Anda di halaman 1dari 5

Kanker Prostat

Mendiagnosis Kanker Prostat


Kanker prostat didiagnosis dari hasil-hasil suatu biopsi kelenjar prostat. Jika pemeriksaan dubur
dengan jari pada prostat atau tes darah PSA adalah abnormal, suatu kanker prostat dicurigai.
Suatu biopsi prostat biasanya kemudian direkomendasikan. Biopsi dilakukan dari rectum (trans-
rectally) dan dituntun oleh ultrasound images dari area itu. Sebuah potongan kecil jaringan
dikeluarkan melalui suatu jarum pemotong. The TRUS-guided Tru-Cut biopsy sekarang ini
adalah metode standar untuk mendiagnosis kanker prostat. Secara klasik suatu set dari 6 inti
diambil dengan sampling pada dasar, puncak, dan tengah kelenjar pada setiap sisi kelenjar. Lebih
banyak inti-inti mungkin disampling untuk meningkatkan hasil, terutama pada kelenjar-kelenjar
yang lebih besar. Seorang ahli patologi kemudian memeriksa jaringan dibawah mikroskop untuk
tanda-tanda dari kanker pada sel-sel jaringan.

Ketika kanker prostat didiagnosis pada jaringan yang dibiopsi, ahli patologi akan kemudian
menilai setiap dari dua potongan jaringan dari 1 sampai 5 pada skala Gleason. Skala didasarkan
pada karakteristik-karakteristik mikroskopik tertentu dari sel-sel bersifat kanker dan
mencerminkan sifat agresif dari tumor. Kedua skor (angka) kemudian dijumlahkan bersama.
Jumlah-jumlah dari 2 sampai 4 dipertimbangkan rendah, mengindikasikan suatu tumor yang
bertumbuh pelan-pelan. Jumlah-jumlah dari 5 dan 6 adalah menengah, mewakili suatu tingkat
menengah dari sifat agresif. Jumlah-jumlah dari 7 sampai 10 dipertimbangkan tinggi,
menandakan suatu tumor yang tumbuh dengan cepat dengan prognosis (hasil) yang paling jelek.

Angka-angka Gleason dapat bermanfaat dalam menuntun perawatan yang didasarkan, paling
sedikit sebagian, pada sifat agresif tumor. Aplikasi utama dari angka Gleason, bagaimanapun,
adalah dalam memprediksi risiko kematian dari suatu kanker prostat. Angka/kwalitas dari tumor
mempengaruhi sangat kuat prognosisnya. Angka-angka tumor yang lebih tinggi lebih sering
dihubungkan dengan simpul-simpul getah bening dan penyebaran jauh (metastases). Jadi, studi-
studi akhir-akhir ini telah menunjukan bahwa pria-pria dengan angka-angka Gleason dari 2
sampai 4 menghadapi suatu risiko kematian dari kanker prostat yang rendah (4 sampai 7%)
melalui 15 tahun berikut, dimana pria-pria dengan angka-angka dari 8 sampai 10 menghadapi
suatu risiko kematian dari kanker prostat yang tinggi melalui periode waktu 15 tahun.

Penstadiuman Kanker Prostat


Penstadiuman dari suatu kanker merujuk pada penentuan perluasan dari penyakit. Sekali suatu
kanker prostat didiagnosis pada suatu biopsi, tes-tes tambahan dilakukan untuk menilai apakah
kanker telah menyebar melewati kelenjar. Untuk penilaian ini, biopsi-biopsi dari organ-organ
sekeliling, seperti dubur (rectum) atau kandung kemih, atau simpul-simpul getah bening yang
berdekatan mungkin dilaksanakan. Sebagai tambahan, tes-tes imaging biasanya dilaksanakan.
Contohnya, scan-scan tulang radionuclide (radionuclide bone scans) dapat menentukan jika ada
penyebaran tumor ke tulang-tulang. Apalagi, CAT scans (coaxial tomography) dan MRIs
(magnetic resonance imaging) dapat menentukan jika kanker telah menyebar ke jaringan-
jaringan yang berdekatan atau organ-organ seperti kandung kemih atau rectum atau ke bagian-
bagian lain tubuh seperti hati atau paru-paru. Scanning yang lebih baru menggunakan suatu
metode yang disebut PET scan kadangkala dapat membantu mendeteksi lokasi-lokasi yang
tersembunyi dari kanker yang telah menyebar ke berbagai area-area dari tubuh.

Singkatnya, dokter-dokter melakukan penstadiuman kanker prostat berdasarkan terutama semata


pada hasil-hasil dari biopsi-biopsi prostat, kemungkinan biopsi-biopsi lainnya, dan tes-tes
imaging. Pada penstadiuman suatu kanker, dokter-dokter menempatkan berbagai huruf-huruf dan
angka-angka pada kanker, tergantung dari klasifikasi-klasifikasi penstadiuman mana yang
mereka pakai. Angka-angka dan huruf-huruf pada klasifikasi-klasifikasi yang berbeda
menentukan volume atau jumlah dari tumor dan penyebaran dari kanker. Penstadiuman dari
kanker prostat, oleh karenanya, membantu memprediksi jalannya penyakit yang diharapkan dan
menentukan pilihan dari perawatan.

Dua sistim utama digunakan untuk penstadiuman kanker prostat. Pada the American urologic
staging system, stadium A menggambarkan suatu kanker minimal yang baik tidak dapat diraba
pada pemeriksaan fisik maupun dilihat pada teknik-teknik imaging. Suatu tumor seperti ini
adalah begitu kecil yang hanya dapat dideteksi dengan melihatnya dibawah sebuah mikroskop.
Stadium B merujuk pada suatu kanker yang lebih besar yang dapat diraba, namun yang tetap
masih dibatasi (localized) pada kelenjar prostat. Stadium C mengindikasikan penyebaran lokal
melebihi prostat kedalam jaringan-jaringan yang mengelilinginya. Stadium D1 menandakan
suatu penyebaran pada simpul-simpul getah bening yang berdekatan dengannya dan D2 adalah
untuk penyebaran jauh (metastasis), contohnya , ke tulang-tulang, hati, atau paru-paru.

Sistim utama lainnya untuk penstadiuman kanker prostat disebut klasifikasi tumor, simpul-
simpul (nodes), dan metastasis (TNM). Pada sistim ini, T1 dan T2 adalah sama dengan stadium
A dan B pada the American urologic system. T3 menggambarkan kanker yang dapat meluas
melewati kapsul dari prostat, dan T4 menggambarkan kanker yang menetap pada jaringan-
jaringan sekelilingnya. N1 adalah sama dengan Stadium D1 dan M1 adalah sama dengan D2.

http://www.totalkesehatananda.com/prostat5.html

Kanker Prostat Stadium 4


Kategori Saya dan Kanker

Saya berumur 62 thn tinggal di Jakarta dan sejak 2-3 bulan lalu menderita kanker prostat dengan
metastase ketulang rusuk belakang, pundak, pinggul, kalau dilihat stadiumnya maka saya sudah
di stadium yang paling tinggi. Sejak bulan lalu saya menjalani terapi hormonal (zoladex dan
casodek) disalah satu RS di Jkt dikarenakan tindakan operasi sudah tidak dimungkinkan dan
terapi hormonal ini sesuai pula dengan anjuran dokter di Singapore. Selain terapi hormonal
sekarang ini saya juga mengkonsumsi obat2 herbal seperti daun sirsak, keladi tikus, sarang dan
semut termasuk minum jus tomat, brokoli, sirsak dsbnya.
Saya melakukan aktivitas keseharian dikantor maupun di rumah seperti biasa saja hanya olah
raga saya sekarang hanya berenang saja dan tidak lagi melakukan aktivitas yang dapat
menimbulkan bone fracture. Saya berharap ada para sahabat sahabat yang dapat berbagi cerita
mengenai kanker prostat ini (khususnya stadium lanjut) untuk berbagi informasi agar
kedepannya saya dapat menghadapi kanker prostat ini secara optimal.

Salam
Aryono

http://blog.rumahkanker.com/2011/02/saya-dan-kanker/kanker-prostat-stadium-4/

Home Kesehatan Tips Kesehatan: Tips Kenali 11 Faktor Risiko Kanker Prostat

Tips Kesehatan: Tips Kenali 11 Faktor Risiko


Kanker Prostat
admin | 0 Komentar

Faktor risiko bisa jadi memang tidak menunjukkan banyak hal.

Banyak orang dengan satu atau lebih faktor risiko tidak lantas menderita kanker prostat,
sementara yang lain justru malah mengalaminya.

Penyebab kanker prostat belum sepenuhnya diketahui, namun para peneliti telah menemukan
beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kanker prostat.

Berikut adalah 11 faktor risiko kanker prostat:

1. Umur

Umur merupakan faktor risiko utama untuk kanker prostat. Kanker prostat sangat jarang terjadi
pada pria berusia di bawah 40 tahun.

Risiko kanker prostat bertambah setelah seorang pria berumur 50 tahun. Hampir 2 dari 3 kanker
prostat ditemukan pada pria di atas usia 65 tahun.

2. Kebangsaan
Kanker prostat paling umum terjadi di Amerika Utara, Eropa bagian barat laut, Australia, dan di
kepulauan Karibia. Kanker prostat tidak umum terjadi di Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan.

Alasan untuk hal ini tidaklah jelas. Namun faktor seperti perbedaan gaya hidup (diet, dll) bisa
saja berpengaruh.

3. Riwayat keluarga

Faktor keturunan atau genetik dapat berperan dalam perkembangan kanker prostat.

Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan kanker prostat meningkatkan risiko hingga lebih
dari dua kali lipat lebih besar untuk terkena penyakit ini.

Risiko menjadi jauh lebih tinggi saat memiliki beberapa kerabat yang terkena kanker prostat,
terutama jika mereka masih berusia muda pada saat kanker prostat ditemukan.

4. Gen

Para ilmuwan menemukan beberapa gen yang bisa meningkatkan risiko kanker prostat,
meskipun hal ini hanya berkontribusi kecil secara keseluruhan.

Sebagai contoh, mewarisi mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 bisa memicu kanker payudara dan
kanker ovarium.

Mutasi pada gen ini juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat dalam beberapa pria,
meskipun dalam persentase yang kecil.

5. Diet

Pria yang banyak mengonsumsi daging merah atau produk susu tinggi lemak berisiko lebih
tinggi terkena kanker prostat. Orang-orang ini juga cenderung makan lebih sedikit buah-buahan
dan sayuran.

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pria yang mengonsumsi banyak kalsium (melalui
makanan atau suplemen) memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat. Namun penelitian
ini belum definitif.

6. Kegemukan

Sebagian besar penelitian belum menemukan hubungan bahwa kegemukan meningkatkan risiko
terkena kanker prostat.

Beberapa studi menemukan bahwa pria obesitas memiliki risiko yang lebih rendah mendapatkan
kanker prostat ringan, tetapi lebih berisiko terkena kanker prostat yang lebih agresif.
7. Olahraga

Olahraga belum terbukti mengurangi risiko kanker prostat. Tetapi beberapa penelitian
menemukan bahwa tingginya tingkat aktivitas fisik, terutama pada pria yang lebih tua, dapat
menurunkan risiko kanker prostat lanjut.

8. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Namun dibutuhkan penelitian tambahan
untuk mendukung kesimpulan ini.

9. Peradangan prostat

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prostatitis (radang kelenjar prostat) mungkin terkait
dengan peningkatan risiko kanker prostat, namun penelitian lain tidak menemukan adanya
hubungan antara keduanya.

Peradangan sering terlihat pada contoh jaringan prostat yang juga mengandung kanker.
Hubungan antara keduanya belum jelas, diperlukan lebih banyak penelitian tambahan.

10. Infeksi

Infeksi menular seksual (seperti gonorhe atau clamidia) mungkin meningkatkan risiko kanker
prostat, dengan menyebabkan peradangan prostat. Lagi-lagi, belum ada hasil konklusif akan hal
ini.

11. Vasektomi

Beberapa studi menunjukkan bahwa pria yang menjalani vasektomi (operasi untuk membuat
laki-laki infertil) terutama pada saat berusia kurang dari 35 tahun pada saat prosedur dilakukan,
mengalami peningkatan risiko terkena kanker prostat.

Tapi, kebanyakan studi terbaru belum menemukan peningkatan risiko di antara pria yang
menjalani vasektomi ini.[]

Anda mungkin juga menyukai