Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita berdikari atau wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi
pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Dunia bisnis atau dunia wirausaha bukan
milik kaum Adam semata sebagai pemain tunggal, tapi dunia ini sudah
menjadi trend masa kini buat wanita. Jumlah wanita yang terjun di dunia
wirausaha tidaklah sedikit. Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar,
wanitalah yang memegang peranan penting sebagai pucuk pimpinan. Inilah
kenyataannya bahwa wanita bisa disejajarkan dengan pria dari segi bisnis.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96):
Sesungguhnya Ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak
beliau berumur 16 tahun, sejak sekitar tahun 1893. Hal ini dapat dibuktikan
dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-
suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, dimana
hampir setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya
pengembangan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak. Karena
dengan pembentukan watak, Ibu Kartini yakin manusia akan lebih mampu
untuk berdiri sendiri, tidak bergantung dari kerabat dan dari siapapun. Berkali-
kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Riwayat Singkat RA. Kartini
2. Bagaiamanakah Dorongan RA Kartini dalam bidang Kewirausahaan bagi
kaum Wanita?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Jasa
Kewirausahaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sebelas April
Sumedang, juga tujuan penulis agar mengetahui, paham dan dapat
mengembangkannya dalam keseharian.
1.4 Sistematika
Makalah ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Biografi RA Kartini
2.2. Riwayat RA. Kartini
2.3. Dorongan RA. Kartini dalam Bidang Wirausaha Wanita
BAB II PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi RA. Kartini


Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden
Ayu Kartini adalah seorang tokoh dari suku Jawa dan Pahlawan Nasional
Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan di
Indonesia.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau
kelas bangsawan Jawa. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario
Sosroningrat, bupati Jepara. Ibunya bernamaM.A. Ngasirah (Istri Pertama
namun bukan istri Utama)*.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari
semua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua.
Kakeknya adalah Pangeran Ario Tjondronegoro IV, yang diangkat sebagai
bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini bernama Sosrokartono, adalah
seorang yang pintar dalam bidang bahasa.
Berikut ini adalah biodata lengkap Raden Ajeng Kartini atau lebih
dikenal dengan sebutan R.A Kartini atau Ibu Kartini:
Nama Lengkap : Raden Ajeng Kartini
Tanggal Lahir : 21 April 1879
Tempat Lahir : Jepara, Jawa Tengah
Meninggal : 17 September 1904
Kartini bersekolah hingga usia 12 tahun di ELS Europese Lagere
School). Setelah 12 tahun, beliau harus tinggal dirumah untuk dipingit**.
Dalam masa pingitan, Kartini kemudian belajar sendiri di rumah. Dengan
bekal kemampuannya berbahasa Belanda, Kartini kemudian menjalin
hubungan korespondensi dengan teman-teman dari negeri Belanda. Dari
hubungan surat-menyurat itulah Kartini banyak tertarik dengan pemikira-
pemikiran maju perempuan Eropa. Dari titik inilah semua berawal, dari
sebuah pemikiran seorang perempuan muda Kartini, yang kemudian
mengubah sejarah Bangsa Indonesia.
Kartini disuruh menikah oleh orang tuanya, dengan Bupati
Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang telah
memiliki tiga istri. Kartini kemudian menikah pada tanggal 12 November
1903.
Sebagai seorang suami, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo
Adhiningrat sangat mengerti keinginan Kartini. Beliau kemudian
mendukung cita-cita Kartini untuk mendirikan Sekolah wanita. Sekolah
Wanita pertama yang didirikan adalah Sekolah Wanita di Rembang,
tepatnya di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten
Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung
Pramuka.
Dari pernikahannya dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo
Adhiningrat, Kartini melahirkah seorang putra bernama R.M. Soesalit
yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari setelah
melahirkan putra pertama sekaligus terakhirnya, Kartini menghembuskan
nafas terakhir yaitu pada tanggal 17 September 1904. pada saat meninggal,
Kartini berusia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu,
Rembang.
Sebuah organisasi bernama Yayasan Kartini kemudia melanjutkan
perjuangan Kartini dengan mendirikan Sekolah Wanita di Semarang pada
tahun 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun,
Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah Sekolah
Kartini. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer,
seorang tokoh Politik Etis.
Habis Gelap Terbitlah Terang adalah buku yang dikarang Kartini.
Judul aslinya adalahDari Gelap Menuju Terang. Kartini mendapatkan
inspirasi tersebut dari kalimat Kitab Suci mina dulumati ila nuur.***
Surat Kartini yang legendaries dan banyak diterbitkan dalam
bentuk buku adalahHabis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis Tot
Licht). Surat-surat itu pertama kali di bukukan oleh J.H. Abendanon, yang
pada saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan
Kerajinan Hindia Belanda. Sekalipun banyak kontroversiyang timbul dari
penerbitan buku tersebut, namun buah pemikiran Kartini tersebut banyak
sekali memberikan kontribusi bagi Bangsa Indonesia, kini dan masa yang
akan datang.
Kutipan :
* Hal ini disebabkan karena M.A Ngasirah bukanlah bangsawan
dari kelas yang tinggi. Pada waktu itu untuk menjadi seorang Bupati, harus
beristrikan seorang bangsawan. Maka ayah R.A Kartini kemudian
menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), yang merupakan
keturunan langsung Raja Madura.
** Pada masa itu, seorang perempuan ketika beranjak dewasa
haruslah dipingit untuk kemudian di nikahkan dengan calon suaminya
kelak..
2.2 Riwayat RA Kartini
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di jepang pada tanggal 21 April
1879, jadi bertepatan 127 tahun yang lalu. Beliau adalah Putri dari seorang
Bupati Jepara pada waktu itu, yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat.
Dan merupakan cucu dari Bupati Demak, yaitu Tjondronegoro. Pada
waktu itu kelahiran Raden Ajeng Kartini, nasib kaum wanita penuh
dengan kegelapan, kehampaan, dari segala harapan, ketiadaan dalam
segala perjuangan, dan tidak lebih dari perabot kaum laki-laki belaka, dan
bertugas tidak lain dari yang telah ditentukan secara alamiah, yaitu
mengurus dan mengatur rumah tangga saja, kaum wanita telah dirampas
dan diinjak-injak harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Daya berpikir kaum wanita tidak dapat berkembang sebagaimana
mestinya, kaum wanita tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan
dirinya untuk melebihi dari apa yang diterimanya dari alam. Karena kaum
wanita tidak berdiri kesempatan untuk belajar membaca, menulis dan
sebagainya. Dengan kata lain kaum wanita hanya mempunyai kewajiban
tetapi tidak mempunyai hak sama sekali.
Raden Ajeng Kartini yang telah meningkat dewasa pada waktu itu,
tidak dapat melihat kenyataan ini meskipun beliau dilahirkan didalam
lingkungan ditengah-tengah kebangsawanan atau keningratan yang pada
waktu itu mempunyai taraf kehidupan sosial yang sangat berbeda dengan
masyarakat banyak yang hidup didalam lingkungan kehidupan adat yang
sangat mengekang kebebasan tetapi beliau tidak segan-segan turun
kebawah bergaul dengan masyarakat biasa, untuk mengembangkan ide
dan cita-citanya yang hendak merombak status sosial kaum wanita, dan
cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan : "Kita harus
membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai
dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus
mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki".
Dengan melanggar segala aturan-aturan adat pada saat itu, Raden
Ajeng Kartini mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya
yang setara dengan pendidikan kaum penjajah belanda pada waktu itu,
beliau sempat mempelajari kegiatan-kegiatan kewanitaan lainnya.
Dengan pengetahuan serta pengalaman yang didapatnya, Raden
Ajeng Kartini secara berangsur-angsur dan setahap demi setahap tapi pasti
berusaha menambah kehidupan yang layak bagi seorang kaum wanita.
Perkawinan Raden Ajeng Kartini pada tahun 1903 dengan Raden
Adipati Joyoningrat Bupati Rembang mengharuskan beliau mengikuti
suami, dan di daerah inilah beliau dengan gigih meningkatkan kegiatannya
dalam dunia pendidikan. Peranan Suami, dalam usaha Raden Ajeng
Kartini Meningkatkan perjuangan sangat menentukan pula karena dengan
dorongan dan bantuan suaminyalah beliau dapat mendirikan sekolah
kepandaian putri dan disanalah beliau mengajarkan tentang kegiatan
wanita, seperti belajar jahit menjahit serta kepandaian putri lainnya.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan
untuk bangsa indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-
sarana pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah
itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama
dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya beliau, persamaan hak antara
kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga
mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir, tidak akan
maju jika kaum wanita ketinggalan.
Sewaktu RA Kartini dilahirkan, ayahnya masih berkedudukan
sebagai Wedono Mayong, sedangkan ibunya adalah seorang wanita
berasal dari desa Teuk Awur yaitu Mas Ajeng Ngasirah yang berstatus
garwo Ampil. RMAA Sosroningrat dan urutan keempat dari ibu kandung
Mas Ajeng Ngasirah, sedangkan eyang RA Kartini dari pihak ibunya
adalah seorang Ulama Besar pada jaman itu bernama Kyai Haji Modirono
dan Hajjah Siti Aminah. Istri kedua ayahnya yang berstatus garwo padmi
adalah putrid bangsawan yang dikawini pada tahun 1875 keturunan
langsung bangsawan tinggi madura yaitu raden ajeng Woeryan anak dari
RAA Tjitrowikromo yang memegang jabatan Bupati Jepara sebelum
RMAA Sosroningrat. Perkawinan dari kedua istrinya itu telah
membuahkan putera sebanyak 11 (sebelas) orang.
Mula pertama udara segar yang dihirup RA KArtini adalah udara
desa yaitu sebuah desa di Mayong yang terletak 22 km sebelum masuk
jantung kota Jepara. Disinilah nia dilahirkan oleh seorang ibu dari
kalangan rakyat biasa yang dijadikan garwo ampil oleh wedono Mayong
RMAA Sosroningrat. Anak yang lahir itu adalah seorang bocah kecil
dengan mata bulat berbinar-binar memancarkan cahaya cemerlang seolah
menatap masa depan yang penuh tantangan.
Hari demi hari beliau tumbuh dalam suasana gembira, dia ingin
bergerak bebas, berlari kian kemari, hal yang menarik baginya ia lakukan
meskipun dilarang. Karena kebebasan dan kegesitannya bergerak ia
mendapat julukan TRINIL dari ayahnya. Kemudian setelah kelahiran
RA Kartini yaitu pada tahun 1880 lahirlah adiknya RA Roekmini dari
garwo padmi. Pada tahun 1881 RMAA Sosroningrat diangkat sebagai
Bupati Jepara dan beliau bersama keluarganya pindah ke rumah dinas
Kabupaten di Jepara.
Pada tahun yang sama lahir pula adiknya yang diberi nama RA
Kardinah sehingga si trinil senang dan genbira dengan kedua adiknya
sebagai teman bermain. Lingkungan Pendopo Kabupaten yang luas lagi
megah itu semakin memberikan kesempatan bagi kebebasan dan kegesitan
setiap langkah RA Kartini.
Sifat serba ingin tahu RA Kartini inilah yang mrnjadikan orang
tuanya semakin memperhatikan perkembangan jiwanya. Memang sejak
semula RA Kartini paling cerdas dan penuh inisiatif dibandingkan dengan
saudara perempuan lainnya. Dengan sifat kepemimpinan RA Kartini yang
menyolok, jarang terjadi perselisihan diantara mereka bertiga yang dikenal
dengan nama TIGA SERANGKAI meskipun dia agak diistimewakan
dari yang lain.
Agar puterinya lebih mengenal daerah dan rakyatnya RMAA
Sosroningrat sering mengajak ketiga puterinya tourney dengan menaiki
kereta.
Ini semua hanya merupakan pendekatan secara terarah agar
puterinya kelak akan mencintai rakyat dan bangsanya, sehingga apa yang
dilihatnya dapat tertanam dalam ingatan RA Kartini danadik-adiknya serta
dapat mempengaruhi pandangan hidupnya setelah dewasa.
Saat mulai menginjak bangku sekolah EUROPESE LAGERE
SCHOOL terasa bagi RA Kartini sesuatu yang menggembirakan. Karena
sifat yang ia miliki dan kepandaiannya yang menonjol RA Kartini cepat
disenangi teman-temannya. Kecerdasan otaknya dengan mudah dapat
menyaingi anak-anak Belanda baik pria maupun wanitanya, dalam bahasa
Belanda pun RA Kartini dapat diandalkan.
Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, NY. OVINK
SOER DAN SUAMINYA MENGAJAK ra Kartini beserta adik-adiknya
Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang
letaknya 7 km ke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah
dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering
digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri
Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer
mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini
ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu
pantai Bandengan.
Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada
sebuah pantai yang hamper sama dengan bandengan namanya Klein
Scheveningen secara spontan mendengar itu RA Kartini
menyela..kalau begitu kita sebut saja pantai bandengan ini dengan
nama Klein Scheveningen.
Selang beberapa tahun kemudian setelah selesai pendidikan di
EUROPASE LEGERE SCHOOL, RA Kartini berkehendak ke sekolah
yang lebih tinggi, namun timbul keraguan di hati RA Kartini karena
terbentur pada aturan adapt apalagi bagi kaum ningrat bahwa wanita
seperti dia harus menjalani pingitan.
Memang sudah saatnya RA Kartini memasuki masa pingitan
karena usianya telah mencapai 12 tahun lebih, ini semua demi
keprihatinan dan kepatuhan kepada tradisi ia harus berpisah pada dunia
luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten. Dengan semangat dan
keinginannya yang tak kenal putus asa RA Kartini berupaya menambah
pengetahuannya tanpa sekolah karena menyadari dengan merenung dan
menangis tidaklah akan ada hasilnya, maka satu-satunya jalan untuk
menghabiskan waktu adalah dengan tekun membaca apa saja yang di
dapat dari kakak dan juga dari ayahnya.
Beliau pernah juga mengajukan lamaran untuk sekolah dengan
beasiswa ke negeri Belanda dan ternyata dikabulkan oleh Pemerintah
Hindia Belanda, hanya saja dengan berbagai pertimbangan maka besiswa
tersebut diserahkan kepada putera lainnya yang namanya kemudian cukup
terkenal yaitu H. Agus Salim.
Walaupun RA Kartini tidak berkesempatan melanjutkan
sekolahnya, namun himpunan murid-murid pertama Kartini yaitu sekolah
pertama gadis-gadis priyayi Bumi Putera telah dibina diserambi Pendopo
belakang kabupaten. Hari itu sekolah Kartini memasuki pelajaran apa yang
kini dikenal dengan istilah Krida dimana RA Kartini sedang
menyelesaikan lukisan dengan cat minyak. Murid-murid sekolahnya
mengerjakan pekerjaan tangan masing-masing, ada yang menjahit dan ada
yang membuat pola pakaian.
Adapun Bupati RMAA Sosroningrat dan Raden Ayu tengah menerima
kedatangan tamu utusan yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang
Adipati Djojoadiningrat yang sudah dikenal sebagai Bupati yang berpandangan
maju dan modern. Tepat tanggal 12 November 1903 RA Kartini melangsungkan
pernikannya dengan Bupati Rembang Adipati Djojodiningrat dengan cara
sederhana.
Pada saat kandungan RA Kartini berusia 7 bulan, dalam dirinya dirasakan
kerinduan yang amat sangat pada ibunya dan Kota Jepara yang sangat berarti
dalam kehidupannya. Suaminya telah berusaha menghiburnya dengan musik
gamelan dan tembang-tembang yang menjadi kesayangannya, namun semua itu
membuat dirinya lesu.
Pada tanggal 13 September 1904 RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki
yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit. Tetapi keadaan RA Kartini semakin
memburuk meskipun sudah dilakukan perawatan khusus, dan akhirnya pada
tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir
pada usia 25 tahun.
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati,
kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat
goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku HABIS GELAP
TERBITLAH TERANG.

2.3. Dorongan RA Kartini dalam Bidang Wirausaha bagi Wanita


Wanita berdikari atau wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran
dan isi hati Ibu Kartini. Dunia bisnis atau dunia wirausaha bukan milik kaum
Adam semata sebagai pemain tunggal, tapi dunia ini sudah menjadi trend masa
kini buat wanita. Jumlah wanita yang terjun di dunia wirausaha tidaklah sedikit.
Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar, wanitalah yang memegang
peranan penting sebagai pucuk pimpinan. Inilah kenyataannya bahwa wanita bisa
disejajarkan dengan pria dari segi bisnis.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya Ibu
Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16
tahun, sejak sekitar tahun 1893. Hal ini dapat dibuktikan dari hampir semua
tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang
dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, dimana hampir setiap
halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan watak
dan pembentukan watak di atas pendidikan otak. Karena dengan pembentukan
watak, Ibu Kartini yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak
bergantung dari kerabat dan dari siapapun. Berkali-kali ditekankan perlunya
kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat Ibu Kartini dibukukan pula dengan judul Letters of A Javanese
Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921 oleh Charles Scribner
Sons, New York. Penerjemahnya yang bernama Agnes Louise Symmers
menyebutkan bahwa Ibu Kartini dalam perjuangannya menyadari bahwa The
freedom of women could only come through economic independence (kebebasan
wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonomi).
Perjuangan Kartini bukan hanya kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk
seluruh kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita.
Walaupun usia beliau hanya mencapai 25 tahu, tapi beliau berhasil menyajikan
karya tulis sebanyak kurang lebih 450 halaman, yamg mana karya tulis tersebut
mengandung kepadatan kata-kata dengan arti yang sangat dalam, keras, dan
mengesankan.
Kemampuan berwirausaha bisa kita ukur dengan skala minat dan keinginan dalam
berwirausaha, meskipun skala tersebut tidak mutlak kebenarannya, akan tetapi
setidaknya bias menjadi toak ukur sejauh mana minat usaha kita, atau minat kita
dalam berwirausaha.
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di jepang pada tanggal 21 April 1879, jadi
bertepatan 127 tahun yang lalu. Beliau adalah Putri dari seorang Bupati Jepara
pada waktu itu, yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat. Dan merupakan cucu
dari Bupati Demak, yaitu Tjondronegoro. Pada waktu itu kelahiran Raden Ajeng
Kartini, nasib kaum wanita penuh dengan kegelapan, kehampaan, dari segala
harapan, ketiadaan dalam segala perjuangan, dan tidak lebih dari perabot kaum
laki-laki belaka, dan bertugas tidak lain dari yang telah ditentukan secara alamiah,
yaitu mengurus dan mengatur rumah tangga saja, kaum wanita telah dirampas dan
diinjak-injak harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangsa
indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan
tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa.
Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-
karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh
ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk
berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.

3.2. Saran
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati,
kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat
goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku HABIS GELAP
TERBITLAH TERANG.
Mari kita pertahankan hasil perjuangan para pahlawan dengan mengisi
kemerdekaan dengan penuh kedamaian dan perdamaian bangsa.

DAFTAR PUSKATAKA
http://rakartini.com/opini-tentang-kebaya
http://indonesiancommunity.multiply.com/
http://www.museumindonesia.com/museum/21/1/Museum_R._A._Kartini_Jepara
http://for-mass.blogspot.com/2011/03/yuk-kunjungi-museum-kartini-jepara.html

Anda mungkin juga menyukai