Jantung terdiri dari empat ruangan yakni dua ruangan atas (hulu/atrium) dan dua
ruangan bawah (hilir/ventrikel). Dalam atrium kanan terdapat grup sel yang
dikenal sebagai sinus node. Sel sinus node berfungsi sebagai pemompa jantung.
Sinus node ini memproduksi dorongan (impuls) yang memulai setiap detak
jantung.
Biasanya, impuls akan melewati atrium terlebih dahulu dan melalui jalur yang
menghubungkan ruangan hati atas dan bawah yang dikenal sebagai
atrioventrikular node. Seiring dengan sinyal dorongan melewati atrium, mereka
akan berkontraksi, dan memompa darah dari atrium ke ventrikel. Seiring sinyal
dorongan melewati AV node melalui ventrikel, maka ventrikel akan mengalami
kontraksi, dan memompa darah ke seluruh tubuh.
Dalam fibrilasi atrium, dua ruangan atas jantung yakni atrium mengalami sinyal
elektrik yang kacau balau dan menyebabkan atrium bergetar. AV node koneksi
elektrik anatra atrium dan ventrikel dipenuhi dengan impuls yang berusaha
melewati ventrikel. Ventrikel juga berdetak secara cepat, namun tidak secepat
atrium. Kondisi AV node dapat diistilahkan dengan kemacetan di jalan.
Bayangkan banyak mobil yang berusaha melewati satu jalan pada saat yang
bersamaan.
Hasil akhir dari kondisi di atas ialah detak jantung yang cepat dan tidak
beraturan. Detak jantung ketika mengalami fibrilasi atrium bervariasi
antara 100 hingga 175 detakan per menitnya sedangkan detak jantung yang
normal ialah 60 hingga 100 detakan per menitnya.
sumber:
Lili Ismudiati Rilantono, dkk, Buku Ajar Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Gaya Baru, 2002, Jakarta
6. Mengapa ventrikular rate (110) lebih banyak dari frekuensi nadi (96kali/menit)?
Ada kelainan pada ventrikular rate, kontraksi ventrikular meningkat darah yang
dikeluarkan dari ventrikel lebih sedikit shg denyut nadi melemah .
Fibrosa berfungsi agar impuls tidak balik, disini ada fibrosis (kelainan dada fibrosa) ,
kontraksi ventrikel lemah, darah mengalirnya sedikit
Faktor Risiko
Umur. Semakin tua umur seseorang, maka semakin tinggi risiko untuk terkena
fibrilasi atrium.
Penyakit jantung. Individu yang memiliki penyakit jantung, seperti katup jantung
yang bermasalah, atau individu yang memiliki sejarah medis dengan serangan jantung
dan operasi jantung, mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena fibrilasi
atrium.
Tekanan darah yang tinggi. Tekanan darah yang tinggi, terlebih lagi apabila tekanan
darah tidak dikontrol dengan mengimplemenasikan gaya hidup sehat dan konsumsi
obat atau suplemen, akan meningkatkan risiko terkenanya fibrilasi atrium.
Kondisi medis yang kronis. Individu yang mengalami masalah dengan kelenjar
tiroid, gangguan tidur karena sulit bernapas, atau masalah medis yang cukup kronis
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkenal fibrilasi atrium.
Meminum alkohol. Untuk sebagian orang, meminum alkohol dapat menyebabkan
fibrilasi atrium. Konsumsi minuman keras (untuk pria lima gelas dalam dua jam dan
untuk wanita empat gelas dalam dua jam), dapat meningkatkan risiko terkena fibrilasi
atrium.
Sejarah medis keluarga. Sejumlah keluarga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
terkena fibriliasi atrium.
sumber:
lily I rilantono FKUI 5 rahasia penyakit KDV
diagnosis banding
sumber:
lily I rilantono 5 rahasia penyakit KDV FKUI
elektrofisiologis
AF terjadi karena adanya gangguan pada pembentukan dan konduksi impuls atrium
atau vena torakalis. terdapat beberapa teori mengenai terjadinya AF, yaitu:
1. mekanisme fokal, yaitu terdapat focus aritmia yang umumnya berasal dari vena
pulmonalis dekat perbatasan dengan atrium kiri yg menghasilkan impuls dengan
frekuensi tinggi. focus lain dapat berasal dari vena kava superior, sinus
koronarius dan atrium kanan.
2. multiple wavelet, yaitu terdapat beberapa wavelet (microreentry circuit) di
atrium yg melakukan impuls ke miokard atrium dengan pola yg sangat tidak
beraturan atau fibrilatorik. aliran impuls wavelets yg saling berinteraksi secara
chaos akan membentuk gelombang impuls lain terus menerus sehingga AF
menjadi menatap (sustained). akan tetapi, interaksi impuls wavelets itu pun
dapat saling mengalami collision, saling menghambat dan fusi yg cenderung
mengurangi jumlah wavelets. bila jumlah wavelet menjadi berkurang di bawah
aras kritis (critical level), maka AF akan berhenti.
sumber:
lily I. rilantono 5 rahasia penyakit KDV FKUI
terapi control irama belum menunjukan hasil yg lebih baik dalam hal penurunan mortalitas atau
kejadian tromboemboli dibandingkan dengan pendekatan ontrol laju.
sumber:
ACCF/AHA Pocket Guidelne. (2011). Management of Patients With Atrial Fibrillation. American:
American College of Cardiology Foundation and American Heart Association.
Irmalita, Nani, H., Ismoyono, Indriwanto, S., Hananto, A., Iwan, D., Daniel, P. L. T., Dafsah, A. J., Surya, D.,
Isman, F. (Ed). (2009). Standar Pelayanan Medik (SPM) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita Edisi III. Jakarta: RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
lily I. rilantono 5 rahasia penyakit KDV FKUI
14. Mengapa dokter menghitung stratifikasi resiko stroke dan tromboemboli serta
resiko perdarahan? Dan sebutkan score nya!
AF adalah faktor risiko kuat untuk kematian
dengan peningkatan 1,5-1,9 kali dalam
analisis Framingham.2 AF juga dihubungkan
dengan peningkatan 5 kali kejadian stroke
dan faktor penyebab dari 5% kejadian
emboli di serebral.
sumber:
journal of physicians of india
editor Dr. siddharth N. shah
Gejala Klinis
AF dapat simtomatik atau asimtomatik. Gejalanya sangat bervariasi tergantung dari
kecepatan dari ventricular, status fungsional yang mendasari, durasi AF, dan persepsi pasien
secara individual. Kebanyakan pasien AF mengeluhkan palpitasi, nyeri dada, dyspnea,
fatigue, sesak, short of breathness.
Atrial fibrilasi sering tanpa disertai gejala, tapi kebanyakan penderita mengalami palpitasi
(rasa berdebar-debar), rasa tidak nyaman di dada, atau dapat disertai gejala-gejala gagal jantung
(seperti rasa lemah, sakit kepala berat, dan sesak nafas), terutama jika denyut ventrikel yang sangat
cepat (sering 140-160 denyutan/menit). Pasien dapat juga disertai tanda dan gejala stroke akut atau
kerusakan organ tubuh lainnya yang berkaitan dengan emboli systemic.
sumber:
mapping
jantung berdebar
setelah aktivitas frekuensi nadi irreguler
aritmia
diagnosis
klasifikas
i
komplikasi
stratifikasi