Anda di halaman 1dari 50

Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran

Bahasa (Indonesia)
Posted by: aguswuryanto on: August 22, 2010
In: English Teaching Methods | Uncategorized

2 Comments

11 Votes

1) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Pembelajaran langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik
pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering juga digunakan
istilah chalk and talk ). Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian,
sebab dalam staretgi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu
dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik
(academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan
bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
2) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama
dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu
materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran Cooperative Learning mulai
populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning siswa didorong untuk bekerja sama secara
maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota
kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian akhir
ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan
sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota
harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin,
Johnson, & Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi
pembelajaran cooperative yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam
memberikan dorongan atau motivasi. Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa
belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial,
perspektif perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya
bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok
akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap indivindu pada dasarnya adalah
keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk
memperjuangkan keberhasilan kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif
setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota
kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan
sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota kelompok
menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota
kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.
Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba
informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
3) Strategi Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu
strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa
memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika. Sedangkan strategi
pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar memahami dan
menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah. Dengan
demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah itu. Mengajar
memecahkan masalah berarti pemecahan masalah itu sebagai isi atau content dari pelajaran,
sedangkan pemecahan masalah adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan
masalah hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa ciri
strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:
Pertama , siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil;
Kedua , pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan
untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya;
Ketiga , siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar;
Kempat , hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing ) di antara semua siswa.
4) Strategi Mengulang
Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk
menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah
tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori yang sudah ada di pikiran
dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana. Penyerapan
bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks. Menggarisbawahi
ide-ide kunci, membuat catatan pinggir, dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima
merupakan bagian dari mengulang kompleks. Strategi tersebut tentunya perlu diajarkan ke siswa
agar terbiasa dengan cara demikian.
5) Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih
bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan
kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di otak yang
bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara
informasi baru dengan yang pernah ada. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan
catatan, analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan
antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses
mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua informasi
itu. Analogi merupakan cara belajar dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan
persamaan antara ciri pokok benda atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang
menerima dan menyimpan informasi. P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu
siswa mengingat apa yang mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas dengan
cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau
membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara menyeluruh. Strategi
PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal
informasi bacaan.
6) Strategi Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru
dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-
ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil. Strategi tersebut juga berperan sebagai
pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk
strategi organisasi adalah Outlining, yakni membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Mapping, yang lebih dikenal dengan
pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics membentuk
kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau
organisasi. Mnemonics membantu dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada
yang membantu mengorganisasikan informasi menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri
atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
Sumber: Modul KKG BERMUTU Bahasa Indonesia SD
METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi tentang metode dan strategi pembelajaran bahasa, diharapkan
perserta pendidikaan sertifikasi guru mampu:

1. Memilih salah satu jenis metode dan strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang akan
didemonstasikan.

2. Menyimulasikan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran.

3. Menentukan metode dan strategi pendukung yang relevan dengan kompetensi dasar yang telah
dipilih.

A. Pendahuluan

Guru merupakan sosok yang bergelut di dunia seni. Seni yang digeluti oleh guru adalah seni
mengajar. Mengajar dikatakan sebagai suatu seni sebab mengajar merupakan proses aktivitas
pemebelajaran yang melibatkan semua unsur inderawi, pikiran, perasaan, nilai, dan sikap yang
secara terintegrasi membangun dan mendorong perubahan siswa. Untuk mencapai proses itu, guru
membutuhkan gaya tersendiri dalam mengelola pembelajaran agar menarik, menyenangkan, dan
memberi manfaat bagi siswa.

Untuk menjadi guru yang baik, guru membutuhkan perjalanan yang panjang, kompleks, dan
keasyikan tersendiri. Perhatian terhadap pembelajaran sangat penting bagi seorang guru. Oleh
karena itu, guru harus menguasai berbagai macam metode dan strategi pembelajaran agar mereka
mampu memilih pendekatan, metode, teknik, dan strategi mengajar yang sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa/kelas pada saat mengajar.

B. Jenis-jenis Metode dan Strategi Pembelajaran

1. Metode Tata Bahasa/Terjemahan

Metode tata bahasa/terjemahan sering juga disebut dengan metode tradisional. Hal itu tidak
berarti bahwa metode tata bahasa merupakan strategi yang sangat tua. Strategi tata bahasa sangat
kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual. Ciri-ciri strategi tata
bahasan adalah (a) penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat
dipahami dan diterapkan pada morfologi dan kalimat yang digunakan siswa; (b) penekanannya pada
membaca, mengarang, dan terjemahan, sedangkan berbicara dan menyimak diabaikan; (c) seleksi
kosakata berdasarkan teks bacaan yang dipakai; dan (d) bahasa daerah digunakan sebagai pengantar
dalam terjemahan, keterangan, perbandingan, dan penghafalan kaidah bahasa.
2. Metode Langsung

Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung
menggunakan bahasa dan secara intensif dalam berkomunikasi. Tujuannya adalah penggunaan
bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa
Indonesia di Masyarakat. Langkah-langkah penggunaan metode langsung di kelas adalah:

1. Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya
bahasa santai dan nonformal.

2. Materi mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan atau isyarat tertentu, dramatisasi, dan
gambar-gambar;

3. Tanya jawab berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh yang merangsang
siswa;

4. Tata bahasa diajarkan secara induktif;

5. Kata-kata yang digunakan dalam percakapan-percakapan;

6. Siswa yang sudah maju diberi bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan tetapi bahasa dalam
bacaan tidak dianalisis secara struktural atau sistematis.

7. Budaya yang relevan diajarkan secara induktif.

Di samping itu, metode langsung bergantung pula pada motivasi siswa yang memadai untuk
mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya.
Pada hakekatnya, metode langsung memerlukan kaidah yang mengatur bagaimana siswa berbicara,
prosedur untuk menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi khusus untuk mengatur giliran
keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi tingkah laku siswa yang menyimpang. Untuk itu dalam
pelaksanaannya guru perlu melakukan hal-hal yaitu: (a) menangani siswa yang suka bicara; (b)
mengatur tempo pembelajaran; dan (c) menangani tingkah laku menyimpang.

Tujuan metode langsung dalam pembelajaran bahasa, adalah: (a) memahami pesan; (b)
mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan keraguan; (c) mengajukan pertanyaan untuk
memperoleh lebih banyak informasi; (d) membuat catatan; (e) menyusun catatan secara logis; (f)
menyampaikan pesan secara lisan.

C. Metode Dengar- Ucap

Metode dengar-ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi bahasa dengan cara
mengucapkannya. Guru sebagai model mengucapkan atau memutar rekaman bunyi bahasa
tertentu, seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, semboyan, kata-kata mutiara dengan pelan-pelan,
jelas dan intonasi yang tepat. Siswa meniru ucapan guru. Pengucapan kalimat dapat dilaksanakan
secara klasikal, kelompok dan individual.

Contoh:
Dengar-Tulis (Dikte)

Dengar-tulis (dikte) mirip dengan Dengar-Ulang Ucap. Model ucapan yang digunakan dalam
Dengar Ulang Ucap dapat digunakan dalam Dengar-Tulis. Dengar Ulang Ucap menuntut reaksi
bersifat lisan, sedangkan Dengar Tulis menuntut reaksi besifat tulisan.

Adapun penyajiannya sebagai berikut:

1) FONEM

Guru : /a/, /i/, /u/, /e/, /e/, /o/

Siswa : Menulis

/a/, /i/, /u/, /e/, /e/, /o/

Guru : /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/

Siswa : /b/, /c/, /d/, /f/, /g/, /h/

Guru : /qi/, /er/, /cs/, /te/, /ve/, /we/,/eks/,/ye/,/zet/

Siswa : /qi/, /er/, /cs/, /te/, /ve/, /we/,/eks/,/ye/,/zet/

2) KATA

Guru : dipertanggungjawabkan

Siswa : dipertanggungjawabkan

Guru : disalahgunakan

Siswa : disalahgunakan

Guru : garis bawahi

Siswa : garis bawahi

Guru : terima kasih

Siswa : terima kasih

Guru : terima kasih

Siswa : terima kasih

Guru : di atas, di bawah, di depan, di belakang

Siswa : di atas, di bawah, di depan, di belakang


Guru : di atas, di bawah, di depan, di belakang

Siswa : di atas, di bawah, di depan, di belakang

Guru : dibawa, diangkat, dipukul, dimakan

Siswa : dibawa, diangkat, dipukul, dimakan

3) ISTILAH

Guru : bioteknologi

Siswa : bio-tekonlogi

Guru : bioteknologi

Siswa : bio-teknologi

Guru : varietas

Siswa : parietas

Guru : varietas

Siswa : parietas

Guru : plasma nutfah

Siswa : plasma nutfah

Guru : plasma nutfah

Siswa : Plasma nutfah

4) KALIMAT

Guru : Bioteknologi sangat bermanfaat bagi umat manusia.

Siswa : Bioteknologi sangat bermanfaat bagi umat manusia.

Guru : Bioteknologi sangat bermanfaat bagi umat manusia.

Siswa : Bioteknologi sangat bermanfaat bagi umat manusia.

u : Usaha untuk memperoleh varietas tanaman yang unggul sangat berguna bagi perkembangan pertanian.

wa : Usaha untuk memperoleh varietas tanaman yang unggul sangat berguna bagi perkembangan pertanian.
5) PERIBAHASA

Guru : Tak ada api tanpa asap

Siswa : Tak ada api tanpa asap

Guru : Tak ada api tanpa asap

Siswa : Tak ada api tanpa asap

Guru : Tahu asam garamnya

Siswa : Tahu asam garamnya

Guru : Garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga.

Siswa : Garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga.

Guru : Garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga.

Siswa : Garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga.

6) KATA MUTIARA

ru : Hartamu tidak bisa membuat simapati semua orang, tetapi wajah simpati dan akhlak yang baik.

wa : Hartamu tidak bisa membuat simapati semua orang, tetapi wajah simpati dan akhlak yang baik.

ru : Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu
seakan-akan kamu akan mati besok.

wa : Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu
seakan-akan kamu akan mati besok.

7) SEMBOYAN

Guru : Bandung, Bersih, Hijau, Berbunga.

Siswa : Bandung, Bersih, Hijau, Berbunga.

Guru : Altius, Fortins, (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat)

Siswa : Altius, Fortins, (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat)

Guru : Gemar menabung dapat menjamin hari tua

Siswa : Gemar menabung dapat menjamin hari tua


8) UNGKAPAN

Guru : Dia benar-benar celaka tiga belas

Siswa : Dia benar-benar celaka tiga belas

Guru : Karena dia ringan tangan, banyak orang senang

Siswa : Karena dia ringan tangan, banyak orang senang

Guru : Jangan besar kepala, mentang-mentang jadi pejabat.

Siswa : Jangan besar kepala, mentang-mentang jadi pejabat.

9) PUISI

Guru : Guru membacakan/mendengarkan rekaman sebuah puisi berjudul:

YANG TERSISA

Merajut waktu menyusut usia

Membawa kita ke satu masa

Takkala manusia menuju senja

Tidaklah engkau sekalian terjaga,

Akan usia yang renta?

Apa yang membuatmu merasa terbawa

Apa yang membuatmu merasa tersisa?

Bukankah hidup hanya sekejap dan

Singkat?

Bukankah hidup hanya pewayangan

Belaka?

Pun Mungkar dan Nakir

Tak akan menanyakan padamu:

Wahai Fulam ?
Wahai Fulana ?

Apakah pangkat, martabat dan kekayaanmu

Akan membawamu ke surga?

Sekali-kali tidaklah demikian!

Dan bukan demikian adanya

Melainkan yang harus kamu bawa dan

Sisakan

Dari sekalian manusia adalah

Shadaqah jariah, anak saleh, ilmu yang

Bermanfaat

Ya itulah mereka yang tersisa dari

Hidupmu.

Karya : Didin Ropiudin

(Mah, STBA YPI-ABA,Bdg) Jl. Sukarasa 14/143 E

Ciracas bandung, 40121

Setelah selesai, guru mengulang lagi untuk kedua kalinya dengan menugaskan kepada siswa
untuk menentukan tema, amanat, nada, dan suasana puisi tersebut. Kemudian pada giliran ketiga
kalinya guru menjelaskan kepada siswa untuk menceritakan kembali isi puisi tersebut dengan
menggunakan kata-kata sendiri berdasarkan hasil simakan. Hasilnya dibacakan di depan kelas.

10) WACANA

Guru :

AIR DAN HUJAN

Menurut pengamatan para ahli, air hujan terbentuk dari uap. Setiap saat, siang ataupun
malam, berjalan penguapan. Air di laut, sungai, danau, rawa-rawa, dan sawah setiap saat menguap.
Karena panas uap itu naik, maka makin tinggi suhu udara makin dingin. Karena itu uap pun berubah
bentuk menjadi butir-butir air yang tak terhitung banyaknya. Butir-butir air itu berkumpul
membentuk awan gelap. Perubahan bentuk uap menjadi butir-butir air itu memerlukan bantuan
serbuk-serbuk halus yang terdiri dari pasir gurun dan gunung api, serbuk arang dari hasil
pembakaran, serta butir-butir garam halus yang ikut menguap. Di udara yang dingin itu, uap melekat
pada setiap serbuk berujud butir-butir air yang halus. Apabila butir-butir air itu berkumpul,
terbentuklah awan gelap yang siap berubah bentuk menjadi hujan.

(Dari Terampil Berbahasa Indonesia, Syafiie & Imam Subana)

swa : Menurut pengamatan para ahli, air hujan terbentuk dari uap. Setiap saat, siang ataupun malam,
berjalan penguapan. Air di laut, sungai, danau, rawa-rawa, dan sawah setiap saat menguap. Karena
panas uap itu naik, maka makin tinggi suhu udara makin dingin. Karena itu uap pun berubah bentuk
menjadi butir-butir air yang tak terhitung banyaknya. Butir-butir air itu berkumpul membentuk awan
gelap. Perubahan bentuk uap menjadi butir-butir air itu memerlukan bantuan serbuk-serbuk halus
yang terdiri dari pasir gurun dan gunung api, serbuk arang dari hasil pembakaran, serta butir-butir
garam halus yang ikut menguap. Di udara yang dingin itu, uap melekat pada setiap serbuk berujud
butir-butir air yang halus. Apabila butir-butir air itu berkumpul, terbentuklah awan gelap yang siap
berubah bentuk menjadi hujan.

uru : menyuruh salah seorang siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya. Kemudian menyuruh salah
seorang siswa untuk menuliskannya di papan tulis dengan memperhatikan ejaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, dengan bimbingan guru. Adapu hasil pekerjaan siswa lainnya ditukarkan
dengan sesame temannya untuk diperiksa bersama.

: Menyimak ucapan temannya sambil memeriksa hasil pekerjaan.

uru : Guru membacakan lagi hasil pekerjaan siswa yang ditulis di papan tulis sambil memperbaiki/membetulkan
kesalahan ejaannya.

swa : menyimak dan membetulkan ejaan apabila terdapat kesalahan sesuai dengan pekerjaan guru

11) AKRONIM DAN AKROSTIK

Cara ini untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan metode muemonic device atau trik
memori.

Guru : ITB (Institut Teknologi Bandung)

Siswa : ITB (Institut Teknologi Bandung)

Guru : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Siswa : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Guru : UNHAS (Universitas Hasanuddin).

Siswa : UNHAS (Universitas Hasanuddin).

Guru : diklat (pendidikan dan pelatihan).


Siswa : diklat (pendidikan dan pelatihan).

Guru : P-4 (Pedoman, Penghayatan, Pengamalan Pancasila).

Siswa : P-4 (Pedoman, Penghayatan, Pengamalan Pancasila).

AKROSTIK

Guru : ABG akrostik Anak Baru Gede.

Siswa : ABG akrostik Anak Baru Gede.

Guru : AMP akrostik Analisis Materi Pelajaran.

Siswa : AMP akrostik Analisis Materi Pelajaran.

Guru : UNM akrostik Universitas Negeri Makassar.

Siswa : UNM akrostik Universitas Negeri Makassar.

Guru : UIN Akrostik Universitas Islam Negeri.

Siswa : UIN Akrostik Universitas Islam Negeri.

12) PENGELOMPOKKAN KATEGORIAL

Pengorganisasian secara sistematis untuk memodifikasi informasi baru dengan memberikan


stuktur baru pada informasi-informasi baru tadi.

Guru : merah, putih, hijau, kuning, hitam, jingga

Siswa : merah, putih, hijau, kuning, hitam, jingga

Guru : anyelir, krisant, kenanga, cempaka, melati

Siswa : anyelir, krisant, kenanga, cempaka, melati

Guru : Jerapah, bison, kuda nil, harimau, kuda

Siswa : Jerapah, bison, kuda nil, harimau, kuda

13) PEMENGGALAN

Mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan panjang.

Guru : Mengingat nomor telepon 21 15 76 (211576)

Siswa : 21 15 76
Guru : 211 - 576

Siswa : 211 576

ru : A - B - C - D - E - F - G (Dinyanyikan dengan Lagu Troinble Troinble Little Star)

Siswa : A -B - C - D - E - F - G

Guru : H - IJ- KLMN- OP

Siswa : H - IJ- KLMN- OP

Guru : Q - R - S -T -U DAN V

Siswa : Q - R - S -T -U DAN V

Guru : W - X - Y - TERAKHIR Z

Siswa : W - X - Y - TERAKHIR Z

Guru : Nah, saya tahu alphabet

Siswa : Nah, saya tahu alphabet

Guru : Bernyanyi bersama-sama

Siswa : Bernyanyi bersama-sama

14) RUTE PERJALANAN

u : Kalian akan mengikuti perlombaan gerak jalan dengan Rute Perjalanan yang akan ditempuh sepanjang 10
km. Mulai/Start FPOK-jalan Suci Juanda- Dayang Sumbi- Siliwangi Cihampelas Lamping
Cipaganti Belok Setiabudi lapangan Teater Terbuka IKIP Bandung. Jalan cepat bukan lari. Waktu
30 menit. Keadaan regu harus kompak dan utuh.

wa : Kalian akan mengikuti perlombaan gerak jalan dengan Rute Perjalanan yang akan ditempuh sepanjang 10
km. Mulai/Start FPOK-jalan Suci Juanda- Dayang Sumbi- Siliwangi Cihampelas Lamping
Cipaganti Belok Setiabudi lapangan Teater Terbuka IKIP Bandung. Jalan cepat bukan lari. Waktu
30 menit. Keadaan regu harus kompak dan utuh.

D. Metode Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru


menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi
siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.

Metode kontekstual mengakui bahwa pembelajaran merupakan proses kompleks dan


banyak fase yang berlangsung jauh melampaui drill oriented dan strategi Stimulus dan Response.
Menurut Nur (2001) pengajaran kontekstual memungkinkan siswa menguatkan, memperluas,
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereksa dalam berbagai macam tatanan
dalam sekolah dan di luar sekolah agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau
masalah yang disimulasikan.

Adapun unsu-unsur yang terdapat dalam metode kontektual, adalah sebagai berikut:

1. Penemuan (Inquiry)

Penemuan merupakan bagian inti kegiatan pembelajaran berbasis konseptual. Artinya bahwa siswa
tidak menerima pengetahuan dan keterampilan hanya dari mengingat seperangkat fakta-fakta saja
atau berdasarkan buku, tetapi juga berasal dari pengamanan menemukan sendiri. Adapun siklus
penemuan adalah observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan.

2. Pertanyaan (Questioning)

Bagi siswa pertanyaan berguna untuk menggali informasi, mengecek, informasi yang didapatnya,
mengarahkan perhatian, dan memastikan penemuan yang dilakukannya.

3. Konstruktivistik (Contructivism)

Kontsruktivistik merupakan landasan berpikir (filosofis) metode kontekstual, yaitu bahwa


pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
dan tidak ketika. Oleh karena itu, sebagai seorang guru perlu a) menjadikan pengetahuan bermakna
dan relevan bagi siswa; b) memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan ide sendiri;
dan c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

4. Pemodelan

Pemodelan adalah pemberian model agar siswa bias belajar dari model tersebut, baik berupa karya
tulis, model paragraf, model kalimat atau pun dari siswa itu sendiri yang menjadi model dihadapan
teman-temannya.

5. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar menyarankan bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang
lain, dimana hasil belajar diperoleh dari bertukar pendapat dengan orang lain. Dengan demikian,
masyarakat belajar dapat terjadi jika ada komunikasi jika ada komunikasi dua arah atau lebih.

6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Penilaian autentik dapat diperoleh melalui projek, PR, kuis, karya sisw, presentasi, demonstrasi,
laporan, jurnal, hasil tes tulis, dan lain sebagainya.

7. Refleksi

Refleksi merupakan respon terhadap pengalaman yang telah dilakukan, aktivitas yang baru dijalani,
dan pengetahuan yang baru diterima.
1. Guru menanyakan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

2. Berdasarkan dasar pikiran siswa guru mempertegas konsep/materi sesuai tujuan


kesimpulan/rangkuman.

C. Beberapa Strategi Pembelajaran

Pembelajaran Strategi Quantum

Pengertian Strategi Kuantum

Quantum : Interaksi mengubah energi (semua aspek kehidupan) menjadi cahaya.

Rumus Fisika Quatum: E = mc2

E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar, semangat)

m = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)

c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)

pembelajaran mirip sebuah simfoni. Ada 2 unsur: konteks dan isi

Konteks : latar untuk pengalaman/pembelajaran (lingkungan, suasana, landasan, rancangan)

Isi : kegiatan dan penyajian pembelajaran.

Azas Utama

Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka

PRINSIP

- Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya
menyampaikan pesan tentang belajar.

- Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.

- Pengalaman sebelum nama (konsep), dari pengalaman guru dan siswa diperoleh konsep-konsep.

- Akui setiap usah, menghargai usaha siswa sekecil apapun.

- Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus member pujian pada siswa yang terlibataktif
pada pembelajaran kita, misalnya saja dengan member tepuk tangan, berkata: bagus! baik!, dsb.
LANGKAH-LANGKAH METODE QUANTUM (TANDUR)

T umbuhkan: tumbuhkan minat sehingga terjawab pertanyaan sisw tentag AMBAK (Apakah manfaat
pelajaran ini bagiku)

A lami: kita mengajar memberi pengalaman

N amai: dari pengalaman melahirkan konsep

D emontrasikan: sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.

U langi: meminta siswa mengulangi apa yang sudah diajarkan/praktekkan

R ayakan: beri pujian pada siswa, misalnya dengan cara memberi tepuk tangan, atau berkata: bagus,
baik hebat, dsb.

Quantum Teaching dapat diajarkan dengan teknik: membuat cerita ilustrasi, mendongeng
cerita, membacakan puisi, menyanyi, menmpilkan hasil survey, menanpilkan multi media, memutar
video/ slide, menyanyi dengan gerakan-gerakan dan lain-lain.

Diposting 23rd March 2013 oleh ADY MADANI

http://ady-madani.blogspot.co.id/2013/03/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa.html

Agar pembelajaran berbahasa memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran yang
digunakan guru harus memenuhi kriteria berikut.
1) Relevan dengan tujuan pembelajaran
2) Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
3) Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
4) Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
5) Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
6) Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
7) Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Rubin, seorang pakar yang dirintis sebagian besar bekerja di bidang strategi, membuat
perbedaan antara strategi memberikan kontribusi langsung untuk belajar dan mereka
berkontribusi tidak langsung untuk belajar. Menurut Rubin, ada beberapa jenis strategi yang
digunakan oleh peserta didik yang memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung untuk
belajar bahasa:
1. Cognitive Learning Strategies (Strategi Belajar Kognitif)
Strategi ini merujuk pada langkah-langkah atau operasi yang digunakan dalam pembelajaran
atau pemecahan masalah yang memerlukan analisis langsung, transformasi, atau sintesis bahan
pembelajaran. diidentifikasi 6 strategi utama belajar kognitif memberikan kontribusi langsung
untuk belajar bahasa:

- Klarifikasi/ verifikasi
- Penalaran Induktif/ menebak
- Penalaran deduktif
- Praktek
- Menghafal
- Monitoring

2. Metacognitive Learning Strategies (Strategi Belajar Metakognitif)


Strategi ini digunakan untuk mengawasi, mengatur atau bahasa diri langsung belajar. Dalam
strategi ini melibatkan berbagai proses perencanaan, prioritas, menetapkan tujuan, dan
manajemen diri.
3. Communication Strategies (Strategi Komunikasi)
Mereka tidak langsung berhubungan dengan bahasa belajar karena fokus mereka adalah pada
proses yang berpartisipasi dalam percakapan dan mendapatkan arti seluruh atau mengklarifikasi
apa yang dimaksudkan pembicara. Komunikasi strategi yang digunakan oleh pembicara ketika
menghadapi kesulitan karena kenyataan bahwa komunikasi mereka berakhir berlari lebih cepat
dari komunikasi mereka berarti atau ketika dihadapkan dengan kesalahpahaman oleh pembicara.

4. Social Strategies (Strategi Sosial)


Strategi sosial adalah mereka terlibat dalam kegiatan pembelajar yang mampu mereka
kesempatan untuk menjadi terkena dan praktek pengetahuan mereka. (Rubin and Wenden
1987:23-27).

Sumber Pustaka:
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
www.budimeeong.files.wordpress.com
www.pustaka.ut.ac.id
www.s1pgsd.blogspot.com
Diposting oleh Citra Sparina
http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/02/pendekatan-metode-strategi-model-dan.html

B. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAIKEM


Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia perlu dikaji oleh guru untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Sagala (2008: 221), konsep dasar
strategi belajar mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku belajar.
2. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar
meng- ajar,besar haluan garis-garis memilih prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar
3. Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar-
meng- ajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid
dalam digariskan.
Berbeda dengan Newman dan Mogan, strategi dasar setiap usaha meliputi
empat masalah masing-masing yaitu sebagai berikut.
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus
dicapai dan menjadi sasaan usaha tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi
masyarakat yang memerlukannya
2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai
sasaran
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai
akhir
4. Pertimbangan dan penetapan tolah uku dan ukuran baku yang akan digunakan
untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Menurut Sagala ( 2008L: l61), Pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikkan maupun teori belajar merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikkan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Nanang Hanafiah dan
Cucu Suhana (2009:41 ), model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan
dalam rangka mensiasati perubahan perilaku didik secara adaptif mauel
pembelajaran pun generatif. Model Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan
gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style),
yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style Of Learning and Teaching). Lain
halnya dengan pendapat Joice& Weil, 1980:1), model pembelajaran merupakan
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memiliki model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikkannya. Tentang model-model
pembelajaran akan dibahas di bagian akhir setelah pendekatan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran tidak dapat diabaikan dalam pelaksaan proses pembelajaran. Dengan
menggunakan model, guru akan terhindar dari pembiasaan pembelajaran
konvensional yang lebih menekankan pembelajaran berpusat pada guru.
Sementara, pembelajaran yang aktif harus berpusat pada peserta didik. Untuk itu,
khusus dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru perlu mendesain pembelajaran
yang mampu mengaktifkan peserta didik.
Menurut Berdiati ( 2010: 9), model pembelajaran keterampilan berbahasa
ada- lah cara guru menyampaikan bahan ajaryang disusun ( dalam metode) dengan
tahapan tertentu dalam proses pemlajaran berbahasa. Seorang guru mempunyai
andil yang be- sar dalam memotivasi siswaagar mampu menguasai keterampilan
berbahasa dengan baik dan benar. Hal tersebut akan terjadi apabila guru
mengetahui dan menerapkan pembelajaran yang dengan PAlKEM (Pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan me nyenangkan. Istilah PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) mulai membumi dalam dunia pembelajaran
walaupun pelaksanaanya masih belum merata. Guru masih banyak yang belum
mengetahui bagaimana cara menerapkannya. Bisa jadi hal tersebut disebabkan
sosialisasi tentang PAKEM itu sendiri belum tersentuh oleh guru-guru.
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibat-kan aktifitas peserta didik. Peserta didik dimotivasi untuk mengikuti
pembelajaran dengan antusias dan motivasi yang tinggi, membangun kerjasama.
Tujuannya adalah untuk memperoleh pengalaman belajar, mengembangkan
kemampuan berpikir, menganalisis, mensistensis, menilai, dan
menerapkannya kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kreatif merupakan proses
pembelajara yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan
kreatifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan membuat
sesuatu, menciptakan sesuatu, mengubah, mengkreasi sesuatu. Guru harus
merancang model pembelajaran yang bervariasi.
Pembelajaran efektif adalah apabila tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan berhasil guna. Pembelajaran efektif dapat tercapai jika mampu
memberikan pengalam- an baru, membentuk kompetensi peserta didik dan
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Guru harus
mampu merancang dan mengelola pem-belajaran dengan metode atau model yang
tepat sehingga dalam proses pembelajaran siswa merasa nyaman dengan suasana
yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan artinya pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana yang menggembirakan, sehingga tercipta suasana yang
kondusif. Pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull learning) merupakan suatu
proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara
pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan, guru
menciptakan suasana yang demokratis.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang nota benenya melatih peserta
didik untuk terampil berbahasa yang membutuhkan panguasaan konsep dan praktik,
tentu perlu suasana kondusif. Keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia ada empat bagian yaitu: keterampilan mendengarkan, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Keempat aspek
keterampilan di atas mempunyai banyak model Pembelajaran PAIKEM yang dapat
diterapkan. Menurut Berdiati (2010), model pembelajaran PAIKEM dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di anataranya sebagai berikut.
1. Model Questions Students Have (Pertanyaan Siswa)
Model ini dapat memotivasi siswa untuk dapat melatih keterampilan
mendengar-kan. Belajar membuat pertanyaan dan menganalisis pertanyaan
tersebut dari tingkat kepentingannya untuk dibahas dalam kelas.
Langkah-langkah Pembelajaran sebagai berikut.
a. Guru mengondisikan siswa dalam kelas untuk siap dalam pembelajaran
dengan menyanyikan lagu yang bersemangat sambil bertepuk tangan
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.
Contoh: Menyimpulkan pikiran,pendapat,dan gagasan seorang tokoh/narasumber
yang di sampaikan dalam wawancara, menuliskan dengan singkat hal-hal penting
yang di- kemukakan narasumber dalam wawancara.
c. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar.
d. Guru menyajikan simulasi wawancara atau rekaman wawancara radio/televisi
atau menugaskan menonton tayangan televisi yang sama tentang wawancara
mengenai suatu topik
e. Siswa mendengarkan wawancara dan mencatat hal-hal penting yang diperlukan.
f. Guru membagikan kertas kecil pada siswa.
g. Setiap siswa menuliskan soal yang dianggap paling penting untuk ditanyakan
dari hasil mendengarkan wawancara.
h. Guru meminta siswa agar kertas yang berisi soal diedarkan dengan memutar
ke arah jarum jam. Setiap siswa dalam kelompok besar menganalisis setiap soal
yang ada ditangannya. Apabila soal dianggap penting untuk dibahas maka soal
tersebut diberi tanda ceklist (V).Demikian seterusnya sampai kertas soal kembali
pada penu- lis semula
i. Masing-masing siswa menghitung jumlah ceklist (V) pada kertas soalnya.
j. Siswa bersama guru menjawab atau membahas soal dari yang paling banyak cek-
listnya dalam waktu yang ditentukan.Dalam membahas soal bisa saling
bergantian. Kelompok A menjawab atau membahas pertanyaan dari kelompok B
dan sebaliknya
k. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
l. Guru menugaskan siswa menulis hasil pembelajaran pada buku kerja siswa.
Melalui model di atas akan membantu siswa untuk beraktivitas dan mengajukan
pertanyaan sesuai dengan materi yang dibahas.
2. Model Bertukar Pasangan
Model ini dapat membangun pemikiran dari kelompok pasangan. Siswa berpa-
sangan dapat berbagi, berdiskusi dan merumuskan sesuatu secara bersama dan
semakin berkembang dengan bertukar pasangan.Setiap siswa dapat merumuskan
hal yang baru ketika berganti pasangan.
Langkah-langkah Pembelajaran:
a. Guru membuka pembelajaran dengan lagu yang semangat diikuti dengan
gerakan fisik agar pembelajaran menjadi menyenangkan.
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.
Contohnya Siswa mampu menganalisis laporan perjalanan.
c. Guru membentuk kelompok awal [kelompok A]berpasangan masing-masing
terdiri dari dua orang.
d. Guru memperdengarkan teks laporan perjalanan
e. Guru meminta kelompok pasangan berdiskusi tentang topik yang sedang
dibahas atau soal yang diajukan oleh guru (Guru menetukan waktunya).
f. Guru meminta masing-masing siswa dari kelompok awal merumuskan hasil
diskusi.
g. Guru meminta siswa bertukar pasangan dengan teman yang terdekat [kelompok
B] dan berdiskusi kembali tentang topik yang sama. Mintalah siswa mencatat hal-
hal yang baru yang belum dibahas pada saat berdiskusi di kelompok awal, guru
menen- tukan waktunya.
h. Guru meminta siswa kembali ke kelompok awal untuk merumuskan ulang
hasil diskusi sesuai masukan dari kelompok.Hasil diskusi kelompok awal ditulis
pada buku kerja siswa.
i. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3 . Model Pesan Berantai
Model Pembelajaran Pesan Berantai ini cukup efektif diterapkan pada pembelajar-
an keterampilan mendengarkan.Siswa pertama mendengarkan kalimat pesan itu
pada sis- wa kedua dan demikian seterusnya.Siswa yang terakhir menyebutkan
kalimat pesan ter-sebut.Guru memberi skor pada tiap kelompok.
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Guru membuka siswa pembelajaran dengan menyemangati dengan yel-yel.
Contoh Yel-yel: Guru meneriakkan BAHASA INDONESIA
Siswa menjawabAKU CINTA
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.
c. Guru memperdengarkan teks laporan [misalnya laporan peristiwa] melalui
rekaman atau dibacakan oleh model.Siswa mencatat hal-hal yang penting dalam
laporan tersebut.
d. Guru membentuk siswa dalam kelompok dengan jumlah anggota yang sama
dalam kelas.
e. Guru meminta siswa berbaris per kelompok di tengah kelas atau di ruangan
terbuka.
f. Guru memberikan kartu yang berisi kalimat pernyataan yang berhubungan
dengan laporan yang sudah dibacakan dan meminta siswa pada barisan terdepan
membaca kartu tersebut.
Contoh:
Gempa di sumatera Barat banyak memakan korban. Ratusan jiwa tewas. Puluhan ge-
dung bertingkat rubuh dan ratusan rumah penduduk rusak dan musnah ditelan.
Pemerintah berusaha membantu dengan mengirimkan apa yang dibutuhkan
masyara- kat berupa makanan, selimut,air mineral,dan obat-obatan.
g. Siswa pada barisan pertama membisikkan pernyataan tersebut pada siswa
barisan ke- dua, selanjutnya siswa kedua membisikkan pada siswa ketiga
dan begitu seterusnya sampai pada siswa terakhir yang berada di barisan paling
belakang.
h. Siswa pada barisan terakhir menyampaikan pesan yang dibisikkan dalam bentuk
tulis- an agar masing-masing kelompok tidak saling mencontoh.
i. Setiap kelompok meneriakkan yel-yel pada saat guru memberikan nilai
pada masing-masing kelompok dan kelompok lain mengapresiasi dengan tepuk
tangan. Proses pem- belajaran diulang dengan soal yang berbeda. Siswa dalam
kelompok bergantian berada di barisan depan.
j. Guru memberikan nilai atau skor pada tiap kelompok. Tiap kelompok berusaha
men- dapatkan nilai atau skor tertinggi.
k. Pada akhir pembelajaran diupayakan guru memberi penghargaan.
l. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran.
4. Model True or False (Model Benar atau Salah)
Pembelajaran keterampilan mendengarkan dengan menerapkan model ini
dapat meningkatkan ketelitian siswa dalam menyimak. Siswa harus menganalisis
apakah pertanyataan atau soal tentang topik yang disampaikan itu termasuk yang
benar atau salah. Masing-masing siswa bertanggung jawab atas prestasi
kelompoknya
Langkah-langkah Pembelajarannya sebagai berikut.
a. Guru membuka pembelajaran dengan games (permainan) yang menarik dan lucu
yang dapat mengantarkan kondisi kelas menjadi menyenangkan.
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh :
Siswa mampu membedakan antara fakta dn opini dari berbagai laporan lisan
c. Guru menentukan topik yang akan dibahas.
d. Guru meminta siswa membentuk 5-6 kelompok dan memberi nama masing-
masing kelompoknya.
e. Guru membacakan teks artikel (boleh lebih dari satu artikel) tentang topik tertentu.
f. Guru memulai kuis dengan membacakan beberapa pernyataan. Siswa dalam
kelompok yang mendapat kesempatan cukup menjawab benar atau salah.
g. Guru meminta kelompok meneriakkan yel-yel apabila dapat menjawab dengan
benar dan guru memberi skor atau nilai pada jawaban yang benar.
h. Guru menjumlahkan skor atau nilai masing-masing kelompok pada akhir
pembelajaran.
i. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
5. Model Diskusi Tiga Lapis
Model bagian dari pembelajaran kooperatif ini dapat diterapkan pada
pembelajaran keterampilan mendengarkan dengan membahas tiga topik yang
berbeda. Siswa dapat belajar di dalam atau di luar kelas, sebaiknya formasi siswa
membentuk tiga lapis lingkaran. Lapis pertama membahas topik pertama. Lapis
kedua membahas topik kedua. Lapis ketiga membahas topik ke tiga. Saat kelompok
pertama membahas topik, kelompok kedua dan ketiga mencatat hasil diskusi dan
begitu selanjutnya. Saat pembelajaran berlangsung, guru menilai kemampuan
menyimak siswa. Di akhir pembelajaran, setiap siswa harus membuat laporan hasil
diskusi secara keseluruhan.
Langkah-langkah Pembelajarannya sebagai berikut.
a. Guru membuka pembelajaran dengan yel-yel yang menarik.
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai
Contoh: Siswa mampu mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat.
c. Guru membentuk kelompok siswa menjadi tiga bagian dengan jumlah yang sama
atau hampir sama. Kelompok I menjadi tim diskusi I membentuk lingkaran barisan
perta ma, Kelompok II menjadi tim diskusi 2 membentuk lingkaran barisan kedua
dan kelompok III menjadi tim diskusi 3 membentuk lingkaran barisan ketiga. Guru
membuat tiga sesi diskusi dan sesuaikan waktunya.
d. Guru memulai sesi 1, siswa berdiskusi membahas dimulai dengantopik I.
Sesi ini dimulai dengan mendengarkan salah seorang siswa membacakan puisi baru
(tentukan puisi yang akan dibaca). Siswa kelompok II dan III mencatat hasil
diskusi dari kelompok I.
e. Guru melanjutkan sesi II dengan membahas topik II. Kelompok II berpindah ke
barisan depan dan melakukan proses belajar yang sama (tentukan puisi yang
kedua).
f. Demikian pula pada sesi III, kelompok tiga berpindah ke barisan lingkaran paling
depan dan membahas topik III (Tentukan puisi yang akan dibacakan).
g. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi.
h. Guru menugaskan masing-masing siswa untuk merumuskan hasil diskusi dalam
buku kerja siswa.
5. Model Team Quiz (Kuis Kelompok)
Pembelajaran dengan model kuis kelompok ini dapat efektif mengukur
kemampuan mendengarkan dan dapat memotivasi siswa meraih prestasi untuk
menjadi yang terbaik. Suasana kompetisi dalam kelas membuat siswa dalam kelas
membuat siswa dalam kelas menjadi aktif.
Langkah-langkah Pembelajarannya sebagai berikut.
a. Guru membuka pembelajaran dengan tebak-tebakan yang lucu untuk
menyemangati dan mengkondisikan kelas agar menyenangkan siswa.
b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh: Menemukan pokok-pokok b erita yang didengar atau ditonton.
c. Guru menentukan topik yang dapat disampaikan dalam tiga sesi.
d. Guru membentuk siswa dalam kelas menjadi 3 kelompok. Cara membentuk
kelompok bisa dengan permainan. Mintalah siswa memberi nama kelompok.
e. Guru menyampaikan teks berita secara lisan. Masing-masingmsiswa mwncatat
hal-hal penting.
f. Masing-masing kelompok membuat pertanyaan mengenai topik yang sedang
dibahas (jumlah disesuaikan dengan waktu yang tersedia).
g. Guru memulai kuis. Pada sesi pertama, kelompok I menjawab semua pertanyaan
kelompok II. Apabila kelompok I tidak bisa menjawab maka kelompok III boleh
menjawab.
h. Guru bersama kelompok yang membuat soal menganalisis kebenaran jawaban.
i. Guru memberi skor atau nilai masing jawaban.
j. Guru memulai sesi kedua dan ketiga dengan cara yang sama. Kelompok II
menjawab soal dari Kelompok III dan Kelompok III menjawab pertanyaan I.
k. Di akhir pembelajaran guru menjumlah skor atau nilai masing-masing kelompok.
Dan menentukan kelompok pemenangnya.
l. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
m. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
Langka-langkah dalam model tersebut dirancang dalam strategi
pembelajaran yang digunakan guru. Sebuah model adalah implemetasi dari
strategi yang dirancang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
C. Penutup
Secara psikologis-pedagogis, penerapan PAIKEM dalam proses belajar-mengajar
diyakini dan telah terbukti berdasarkan pengalaman memiliki dampak positif
terhadap penguatan hasil belajar, kesan mendalam, dan daya tahan lama dalam
memori peserta didik sehingga tidak mudah lupa terhadap ilmu pengetahuan yang
telah diperolehnya, atau dalam bahasa psikologi belajar dikenal dengan istilah long
term memori. Di samping itu, dari sisi pendidik, penerapan PAIKEM dengan
sendirinya akan semakin memotivasi pendidik sebagai manajer, fasilitator,
motivator, inspirator, transformator, dan model, uswah pembelajaran yang memiliki
learning tradition yang kuat untuk secara terus menerus mengembangkan diri dan
meningkatkan profesionalitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan). Bandung :
Sega Arsy
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT Refika Aditama
SM, Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajara
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Semarang:
Rasai Media Group
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=
0ahUKEwj15eTowfTWAhUZTY8KHQEtDMIQFghNMAY&url=https%3A%2F%2Fbdkpadang.kemenag.
go.id%2Findex.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D726%3Alindalovian
anovember%26catid%3D41%3Atop-headlines%26Itemid%3D158&usg=AOvVaw30bVO3aiKADR-
kutaBTUC5

Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para pendidik
maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau
layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni,
keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif.
Berikut macam macam strategi pembelajaran:
A. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik,
dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori tersebut,
dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.
c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan
tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
A. Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya
dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan
berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan,
diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui
pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat
terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa
untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk
diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi
metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif
yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.

d. Metode tanya jawab


Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru
memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
C. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.

Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang


relevan, diantaranya :
a. Metode eksperimen
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
b. Metode tugas atau resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Siswa diberi tugas guna
menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
c. Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih
mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.
d. Metode karya wisata
Teknik karya wisata adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa kesuatu
tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Siswa
diajak untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
D. Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
Karakteristik pembelajaran kontekstual:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang
bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning
by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar
teman (learning in a group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama,
dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each
other deeply).
6) Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama
(learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning ask an enjoy activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode demonstrasi
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan menyangkutkan
kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.
b. Metode sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku
yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada
siswa, sehingga siswa lebih paham.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu
metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi
dengan cara berdiskusi.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang
bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau
pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi
dengan cara berdiskusi.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru
memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif
yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi
dengan cara berdiskusi.
b. Metode karya wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau
objek yang dikunjungi.
c. Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal guna
melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d. Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna menggali
kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut
kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus,
dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode tugas atau resitasi
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang
diberikan.
b. Metode latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah kemampuan
yang dimiliki tersebut.

Menurut Sanjaya (2007 : 177 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan
oleh seorang guru:
A. Strategi pembelajaran ekspositori
I. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.
Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di
dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan / Kelebihan Strategi Ekspositori
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan
(kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran
kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini dilakukan melalui
metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran.
Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan
yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran.
2. Kelemahan Strategi Ekspositori
Disamping memiliki keunggulan, strategi ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta
kemampuan berpikir kritis.
Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru
seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas,
tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu,
komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada
apa yang diberikan guru.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran
yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya
suatu strategi pembelajaran isa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran Ekspositori
B. Strategi pembelajaran inquiry
I. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam
strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari
strategi pembelajaran inquiry, yaitu:
1. Keunggulan / Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)
Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak dianjurkan karena strategi
ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
Strategi pembelajara inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inquiry juga mempunyai kelemahan, di
antaranya yaitu:
Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa
dalam beljar.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung,
peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
C. Strategi pembelajaran berbasis masalah
I. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di
dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama;
Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan,
mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran
berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran
berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian
masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Dari penjelasan di atas dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasismasalah juga
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus
dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru
membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia
atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah
siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena
yang ada.
2. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki
beberapa kelemahan diantaranya:
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
D. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model
pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan
ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada
pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah
kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf
perkembangan anak.
E. Strategi Pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu:
(a) adanya peserta dalam kelompok,
(b) adanya aturan kelompok,
(c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan
(d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
F. Strategi pembelajaran kontekstual /Contextual Teaching Learning
1. Pengertian Contextual Teaching Learning (CTL)
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni,
konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning
komunity), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
2. Landasan Filosofi
Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-
fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan .
Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal
abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.
Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran
kontekstual.
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning)
Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari
secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.
Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun
1) hipotesis
2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar
tanggapan itu
3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan
Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applaying knowledge)
Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengetahuan tersebut
3. Inquiry ( menemukan )
Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa
untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang
sedang dipelajari.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching
Learning CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.
Siklus Inqiry antara lain :
Observasi
Bertanya
Mengajukan dugaan
Pengumpulan data
Penyimpulan
Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry), yaitu:
a) Merumuskan masalah.
Contoh : bagaimanakah silsilah raja-raja bani Abbasiah
b) Mengamati atau melakukan observasi
Contoh : membaca buku atau sumber lain untuk mendapat informasi pendukung
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, bagan., table, dan lainnya.
Contoh : siswa membuat bagan silsilah raja-raja bani Abbasiah.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru atau audien yang
lain.
Contoh : karya siswa didiskusikan bersama-sama
4. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
No PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

Siswa secara aktif terlibat dalam proses Siswa adalah penerima informasi
1 pembelajaran secara pasif

Siswa belajar dari teman melalui kerja


2 kelompok, diskusi, saling mengoreksi. Siswa belajar secara individual

Pembelajaran dikaitkan dengan


kehidupan nyata dan atau yang Pembelajaran sangat abstrak
3 disimulasikan dan teoritis

Perilaku dibangun atas dasar kesadaran Perilaku dibangun atas dasar


4 diri kebiasaan

Keterampilan dikembangkan atas dasar Keterampilan dikembangkan atas


5 pemahaman dasar latihan

Hadiah untuk perilaku baik adalah Hadiah untuk perilaku baik


6 kepuasan diri adalah pujian (angka) rapor

Seseorang tidak melakukan yang jelek


karena dia sadar hal itu keliru dan Seseorang tidak melakukan yang
7 merugikan jelek karena dia takut hukuman

Bahasa diajarkan dengan pendekatan Bahasa diajarkan dengan


komunikatif, yakni siswa diajak pendekatan struktural: rumus
menggunakan bahasa dalam konteks diterangkan sampai paham
8 nyata kemudian dilatihkan

Pemahaman ada di luar siswa,


Pemahaman siswa dikembangkan atas yang harus diterangkan, diterima,
9 dasar yang sudah ada dalam diri siswa dan dihafal

Siswa menggunakan kemampuan berfikir Siswa secara pasif menerima


kritis, terlibat dalam mengupayakan rumusan atau pemahaman
10 terjadinnya proses pembelajaran yang (membaca, mendengarkan,
No PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

efektif, ikut bertanggung jawab atas mencatat, menghafal) tanpa


terjadinya proses pembelajaran yang memberikan kontribusi ide dalam
efektif dan membawa pemahaman proses pembelajaran
masing-masing dalam proses
pembelajaran

Pengetahuan yang dimiliki manusia Pengetahuan adalah


dikembangkan oleh manusia itu sendiri. penangkapan terhadap
Manusia diciptakan atau membangun serangkaian fakta, konsep, atau
pengetahuan dengan cara memberi arti hukum yang berada di luar diri
11 dan memahami pengalamannya manusia

Karena ilmu pengetahuan itu


dikembangkan oleh manusia sendiri,
sementara manusia selalu mengalami
peristiwa baru, maka pengetahuan itu
12 selalu berkembang. Bersifat absolut dan bersifat final

Siswa diminta bertanggung jawab


memonitor dan mengembangkan Guru adalah penentu jalannya
13 pembelajaran mereka masing-masing proses pembelajaran

Pembelajaran tidak
Penghargaan terhadap pengalaman memperhatikan pengalaman
14 siswa sangat diutamakan siswa

Hasil belajar diukur dengan berbagai cara


: proses, bekerja, hasil karya, Hasil belajar hanya diukur
15 penampilan, rekaman, tes, dll. dengan hasil tes

Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, Pembelajaran hanya terjadi


16 konteks dan setting dalam kelas

Penyesalan adalah hukuman dari Sanksi adalah hukuman dari


17 perilaku jelek perilaku jelek

Perilaku baik berdasar motivasi


18 Perilaku baik berdasar motivasi intrinsic ekstrinsik

19 Berbasis pada siswa Berbasis pada guru

Seseorang berperilaku baik


karena dia terbiasa melakukan
begitu. Kebiasaan ini dibangun
Seseorang berperilaku baik karena ia dengan hadiah yang
20 yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat menyenagkan
Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching Learning (CTL)
G. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh sebab itu
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu
memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai
pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi
yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan
sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa
menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan
santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga.
Strategi Pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang
mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat
mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
https://agendajaya.blogspot.co.id/2015/09/macam-macam-strategi-pembelajaran.html

Strategi Pembelajaran

Definisi / pengertian strategi pembelajaran. Secara umum strategi dapat diartikan


sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai
pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126). Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan bahwastrategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and
Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga
penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan
rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas
dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya
perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.

Beberapa macam strategi pembelajaran


Menurut Sanjaya (2007 : 177 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru :
1. Strategi pembelajaran ekspositori
2. Strategi pembelajaran inquiry
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk
proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan
untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalamstrategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini adalah
model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai
sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-
gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan
kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan
anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang
mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-
masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.

5. Strategi pembelajaran kooperatif


Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a)
adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap
kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar. Strategi
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen),
sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

6. Strategi pembelajaran kontekstual CTL


7. Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajarankognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh sebab itu
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu
memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk
sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai
perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita
tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan
berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran
yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan
lingkungan keluarga. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada
situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan
siswa dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.

Metode Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, Metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran.
Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Lalu apa aja nih metode-metode pembelajaran yang bisa kita terapkan? Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:

1. ceramah;
2. demonstrasi;
3. diskusi;
4. simulasi;
5. laboratorium;
6. pengalaman lapangan;
7. brainstorming;
8. debat,
9. simposium,
10. dan sebagainya.

Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru ada
semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku teks. Porsi ini bisa sekitar
80 persen, baru sisanya semacam praktek di laboratorium, diskusi, demonstrasi. Memang
untuk beberapa mata pelajaran porsi-porsi metode pembelajaran berbeda-beda, misal ketika
mengajar pelajaran sejarah tentu saja guru lebih banyak menerangkan dab bercerita, berbeda
dengan pelajaran kesenian, guru akan sedikit menerangkan, siswa lebih banyak langsung
praktek.
Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bisa mengerti, untuk bisa
membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka berpatisipasi dengan
cara praktek di laboratorium, diskusi atau debat. Pokoknya mereka mengerti karena
keterlibatan mereka, biasanya jika mereka paham melalui proses ini akan lebih lengket di
kepala mereka dari pada mereka mengerti hanya dari ceramah guru semata.
Selain itu, saat ini para guru dituntut untuk memberikan metode pembelajaran yang
kreatif. Guru mungkin bisa menggunakan komputer dan proyektor untuk menampilkan dan
mendemonstrasikan pelajaran. Dengan dibantu visualisasi dan audio, biasanya pelajaran yang
didapat oleh para siswa akan lebih lekat di otak mereka. Mereka juga akan dengan senang
hati mendegarkan dan melihat penjelasan dari guru mereka.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pendekatan pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran
baku keberhasilan.

Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua
orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam
taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan
tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali
penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilahdesain


pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-
cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan
tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan
dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue
print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan
langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia,
para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru
(calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada
proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada
dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-
masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah
ada.

http://ekaelprida.blogspot.co.id/p/blog-page_4778.html

Macam Macam Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para
pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan
kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu
memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan,
efesien, dan efektif.
Berikut macam macam strategi pembelajaran:
a. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran
yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang
peranan yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara
tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi Ekspositori
tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.

c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan
tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
b. Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan
berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu
masalah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu
tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa
untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode eksperimen
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
b. Metode tugas atau resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Siswa diberi tugas guna
menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
c. Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih
mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.

d. Metode karya wisata


Teknik karya wisata adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa
kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu. Siswa diajak untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang
dikunjungi.
d. Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Karakteristik pembelajaran kontekstual:
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang
bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar
teman (learning in a group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama,
dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each
other deeply).
6) Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama
(learning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan(learning ask an enjoy
activity).
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode demonstrasi
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan
menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.
b. Metode sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku
yang berhubungan dengan masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada
siswa, sehingga siswa lebih paham

e. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu
metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.

f. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir


Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk
proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.

c. Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu
aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.

g.Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok


Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode karya wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat
atau objek yang dikunjungi.
c. Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal guna
melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d. Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna
menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.

h. Strategi Pembelajaran Afektif


Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif
dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu,
afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang
terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode tugas atau resitasi
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang
diberikan.
b. Metode latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah kemampuan
yang dimiliki tersebut.
Diposting oleh baGus Merta Hadi di 2:05 PM

http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala
sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru
tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan
dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori
pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran
yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta
efektif.

Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi/ metode/ teknik
pembelajaran/bimbingan yang up to date. Bila pengetahuan pengawas sudah ketinggalan, apa
lagi hanya mengandalkan pengalaman tanpa didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan
mandapatkan respek dari para guru yang dibinanya. Paling tidak, untuk jenjang pendidikan
dasar pengawas harus memahami garis besar strategi pembelajaran mata pelajaran utama
antara lain: matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.

Materi pelatihan ini dimaksudkan memberikan wawasan bagi pengawas dalam melaksanakan
tugas supervisi akademik di SD/MI.

B. Dimensi Kompetensi

Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir Diklat ini adalah dimensi
Kompetensi Supervisi Akademik.

C. Kompetensi yang Hendak Dicapai

Setelah mengikuti pelatihan ini pengawas diharapkan dapat membimbing guru dalam
memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang
dapat mengembangkan potensi siswa melalui mata-mata pelajaran yang relevan.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian hasil diklat ini adalah apabila pengawas dapat:

1. Memahami Hakikat Strategi Pembelajaran

2. Memahami Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran

3. Memilih dan Menggunakan Berbagai Strategi Pembelajaran

E. Alokasi Waktu

No.

Materi Diklat

Alokasi

1.

Memahami Hakikat Strategi Pembelajaran


2 jam

2.
Memahami Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran
2 jam

3.

Memilih dan Menggunakan Berbagai Strategi Pembelajaran


2 jam

F. Skenario

Perkenalan

Pejelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan skenario pendidikan dan
pelatihan strategi pembelajaran.

Pre-test

Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan strategi pembelajaran, melalui pendekatan


andragogi.

Penyampaian Materi Diklat:

Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan kembali


pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam
suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan
pelatih lebih sebagai fasilitator.

Diskusi tentang indikator keberhasilan pelatihan strategi pembelajaran.

Praktik pengembangan strategi pembelajaran.

6. Post test.

7. Refleksi bersama antara peserta dengan pelatih mengenai jalannya pelatihan.

8. Penutup

BAB II

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN


Pengertian Strategi Pembelajaran

Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas
dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan
pendidikan harus memiliki kemampuan untuk membantu guru dalam mengembangkan
strategi pembelajaran, serta dapat memilih strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particulareducational goal(J. R. David, 1976). Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.

Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang,
istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer
atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan
menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket
akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses
pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat
prestasi yang terbaik.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain
pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru,
widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan
dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi
penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran
disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan
mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan
strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari
satu konsep atau prosedur atau prinsip.

Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan
rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan
untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata
dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep
prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana
cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.

Strategi Penyampaian Pembelajaran.

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel

metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran


adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pelajar, dan (2) menyediakan informasi
atau bahan-bahan yang diperlukan pelajar untuk menampilkan unjuk kerja.

Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan


dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran
lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses
pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu
penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

B. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran

Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau
taktik dalam pembelajaran.

1. Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan
untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan
berbagai metode.
2. Pendekatan (Approach)

Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau
tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred
approaches)dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred
approaches).Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction),pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discoverydan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

3. Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan
efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan
siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan
pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.

4. Taktik

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik
sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah
dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda,
misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi
yang disampaikan mudah dipahami.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana
menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan
dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin
berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

C. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran

Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2) menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat
diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Newman dan Mogan strategi dasar
setiap usaha meliputi empat masalah masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan
menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang
memerlukannya.

2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk men-capai sasaran.

3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.

4. Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk
menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat strategi dasar tersebut bisa
diterjemahkan menjadi: (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku kepribadian peserta didik yang diharapkan; (2) memilih sistem
pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3)
memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya; dan (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar menga-jar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat
penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang
dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya
sesuai dengan yang diharapkan.

Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil
belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari
kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita
inginkan terjadi setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas,
misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar
mengajar tanpa sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan
yang pasti. Lebih jauh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti,
dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil
yang diharapkan.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep,
pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan
mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan
berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial
seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan
mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama
dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan
tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau kita menggunakan pendekatan
agama karena pe-ngertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas
ber-beda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara
pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.

Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup
keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode
mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang
berbeda hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.

Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai


pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-
tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah
dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lain. Apa yang harus dinilai dan
bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh guru.
Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari berbagai
segi. Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-
hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah raga,
keterampilan dan sebagainya atau dilihat dan berbagai aspek.

Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara dasar yang satu
dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan

Anda mungkin juga menyukai