yang signifikan
yang ditemukan berdasarkan waktu pengerjaannya (p>0.05). Perbedaan yang signifikan didapat
dari sisa debris pada tubulus dentin yang ditemukan diantara ketiga saluran akar, tapi penemuan
ini tidak mempengaruhi kelompok eksperimental (p<0.05). Resin sealer diamati disamping
tubulus dentin pada kelompok MM Seal. Pada penelitian ini, tidak ditemukan perbedaan antara
sealer dan teknik re-treatment.

Kata Kunci : Endodontik; Re-treatment; Microscopy, Electron, Scanning.

1
PENDAHULUAN

Re-treatment dari perawatan saluran akar sebelumnya merupakan prosedur endodontic yang
umum. Keberhasilan dari re-treatment memerlukan pembersihan yang efektif dari jaringan
nekrotik dan infeksi material mikroorganisme, seperti gutta-percha dan sealer. Tingkat
keberhasilan dari re-treatment diestimasi antara 50% dan 90%.

Re-treatment melibatkan pembersihan isi saluran akar sebelumnya dan melakukan preparasi,
pembersihan dan pengisian ulang1. Isi dari saluran akar dapat dibersihkan dengan bahan pelarut,
instrument panas, laser, hand or rotary files, atau instrument ultrasonic2. Namun, pengisian yang
padat memberikan resistensi kepada instrument, dan pembersihan yang tidak adekuat dari
material dapat membatasi akses menuju foramen apical. Kondisi ini dapat menghalangi
disinfeksi saluran akar, proses perbaikan, dan waktu pembersihan. Setelah gutta-percha
dibersihkan, pembukaan tubulus dentin perlu dilakukan untuk membasmi bakteri dengan larutan
irigasi. Namun, beberapa penelitian2,3,4 menunjukkan debris residual tersisa pada dinding saluran
akar setelah perawatan, tanpa memperhatikan penggunaan instrument dan tipe bahan pengisian
yang digunakan.

Perawatan endodontic meningkat dengan pengembangan alat ultrasonic yang lebih baik dan
instumen nickeltitanium (NiTi)5. Sistem ultrasonic secara luas digunakan dalam perawatan
saluran akar, untuk memudahkan pembersihan dari alat yang patah dari saluran akar dan
preparasi kavitas saluran akar6. Namun, proses pembersihan seluruh nya dari gutta-percha dan
sealer dengan ultrasonic tidak diperiksa dengan baik3.

Banyak bahan yang digunakan sebagai bahan pengisian saluran akar, gutta-percha sebagai
bahan yang paling umum digunakan, yang dirangkaikan dengan berbagai macam sealer7.
Menurut pabriknya, iRoot SP merupakan kalsium silikat yang baru sebagai sealer yang
radiopaque dan tidak dapat larut. Mengandung kalsium, kalsium fosfat, kalsium hydroxide dan
zirconium oxide tanpa aluminium. iRoot SP tidak membutuhkan media pengganti obat atau
pengadukan. Membutuhkan konsisten, keseragaman hasil untuk pengisian saluran akar dengan
atau tanpa gutta-percha. Sebelum pencampuran, sealer injeksi siap pakai telah dikembangkan
sebagai pengisian saluran akar yang tetap8. Namun, tindakan re-treatment yang dilakukan
menggunakan iRoot SP tidak sempurna.

2
Epoksi semen resin bagus sebagai sealer saluran akar. AH Plus (Denstply DeTrey, Konstanz,
Germany) terdiri dari dua komponen pasta sealer saluran akar dengan base reaksi polimerisasi
dari epoksi resin amina. Komposisi terdiri dari diepoxide, kalsium tungstate, zirconium oxide,
aerosol, 1-adamantane amina, TCD-diamine dan pigmen9. Resin epoksi yang lain pada sealer
saluran akar, MM Seal ( Micro-Mega, Besancon, France) dikemas dalam dua syringe. Digunakan
sebagai pengisian saluran akar yang tetap dengan gutta-percha. MM Seal terdiri dari resin epoksi
polimer, ethylene glycol salicylate, kalsium fosfat, bismuth subkarbonat, dan komponen oxide10.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi efektifitas waktu pengerjaan dan hasil
scanning electron microscopic (SEM) dari dua teknik re-treatment yang berbeda (ESI ultrasonic
dan R-Endo files) dan membersihkan tiga sealer yang berbeda (AH Plus, iRoot SP, dan MM
Seal) dari saluran akar yang telah diisi sebelumnya dengan gutta-percha.

Metodology

Preparasi saluran akar

Setelah mendapat persetujuan dari komite etik (2012/139), 60 gigi premolar dengan satu
saluran akar yang lurus yang telah dicabut karena alasan periodontal digunakan dalam penelitian
ini. Gigi dibersihkan dengan air dan disaring sampai siap untuk digunakan. Panjang kerja sebesar
14 mm. Saluran akar dipreparasi dengan menggunakan HERO Shaper rotary files (Micro-Mega,
Besancon, France) dengan teknik crown-down, menurut instruksi pabrik. File yang digunakan
ialah files no. 13 dengan kecepatan 330 rpm. Pada saar penggantian file, saluran akar diirigasi
dengan 2 mL dari 2.5% NaOCl. Setelah selesai, 2 mL dari 17% EDTA di aplikasikan selama 60
detik, diikuti dengan bilasan terakhir dengan 2 mL dari 2.5% NaOCl. Saluran akar dikeringkan
dengan paper point sebelum dilakukan pengisian.

Pengisian saluran akar

Gigi dikelompokkan secara random dan dibagi kedalam 6 kelompok dengan masing-masing
10 gigi dalam setiap kelompok: kelompok 1 dan 2 dilakukan pengisian dengan gutta-percha dan
AH Plus; kelompok 3 dan 4 dengan gutta-percha dan iRoot SP (Innovative BioCeramix Inc.,
Vancouver, Canada); dan kelompok 5 dan 6 dengan gutta-percha dan MM Seal. Semua akar gigi

3
diisi dengan teknik kompkasi lateral. Radiografi mesiodistal dan buccolingual diambil untuk
memastikan kualitas pengisian. Sampel disimpan dalam 37 C dalam 100% kelembaban selama
1 minggu.

Teknik re-treatment

Untuk tahap perawatan, ukuran 3 dan 4 Gates Glidden drills (Dentsplay Maillefer,
Ballaigues, Switzerland) digunakan untuk mengeluarkan bahan pengisi dari seluruh saluran akar
dari ketiga kelompok. Untuk mengurangi gutta-percha, 0.1 mL chloroform diaplikasikan dan
menjaga sepertiga mahkota selama 1 menit. Kelompok 1,3 dan 5 di rawat kembali dengan R-
Endo files (kelompok NiTi re-treatment) dan kelompok 2,4 dan 6 dirawat kembali dengan
menggunakan ESI ultrasonic (kelompok Ultrasonic re-treatment).

Kelompok NiTi re-treatment. R-Endo digunakan dengan kecepatan konstan 300 rpm
handpiece bertenaga putaran yang pelan dengan electric motor (W&H, Brmoos, Austria). File
digunakan untuk membersihkan bahan pengisian dengan R1 (15mm, 25.08) untuk sepertiga
servikal dan R2 (19mm, 25.06) dan R3 (23mm, 25.04) untuk sepertiga apical sampai mencapai
panjang kerja.

Kelompok ultrasonic re-treatment. ESI ultrasound memiliki ukuran yang berbeda (15-35)
dipasang pada miniMaster Piezon (EMS, Nyon, Switzerland) digunakan dengan gerakan
melingkar sampai mencapai panjang kerja. Panjang kerja dicapai pada ukuran no 35.

Untuk semua kelompok, pada penggantian file, saluran akar diirigasi dengan 2mL dari 2.5%
NaOCl. Setelah selesai, 2 mL dari 17% EDTA diaplikasikan selama 60 detik diikuti dengan
bilasan terakhir dengan 2 mL dari 2.5% NaOCl. Re-treatment selesai ketika mencapai panjang
kerja dan saluran akar menjadi halus dan tidak ada sisa debris.

Waktu

Waktu keseluruhan dari prosedur termasuk irigasi dan penggantian file. Waktu mencapai
panjang kerja dicatat sebagai T1. Waktu memulai dari pembersihan bahan pengisian sampai
selesai proses pembersihan dicatat sebagai T2. Waktu dicatat dalam detik dan menit.

4
Analisis SEM

Salah satu sampel groove bocolingual diambil dengan diamond disc dan dibagi kedalam dua
bagian dengan chisel yang terbuat dari stainless steel. Setelah survey umum dari dinding saluran
akar dari pakes sampai bagian mahkota, tiga SEM (LEO EVO 40, Cambridge, United Kingdom)
gambar digital diambil sesuai aturan pabrik x100 dan x2000. Untuk mengevaluasi residual debris
dan membuka menutup tubulus dentin (mahkota, tengah, dan apical) dihitung dengan
menggunakan Adobe Photoshop CS3 (Adobe Systems Inc., San Jose USA)11,12. Gambar dinilai
dengan operator yang sama.

Analisis statistic

Analisis statistic ditampilkan dengan menggunakan SPSS untuk Windows (versi 15.0, SPSS
Inc., Chicago, USA). Salah satu variabel dicatat dengan rata-rata (X) standar deviasi (SD) atau
standar eror (SE). Salah satu kategori variabel dicatat dengan angka. Variabel lainnya
ditampilkan dengan distribusi normal pada kelompok, sesuai dengan hasil dari uji Shapiro-Wilk
(p>0.05). Uji t bepasangan ditampilkan dengan mengevaluasi perubahan waktu kerja dari sealer
saluran akar dan teknik re-treatment dari masing-masing kelompok. Uji Kruskall-Wallis
ditampilkan dengan membandingkan perbedaan antara tiga jenis sealer dan dua metode re-
treatment. Nilai signifikan p<0.05.

HASIL

Waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan bahan

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara T1 dan T2 dengan menggunakan R-Endo
dibanding ultrasonic (p>0.05) (tabel 1). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara waktu yang
dibutuhkan untuk membersihkan AH Plus, iRoot SP, atau MM Seal (p>0.05) (tabel 2).
Peningkatan waktu dari T1 ke T2 signifikan pada semua kelompok.

Evaluasi dari debris residual

Hasil dari analisis SEM untuk membuka tubulus dentin di ringkas pada tabel 3 dan 4. Tidak
ada teknik re-treatment yang mampu membersihkan debris pada saluran akar secara komplit,

5
tanpa memperhatikan sealer (gambar 1,2,dan 3). Namun, perbandingan antara sepertiga akar,
lebih sedikit tubulus dentin yang terbuka pada sepertiga apical, dan jumlah yang besar tubulus
dentin pada sepertiga mahkota. Beberapa sampel dari kelompok MM Seal,lubang tubulus dentin
diisi dengan resin sealer (gambar 4).

6
DISKUSI

Alasan yang paling penting pada perawatan ulang endodontic, mengeluarkan bahan
pengisian saluran akar dengan baik, untuk memastikan disinfeksi dari saluran akar dan
menyembuhkan jaringan periapikal2. Gutta-percha dapat dilunakkan dengan menggunakan
chloroform, karbon disulfide, benzene, xylene, minyak essential, methyl chloroform, halothane,
white turputine, karbon tetrachloride dan minyak eucalyptus13. Kami menggunakan choloroform
untuk melunakkan bahan pengisi. Namun, tekanan dari file pada saat pengisian dapat
berpenetrasi p ada tubulus dentin, yang dibersihkan dengan EDTA dan NaOCl4.

7
Berbagai teknik dapat digunakan untuk membersihkan gutta-percha dari saluran akar,
termasuk rotary files14 dan alat ultrasonic15. Alat ultrasonic merupakan alat yang bagus untuk
digunakan pada setengah mahkota dari saluran akar, tapi dari bagian sudut 1/3 apical sulit untuk
digunakan. Oleh karena itu, alat ultrasonic dapat digunakan pada bagian sisa dari sepertiga
apikal3. Pada penelitian ini, kami menggunakan saluran akar yang lurus. Banyak alat ultrasonic
yang komersil dengan bentuk, desain, dan bahan yang berbeda (misalnya, stainless steel,
titanium alloys, diamond, zircons, dan lain sebagainya). Kami menggunakan alat ultrasonic
stainless steel yang kompatibel dengan anatomi akar untuk membersihkan sisa bahan pengisi
residual tanpa merusak dinding saluran akar16. Alat ini tidak dapat digunakan untuk teknik re-
treatment dengan sealer iRoot SP.

System rotary NiTi lebih cepat daripada hand instrument, seperti R-Endo files. Penggunaan
rotary instrument pada re-treatment saluran akar mungkin sulit untuk operator17. Namun,
informasi tidak cukup pada literature yang membahas penggunaan R-Endo files dan alat
ultrasonic berdasarkan waktu pengerjaan re-treatment atau pembersihan debris. R-Endo files dan
alat ultrasonic digunakan dalam penelitan baru-baru ini bersama dengan re-treatment dalam
jangka waktu yang sama.

iRoot Sp merupakan sealer baru yang mengandung kalsium silikat, yang memiliki kadar air
yang kurang. Hasil diperoleh sama pada bagian 1/3 apikal ketika menggunakan iRoot SP
maupun menggunakan AH Plus. Ikatan kuat18 dan aktivitas anti mikrobal19 dari iRoot SP telah
diteliti; namun, efek pada re-treatment belum jelas. Dengan demikian, penelitian ini merupakan
masalah yang penting. Sifat adesif mempengaruhi masing-masing sealer yang dapat dibersihkan.
Ikatan kuat yang keluar dari iRoot SP sama dengan AH Plus18. Pada penelitian ini, sampel yang
menggunakan iRoot SP tidak menunjukkan perbedaan dibanding dengan sampel yang
menggunakan AH Plus berdasarkan sisa bahan pengisi.

AH Plus dipilih karena penggunaan nya yang luas. Diantara AH Plus dan MM Seal base
resin epoksi sealer sebanding dengan kemampuan penutupan apical karena komponen
kimiawinya sama10. Setelah prosedur re-treatment, beberapa resin tag patah yang ditemukan
pada kelompok sampel MM Seal. Hasil ini selaras dengan Pirani et al.3 karena kedua sealer

8
merupakan base resin epoksi. Resin tag yang patah menghalangi jalan tubulus dentin. EDTA dan
NaOCl kiranya dapat menyelesaikan masalah ini.

Pada penelitian ini, debris residual terlihat dari semua kelompok, yang sama dengan
penelitian sebelumnya. Selama pembersihan bahan, saluran akar pada semua kelompok
menunjukkan kumpulan debris pada apical, tanpa memperhatikan alat dan bahan yang
digunakan. Penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya3,14,20.

Bahan dari sealer, seperti dimensi stabilitas dan resolusi, mungkin mempengaruhi durasi dari
waktu pengerjaan re-treatment21. Pada penelitian ini, waktu pengerjaan re-treatment selama 3
sampai 8 menit Oliveira et al.14 tidak memasukkan penggantian rotary file dan prosedur irigasi
kedalam waktu pengerjaan dan mencatat waktu re-treatment selama 2 sampai 4 menit.
Perbedaan waktu antara penelitian bisa disebabkan oleh pengisian saluran akar yang berbeda dan
teknik preparasi, perbedaan kemampuan operator dan kerja bahan pelarut atau bur untuk akses
masuk dari saluran akar. Alat rotary menghasilkan panas melalui tenaga putaran dengan tekanan,
yang diketahui dapat melunakkan dan membersihkan gutta-percha yang panas lebih mudah22.
Pada penelitian ini, alat ultrasonic dapat dipanaskan, tapi tidak terdapat perbedaan antara
kelompok berdasarkan waktu pengambilan gutta-percha.

Banyak teknik yang telah digunakan untuk mengevaluasi sisa debris11,12,23 pada permukaan
dentin. Namun, pada penelitian ini untuk membuka atau menutup tubulus dentin dilakukan
dengan prosedur SEM24. Pada penelitian ini, resolusi tinggi pada gambar SEM menunjukkan
tubulus dentin yang bebas dari debris. Terdapat perbedaan pada jumlah tubulus dentin yang
bersih diantara sepertiga apikal saluran akar. Sepertiga apikal saluran akar menunjukkan tubulus
dentin dalam jumlah yang kecil dibanding dengan sepertiga koronal, tanpa memperhatikan
teknik dan bahan sealer yang digunakan. Observasi ini sesuai dengan penemuan pada penelitian
sebelumnya3,20.

Tubulus dentin lebih terbuka pada sepertiga korona dibanding bagian lainnya. Ada dua
alasan untuk penemuan ini. Pertama, mudah membersihkan jalan masuk saluran akar. Kedua,
bagian korona dibukan dengan Gates Glidden drill. Jumlah dari tubulus dentin pada sepertiga
apikal lebih sedikit dibanding pada sepertiga korona.

9
Penelitian kami menunjukkan bagian 1/3 apical dari akar dapat dibersihkan. Penelitian ini
mengusulkan untuk memperbaiki ukuran preparasi apikal dengan menggunakan rotary
instrument. Gutta-percha residual pada sepertiga apikal pada kelompok R-Endo lebih sedikit
dibanding kelompok ultrasonic, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan. Penemuan ini
mungkin disebabkan peningkatan diameter R-Endo file, atau karena desain instrument yang
khusus untuk membersihkan bahan. Apalagi, R-Endo file digunakan dengan teknik crown-down,
yang pengisian bahannya dibersihkan dari sepertiga korona. Metode ini menjelaskan mengapa
pemakaian instrument lebih efisien pada sepertiga apikal.

KESIMPULAN

Kedua R-Endo dan alat ultrasonic menunjukkan hasil yang sama berdasarkan waktu
pengerjaan. Semua teknik re-treatment pada masing-masing kelompok meninggalkan sisa, tanpa
memperhatikan sisa sealer. Pada semua kelompok, tubulus apikal sedikit lebih bersih dibanding
bagian lain dari akar.

10

Anda mungkin juga menyukai