Bahasa (Indonesia)
Posted by: aguswuryanto on: August 22, 2010
In: English Teaching Methods | Uncategorized
2 Comments
11 Votes
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi tentang metode dan strategi pembelajaran bahasa, diharapkan
perserta pendidikaan sertifikasi guru mampu:
1. Memilih salah satu jenis metode dan strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang akan
didemonstasikan.
2. Menyimulasikan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran.
3. Menentukan metode dan strategi pendukung yang relevan dengan kompetensi dasar yang telah
dipilih.
A. Pendahuluan
Guru merupakan sosok yang bergelut di dunia seni. Seni yang digeluti oleh guru adalah seni
mengajar. Mengajar dikatakan sebagai suatu seni sebab mengajar merupakan proses aktivitas
pemebelajaran yang melibatkan semua unsur inderawi, pikiran, perasaan, nilai, dan sikap yang
secara terintegrasi membangun dan mendorong perubahan siswa. Untuk mencapai proses itu, guru
membutuhkan gaya tersendiri dalam mengelola pembelajaran agar menarik, menyenangkan, dan
memberi manfaat bagi siswa.
Untuk menjadi guru yang baik, guru membutuhkan perjalanan yang panjang, kompleks, dan
keasyikan tersendiri. Perhatian terhadap pembelajaran sangat penting bagi seorang guru. Oleh
karena itu, guru harus menguasai berbagai macam metode dan strategi pembelajaran agar mereka
mampu memilih pendekatan, metode, teknik, dan strategi mengajar yang sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa/kelas pada saat mengajar.
Metode tata bahasa/terjemahan sering juga disebut dengan metode tradisional. Hal itu tidak
berarti bahwa metode tata bahasa merupakan strategi yang sangat tua. Strategi tata bahasa sangat
kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual. Ciri-ciri strategi tata
bahasan adalah (a) penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat
dipahami dan diterapkan pada morfologi dan kalimat yang digunakan siswa; (b) penekanannya pada
membaca, mengarang, dan terjemahan, sedangkan berbicara dan menyimak diabaikan; (c) seleksi
kosakata berdasarkan teks bacaan yang dipakai; dan (d) bahasa daerah digunakan sebagai pengantar
dalam terjemahan, keterangan, perbandingan, dan penghafalan kaidah bahasa.
2. Metode Langsung
Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung
menggunakan bahasa dan secara intensif dalam berkomunikasi. Tujuannya adalah penggunaan
bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa
Indonesia di Masyarakat. Langkah-langkah penggunaan metode langsung di kelas adalah:
1. Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya
bahasa santai dan nonformal.
2. Materi mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan atau isyarat tertentu, dramatisasi, dan
gambar-gambar;
3. Tanya jawab berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh yang merangsang
siswa;
6. Siswa yang sudah maju diberi bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan tetapi bahasa dalam
bacaan tidak dianalisis secara struktural atau sistematis.
Di samping itu, metode langsung bergantung pula pada motivasi siswa yang memadai untuk
mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya.
Pada hakekatnya, metode langsung memerlukan kaidah yang mengatur bagaimana siswa berbicara,
prosedur untuk menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi khusus untuk mengatur giliran
keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi tingkah laku siswa yang menyimpang. Untuk itu dalam
pelaksanaannya guru perlu melakukan hal-hal yaitu: (a) menangani siswa yang suka bicara; (b)
mengatur tempo pembelajaran; dan (c) menangani tingkah laku menyimpang.
Tujuan metode langsung dalam pembelajaran bahasa, adalah: (a) memahami pesan; (b)
mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan keraguan; (c) mengajukan pertanyaan untuk
memperoleh lebih banyak informasi; (d) membuat catatan; (e) menyusun catatan secara logis; (f)
menyampaikan pesan secara lisan.
Metode dengar-ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi bahasa dengan cara
mengucapkannya. Guru sebagai model mengucapkan atau memutar rekaman bunyi bahasa
tertentu, seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, semboyan, kata-kata mutiara dengan pelan-pelan,
jelas dan intonasi yang tepat. Siswa meniru ucapan guru. Pengucapan kalimat dapat dilaksanakan
secara klasikal, kelompok dan individual.
Contoh:
Dengar-Tulis (Dikte)
Dengar-tulis (dikte) mirip dengan Dengar-Ulang Ucap. Model ucapan yang digunakan dalam
Dengar Ulang Ucap dapat digunakan dalam Dengar-Tulis. Dengar Ulang Ucap menuntut reaksi
bersifat lisan, sedangkan Dengar Tulis menuntut reaksi besifat tulisan.
1) FONEM
Siswa : Menulis
2) KATA
Guru : dipertanggungjawabkan
Siswa : dipertanggungjawabkan
Guru : disalahgunakan
Siswa : disalahgunakan
3) ISTILAH
Guru : bioteknologi
Siswa : bio-tekonlogi
Guru : bioteknologi
Siswa : bio-teknologi
Guru : varietas
Siswa : parietas
Guru : varietas
Siswa : parietas
4) KALIMAT
u : Usaha untuk memperoleh varietas tanaman yang unggul sangat berguna bagi perkembangan pertanian.
wa : Usaha untuk memperoleh varietas tanaman yang unggul sangat berguna bagi perkembangan pertanian.
5) PERIBAHASA
6) KATA MUTIARA
ru : Hartamu tidak bisa membuat simapati semua orang, tetapi wajah simpati dan akhlak yang baik.
wa : Hartamu tidak bisa membuat simapati semua orang, tetapi wajah simpati dan akhlak yang baik.
ru : Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu
seakan-akan kamu akan mati besok.
wa : Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu
seakan-akan kamu akan mati besok.
7) SEMBOYAN
9) PUISI
YANG TERSISA
Singkat?
Belaka?
Wahai Fulam ?
Wahai Fulana ?
Sisakan
Bermanfaat
Hidupmu.
Setelah selesai, guru mengulang lagi untuk kedua kalinya dengan menugaskan kepada siswa
untuk menentukan tema, amanat, nada, dan suasana puisi tersebut. Kemudian pada giliran ketiga
kalinya guru menjelaskan kepada siswa untuk menceritakan kembali isi puisi tersebut dengan
menggunakan kata-kata sendiri berdasarkan hasil simakan. Hasilnya dibacakan di depan kelas.
10) WACANA
Guru :
Menurut pengamatan para ahli, air hujan terbentuk dari uap. Setiap saat, siang ataupun
malam, berjalan penguapan. Air di laut, sungai, danau, rawa-rawa, dan sawah setiap saat menguap.
Karena panas uap itu naik, maka makin tinggi suhu udara makin dingin. Karena itu uap pun berubah
bentuk menjadi butir-butir air yang tak terhitung banyaknya. Butir-butir air itu berkumpul
membentuk awan gelap. Perubahan bentuk uap menjadi butir-butir air itu memerlukan bantuan
serbuk-serbuk halus yang terdiri dari pasir gurun dan gunung api, serbuk arang dari hasil
pembakaran, serta butir-butir garam halus yang ikut menguap. Di udara yang dingin itu, uap melekat
pada setiap serbuk berujud butir-butir air yang halus. Apabila butir-butir air itu berkumpul,
terbentuklah awan gelap yang siap berubah bentuk menjadi hujan.
swa : Menurut pengamatan para ahli, air hujan terbentuk dari uap. Setiap saat, siang ataupun malam,
berjalan penguapan. Air di laut, sungai, danau, rawa-rawa, dan sawah setiap saat menguap. Karena
panas uap itu naik, maka makin tinggi suhu udara makin dingin. Karena itu uap pun berubah bentuk
menjadi butir-butir air yang tak terhitung banyaknya. Butir-butir air itu berkumpul membentuk awan
gelap. Perubahan bentuk uap menjadi butir-butir air itu memerlukan bantuan serbuk-serbuk halus
yang terdiri dari pasir gurun dan gunung api, serbuk arang dari hasil pembakaran, serta butir-butir
garam halus yang ikut menguap. Di udara yang dingin itu, uap melekat pada setiap serbuk berujud
butir-butir air yang halus. Apabila butir-butir air itu berkumpul, terbentuklah awan gelap yang siap
berubah bentuk menjadi hujan.
uru : menyuruh salah seorang siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya. Kemudian menyuruh salah
seorang siswa untuk menuliskannya di papan tulis dengan memperhatikan ejaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, dengan bimbingan guru. Adapu hasil pekerjaan siswa lainnya ditukarkan
dengan sesame temannya untuk diperiksa bersama.
uru : Guru membacakan lagi hasil pekerjaan siswa yang ditulis di papan tulis sambil memperbaiki/membetulkan
kesalahan ejaannya.
swa : menyimak dan membetulkan ejaan apabila terdapat kesalahan sesuai dengan pekerjaan guru
Cara ini untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan metode muemonic device atau trik
memori.
AKROSTIK
13) PEMENGGALAN
Siswa : 21 15 76
Guru : 211 - 576
Siswa : A -B - C - D - E - F - G
Guru : Q - R - S -T -U DAN V
Siswa : Q - R - S -T -U DAN V
Guru : W - X - Y - TERAKHIR Z
Siswa : W - X - Y - TERAKHIR Z
u : Kalian akan mengikuti perlombaan gerak jalan dengan Rute Perjalanan yang akan ditempuh sepanjang 10
km. Mulai/Start FPOK-jalan Suci Juanda- Dayang Sumbi- Siliwangi Cihampelas Lamping
Cipaganti Belok Setiabudi lapangan Teater Terbuka IKIP Bandung. Jalan cepat bukan lari. Waktu
30 menit. Keadaan regu harus kompak dan utuh.
wa : Kalian akan mengikuti perlombaan gerak jalan dengan Rute Perjalanan yang akan ditempuh sepanjang 10
km. Mulai/Start FPOK-jalan Suci Juanda- Dayang Sumbi- Siliwangi Cihampelas Lamping
Cipaganti Belok Setiabudi lapangan Teater Terbuka IKIP Bandung. Jalan cepat bukan lari. Waktu
30 menit. Keadaan regu harus kompak dan utuh.
D. Metode Kontekstual
Adapun unsu-unsur yang terdapat dalam metode kontektual, adalah sebagai berikut:
1. Penemuan (Inquiry)
Penemuan merupakan bagian inti kegiatan pembelajaran berbasis konseptual. Artinya bahwa siswa
tidak menerima pengetahuan dan keterampilan hanya dari mengingat seperangkat fakta-fakta saja
atau berdasarkan buku, tetapi juga berasal dari pengamanan menemukan sendiri. Adapun siklus
penemuan adalah observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan.
2. Pertanyaan (Questioning)
Bagi siswa pertanyaan berguna untuk menggali informasi, mengecek, informasi yang didapatnya,
mengarahkan perhatian, dan memastikan penemuan yang dilakukannya.
3. Konstruktivistik (Contructivism)
4. Pemodelan
Pemodelan adalah pemberian model agar siswa bias belajar dari model tersebut, baik berupa karya
tulis, model paragraf, model kalimat atau pun dari siswa itu sendiri yang menjadi model dihadapan
teman-temannya.
Masyarakat belajar menyarankan bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang
lain, dimana hasil belajar diperoleh dari bertukar pendapat dengan orang lain. Dengan demikian,
masyarakat belajar dapat terjadi jika ada komunikasi jika ada komunikasi dua arah atau lebih.
Penilaian autentik dapat diperoleh melalui projek, PR, kuis, karya sisw, presentasi, demonstrasi,
laporan, jurnal, hasil tes tulis, dan lain sebagainya.
7. Refleksi
Refleksi merupakan respon terhadap pengalaman yang telah dilakukan, aktivitas yang baru dijalani,
dan pengetahuan yang baru diterima.
1. Guru menanyakan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Azas Utama
Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka
PRINSIP
- Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya
menyampaikan pesan tentang belajar.
- Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
- Pengalaman sebelum nama (konsep), dari pengalaman guru dan siswa diperoleh konsep-konsep.
- Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus member pujian pada siswa yang terlibataktif
pada pembelajaran kita, misalnya saja dengan member tepuk tangan, berkata: bagus! baik!, dsb.
LANGKAH-LANGKAH METODE QUANTUM (TANDUR)
T umbuhkan: tumbuhkan minat sehingga terjawab pertanyaan sisw tentag AMBAK (Apakah manfaat
pelajaran ini bagiku)
D emontrasikan: sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
R ayakan: beri pujian pada siswa, misalnya dengan cara memberi tepuk tangan, atau berkata: bagus,
baik hebat, dsb.
Quantum Teaching dapat diajarkan dengan teknik: membuat cerita ilustrasi, mendongeng
cerita, membacakan puisi, menyanyi, menmpilkan hasil survey, menanpilkan multi media, memutar
video/ slide, menyanyi dengan gerakan-gerakan dan lain-lain.
http://ady-madani.blogspot.co.id/2013/03/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa.html
Agar pembelajaran berbahasa memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran yang
digunakan guru harus memenuhi kriteria berikut.
1) Relevan dengan tujuan pembelajaran
2) Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
3) Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
4) Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
5) Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
6) Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
7) Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Rubin, seorang pakar yang dirintis sebagian besar bekerja di bidang strategi, membuat
perbedaan antara strategi memberikan kontribusi langsung untuk belajar dan mereka
berkontribusi tidak langsung untuk belajar. Menurut Rubin, ada beberapa jenis strategi yang
digunakan oleh peserta didik yang memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung untuk
belajar bahasa:
1. Cognitive Learning Strategies (Strategi Belajar Kognitif)
Strategi ini merujuk pada langkah-langkah atau operasi yang digunakan dalam pembelajaran
atau pemecahan masalah yang memerlukan analisis langsung, transformasi, atau sintesis bahan
pembelajaran. diidentifikasi 6 strategi utama belajar kognitif memberikan kontribusi langsung
untuk belajar bahasa:
- Klarifikasi/ verifikasi
- Penalaran Induktif/ menebak
- Penalaran deduktif
- Praktek
- Menghafal
- Monitoring
Sumber Pustaka:
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
www.budimeeong.files.wordpress.com
www.pustaka.ut.ac.id
www.s1pgsd.blogspot.com
Diposting oleh Citra Sparina
http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/02/pendekatan-metode-strategi-model-dan.html
Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para pendidik
maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau
layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni,
keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif.
Berikut macam macam strategi pembelajaran:
A. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik,
dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori tersebut,
dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.
c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan
tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
A. Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya
dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan
berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan,
diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui
pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat
terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa
untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk
diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi
metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif
yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
Menurut Sanjaya (2007 : 177 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan
oleh seorang guru:
A. Strategi pembelajaran ekspositori
I. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.
Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di
dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan / Kelebihan Strategi Ekspositori
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan
(kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran
kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini dilakukan melalui
metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran.
Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan
yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran.
2. Kelemahan Strategi Ekspositori
Disamping memiliki keunggulan, strategi ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta
kemampuan berpikir kritis.
Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru
seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas,
tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu,
komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada
apa yang diberikan guru.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran
yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya
suatu strategi pembelajaran isa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran Ekspositori
B. Strategi pembelajaran inquiry
I. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam
strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari
strategi pembelajaran inquiry, yaitu:
1. Keunggulan / Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)
Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak dianjurkan karena strategi
ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
Strategi pembelajara inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inquiry juga mempunyai kelemahan, di
antaranya yaitu:
Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa
dalam beljar.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung,
peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
C. Strategi pembelajaran berbasis masalah
I. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di
dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama;
Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan,
mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran
berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran
berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian
masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Dari penjelasan di atas dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasismasalah juga
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus
dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru
membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia
atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah
siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena
yang ada.
2. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki
beberapa kelemahan diantaranya:
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
D. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model
pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan
ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada
pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah
kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf
perkembangan anak.
E. Strategi Pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu:
(a) adanya peserta dalam kelompok,
(b) adanya aturan kelompok,
(c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan
(d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
F. Strategi pembelajaran kontekstual /Contextual Teaching Learning
1. Pengertian Contextual Teaching Learning (CTL)
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni,
konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning
komunity), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
2. Landasan Filosofi
Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-
fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan .
Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal
abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.
Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran
kontekstual.
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning)
Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari
secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.
Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun
1) hipotesis
2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar
tanggapan itu
3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan
Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applaying knowledge)
Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengetahuan tersebut
3. Inquiry ( menemukan )
Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa
untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang
sedang dipelajari.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching
Learning CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.
Siklus Inqiry antara lain :
Observasi
Bertanya
Mengajukan dugaan
Pengumpulan data
Penyimpulan
Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry), yaitu:
a) Merumuskan masalah.
Contoh : bagaimanakah silsilah raja-raja bani Abbasiah
b) Mengamati atau melakukan observasi
Contoh : membaca buku atau sumber lain untuk mendapat informasi pendukung
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, bagan., table, dan lainnya.
Contoh : siswa membuat bagan silsilah raja-raja bani Abbasiah.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru atau audien yang
lain.
Contoh : karya siswa didiskusikan bersama-sama
4. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
No PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL
Siswa secara aktif terlibat dalam proses Siswa adalah penerima informasi
1 pembelajaran secara pasif
Pembelajaran tidak
Penghargaan terhadap pengalaman memperhatikan pengalaman
14 siswa sangat diutamakan siswa
Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, Metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran.
Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Lalu apa aja nih metode-metode pembelajaran yang bisa kita terapkan? Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
1. ceramah;
2. demonstrasi;
3. diskusi;
4. simulasi;
5. laboratorium;
6. pengalaman lapangan;
7. brainstorming;
8. debat,
9. simposium,
10. dan sebagainya.
Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru ada
semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku teks. Porsi ini bisa sekitar
80 persen, baru sisanya semacam praktek di laboratorium, diskusi, demonstrasi. Memang
untuk beberapa mata pelajaran porsi-porsi metode pembelajaran berbeda-beda, misal ketika
mengajar pelajaran sejarah tentu saja guru lebih banyak menerangkan dab bercerita, berbeda
dengan pelajaran kesenian, guru akan sedikit menerangkan, siswa lebih banyak langsung
praktek.
Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bisa mengerti, untuk bisa
membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka berpatisipasi dengan
cara praktek di laboratorium, diskusi atau debat. Pokoknya mereka mengerti karena
keterlibatan mereka, biasanya jika mereka paham melalui proses ini akan lebih lengket di
kepala mereka dari pada mereka mengerti hanya dari ceramah guru semata.
Selain itu, saat ini para guru dituntut untuk memberikan metode pembelajaran yang
kreatif. Guru mungkin bisa menggunakan komputer dan proyektor untuk menampilkan dan
mendemonstrasikan pelajaran. Dengan dibantu visualisasi dan audio, biasanya pelajaran yang
didapat oleh para siswa akan lebih lekat di otak mereka. Mereka juga akan dengan senang
hati mendegarkan dan melihat penjelasan dari guru mereka.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pendekatan pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran
baku keberhasilan.
Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua
orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam
taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan
tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali
penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:
http://ekaelprida.blogspot.co.id/p/blog-page_4778.html
Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para
pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan
kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu
memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan,
efesien, dan efektif.
Berikut macam macam strategi pembelajaran:
a. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran
yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang
peranan yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara
tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori
tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.
c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan
tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
b. Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan
berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu
masalah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu
tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa
untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode eksperimen
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
b. Metode tugas atau resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Siswa diberi tugas guna
menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
c. Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih
mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.
c. Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu
aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala
sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru
tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan
dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori
pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran
yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta
efektif.
Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi/ metode/ teknik
pembelajaran/bimbingan yang up to date. Bila pengetahuan pengawas sudah ketinggalan, apa
lagi hanya mengandalkan pengalaman tanpa didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan
mandapatkan respek dari para guru yang dibinanya. Paling tidak, untuk jenjang pendidikan
dasar pengawas harus memahami garis besar strategi pembelajaran mata pelajaran utama
antara lain: matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Materi pelatihan ini dimaksudkan memberikan wawasan bagi pengawas dalam melaksanakan
tugas supervisi akademik di SD/MI.
B. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir Diklat ini adalah dimensi
Kompetensi Supervisi Akademik.
Setelah mengikuti pelatihan ini pengawas diharapkan dapat membimbing guru dalam
memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang
dapat mengembangkan potensi siswa melalui mata-mata pelajaran yang relevan.
E. Alokasi Waktu
No.
Materi Diklat
Alokasi
1.
2.
Memahami Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran
2 jam
3.
F. Skenario
Perkenalan
Pejelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan skenario pendidikan dan
pelatihan strategi pembelajaran.
Pre-test
6. Post test.
8. Penutup
BAB II
Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas
dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan
pendidikan harus memiliki kemampuan untuk membantu guru dalam mengembangkan
strategi pembelajaran, serta dapat memilih strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particulareducational goal(J. R. David, 1976). Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang,
istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer
atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan
menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket
akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses
pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat
prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain
pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru,
widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan
dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi
penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran
disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan
mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan
strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari
satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan
rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan
untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata
dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep
prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana
cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau
taktik dalam pembelajaran.
1. Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan
untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan
berbagai metode.
2. Pendekatan (Approach)
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau
tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred
approaches)dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred
approaches).Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction),pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discoverydan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
3. Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan
efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan
siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan
pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
4. Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik
sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah
dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda,
misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi
yang disampaikan mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana
menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan
dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin
berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2) menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat
diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Newman dan Mogan strategi dasar
setiap usaha meliputi empat masalah masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan
menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang
memerlukannya.
2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk men-capai sasaran.
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
4. Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk
menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat strategi dasar tersebut bisa
diterjemahkan menjadi: (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku kepribadian peserta didik yang diharapkan; (2) memilih sistem
pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3)
memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya; dan (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar menga-jar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat
penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang
dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya
sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil
belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari
kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita
inginkan terjadi setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas,
misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar
mengajar tanpa sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan
yang pasti. Lebih jauh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti,
dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil
yang diharapkan.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep,
pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan
mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan
berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial
seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan
mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama
dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan
tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau kita menggunakan pendekatan
agama karena pe-ngertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas
ber-beda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara
pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup
keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode
mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang
berbeda hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.
Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara dasar yang satu
dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan