Anda di halaman 1dari 3

Nama : Misael Satrio Tanggal Kegiatan: 28 September 2016

NPM : 1506746140 Paraf Asisten:

Kelompok : 3

I. Outline
a. Potensiometri: Definisi, Fungsi, dan Cara Kerja
b. Elektrode Referensi dan Indikator dalam Potensiometri
II. Pembahasan
a. Potensiometri

Potensiometri merupakan salah satu metode analisis elektrokimia yang


sering digunakan. Dasar dari sistem potensiometri adalah sel Volta yang diberikan
voltmeter untuk dilakukan pengukuran tegangan, di mana tegangan ini juga
disebut beda potensial dalam kelistrikan. Potensial yang dihasilkan dari reaksi
kimia ini dapat dihitung dari persamaan Nernst, dengan potensial reduksi standar

(E0) yang dibuktikan secara empiris pada suhu 25oC. Pada persamaan ini,
F=konstanta Faraday (96485 C/mol), R = konstanta gas ideal (8,314 J/k.mol), T =
suhu mutlak (Kelvin), n = mol elektron yang terlibat dalam reaksi, [Ox] adalah

Metode potensiometri dilakukan berdasarkan pengukuran potensial dari


elektrode pada sel elektrokimia. Analisis ini dilakukan dengan elektrode referensi,
elektrode indikator, dan larutan analit, dengan asumsi
tidak ada arus yang keluar dari sistem (sistem tertutup).
Kedua elektrode dirangkai seperti membuat sel
elektrolisis tetapi dengan mengganti kabel biasa dengan
kabel voltmeter, lalu dituang larutan analit. Elektrode
referensi (biru) adalah elektrode yang potensialnya
tidak dipengaruhi perubahan suhu dan konsentrasi ion
larutan analit. Sementara itu elektrode indikator (hijau)
haruslah peka terhadap perubahan yang terjadi pada
larutan analit. Jembatan garam digunakan untuk
menghindari percampuran antara elektrode referensi
dan larutan, tetapi keberadaan jembatan ini juga
menghasilkan potensial liquid junction yang
membuat pengukuran di voltmeter mengalami
penyimpangan.

Fungsi metode potensiometri yang umum adalah untuk mengetahui


konstanta dan karakteristik dari larutan, seperti titik kesetimbangan titrasi/akhir
dari titrasi volumetrik, kalibrasi, pengukuran pH, identifikasi komponen dalam
larutan, pengukuran konstanta asam basa, dan lain-lain. Metode potensiometri
banyak dipilih karena harganya murah dan tidak mengakibatkan perubahan berarti
pada senyawa.

b. Jenis Elektrode Referensi dan Indikator


Elektrode referensi harus sudah diketahui seakurat mungkin Eref , di mana
potensial referensi ini tidak dipengaruhi konsentrasi analit dan ion lain dalam
larutan. Sementara itu, elektrode indikator memiliki potensial yang peka terhadap
perubahan pada larutan analit. Akan tetapi, elektrode indikator pun belum ada
yang benar-benar selektif dalam respon terhadap larutan analit.
Elektrode referensi yang banyak digunakan dan dijual di pasaran adalah
Calomel/SCE (Hg2Cl2) dan Perak Klorida (AgCl), keduanya menggunakan KCl
sebagai jembatan garam. Hidrogen yang memiliki potensial standar 0 sangat
jarang digunakan karena penanganan gas ini lebih sulit, meskipun memang ada
elektrode yang dinamakan SHE (Standard Hydrogen Electrode) dengan
penambahan Pt pada sisi oksidator.
Notasi sel untuk elektrode referensi adalah seperti berikut:
Hg |Hg2Cl2(jenuh), KCl(x M)i
Ag(s) | AgCl (jenuh), KCl (x M) ||
Elektrode indikator terbagi menjadi tiga jenis: logam, membran, dan
transistor yang peka terhadap perubahan ion (ISFET). Elektrode logam terbagi
menjadi logam murni/unsur, garam logam, dan
elektrode inert. Elektrode logam murni yang banyak
digunakan adalah Cu, elektrode jenis kedua juga bisa
berupa AgCl, sementara elektrode inert yang umum
adalah platina.
Elektrode indikator membran, juga disebut elektrode p-ion karena
datanya muncul dalam perhitungan logaritma, adalah elektrode yang umum
dilakukan untuk mengetahui pH larutan. Elektrode membran yang lebih umum
adalah elektrode kaca, berupa kaca pada ujung tabung yang sensitif terhadap pH.
Kaca khusus yang banyak digunakan adalah Corning 015 Glass dengan bahan
baku utama silikat. Kaca ini harus dimasukkan ke air dulu sebelum digunakan,
karena jika kering, kaca ini tidak dapat peka lagi terhadap pH. Jika
penggunaannya benar, membran ini akan bereaksi sebagai berikut.

Membran juga dapat berupa cairan seperti kalsium


alkil fosfat, berupa detektor gas, dan berupa kristal seperti
Ag2S. Sensitivitas membran cair lebih tinggi dari membran
kaca, juga lebih aman untuk biomolekul, sehingga banyak
digunakan untuk analisis fisiologi. Membran detektor gas
digunakan untuk menentukan komposisi gas dalam suatu
campuran. Membran kristal garam diperlakukan sama
seperti membran kaca dan digunakan karena beberapa
membran ini lebih murah dan mudah didapat. Membran
yang umum adalah campuran PbS, CdS, CuS, dan Ag2S.
Tipe elektrode terakhir adalah ISFET, yaitu semikonduktor sensitif yang
juga disebut metal oxide field effect transistor (MOSFET) yang umum digunakan
di dalam perangkat komputer. ISFET banyak digunakan karena ukuran kecil, inert,
respons cepat, dan impedansi elektrik rendah.

III. Daftar Pustaka


a. Harvey, David. Modern Analytical Chemistry.
b. Skoog, Douglas A., dkk. 20 Fundamentals of Analytical Chemistry 9E. 2013:
Cengage Learning.
c. http://www.academia.edu/4640297/POTENSIOMETRI
d. http://tera.chem.ut.ee/~koit/arstpr/pot_en.pdf

Anda mungkin juga menyukai