A . PENGERTIAN SEJARAH
1. secara etimologi
a. sajaratun (arab : pohon)
b. story (inggris : peristiwa masa lalu)
c. historia (yunani : yang diketahui)
d. geschict (jerman : sesuatu yang telah terjadi)
3. secara istilah
yaitu artinya sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian
yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
1. peristiwa yang abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah rubah dan akan dikenang sepanjang masa
2. peristiwa yang unik, karena hanya terjadi 1 kali dan tidak akan pernah terulang persis sama untuk kedua
kalinya
3. peristiwa yang penting, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak
1. change (perubahan)
2. space (ruang/tempat)
3. human activity (aktivitas manusia)
4. continiuty (berlanjut/terus menerus)
H. JENIS-JENIS SEJARAH
1. sejarah lokal, suatu peristiwa yang terjadi disuatu daerah dan tidak menyebar ke daerah lainnya.
Misalnya sejarah pembunuhan massal rawamangi
2. sejarah nasional, suatu peristiwa sejarah yang cakupannya lebih besar daripada sejarh lokal dan
berpengaruh terhadap bangsa. Misalnya peristiwa proklamasi
3. sejarah dunia, sebuah peristiwa sejarah yang dapat mempengaruhi perkembangan dunia
internasional. Misalnya perang dunia 1
4. sejarah geografi, sebuah ilmu sejarah yang mempelajari tentang gejala alam. Misalnya pertumbuhan
flora dan fauna
5. sejarah ekonomi, sebuah ilmu sejarah yang membahas bagaimana manusia dapat memnuhi
kebutuhan hidup. Misalnya sejarah bagaimana pemerintah memenuhi kebutuhan rakyatnya selama
ini
6. sejarah sosial, sebuah ilmu sejarah sosial bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Misalnya sejarah tentang suku baduy
7. sejarah politik, sebuah ilmu sejarah yang membahas tentang sejarah ketatanegaraan atau polotik.
Misalnya sejarah masuk dan berkemabngnya agama islam di indonesia
I. MANFAAT SEJARAH
1. edukatif (pembelajaran), dengan mempelajari sejarah kita dapat menata kehidupan masa depan, dan
juga agar kita dapat mengambil sebuah pelajaran dan dapat membuat kita untuk tidak mengulangnya
kembali
2. inspiratif, munculnya inspirasi karena melihat sejarah yang sudah ada
3. rekreatif, dengan mempelajari sejarah, dapat memberikan penyegaran. Misalnya, kunjungan ke tempat
bersejarah, dan lainnya
J. KEGUNAAN SEJARAH
1. intrisik, sejarh dipakai sebagai sebuah ilmu
2. ekstrinsik, sejarah sebagai pendidikan moral
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada
Masa Praaksara, Hindu-Buddha dan Islam
Kehidupan sosial manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, dari mulai Pithecanthropus
sampai dengan Homo sapiens dari Wajak sangat bergantung pada kondisi alam karena mereka masih
minim dengan teknologi. Mereka tinggal di padang rumput dengan semak belukar yang biasanya
berdekatan dengan sungai agar mudah memperoleh air untuk menunjang kehidupan. Selain itu, daerah
tersebut juga merupakan tempat singgahnya hewan-hewan seperti kuda, monyet, kerbau, banteng, dan
rusa, untuk mencari mangsa sehingga mereka mudah mencari hewan untuk diburu. Selain berburu,
mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan di alam seperti umbi-umbian, daun-
daunan, dan buah-buahan. Mereka tinggal di dalam gua-gua yang letaknya tidak jauh dari sumber air,
atau di dekat sungai yang terdapat sumber makanan dari air seperti ikan, siput, kerang, dan lain-lain.
Masyarakat Indonesia pada masa Praaksara, tidak pernah menetap di suatu tempat, tetapi selalu
berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat tinggal yang banyak bahan makanan.Tempat yang
mereka pilih di sekitar padang rumput yang sering dilalui binatang buruan, di dekat danau atau sungai,
dan di tepi pantai. Dalam kehidupan sosial, masyarakat manusia Praaksara hidup dalam kelompok-
kelompok dan membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya.
b. Masa Bercocok Tanam
Saat manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan hutan belukar untuk
dijadikan ladang, saat itulah manusia mulai memasuki masa bercocok tanam. Masa bercocok tanam
terjadi saat cara hidup berburu dan mengumpulkan bahan makanan telah ditinggalkan. Pada masa
bercocok tanam, mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia Praaksara yang hidup pada
masa bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid ataupun ras Austromelanesoid.
Masa bercocok tanam sangat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat karena pada masa itu
terdapat penemuan-penemuan baru seperti penguasaan sumber-sumber alam. Berbagai macam hewan
dan tumbuhan mulai mereka pelihara. Mereka bercocok tanam dengan berladang. Mereka membuka
lahan dengan cara menebang dan membakar hutan. Jenis tanaman yang ditanam diantaranya adalah
ubi, pisang, dan sukun. Selain berladang, kegiatan berburu dan menangkap ikan juga terus dilakukan
untuk mencukupi kebutuhan protein hewani. Kemudian, secara perlahan mereka mulai meninggalkan
cara berladang untuk digantikan dengan cara bersawah. Jenis tanaman di sawah adalah padi dan umbi-
umbian.
Dalam perkembangannya, masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara masa ini sudah mampu membuat
alat-alat dari batu yang sudah diasah secara lebih halus serta mulai dikenalnya pembuatan gerabah.
Alat-alatnya berupa beliung persegi dan kapak lonjong, alat-alat pemukul dari kayu, dan mata panah.
Pada masa ini, manusia mulai hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat-tempat
tinggal yang sederhana dan didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Mereka mendirikan
rumah yang tinggi atau dikenal dengan rumah panggung untuk menghindari binatang buas. Mereka juga
menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan gotong royong. Semua aktivitas kehidupan, mereka kerjakan
secara gotong royong.
Setelah tinggal hidup menetap, timbul masalah dalam kehidupan sosial mereka berupa penimbunan
sampah dan kotoran sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan dan wabah penyakit. Pengobatan
saat itu dilakukan oleh para dukun. Pada masa bercocok tanam, bentuk perdagangan bersifat tukar
menukar barang (barter). Barang-barang yang dipertukarkan waktu itu ialah hasil-hasil bercocok tanam,
hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung), garam, dan ikan yang dihasilkan oleh penduduk pantai.
c. Masa Perundagian
Masa Prasejarah di Indonesia diakhiri dengan Masa perundagian, kata perundagian berasal dari bahasa
Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang
mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu,
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah ras
Australomelanesoid dan Mongoloid. Pada masa perundagian, manusia hidup di desa-desa, di daerah
pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam tata kehidupan yang semakin teratur dan
terpimpin.
Kehidupan masyarakat pada masa perundagian ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam. Alat-alat
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari banyak yang terbuat dari logam. Adanya alat-alat dari
logam tidak serta merta menghilangkan penggunaan alat-alat dari batu. Masyarakat masa perundagian
juga masih menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu. Penggunaan bahan logam tidak tersebar luas
sebagaimana halnya penggunaan bahan batu. Kondisi ini disebabkan persediaan logam masih sangat
terbatas.
Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki keahlian dan kepandaian untuk
mengolah logam. Pada masa perundagian, perkampungan sudah lebih besar karena adanya hamparan
lahan pertanian. Perkampungan yang terbentuk lebih teratur dari sebelumnya. Setiap kampung selalu
memiliki pemimpin yang dipilih oleh masyarakat.
Pada masa perundagian, sudah ada pembagian kerja yang jelas disesuaikan dengan keahlian masing-
masing. Masyarakat tersusun menjadi kelompok majemuk, seperti kelompok petani, pedagang, perajin,
dan lain-lain. Masyarakat juga telah membentuk aturan adat istiadat yang dilakukan secara turun-
temurun. Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar Kepulauan Nusantara mulai terjalin. Peninggalan
masa perundagian menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya. Berbagai bentuk benda seni,
peralatan hidup, dan upacara menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan masyarakat masa itu sudah
memiliki kebudayaan yang tinggi.
2. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia
pada Masa Hindu dan Buddha
Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang cukup
maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu
saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi
karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India
kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai
bidang, antara lain seperti berikut.
a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan
terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan itu bersifat animisme dan dinamisme. Animisme
merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme
merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya
kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha,
diawali oleh golongan elit di sekitar istana.
b. Bidang Politik
Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem pemerintahan kerajaan. Dalam
sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala
suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan
secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah
kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-
Buddha lainnya.
2. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu
keagamaan.
4. Bidang Arsitektur
Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak. Arsitektur tersebut berpadu dengan
budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan, Candi Borobudur
sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada Candi
Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan, pengaruh unsur budaya India sudah tidak
begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah punden berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia,
candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat
pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca
merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan punden
berundak dengan menhirnya.
3. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia
pada Masa Islam
Masuknya Agama Islam sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam terus
berkembang di Indonesia sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat
Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.
a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang memiliki corak Hindu-Buddha.
Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha pelan-pelan
mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya
bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika raja pada suatu kerajaan meninggal dunia, tidak
dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.
b. Bidang Sosial
Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan Hindu. Pengaruh Islam yang
berkembang sangat pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini
menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat Indonesia. Nama-nama Arab seperti Muhammad,
Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab
juga banyak diserap ke bahasa Indonesia, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab,
ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia
sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam kalender Saka
ini, ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Setelah
berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan
perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah berkembang
sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran
agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi
pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal
menetap bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama
siswa berada di dalam kompleks pesantren, begitu juga Kiai tinggal di kompleks pesantren.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran Gresik,
tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam
perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra Islam.
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana. Ada
perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Indonesia dengan masjid
yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak mempunyai kubah di puncak bangunannya. Kubah
digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat
atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten Islam
juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang merupakan kata
atau kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada
pula yang berbentuk aksara arab yang diperindah.
Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering dituangkan dalam seni kaligrafi
ini. Media kaligrafi yang sering digunakan adalah nisan makam, mihrab, dinding masjid, kain tenunan,
kayu, dan kertas sebagai pajangan.
Pengaruh barat terhadap pergerakan Indonesia
hingga terbentuknya negara kebangsaan Indonesia
a. Latar belakang kedatanagn bangsa Barat ke Indonesia
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi oleh peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke
tangan Turki Usmani (1453). Di mana Konstantinopel merupakan pusat perdagangan Internasional bagi
bangsa Barat. Selain jatuhnya Konstantinopel, serangkaian penemuan teknologi juga merupakan factor
penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan
Nusantara. Dan juga semangat dan dorongan untuk melanjutkan perang Salib juga ikut mendorong
kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
Akibat dari jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, rempah-rempah yang merupakan salah
satu komodoti yang dijual dalam perdagangan tersebut menjadi sulit didapatkan, karena akses untuk
mendapatkan rempah-rempah yang murah di Laut Tengah menjadi tertutup. Sedangkan harga rempah-
rempah melambung tinggi di pasar Eropa. Hal tersebut mengakibatkan keinginan untuk mencari daerah
yang menghasilkan rempah-rempah ke timur. Upaya tersebut mendapatkan dukungan dan partisipasi
dari pemerintah dan ilmuan. Portugis dan Spanyol merupakan pelopor petualangan, pelayaran dan
penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru di timur. Dan portugis juga merupakan pembuka
jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian disusul
Belanda dan Inggris. Tujuan mereka datang ke timur tidak semata-mata untuk mencari keuntungan
melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi juga mempunyai tujuan yang lain, yaitu :
Jalur yang dilalui oleh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah adalah dengan menggunakan
jalur laut. Hal itu dikarenakan dengan kapal mereka dapat membawa rempah-rempah ataupun barang
lainnya dalam jumlah besar, selain itu juga adanya peralatan yang mendukung seperti kompas, peta, dan
lainnya.
Adapun proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah sebagai brikut :
a. Spanyol
Orang Spanyol merupakan pelopor dalam pelopor pelayaran dan penjelajahan samudra untuk
menemukan dunia baru. Setelah Christoper Columbus berhasil menemukan benua Amerika pada
pelayaran pertamanya pada tahun 1492. Setelah berhasil menemukan tmpat baru yang dinamakan
benua Amerika, rombongan Columbus kembali ke Spanyol untuk melapor. Keberhasilan Columbus
dalam menemukan dunia baru, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahn ke samudra
timur dan menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh
Magellan disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano. Magellan
mengambil jalur yang telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magellan dan rombongan
mendarat di ujung selatan benua Amerika yang kemudia tempat tersebut dinamakan Selat Magellan.
Melalui selat ini Magellan dan ro,bogan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik menuju
Samudera Pasifik. Setelah sekitar 3 bulan berlayar Magellan dan rombongan mendarat di Pulau Guam
pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan Kepulauan Massava (
Filipina ) yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. Karena
tindakannya itulah Magellan dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyan Mactan dan
akhirnya Magellan terbunuh dalam peperangan tersebut.
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del Cano
dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Di Maluku mereka memenuhi
kapal dengan rempah-rempah kemudian kembali ke Spanyol lagi melalui Tanjung Harapan di Afrika
Selatan.
b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan mengutus
pelaut ulung Portugus benrnama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra
mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia.
Sebelum Vasco da Gama diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakaukan
pelayaran yaitu Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mncari daerah timur dengan menelusuri
pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar terpaksa Bartholomeus
Diaz dan rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi
nama Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke
negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan
mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang
telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan
melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia. Pada tahun
1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut dan Goa di pantai barat India. Di daerah
Goa mereka bahkan berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas
keberhasilannya ini Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa Goa oleh Raja Portugis.
Setelah beberapat tahun tinggal di India mereka menyadari bahwa Inidia bukan daerah penghasil
rempah-rempah. Karena hal tersebut, dipersipakan ekspedisi selanjutnya yang dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque. Hingga pada tahun 1511 mereka berhasil mendarat di Malaka dan berhasil menguasai
perdagangan di wilayah Malaka.
c. Belanda
Mendengar keberhasilan Spanyol dan Portugis dalam menemukan daerah penghasil renpah-rempah,
pada tahun 1594 Barents mencoba berlayar ke dunia timur. Namun Barents tidak begitu mengenal
medan sehingga ia gagal melanjutkan perjalanan karena kapalnya terjepit es. Ia berusaha untuk kembali
ke negaranya namun di tengah perjalanan ia meninggal.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yaitu Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai
pelayaran. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilewati pelaut-pelaut Portugis.
Hingga pada tahun 1596 Cornelis de Houtman dan armadanya berhasil mendarat di Kepualaun
Nusantara yaitu di Banten. Awalnya orang-orang Banten menerima baik Cornelis dan rombongan karena
niatnya untuk berdagang. Namun semakin lama mereka semakin memaksakan kehendaknya dan hal itu
dirasa tidak baik oleh masyarakat Banten. Karena hal tersebut Cornelis dan rombongan diusir dari
Banten dan kembali lagi ke Belanda.
Ekspedisi selanjutnya dilakukan pada tahun 1598 yang dipimpin oleh van Heemskerck yang juga
mendarat di Banten. Van Heemskerck bersikap lebih hati-hati sehingga diterima rakyat Banhten lagi.
Selama ia di Banten , armada-armada yang lain berdatangan ke Indonesia dan berlayar ke arah timur
dan singgah di Tuban kemudian di Maluku. Di bawah pimpinan Jacob Van Neck mereka sampai di
Maluku pada tahun 1599. Pelayaran dan perdagangan orang Belanda di Maluku mendapatkan
keuntungan yang berlipat, sehingga banyak kapal-kapal tang berlayar menuju Maluku.
d. Inggris
Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya pergerakan Nasional di Indonesia dibagi menjadi dua;
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Penderitaan dan kesengsaraan bangsa Indonesia akibat penjajahan bangsa lain dalam masa yang
sangat panjang menimbulkan tekad untuk bersatu dan menentang penjajahan.
Dampak budaya adalah beberapa budaya di indonesia pada masa penjajahan mempengaruhi
beberapa alat musik di indonesia,pendidikan di indonesia sudh banyak berubah karna pada
saman penjajahan wanita tidak sekolah namun sekarang berubah,dampak bidang agama selain
melakukan penjajahan mereka uga menyebarkan agama yag sampai sekarang masih dianut
oleh masyarakat
Detik-detik menjelang diproklamasikan kemerdekaa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak terjadi
beberapa peristiwa yang sangat penting :
Setelah kemerdekaan, Gatot Soebroto memilih masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pekerjaannya
pun berlanjut sampai dipercaya menjadi Panglima Divisi II, Panglima Coprs Polisi Militer hingga menjadi
Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya.
Namanya dikenal sebagai penggagas akan perlunya sebuah Akademi Militer gabungan seperti AD,AU, dan
AL guna untuk membina para perwira muda. Kemudian, gagasan tersebut diwujudkan dengan
dibentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau AKABRI di tahun 1965.
Pada tahun 1946, Nasution dilatik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Sebagai
seorang tokoh militer Nasution dikenal dengan ahli perang Gerilya dan dikenal sebagai penggagas
dwifungsi ABRI. Semua gagasan perang Gerilya Nasution, dituangkan ke dalam buku yang
berjudul Fundamentals of Guerilla Warfare.
Selamet Riyadi berhasil menggalang para pemuda, menghimpun kekuatan perjuangan dari pemuda-pemuda
terlatih eks-Peta/Heiho/Kaigun dan merekrutnya dalam kekuatan Batalyon yang dipersiapkan bermaksud
untuk mempelopori perebutan sebuah kekuasaan politik serta militer di kota Solo dari tangan Jepang.
Kemudian, Slamet Riyadi diangkat menjadi Komandan Batalyon XIV dan pasukannya sangat aktif
melakukan serangan Gerilya terhadap kedudukan militer Belanda.
Kondisi Politik
Sistem Pemerintahan RI (Periode 17 Agustus 194527 Desember 1949).
Dengan adanya Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah merdeka dan tidak
terikat lagi oleh kekuatan asing atau penjajah manapun. Indonesia adalah suatu negara yang merdeka
dengan segala alat perlengkapan ketatanegaraannya. Beberapa poin penting pada masa itu adalah :
Konstitusi yang dipakai adalah UUD 1945 yang ditetapkan dan disahkan oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945.
Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan.
Sistem pemerintahannya adalah presidensiil yang bergeser ke parlementer.
Sistem pemerintahan yang diamanatkan oleh UUD pada saat itu sebenarnya adalah sistem presidensiil.
Kepala negara sekaligus menjabat sebagai kepala pemerintahan dan menterimenteri bertanggung jawab
kepada presiden. Tetapi ternyata, sistem presidensiil ini tidak bertahan lama. Menurut ketentuan Pasal
IV Aturan Peralihan UUD 1945, sebelum MPR, DPR, dan Dewan Pertimbangan Agung terbentuk,
presiden akan menjalankan kekuasaannya dengan bantuan sebuah Komite Nasional. Berarti kedudukan
Komite Nasional hanyalah sebagai pembantu presiden
Diawali dari adanya Konferensi Meja Bundar yang secara jelas menyebutkan keberadaan dari Republik
Indonesia Serikat. Salah satu hasil dari KMB sendiri menyebutkan dibentuknya Uni Indonesia Belanda,
yang terdiri dari dua negara yaitu RIS dan Belanda. Berarti negara Indonesia saat itu telah berubah
menjadi negara serikat. Pengakuan kedaulatan oleh Belanda kepada RIS yang sekaligus menandai
perubahan Indonesia menjadi negara serikat ini terjadi pada tanggal 27 Desember 1949. (Erman
Muchjidin,1986:33). Konstitusi yang berlaku pada masa itu adalah Konstitusi RIS 1949. Bentuk negara
RIS adalah federasi, terbagi dalam 7 buah negara bagian dan 9 buah satuan kenegaran yang kesemuanya
bersatu dalam ikatan federasi RIS. (Erman Muchjidin,1986:36). Sistem pemerintahannya adalah
parlementer Sistem pemerintahan parlementer ditandai dengan terbentuknya Senat RIS yang
beranggotakan wakilwakil dari negara bagian. Sistem kabinetnya disebut dengan Kern Kabinet, yaitu
PM, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, dan Menteri
Ekonomi mempunyai kedudukan yang istimewa. Dalam mengambil keputusan mereka mempunyai
kekuatan yang sama dengan kekuatan Dewan Menteri. Menteri menteri tersebut baik secara sendiri-
sendiri atau pun bersama sama bertanggung jawab kepada DPR. Untuk Indonesia, wakil wakilnya
tergabung dalam DPR. (Erman Muchjidin,1986:35)
Konstitusi yang berlaku adalah UUDS 1950. Dikatakan sebagai UUDS karena memang UUD ini bersifat
sementara. Pemerintah Indonesia pada masa itu membentuk suatu badan yang bernama badan
konstituante dimana tugas mereka adalah menyusun UUD.
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam
kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelaskelas masyarakat.
Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang,
sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari
bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia
dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala
bidang.
4. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang
damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai
politik. Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur
. B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur.
Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 dibawah pengawasan
UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur
lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei
2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor
Leste.
Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi
dengan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila
pada masa Orde Reformasi dilandasi semangat Reformasi, dimana paham demokrasi
berdasar atas kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan
Indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan sosila bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kontribusi bangsa indonesia pada dunia internasional
Dalam bidang keamanan
Indonesia turut berperan dalam pengiriman pasukan perdamaian Kontingen Garuda di
sejumlah negara konflik. Kontingen Garuda yang sering disingkat Konga adalah pasukan Tentara
Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di bawah bendera PBB.
Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga
perdamaian sejak 1957. Pasukan perdamaian tersebut hingga tahun 2006 telah dikirim ke
sejumlah negara di antaranya Mesir, Kongo, Vietnam, Iran, Irak, Kuwait, Namibia, Kamboja,
Somalia, Bosnia-Herzegovina, Georgia, Mozambik, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Sudan, dan
lain-lain.
Dampak dari aktifnya Indonesia dalam bidang politik dan keamanan di antaranya adalah
sebagai pembuktian dan kekuatan Indonesia untuk ikut serta dalam melakukan sesuatu guna
tercapainya kehidupan yang lebih baik. Dengan KAA dan GNB misalnya, telah membuktikan
kepada dunia keseriusan Indonesia dalam menjalin kerjasama unttuk memerangi imperialisme
modern dan penindasan bangsa Barat atas negara-negara di Asia dan Afrika. Peranan Indonesia
dalam bidang membuktikan bahwa kekuatan militer Indonesia termasuk hal yang harus
diperhitungkan. Hal tersebut penting untuk diketahui negara-negara lain, guna menunjukkan
kekuatan militer Indonesia dan turut berpartisipasi dalam perdamaian dunia sesuai amanat
konstitusi.
Selain WTO, Indonesia juga aktif dalam gerakan perekonomian di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia merupakan salah satu anggota Asia Pasific Economic Cooperation yang merupakan
kerja sama ekonomi antar negara-negara di Asia Pasifik yang pada awal pembentukannya pada
1989 anggotanya adalah Amerika Serikat, Australia, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Thailand.
Indonesia juga sdmpat menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan pemimpin negara
APEC dan menjadi pemimpin APEC pada tahun 1994. Peranan Indonesia dalam APEC antara lain
turut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, bebas,
saling membantu tanpa membedakan bangsa.
peran pelajar mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan
indonesia:
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara
yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD
1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa
indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai
ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya
system multi partai dalam pemilu tahun 1999.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh
lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai
pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian
jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin
seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat