Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)

A. Definisi
CA mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari
sel kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara.
CA mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Medicastore, 2011).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang
keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara
kedua payudara. Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata
seperti jaringan menjadi merah, borok, membengkak, dan kanker terlihat
dengan jelas.

B. Etiologi
Penyebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti
(Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang
penyebab terjadinya CA mammae, yaitu:
a. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi CA mammae (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu yang menyebabkan
adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c. Genetik
CA mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
lingkage genetik autosomal dominan (Reeder, 1997).
d. Defisiensi imun
Defisiensi imun terutama limfosit T yang menyebabkan penurunan
produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kanker yang meningkatkan aktivitas anti tumor.

Page 1
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun, beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu:
a. Tinggi melebihi 170 cm.
b. Massa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor genetik.
d. CA payudara yang terdahulu.
e. Keluarga.
f. Kelainan payudara (benigna).
g. Makanan, berat badan, dan faktor resiko lain.
h. Faktor endokrin dan reproduksi.
i. Obat anti konseptiva oral.

C. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses yang
disebut transformasi terdiri dari tahap inisiasi dan promosi, yaitu:
a. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel
ini yang disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen berupa bahan
kimia, virus, dan radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi, tidak
semua sel yang memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor
dapat menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen, bahkan
gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
b. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi, karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsionogen.

Page 2
D. Pathway

Page 3
E. Manifestasi Klinis
Gejala umum CA mammae, yaitu:
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara.
b. Payudara tidak simetris atau mengalami perubahan bentuk dan ukuran,
karena mulai timbul pembengkakan.
c. Ada perubahan kulit: penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting
susu, mengkerut seperti kulit jeruk, dan adanya ulkus pada payudara.
d. Ada perubahan susu pada kulit: hangat, kemerahan, dan panas.
e. Ada cairan yang keluar dari putting susu.
f. Ada perubahan pada putting susu: gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi,
dan retraksi.
g. Ada rasa sakit.
h. Penyebaran ke tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium
dalam darah meningkat.
i. Ada pembengkakan di daerah lengan.
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
di obati, serta putting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut, seperti kulit jeruk.
n. Benjolan menyerupai bunga kubis dan mudah berdarah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.

F. Pentahapan
Kanker payudara mempunyai 7 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter < 2 cm tanpa limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksaksi pada
kulit dan otot pektoralis.
b. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter < 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
c. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter < 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter > 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) tanpa penyebaran jauh.

Page 4
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula
dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula, lalu menginfiltrasi atau menyebar ke kulit dan dinding
thoraks dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada, sehingga dapat menyebabkan
pembengkakan dan luka bernanah di payudara. Di diagnosis sebagai
inflammatory breast cancer. Dapat menyebar atau tidak dapat menyebar ke
pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak dapat
menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksila atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu:
1. Tulang.
2. Paru-paru.
3. Liver.
4. Tulang rusuk.

G. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik


1. Pemeriksaan laboratorium: Morfologi sel darah, LED, test fal marker
(CEA) dalam serum atau plasma, dan pemeriksaan sitologis.
2. Test diagnostic yang lain, yaitu:
a. Non invasive: Mamografi, RO thorak, USG, MRI, dan PET.
b. Invasive: Biopsy, aspirasibiopsy (FNAB), true cut/care biopsy, incise
biopsy, dan eksisi biopsy.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan payudara sendiri.
2. Pemeriksaan payudara secara klinis.
3. Pemeriksaan manografi.
4. Biopsy aspirasi.
5. True cut.
6. Biopsy terbuka.
7. USG payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi.

Page 5
I. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Penyebaran payudara sepanjang nodu limfe axial sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat, namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting, areola, dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axial tidak disayat dan lapisan
otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy atau tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak
turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada disekitar tumor tersebut.
d. Wide excision atau mastectomy parsial
Exsisi tumor dengan 12 tepi dan jaringan payudara normal.
e. Ovadranectomy
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan
otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya, tetapi tidak jarang
pula merupakan terapi tunggal. Adapun efek sampingnya adalah kerusakan
kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, dan radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar ke dalam
aliran darah. Efek sampingnya adalah lelah, mual, muntah, hilang nafsu
makan, kerontokan, dan mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy atau
dapat digabung dengan therapy endokrin lainnya.

Page 6
J. Kemoterapi
Metastase ke jaringan sekitar, melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,
pleura, tulang, dan hati. Selain itu, komplikasi CA mammae, yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah
kapiler (penyebaran limfogen dan hematogen; penyebaran hematogen dan
limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang, otak, dan
syaraf).
2. Gangguan neuro vaskuler.
3. Faktor patologi.
4. Kematian.

Page 7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit, karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah,
mengeras, bengkak, dan nyeri.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat CA mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
dan ataupun mengidap penyakit lainnya seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang mengalami CA mammae berpengaruh pada
kemungkinan kilen mengalami CA mammae ataupun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala: Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal dibagian anterior dan okspital dibagian
posterior.
b. Rambut: Biasannya tersebar merata, tidak terlalu kuning, dan tidak
terlalu berminyak.
c. Mata: Biasannya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, dan tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga: Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung: Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi, dan nyeri tekan.
f. Mulut: Mukosa bibir kering dan tidak ada gangguan perasa.
g. Leher: Biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada: Adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling, dan
ulserasi atau tanda-tanda peradangan.
i. Hepar: Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ekstremitas.

Page 8
5. Pengkajian pada fungsional
a. Persepsi dan manajemen
Biasannya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudarannya ke rumah sakit, karena menganggap itu hanya
benjoan biasa.
b. Nutrisi-metbolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah, terjadi penurunan berat badan, dan klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasannya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen, dan konstipasi.
d. Aktivitas dan latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan
klien terganggu, karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan persepsi
Biasannya klien akan mengalami pusing pasca bedah, sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik, dan motorik.
f. Istirahat dan tidur
Biasannya klien mengalami gangguan pada pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dengan konsep diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan hubungan
Biasannya pada sebagain besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi sosial.
i. Koping dan tolerasi stress
Biasannya klien akan mengalami stress yang berlebihan dan
keputusasaan.
j. Nilai dan keyakinan
Diperlukan pendekatan agama agar klien menerima kondisinya
dengan lapang dada.

B. Pemeriksaan Diagnostik
1) Scan (misalnya MRI, CT, dan gallium) dan untrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatic, dan evaluasi.
2) Biopsy: Untuk mendiagnosis adanya BRCAI dan BRCA2.
3) Penanda tumor.
4) Mammografi.
5) Sinar X dada.

Page 9
C. Diagnosa Keperawatan
1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,
misalnya anoreksia.
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan.
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan.

D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari Tujuan: Nutrition Management
kebutuhan tubuh a. Nutritional status: a. Kaji adanya alergi
berhubungan food and fluid intake. makanan.
dengan Kriteria hasil: b. Kolaborasi dengan
pembedahan. a. Adanya peningkatan ahli gizi untuk
Misalnya, berat badan sesuai menentukan jumlah
anoreksia dan efek dengan tujuan. kalori dan nutrisi
kemoterapi. b. Berat badan ideal yang dibutuhkan.
sesuai dengan TB. c. Anjurkan pasien
c. Mampu untuk
mengidentifikasi meningkatkan
kebutuhan nutrisi. intake Fe, protein,
d. Tidak ada tanda-tanda dan vitamin C.
malnutrisi. d. Berikan substansi
e. Tidak terjadi gula.
penurunan berat e. Yakinkan diet yang
badan yang berarti. dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi.
f. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi.

Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam
batas normal.
b. Monitor adanya
penurunan BB.
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang bisa
dilakukan.
d. Monitor
lingkungan selama
makan.

Page 10
e. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan.
f. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi.
g. Monitor turgor
kulit.
h. Monitor
kekeringan, rambut
kusam, dan mudah
patah.
i. Monitor mual
muntah.
j. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva.
2. Gangguan rasa Tujuan: Pain Management
nyaman nyeri a. Pain level. a. Lakukan
berhubungan b. Pain control. pengakjian nyeri
dengan proses c. Comfort level. secara
pembedahan dan Kriteria hasil: komprehensif
luka CA. a. Mampu mengontrol termasuk lokasi,
nyeri (tau penyebab karakteristik,
dan mampu durasi, frekuensi,
menggunakan teknik kualitas, dan faktor
non farmakologi presipitasi.
untuk mengurangi b. Observasi reaksi
nyeri). nonverbal dari
b. Melaporkan bahwa ketidaknyamanan.
nyeri berkurang c. Evaluasi
dengan pengalaman nyeri
menggunakan masa lampau.
manajemen nyeri. d. Kontrol lingkungan
c. Mampu mengenali yang dapat
nyeri (skala, mempengaruhi
intensitas, frekuensi, nyeri seperti suhu
dan tanda nyeri). ruangan,
d. Menyatakan rasa pencahayaan, dan
nyaman setelah nyeri kebisingan.
berkurang. e. Pilih dan lakukan
e. TTV dalam rentang penanganan nyeri
normal. (farmakologi dan
non farmakologi).

Page 11
f. Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi.
g. Ajarkan teknik non
farmakologi.
h. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri.
i. Tingkatkan
istirahat.
j. Kolaborasi dengan
tim medis.

Analgesic
Administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum pemberian
obat.
b. Cek riwayat alergi.
c. Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi dari
analgesik, ketika
pemberian lebih
dari satu.
d. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik.
e. Berikan analgesik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
yang hebat.
f. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda &
gejala, dan efek
samping.
3. Kerusakan Tujuan: Pressure Management
integritas kulit a. Tissue integrity: skin a. Anjurkan pasien
berhubungan and mucous untuk
dengan membranes. menggunakan
pengangkatan Kriteria hasil: pakaian yang
bedah jaringan. a. Integritas kulit yang longgar.
baik bisa b. Hindari kerutan

Page 12
dipertahankan pada tempat tidur.
(sensasi, elastisitas, c. Jaga kebersihan
temperatur, hidrasi, kulit agar tetap
dan pigmentasi). bersih dan kering.
b. Tidak ada luka atau d. Mobilisasi pasien
lesi pada kulit. (ubah posisi
c. Perfusi jaringan pasien).
baik. e. Monitor kulit akan
d. Mampu melindungi adanya kemerahan.
kulit, f. Monitor aktivitas
mempertahankan dan mobilisasi
kelembaban kulit, pasien.
dan perawatan yang g. Monitor status
alami. nutrisi pasien.

Page 13
DAFTAR PUSTAKA

Himawan, Kakung Prawiro. 2014. Laporan Pendahuluan CA Mammae. Malang


diakses pada tanggal 09 September 2017 pukul 15.21 WIB.

Page 14

Anda mungkin juga menyukai