Anda di halaman 1dari 7

SUPER KONDUKTOR

RESUME

JAMES CHRISTIANTO
155060300111006

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SUPER KONDUKTOR

PENGERTIAN
Super konduktor atau super konduktivitas merupakan material yang tidak memiliki tahanan
listrik/hambatan pada suhu tertentu/suhu kritis. Jika tidak ada hambatan listrik, maka arus akan
mengalir tanpa kehilangan energi, dengan begitu bahan super konduktor tidak akan panas dan
arus mengalir lebih cepat. Super konduktor sudah banyak di gunakan pada masa modern karena
lebih efisien dan lebih cepat, namun untuk membuat super konduktor diperlukan proses
pendinginan sampai mencapai suhu kritis bahan, dimana hal tersebut membutuhkan biaya yang
cukup tinggi.

SEJARAH
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda bernama Heike
Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes
berhasil mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 4 K. Kemudian pada tahun
1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin.
Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika didinginkan
dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah
hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ahli
ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir
dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan yang
lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut.
Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat
merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan
suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba
menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus menerus.
Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun 1933. Walter
Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak
medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan
magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang
kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan
tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus
material superkonduktor. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini
dikenal dengan istilah diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner.
Efek Meissner ini sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak
oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan
magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.

EFEK MEISSNER
Efek Meissner adalah peristiwa dimana super konduktor menolak medan magnet yang
mengenainya. Adanya efek Meissner ini maka super konduktor akan mengambang jika
diletakan di atas magnet atau sebaliknya.
TEORI BCS
Teori Berdeen, Cooper, dan Schrieffer atau disingkat BCS merupaka teori yang menjelaskan
super konduktor dalam kemampuanya untuk mengkonduksi listrik tanpa hambatan pada suhu
rendah. Teori ini memandang super konduktivitas sebagai sebuah efek mekanika kuantum. Dia
mengusulkan bahwa elektron dengan spin berlawanan dapat menjadi berpasangan,
membentuk pasangan Cooper. Jika terdapat 2 elektron dengan elektron satu yang berperan
menyerap phonon dan elektron dua memancarkan phonon virtual, maka elektron kedua akan
mendekati elektron pertama sehingga keduanya bergerak secara berpasangan karena gaya tarik
dari inti atom kisi yang lebih besar dari gaya tolak antar kedua eletron tersebut. Inilah yang
dimaksud pasangan Cooper.

Super konduktor memiliki 2 tipe :


1. Super konduktor tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer)
dijelaskan dengan menggunakan pasangan/Cooper. Pasangan elektron bergerak
sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif.
Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak
dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan
seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek
Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak
terlalu tinggi) oleh superkonduktor.

Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan


menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus-menerus menolak medan
magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-
tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal. Kebanyakan super konduktor tipe
satu merupakan unsur tunggal.

2. Super konduktor tipe 2


Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila
superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak
terjadi.

Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan
sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan
akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang
lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.

Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi unsur molybdenum


(Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium (In) atau
galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi merupakan larutan padatan.
BAHAN SUPER KONDUKTOR
Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike Kammerlingh Onnes
pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan
sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda..
Hal yang unik adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor
terbaik bukanlah suatu superkonduktor.

Suhu Kritis (Tc)


Tahun
No Bahan
Ditemukan
K
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973
Lanthanum barium Tembaga
7 28 1985
oksida
Yttrium barium tembaga
8 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)
125
Thalium barium kalsium
9 -
Tembaga oksida
10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

PENGGUNAAN SUPER KONDUKTOR


Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)
Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti kereta
supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev
Train, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan melayang,
maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan
dengan sangat cepat, sampai 343 mph (550 km/jam).
Kabel Listrik Super Efisien
Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan pendingin
nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus yang dapat
ditransmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel superkonduktor dapat
menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.

Generator Super Efisien


Suatu perusahaan amerika, American Superkonduktor Corp, diminta untuk memasang suatu
sistem penstabil listrik yang diberi namaDistributed Superconducting Magnetic Energy
Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3
MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan listrik.
Pemakaian superkonduktor pada generator meningkatkan daya keluaran dan memperkecil
dimensi serta berat daripada generator konvensional dengan daya yang sama. Hal ini sangat
menguntungkan bila diterapkan pada sistem tenaga listrik yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Superkonduktivitas

http://werden-forscher.blogspot.co.id/2013/04/apa-itu-superkonduktor.html

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100396563

http://iyusnurzamanfisikaupi.blogspot.co.id/2012/10/superkonduktor_1.html

https://zenosphere.wordpress.com/2014/09/14/physical-oddities-efek-meissner/

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_BCS

Anda mungkin juga menyukai