Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fluidisasi


Fluidisasi merupakan operasi dimana partikel padat ditransformasikan
menjadi seperti fluida melalui suspensi dalam gas atau cairan. Pada laju alir yang
cukup rendah butiran padatan akan tetap diam karena gas hanya mengalir melalui
ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut.
Keadaan yang demikian disebut unggun diam.
Kalau laju alir kemudian dinaikkan akan sampai pada satu keadaan dimana
unggun padatan akan terpisah satu sama lain sehingga dapat bergerak dengan
lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini disebut hidrostatik.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus,
perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan
plastik pada permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensasi bahan yang dapat mengalami sublimasi,
adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih banyak aplikasi
lain.

2.2 Fenomena Fluidisasi


Fenomena - fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel
padatan tetap diam.

Gambar 2.1 Unggun Diam


2. Fenomena minimum or incipient fluidization, terjadi ketika laju alir fluida
mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada
kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.

Gambar 2.2 Unggun terfluidakan

3. Fenomena smooth or homogenously fluidization, terjadi saat kecepatan


dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun
sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.

Gambar 2.3 Fenomena smooth or homogenously fluidization

4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung


gelembung pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak
homogen.

Gambar 2.4. Fenomena bubbling fluidization


5. Fenomena slugging fluidization, terjadi ketika gelembung - gelembung
besar yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel - partikel
padat. Pada kondisi ini terjadi penolakan sehingga partikel-partikel padat seperti
terangkat.

Gambar 2.5. Fenomena slugging fluidization

6. Fenomena chanelling fluidization, terjadi ketika dalam unggun partikel


padatan terbentuk saluran - saluran seperti tabung vertikal.

Gambar 2.6. Fenomena chanelling fluidization

7. Fenomena disperse fluidization, terjadi saat kecepatan alir fluida


melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian
partikel akan terbawa aliran fluida dan berekspansi mencapai nilai maksimum.

Gambar 2.7. Fenomena disperse fluidization


Fenomena fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh factor
faktor berikut:
a. Laju alir fluida dan jenis fluida
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel
c. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
d. Porositas unggun
e. Distribusi aliran
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun

Faktor factor diatas merupakan variabel variabel dalam proses


fluidisasi yang akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut. Pada
praktikum fluidisasi ini fluida yang digunakan adalah udara tekan , butiran padat
yang akan difluidisasikan juga dapat bervariasi seperti butiran batu bara pasir dsb.
Ukuran partikel juga divariasikan dengan mengatur ukuran partikel melaalui
proses pengayakan. Dengan mesh tertentu. Densitas partikel dapat juga bervariasi
dengan mencampurkan partikel - partikel baik yang berbeda ukuran maupun
berbeda jenis. Selain itu variasi juga dapat dilakukan pada tinggi unggun. Dalam
praktikum ini dapa teramati fenomena - fenomena fluidisasi secara visual. Dari
hasil pengukuran tekanan dan laju alir fluida dibuat kurva karakteristik fluidisasi.

Pressure Drop
Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya pressure drop di dalam unggun padatan yang terfluidakan. Hal ini
mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan
besarnya energi yang diperlukan juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan
unggun selama operasi berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam
unggun terfluidakan:

Pressure Drop damal Unggun Diam


Korelasi matematik yang menggambarkan hubungan antara hilang tekan
dan dengan laju alir fluida dalam suatu system unggun diam diperoleh pertama
kali pada tahun 1922 yaitu dengan menggunakan bilangan bilangan tak
berdimensi. Untuk aliran laminar dengan kehilangan energy terutama disebabkan
oleh gaya viscous.

.. 2

= 3
.......................................................................................... (1)

Dimana:


= Pressure drop persatuan panjang / tinggi unggun
= gravitasi buni
= Viskositas fluida

Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan persatuan volume unggun)


dihitung dari korelasi berikut:
6(1)
=
............................................................................................... (2)

Sehingga persamaan tersebut menjadi:


36...(1)2
= ................................................................................. (3)
2 .3

Atau
..(1)2
= ..................................................................................... (4)
2 . 3

Persamaan ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny (1927) denngan


mengasumsikan bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekivalen dengan
kumpulan saluran saluran lurus yang parallel mempunyai luas permukaan .
Untuk aliran turbulen pressure drop digambarkan sebagai gabungan dari viscous
losses dan kinetic energy loss.

(1)2 (1)2 2
= 1 + 2 .......................................................... (5)
2 .3 2 . 3

Pada keadaan ekstrim yaitu bila:


a. Aliran laminer (Re < 20) kinetic energy losses dapat diabaikan sehingga
(1)2

= 150 2 . 3
......................................................................... (6)

b. Aliran turbulen (Re > 1000), viscous losses dapat diabaikan sehingga
(1)2 . 2

= 1,75 2 . 3
................................................................... (7)
Pressure Drop pada Unggun Terfluidakan
Pada unggun terfluidakan persamaan yang menggambarkan hubungan P/L
dan U biasanya digunakan peersamaan Ergun yaitu:

(1)2 (1)2 . 2

= 150 2 .3
+ 1,75 2 . 3
........................................... (8)

adalah prositas unggun pada keadaan terfluidakan, pada keadaan ini dimana
partilel partikel zat padat seolah olah terapung di dalam fluida sehingga terjadi
kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya apung dari fluida disekeliling
gaya seret oleh fluida yang naik = berat partikel gaya apung atau pressure drop
pada unggun x luas penampang = volume unggun x fraksi zat padat x densitas zat
padat densitas fluida

. = (. )(1 )(. ) ........................................................... (9)



= (1 )(. ) ........................................................................ (10)

Kecepatan Minimum Fluidisasi


Yang dimaksud dengan kecepatan minimum fluidisasi (dengan notasi Vnf)
adalah kecepatan superficial fluida minimum dimana fluidisasi mulai terjadi.
Harganya didapat dengan mengkombinasikan persamaan ergun dengan neraca
massa terfluidisasikan menjadi :
(1) .. 1,75 . 3 . ()
150 3 .
+ 3 .
2 = 2
................... (11)

Untuk keadaan ekstrim yaitu:

Aliran Laminer (Re<20) kecepatan fluidisasi minimum adalah

2 () 3
= 150 (1)
.................................................................... (12)

Aliran turbulen (Re>1000) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:

()
= 1,75
3 ...................................................................... (13)

Karakteristik Unggun terfluidalakan

Evaluasi parameter - parameter dalam peristiwa fluidisasi

Densitas partikel dan bentuk partikel



=
................................................................ (14)

(1)2 (1)

= 150 2 .3 ()
. (.)2 + 1,75 .3
. (.) 2 ............. (15)

Porositas Unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong didalam ruang unggun yang

secara matematik ditulis =
DAFTAR PUSTAKA

Aprilasani, Z. 2011. Laporan praktikum Teknik Kimia IV Flidisasi. Jurusan


Teknik Kimia Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta:
Jakarta.
Widayati. 2010. Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta:
Yogyakarta.
Reza, K.A. Dkk. 2013. Review Pengaruh Hidrodinamika Pada Fluidized Bed
Dryer. Jurusan Teknik Kimia Fkultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai