Anda di halaman 1dari 5

Nama : Huda Eka Nurdiyatmi

NIM : 1231400017

Tugas : Tugas 6

Judul Tugas Akhir dan Kajian Literatur

(Penataan Jalur Wisata Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta)

Kawasan Kota Tua Jakarta memang sudah menjadi tujuan masyarakat dari berbagai daerah
untuk berwisata. Lokasinya yang melintasi Jakarta Barat dan Jakarta Pusat memang startegis
untuk dikunjungi, jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Stasiun Kota menjadikan kawasan
kota lama Jakarta ini banyak dikunjungi. Kawasan Kota Tua Jakarta ini terdiri dari beberapa
bangunan diantaranya, Gedung Arsip Nasional, Museum Bank Indonesia, Museum Bank
Mandiri, Museum Wayang, Museum Fatahillah, Jembatan Tarik Kota Intan, dan masih
banyak lagi bangunan lainnya. Walaupun Kawasan Kota Tua ini sering dikunjungi banyak
orang namun penataan jalur wisatanya masih belum rapih dan tertata, pedestrian yang
digunakan sebagai jalur pejalan kaki masih digunakan oleh pedagang kaki lima (PKL) dan
masih ada jalur yang tidak terpakai.

Sesuai dengan judulnya maka diperlukan beberapa penataan jalur dikawasan wisata ini agar
pengunjung bisa menikmati kawasan bersejarah ini secara menyeluruh. Penataan jalur ini
akan dibagi menjadi beberapa ruang yang memiliki hubungan pada setiap ruangnya
(linkage), yaitu ruang inti dan ruang pelayanan. Pada ruang inti, nantinya akan berisi
mengenai atraksi wisata, seperti adanya bangunan-bangunan bersejarah yang akan
memanjakan mata pengunjung dengan desain asritektur zaman belanda, selain itu akan
terdapat juga beberapa atraksi hiburan atau budaya yang bisa menghibur para pengunjung.
Selanjutnya ruang pelayanan, pada ruang ini akan ada pintu masuk kawasan dan tempat
perdagangan dan jasa. Tentunya untuk menghubungkan ruang-ruang tersebut dibutuhkan
jalur berupa pedestrian yang dibuat menyusuri atau terhubung dengan bangunan-bangunan
bersejarah dari tahun yang paling lama hingga yang paling baru sehingga pengunjung bisa
merasakan seperti berada di lorong waktu jika berjalan menyusuri kawasan ini.

Kajian literature yang digunakan untuk judul tugas akhir tersebut adalah:

1. Pengertian Pariwisata
a. Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
disebutkan bahwa pariwisata merupakan:
Bahwa keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan
modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan
1945.
Bahwa kebebasan melakukan perjalanan dan memanfaatkan waktu luang
dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi manusia;
Bahwa kepariwisataan merupakan integral dari pembangunan nasional
yang dilakukan secara sistematis, terencana terpadu, berkelanjutan dan
bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap
nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan
mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional
b. Menurut Ahli
Menurut Yoeti,2008 pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan
maksud bukan berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

2. Konsep Wisata Kota


Konsep wisata yang berada di kota terdiri dari:
a. Tourist-historic city (kota wisata sejarah)
Kota sejarah sebenarnya sudah mulai berkembang sejak abad ke-16 (Ashworth dan
Tunbridge, 1990: 9), sedangkan konsep kota sejarah sebagai sumber daya pariwisata
berkembang seiring dengan perkembangan pariwisata perkotaan (Ashworth dan
Tunbridge, 1990: 57). Konsep kota wisata sejarah merupakan konsep pariwisata
perkotaan yang menjadikan sejarah sebagai daya tarik wisatanya. Komponen-
komponen dari kota wisata sejarah ini antara lain lingkungan dengan arsitektur
sejarah dan morfologi perkotaan, even sejarah dan akumulasi artefak budaya,
keberhasilan artistik yang merupakan bahan baku dari konsep ini (Ashworth dan
Tunbridge, 1990: 72). Konsep pariwisata perkotaan ini harus memperhatikan upaya-
upaya konservasi terhadap peninggalan sejarah di kota. Penentuan jenis kegiatan
wisata sejarah dan segmen pasar wisatawan yang akan dituju harus disesuaikan
dengan karakteristik dan sifat peninggalan sejarah yang dijadikan daya tarik wisata
(Ashworth dan Tunbridge, 1990: 72).

b. Cultural city (kota budaya)


Konsep kota budaya seringkali diidentikkan dengan kota sejarah atau kota heritage.
Konsep kota budaya jauh lebih luas dibandingkan dengan kota sejarah atau heritage.
Komponen-komponen kota yang menjadi daya tarik wisata utama bagi kota-kota
budaya adalah: 1) museum dan wisata heritage, 2) distrik-distrik budaya (pecinan,
kampong arab), 3) masyarakat etnis, 4) kawasan hiburan, 5) wisata ziarah, 6) trail
sastra (Evans dalam Richards dan Wilson, 2007: 61). Sama dengan konsep tourist-
historic city, pengembangan konsep cultural city juga sarat dengan upaya konservasi
asset budaya, tangible maupun intangible. Pada konsep kota budaya ini, wisatawan
memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat budaya di kota.

3. Teori dasar Linkage


Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu
dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu
dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang
terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan
pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan bagian-bagian kota dan
disain spatial datum dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa:
site line, arah pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge). Yang
secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam sebuah lingkungan
spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang
berbeda, salah satunya adalah linkage visual.
Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu
kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala.
Pada dasarnya ada 2 pokok perbedaan antara linkage visual, yaitu:
Yang menghubungkan dua daerah secara netral,
Yang menghubungkan dua daerah, dengan mengutamakan satu daerah

Lima elemen linkage visual, merupakan elemen yang memiliki ciri khas dan
suasana tertentu yang mampung menghasilkan hubungan secara visual, terdiri dari:

Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa
(bangunan atau pohon).
Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang
membentuk sebuah ruang.
Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu massa. Mirip dengan elemen
garus namun sisi bersifat tidak langsung.
Sumbu: mirip dengan elemen koridor , namun dalam menghubungkan dua
daerah lebih mengutamakan salah satu daerah saja.
Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang
4. Sistem jalur pejalan kaki sebagai penerapan linkage
Jalur pedestrian merupakan bagian penting dalam memberikan kenyamanan bagi
pengunjung untuk bisa menikmati bangunan bersejarah yanga ada pada kawasan
wisata kota tua yang saling terhubung. Jalur pedestrian dibuat pada sepanjang jalur
yang memiliki spot-spot wisata bersejarah dari tahun yang paling lama hingga yang
baru. Kriteria fisik jalur pedestrian ini adalah dengan lebar efektif minimum 2 m.
selain itu kebebasan ruang dari permukaan trotoar adalah 2,5 m dan penyediaan
utilitas sebesar 0,6 m. Jalur pejalan kaki juga harus didukung dengan fasilitas
penunjang seperti fasilitas penyebrangan, jembatan, fasilitas tempat pemberhentian
untuk beristirahat bisa disediakan bangku disepanjang pedestrian dengan jarak
tertentu antar bangkunya dengan kebutuhan ruang selebar 0,6-2 m.

Aspek yang akan diambil dalam pembahasan adalah:

a. Aspek pariwisata yang terdiri dari, wisatawan, masyarakat setempat, penyedia jasa,
sajian wisata, dan keterkaitan antar spot wisata.
b. Aspek penataan spot wisata, yang terdiri dari bangunan dan ruang luar.
c. Aspek jalur pedestrian penghubung antar spot, yang terdiri dari kenyamanan,
kesesuaian, dan keramahan.

Anda mungkin juga menyukai