Telah kita bicarakan bahwa jarak antara kita dan bintang sangat besar, mulai dari
beberapa tahun cahay hingga beberapa milyar tahun cahaya. Sedemikian jauhnya
hingga bintang raksasa seperti Antares dan Betelgeuse yang bergaris tengah lebih
dari 600 kali matahari, atau lebih dari 60.000 kali bumi, mempunyai garis tengah
sudut yang hanya sedikit lebih besar dai daya pisah teoritis telaskop terbesar di
bumi. Astronom bukan hanya taka dapat meraih bintang, untuk melihat bentuknya
pun sukar. Namun berbagai teknis telah ditemukan hingga orang dapat memahami
keadaan fisis bintang. Sebagian besar informasi tentang keadaan fisis bintang
diperoleh dengan menganalisis kuantitas dan kualitas pancaran elektromagnetnya.
Spektroskopi dan fotometri meliputi sebagian besar pengamatan astronomi
dewasa ini.
Kabut gas diruang antar bintang yang berselubung tebal memancarkan garis
pancaran. Sabagaimana dinyatakan oleh hukum Kirchoff kedua, radiasi ini
dipancarkan oleh gas renggang.
Dengan menentukan panjang gelombang garis serapan atau garis pancaran itu
dapat ditentukan unsur penyebabnya. Dengan cara ini komposisi atau susunan
kimia angkasa bintang dapat diketahui. Dan keadaan fisis angkasa bintang, seperti
temperatur, tekanan dan medan magnet dpat diketahui drai spektrum bintang.
Pengamatan garis spektrum yang ditimbulkan oelh suatu atom gas merupakan
kunci bagi penyelidikan struktur atom gas itu. Unsur yang paling sederhana dalam
alam ialah atom hidrogen. Seorang ahli fisika Swiss bernama Balmer
mendapatkan panjang gelombang kumpulan garis ini mengikuti hukum
adalah panjang gelombang, R suatu tetapan dan n adalah bilangan bulat 3,4,5
dan seterusnya. Deretan garis yang dipancarkan hidroge ini disebut deret Balmer.
Dengan mengambil n = 3 diperoleh garis Balmer yang pertama yang disebut H
pada = 6563 Ao. Untuk n = 4 didapat garis Balmer kedua yang disebut H,
demikian seterusnya. Untuk n makin besar, beda panjang gelombang masing-
masing garis Balmer makin kecil. Untuk n yang mendekati tak hingga didapat
limit Balmer pada = 3650 Ao.
Setelah penemuan Balmer itu, ditemukan deretan lain garis spektrum hidrogen. Di
daerah ultraungu diamati adanya garis yang disebut deret Lymann. Di daerah
inframerah juga diamati adanya beberapa deretan garis, antara lain dikenal sebagai
deret Paschen dan deret Bracket. Ternyata bentuk Persamaan 3.1.1 dapat pula
digunakan untuk menerangkan jarak antara garis itu dalam setiap deret, hanya
persamaan itu mengambil bentuk lebih umum yaitu
N dan m adalah bilangan bulat dengan n>m. Untuk deret Lymann m = 1, deret
Balmer m = 2, deret Paschen m = 3 dan deret Brachet m = 4. Tetapan R disebut
tetapan Rydberg yang harganya 109 678 apabila dinyatakan dalam cm.
Pada tahun 1911 Rutherford membuat suatu model atom. Sebuah atom
digambarkan sebagai sebuah inti yang bermuatan listrik positif yang dikelilingi
elektron bermuatan negatif yang bergerak dalam orbit. Elektron yang bergerak
melingkar mengalami percepatan kearah pusat dan akan terus memancarkan
energi. Elektron akan menempuh lintasan berbentuk spiral dan akhirnya jatuh ke
inti. Umur atom ini tidak akan lama dan tidak dapat menjelaskan timbulnya
pancaran garis spektrum oleh atom.
Niels Bohr pada tahun 1913 memperbaiki model atom Rutherford itu.
Dikatakannya, elektron dalam atom hidrogen hanya dapat bergerak pada orbit
dengan jejari.
Bila elektron berpindah dari tingkat n ketingkat m dan m lebih rendah dari n
elektron akan kehilangan energi. Energi ini akan dipancarkan sebagai foton atau
butir cahaya dengan energi sebesar hv, apabila h adalah tetapan Planck (Pasal
2.2.2) dan v adalah frekuensi foton. Jadi
hv = Em En. (3.1.5)
Dari Persamaan 3.1.4 dengan menggunakan harga numerik tetapan dan mengingat
v = c/, Persamaan 3.1.5 menjadi
Yang sesuia dengan Persamaan 3.1.2 yang diperoleh secara empiris. Dengan
model ini dapat diterangkan bahwa garis pada deret Lymann atom hidrogen
ditimbulkan oleh elektron yang berpindah dari tingkat dasar (m = 1), dan pada
deret Balmer oleh perpindahan elektron dari tingkat m = 2, demikian seterusnya.
Gambaran klasik bahwa elektron hanya dapat bergerak dalam orbit tertentu yang
bersesuaian dengan tingkat energinya sebenarnya tidak tepat. Elekron dapat
menempati semua tingkat energi. Yang bisa kita katakan hanyalah, suatu tingkat
energi lebih mungkin dari tingkat energi yang lain. Teori kuantum modern
beribicara tentang kemungkinan itu. Dengan teori itu dapat dihitung amplitudo
gelombang untuk setiap tingkat energi. Dalam mekanika kuantum sifat elektron
dalam sebuah atom dapat dijelaskan dengan lengkap dari fungsi (r, , ,t) yang
Untuk menggambarkan tingkat energi dalam atom yang kompleks, model vektor
atom sangat berguna. Pertama, akan ditinjau atom atau ion yang memiliki satu
elektron valensi. Contoh atom seperti ini adalah atom alkaili seperti lithium,
natrium, kalium, dll. Setiap tingkat energi atom ini dapat digambarkan dengan
empat bilangan kuantum yaitu :
Bilangan kuantum utama n;
Bilangan kuantum momentum sudut orbit l,
dinyatakan dalam satuan h/2 =
harga l adalah 0, 1, 2, . . . , n-1,
l = 0,1,2,3,4,5 disebut elektron s, p ,d, f, g, h (=0 adalah s, dst.)
Bilangan kuantum monumentum sudut spin s,
Juga dinyatakan dalam satuan ,
Untu elektron tunggal s = ;
Bilangan kuantum momentum sudut total j,
Merupakan jumlah vektor dan s,
Hanya mempunyai harga ;
Sebagai contoh, suatu elektron yang mempunyai n = 2, = 1 dan j = 3/2 disebut
elektron 2 p 3/2. Pasangan harga n dan untuk suatu elektron disebut konfigurasi
elektron tersebut.
Pada atom dan ion dengan beberapa elektron valensi, momentum sudut orbit
dijumlahkan secara vektor dan diperoleh vektor.
L=l (3.1.7)
L = 0, 1, 2, 3, 4, 5
S PD FGH (3.1.8)
Demikian juga vektor momentum sudut spin s semua elektron valensi dapat
dijumlahkan dan membentuk vektor.
S=s (3.1.9)
Penjumlahan vektor ini hanya dilakukan secara paralel atau antiparalel. Bila
jumlah elektron valensi adalah N, harga S dapat:
S = , 3/2, . . . , N/2; bila N ganjil,
S = 0, 1, 2, . . . ,N/2; bila N genap.
J = L + S. (3.1.10)
2s+ 1
n Lj
Konfigurasi term
4 2S - 4 2P 3/2.
Kita tinjau suatu gas dalam keadaan setimbang termodinamik, yang berarti di
semua tempat dalam gas itu jumpah energi yang diserap dan dipancarkan sama.
Pada keadaan ini terdapat kesetimbangan jumlah atom yang elektronnya berada
pada tingkat energi tertentu, misalkan tingkat n. Artinya laju atom yang berpindah
ke dan dari tingkat n sama. Jadi bila jumlah atom yang bereksitasi pada tingkat n
tersebut adalah N maka Dn/dt = 0. Misalkan jumlah aton yang bereksitasi di
tingkat a adalah Na dan ditingkat b adalah Nb. Perbandingan Nb dan Na dapat
mekanika statistik yaitu
ga dan gb adalah beban statistik untuk tingkat energi a dan b. untuk atom hidrogen
statistik untuk tingkat ke n adalah gn = 2n2. Untuk atom pada umumnya g = 2 J +
1, dengan J sebagai momentum sudut atom. Persamaan satuan cgs dimasukkan
dan energi dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV), persamaan tersebut dapat
ditulis dalam bentuk
ur disebut fungsi partisi untuk atom yang telah terionisasi r kali, demikian pula
partisi ini biasanya diberikan dalam tabel. Persamaan 3.1.14 disebut Persamaan
Saha. Bila kita gunakan satuan eV untuk energi ionisasi dan satuan cgs untuk
besaran lainnya, setelah harga semua tetapan dimasukkan, kita peroleh persamaan
Saha berbentuk
log Nr+1 = - (5040/T) Ir + 2,5 log T 0,48 logPe + log (2ur+1/ur) (3.1.15)
Nr
Kita lihat pada temperatur yang tinggi dan pada tekanan yang rendah jumlah atom
yang terionisasi tinggi (kehilangan banyak elektronnya) akan besar.
Kabut antar bintang atau nebula memancarkan kumpulan garis spektrum yang tak
dikenal di bumi. Pada mulaya disangka garis itu berasal dari unsur kimia yang
belum diketahui. Unsur misterius ini dinamakan nebulium (berasal dari kata
nebula). Tetapi pada tahun 1927 I.S. Bowen menunjukkan bahwa garis nebula
yang terang dengan = 4958,91 A dan = 5006,84 A merupakan akibat transisi
terlarang pada ion oksigen. Garis-garis ini ditulis sebagai garis [0 III]; kurung
kotak berarti garis terlarang, sedang angka III menunjukkan garis berasal dari
atom oksigen yang terionisasi dua kali. Dibumi kemungkinan terjadinya transisi
yang menimbulkan garis-garis ini sangat kecil higga orang tidak mengamatinya.
Mekanisme pembentukan garis-garis ini pada spektrm kabut antar bintang adalah
sebagai berikut.
Suatu atom dalam keadaan eksitasi dapat di de-eksitasikan (dikembalikan ke
tingkat energi dasar) dengan dua cara yaitu :
1. Secara spontan dengan memancarkan energi, atau
2. Ditumbuk eleh elektron lain dan energinya diberikan pada elektron tadi untuk
menambah energi kinetiknya.
Pada molekul perubahan energi dapat terjadi dengan tiga macam cara :
1. Perpindahan elektron dari tingkat energi lain,
2. Perubahan energi getaran molekul,
3. Perubahan energi rotasi molekul.
Kombinasi perubahan energi ini menimbulkan banyak sekali garis spektrum yang
tak dapat dipisah-pisahkan. Jajaran garis ini membentuk spektrum pita. Pada pita
yang bersuhu rendah dapat diamati adanya spekrtum pita yang berasal dari
beberapa molekul seperti oksida titanium dan sianogen.
Ciri utama spekrtum bintang pada setiap kelas dapat kita baca pada tabel di bawah
ini, demikian juga temperatur permukaan dan warnanya.
Kelas 0 : Garis ion helium, garis oksigen, nitrogen, karbon, siikon dan lain-lain
yang terionisasi beberapa kali terlihat. Garis hidrogen lemah.
Temperatur > 25.000 K. Warna biru.
Kelas B : Garis helium netral terlihat, garis hidrogen lebih jelas daripada kelas 0.
Juga terlihat garis ion silikon dan oksigen. Temperatur antara 25.000-
10.000 K. Warna Biru.
Kelas A : Garis hidrogen terkuat pada kelas ini. Garis ion Mg, Si, Fe, Ca, dan
lain-lain terlihat. Garis logam netral terlihat lemah. Temperatur antara
10.000- 7.500 K. Warna Biru.
Kelas F : Garis hidrogen lebih lemah dari kelas A tetapi masih jelas. garis ion
Ca, Fe, Cr masih terlihat. Garis logam netral terlihat. Temperatur
antara 7.500-6.000 K. Warna Biru Keputih-putihan.
Kelas G : Garis H lebih lemah dari kelas F. Garis ion logam dan logam netral
terlihat. Temperatur antara 6.000-5.000 K. Warna Putih Kekuning-
kuningan.
Kelas K : Garis logam netral jelas. garis H lemah sekali. Pita molekul TiO
terliaht. Temperatur antara 5.000-3.500 K. Warna Jingga Kemerah-
merahan.
Kelas M : Garis logam netral kuat. Pita molekul TiO jelas. temperatur <3.500 K.
Wana Merah.
Garis spektrum tidak merupakan garis yang tajam tetapi merupakan lebar tertentu.
Pelebaran garis spektrum disebabkan oleh beberapa hal yang akan diuraikan
secara ringkas sebagai berikut :
1. Pelebaran ilmian. Atom mempunyai tingkat energi tertentu yang diskret.
Harga energi yang diberikan pada suatu tingkat energi sebenarnya adalah harga
yang paling mungkin untuk tingkat itu. Suatu atom yang berada di tingkat
tersebut dapat mempunyai energi sedikit berbeda dari harga yang paling
mungkin itu, tetapi kemungkinannya lebih kecil. Karena itu panjang
gelombang foton yang bisa diserap atom untuk mengadakan eksitasi dari
tingkat energi itu juga bukan merupakan harga yang pasti tetapi bisa berkisar
pada suatu harga tertentu. Akibatnya garis spektrum yang dihasilkan oleh suatu
kumpulan atom tidak tajam tetapi agak lebar.
2. Pelebaran Doppler. Atom yang memberikan suatu garis spektrum tidak berada
dalam keadaan diam tetapi bergerak ke berbagai arah. Makin tinggi temperatur,
makin cepat gerak atom itu. Akibat efek Doppler, setiap atom akan menyerap
foton dengan panjang gelombang yang berbeda-beda bergantung pada
kecepatan radialnya terhadap pengamat. Hal ini mengakibatkan pelebaran garis
spektrum.
3. Pelebaran tumbukan. Tingkat energi suatu atom dapat terganggu oleh adanya
atom atau ion yang lewat di dekatnya atau yang menumbuknya, akibatnya,
tingkat energi atom akan berubah sedikit hingga panjang gelombang foton
yang dapat diserapnya agak berbada daripada kalau tidak ada gangguan.
Dengan demikian atom akan memberikan garis spektrum yang melebar.
4. Efek Zeeman. Medan magnet dapat menyebabkan suatu tingkat energi suatu
atom terpecah menjadi dua atau lebih. Akibatnya garis spektrum terpecah
menjadi dua garis atau lebih. Dalam spektrum bintang komponen garis ini
umumnya tidak dapat dipisahkan hingga akibatnya tampak seperti pelebaran
garis.