Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Mioma Uteri

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena
jaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak
yang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan
gejala klinis berdasarkan

Anatomi Uterus

Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, yang sedikit
gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan
kandung kemih di depan. Ukuran uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm lebar di
atas 5,25 cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih kurang 57 gram.

Pada masa kehamilan uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada
dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus, disamping itu serabut- serabut
kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Setelah Menopause, uterus wanita
nullipara maupun multipara, mengalami atrofi dan kembali ke ukuran pada masa 1.

1.Pembagian Uterus

1. Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimal yang terletak antara
kedua pangkal saluran telur.
2. Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan. Korpus uteri
mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.

3. Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri yaitu

2.Pembagian Dinding Uterus

1. Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri. Endometrium


terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan jaringan dengan banyak
pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Dalam masa haid
endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh
menebal dalam masa reproduksi pada kehamilan dan pembuluh darah
bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi makanan pada janin.
2. Miometrium (lapisan otot polos) di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan
disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua lapisan ini terdapat
lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang paling penting
pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir berkontraksi kuat dan
menjepit pembuluh-pembuluh darah yang ada di tempat itu dan yang terbuka.

3. Lapisan serosa (peritoneum viseral) terdiri dari lima ligamentum yang


menfiksasi dan menguatkan uterus yaitu:
c.1. Ligamentum kardinale kiri dan kanan yakni ligamentum yang terpenting,
mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan
berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis.
Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria
uterine.

c.2. Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan yakni ligamentum yang
menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian
belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan.

c.3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni ligamentum yang menahan
uterus agar tetap dalam keadaan antofleksi, berjalan dari sudut fundus uteri
kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri cepat karena uterus
berkontraksi kuat.

c.4. Ligamentum latum kiri dan kanan yakni ligamentum yang meliputi tuba,
berjalan dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat.

c.5. Ligamentum infundibulo pelvikum yakni ligamentum yang menahan tuba


fallopi, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya

Klasifikasi Mioma Uteri

Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Mioma Uteri Subserosum

Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula
sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan
kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma
intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum sebagai
suatu massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten peredaran
darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan
terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.
2. Mioma Uteri Intramural

Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih kecil,
tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-
benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak
memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa
tumor di daerah perut sebelah bawah.

3. Mioma Uteri Submukosum

Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan tumbuh kearah
kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum uteri.
Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke dalam
vagina yang disebut mioma geburt.
Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan
melalui vagina. Perdarahan sulit dihentikan, sehingga sebagai terapinya dilakukan

Epidemiologi Mioma Uteri

1. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri

Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita.
Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan belum pernah
(dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak ditemukan pada wanita
berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma
masih tumbuh. Nishizawa di Jepang (2008) menemukan insidens rates mioma uteri
lebih tinggi pada wanita subur yaitu 104 per seribu wanita belum menopause dan 12
per seribu wanita Mioma uteri lebih banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam,
karena wanita berkulit hitam memiliki lebih banyak hormon estrogen dibanding
wanita kulit putih.

2.Determinan Mioma Uteri

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan
dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Tumbuh mulai dari benih
multiple yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium sangat lambat tetapi
progresif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri:

a. Estrogen
Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell
nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri
harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest ( sel muda yang terangsang) dan
estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus). Percobaan Lipschutz yang
memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor
fibromatosa baik pada permukaan Hormon estrogen dapat diperoleh melalui
penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal (Pil KB, Suntikan Peranan
estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor ini menjadi stabil dan
menyusut setelah menopause dan lebih sering terjadi pada pasien yang nullipara.

b. Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi
dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron
menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 - Beta
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat
sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
Umur

Proporsi (2001) di New York menemukan wanita kulit putih umur 40-44 tahun
beresiko 6,3 kali menderita mioma uteri dibandingkan umur < 30 tahun.
Sedangkan pada wanita kulit hitam umur 40-44 tahun beresiko 27,5 kali untuk
menderita mioma uteri jika dibandingkan umur < 30 tahun.
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative infertile,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma
uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah
Penelitian yang dilakukan di Nigeria terhadap wanita dengan usia rata 44,9
hasil penelitian Buttrum memperoleh dari 1.698 kasus mioma uteri, 27%
diantaranya Pada wanita tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka
kejadian mioma uteri lebih tinggi dan wanita kulit putih menemukan bahwa
wanita kulit hitam beresiko 2,9 kali kejadian mioma juga tinggi pada wanita
dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma uteri.

Perubahan Sekunder

Perubahan sekunder pada mioma uteri adalah perubahan yang terjadi pada mioma
karena pengaruh lain. Perubahan yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal
ini terjadi oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.
Perubahan sekunder yang sering terjadi:

1. Atrofi : sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi


kecil.
2. Degenerasi Hialin : perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita
berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen, dapat
meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripada seolah-olah
memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.

3. Degenerasi Kistik : dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana tidak
teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang
lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

4. Degenerasi Membatu (calcicerous degeneration) : terutama terjadi pada wanita


berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya
pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan
memberikan bayangan pada foto roentgen.

5. Degenerasi Merah (carneous degeneration) : perubahan ini biasanya terjadi


pada kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan karena suatu nekrosis sub
akut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang
mioma seperti daging mentah berwarna merah yang disebabkan oleh pigmen
hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi
pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam dan kesakitan.
Tumor uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini
seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma yang bertangkai.

6. Degenerasi lemak : jarang terjadi dan merupakan kelanjutan degenerasi


Komplikasi

Komplikasi merupakan suatu kondisi yang mempersulit atau reaksi negatif yang
terjadi pada penderita akibat mioma uteri.

1. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi Leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 0,6 %

dari seluruh mioma, serta merupakan 50 75 % dari seluruh sarkoma uterus.


Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah
diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.

2. Torsi (Putaran Tangkai)


Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan

sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah syndrome


abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini
hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma
dalam rongga peritoneum.

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena
gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang menyebabkan
perdarahan berupa metroragia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang

Pencegahan Mioma Uteri

1.Pencegahan Primordial

Pencegahan ini dilakukan pada perempuan yang belum menarche atau sebelum
terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengkonsumsi
2.Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelum seseorang menderita


mioma. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai faktor-
faktor resiko mioma terutama pada kelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa
reproduktif. Selain itu tindakan pengawasan pemberian hormon estrogen dan
progesteron dengan memilih pil KB kombinasi (mengandung estrogen dan
progesteron), pil kombinasi mengandung estrogen lebih rendah dibanding pil
sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri berhubungan dengan kadar 2.7.3.
3.Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena mioma uteri, tindakan
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pencegahan yang dilakukan
adalah dengan
Diagnosa

a.Gejala Subjektif

Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Timbulnya gejala

subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri, besar mioma uteri, perubahan dan
komplikasi yang terjadi.
Gejala subjektif pada mioma uteri:

i. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum dijumpai.


Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah: menoragia, dan
metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara
lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium,
permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi endometrium,
dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya sarang mioma di antara
serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang
melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis
karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.
ii. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi gejala
ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang
disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma
submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang menyempitkan
kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

iii. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.
Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada uretra dapat
menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada
pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema
tungkai

b.Gejala Objektif

Gejala Objektif merupakan gejala yang ditegakkan melalui diagnosa ahli medis.
Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:

i. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen dan


pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat
dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area
perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan
Pelvis, serviks biasanya normal, namun pada keadaan tertentu mioma
submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat
pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak beraturan dan
noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan kerusakan
vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan
patologik pada adneksa.
ii. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis meragukan maka
pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat membantu. Selain itu melalui
pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan darah) dapat
dilakukan.

b. Penatalaksanaan Medis Mioma Uteri

1. Pengobatan Konservatif
Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus dengan
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis. Pengobatan GnRH agonis
selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium
hingga uterus menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonis

Universitas Sumatera Utara

dihentikan mioma yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen
oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi tinggi.

2. Pengobatan Operatif
Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan gejala
yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan operatif, tindakan operatif yang
dilakukan antara lain :

-Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus,
misalnya pada mioma submukosum pada mioma geburt dengan cara akstirpasi lewat
vagina. Apabila miomektomi dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka
kemungkinan akan terjadi kehamilan 30-50%. Pengambilan sarang mioma
subserosum dapat dengan mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.
Tindakan ini seharusnya hanya dibatasi pada tumor dengan tangkai yang jelas yang
dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila tidak mioma dapat diambil dari uterus
pada waktu hamil atau melahirkan, sebab perdarahan dapat berkepanjangan dan
terkadang uterus dikorbankan.

-Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan
terpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dan tidak
menghendaki anak lagi atau tumor yang lebih besar dari kehamilan 12 minggu disertai
adanya gangguan penekanan atau tumor yang cepat membesar. Histerektomi dapat
dilaksanakan perabdomen atau pervaginum. Adanya prolapsus uteri akan
mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan
alasan mencegah akan timbulnya karsinoma serviks uteri. Histeroktomi supra vaginal
hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus
keseluruhan.

4. Pencegahan Tertier

Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan setelah penderita melakukan


pengobatan. Umumnya pada tahap pencegahan ini adalah berupa rehabilitasi untuk
meningkatkan kualitas hidup dan mencegah timbulnya komplikasi. Pada dasarnya
hingga saat ini belum diketahui penyebab tunggal yang menyebabkan mioma uteri,
namun merupakan gabungan beberapa faktor atau multifaktor. Tindakan yang
dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas hidup dan mempertahankannya.
Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam masa
pemulihannya.

Anda mungkin juga menyukai