Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Ethikos yang berati timbul dari
kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab. Etika
berkaitan erat dengan perkataan moral yang berarti juga dengan adat kebiasaan atau
cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral memiliki pengertian yang
hampir sama, namun dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baikdan buruk serta mempengaruhi sikap
seseorang.dalam menjalani suatu pekerjaan etika dan moral sangat dibutuhkan agar
dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan
suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk
profesi itu.Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh
masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu.
Menurut Kaiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) Etika profesi merupakan
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap

1
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Menurut (Anang Usman, SH., MSi.)Etika profesi adalah sebagai sikap hidup
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan
terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi
yang seksama,
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi serta mempelajari penerapan
prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia.Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang
telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi
dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).Etika profesi
memilikikonsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau
lingkup kerja tertentu
Analis kesehatan merupakan salah satu profesi yang berkerja pada sarana
kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan yaitu pemeriksaan ,pengukuran
,penetapan,dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia ,untuk tujuan
penetapan diagnosa. seorang analis harus memiliki keterampilan dan tanggung jawab
yang besar agar nantinya mereka dapat berhati-hati dalam megerjakan suatu sampel
sehingga mereka dapat mempertanggung jawabkan sampel tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Etika profesi sebagai analis kesehatan dalam melakukan pemeriksaan tentang
pemeriksaan glukosa darah agar tidak terjadinya kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan,pengukuran dan pengujian untuk menegakkan diagnosa.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui etika profesi sebagai analis kesehatan dalam melakukan
pemeriksaan glukosa darah agar tidak terjadinga kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan,pengukuran,dan pengujian untuk menegakkan diagnosa.

2
1.4 Manfaat
Mamengetahui etika profesi sebagai analis kesehatan dalam melakukan
pemeriksaan glukosa darah agar tidak terjadinga kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan,pengukuran,dan pengujian untuk menegakkan diagnosanfaat

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Profesi
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos,
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat
dengan perkataan moral yang berarti juga dengan adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-
hal tindakan yang buruk. Etika dan moral memiliki pengertianyang hampir sama,
namun dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas
untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang berlaku.
Menurut Kaiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) Etika profesi merupakan
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Menurut (Anang Usman, SH., MSi.) Etika profesi adalah sebagai sikap hidup
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan
terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi
yang seksama.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan
suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk
profesi itu.Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh
masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan

4
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang
harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa
pekerjaan dan profesi adalah sama.

2.2 Pengertian Kode Etik Profesi


Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai
atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik
agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Adapun fungsi dari Kode Etik adalah untuk mencegah campur tangan pihak
luar/pihak ketiga lain dari luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profes ,memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesional yang digariskan dan juga merupakan sarana kontrol sosial bagi
profesi yang bersangkutan.Ketika berbicara soal Etika Profesi dan Kode Etik,
rasanya kurang pas jika tidak ada prinsip Etika Profesi. Karena semua harus punya
prinsip, prinsip dasar dari etika yaitu tanggung jawab, kerahasiaan, pelayanan,
konsisten, keadilan dan kompetensi.

2.3 Kasus Tentang Etika Profesi


Contoh kasus
Kekecewaan dari hasil pemeriksaan laboratorium
Ini merupakan peristiwa terhadap ayah saya.karena itulah saya ingin
menjumpai pihak rumah sakit terkait cerobohnya petugas laboraorium dirumah sakit

5
tersebut.pada kasus ini saya sulit melakukan pembenaran atas kesalahan yang
dilakukan oleh petugas laboratorium dirumah sakit tersebut.masalah itu terkait
dengan pemeriksaan darah terhadap ayah saya muhammad ali.ayah saya tidak sedang
dalam menderita penyakit yang serius atau membahayakan,tapi saya ingin
mengetahui apakah ayah saya mengidap penyakit diabetes millitus.
Dihari yang sama dokter meminta kepada ayah saya untuk berpuasa selama
10 jam sebelum dikalukan pemeriksaan darah.puasa dimulai dari jam 22:00 hingga
jam 08:00.selama perpuasa dokter meminta kepada ayah saya selama berpuasa untuk
tidak melakukan aktifitas fisik yang berat dan merokok ,namun tetap diperbolehkan
untuk minum air putih. Pagi sekitaran jam 08:00 darah ayah saya diambil oleh
petugas laboratorium dirumah sakit tersebut dan hasil pemeriksaan laboratorium saya
terima sore harinya sekitaran jam 16:15 .saya langsung melihat hasilnya.saya sangat
terkejut saat melihat hasil pemeriksaannya.kadar glukosa darah mencapai 200 mg/dl
sedangkan kadar normalnya 70-130 mg/dl.dan saya langsung mencari tau apa makna
dari tingginya kadar glukosa darah,apa mungkin ayah saya menderita Diabetes
millitus,sedangkan ayah saya baik baik saja dan tidak terlihat gejala gejala bahwa
ayah saya menderita Diabetes millitus.
Saya merasa sangat tidak puas terhadap hasil tersebut,karena ketidakpuasan
ini saya ingin melakukan pemeriksaan ulang di laboratorium lainnya.setelah saya
melakukan pemeriksaan ulang terhadap ayah saya dan ternyata hasilnya sangat jauh
berbeda,pada pemeriksaan kedua kadar glikosa darah ayah saya normal.ini sangat
membuat saya dan ayah saya bingung.dan keesokan harinya ketika saya ingin
menjumpai petugas rumah sakit yang sebelumnya saya melakukan pemeriksaan ,saya
menerima telpon dari rumah sakit tersebut dan meminta saya agar segera kesana dan
menjumpai petugas rumah sakit tersebut.saya dan ayah saya langsung kesana dan
menanyakan mengenai kadar glukosa darah yang sangat tinggi.namun tidak ada
tanggapan dari petugas rumah sakit tersebut,saya mendesak mereka untuk menjawab
namun mereka tetap mengelak dan berkilah macam macam.hingga akhirnya datang
dokter dan menjelaskan perihal kadar glukosa yang sangat tinggi,dokter itu
menjelaskan bahwa terjadi kesalahan petugas laboratorium yaitu sampel yang diuji
tertukar dengan sampel yang lain,dan dokter meminta maaf dengan sebesar besarnya

6
atas kesalahan ini.dokter meminta agar ayahsaya untuk melakukan pemeriksaan
ulang.

2.4 Penjelasan Kasus


Kasus tersebut adalah salah satu contoh agar nantinya seorang analis harus
memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang besar agar nantinya mereka dapat
berhati-hati dalam megerjakan suatu sampel sehingga mereka dapat
mempertanggung jawabkan sampel tersebut. Sehingga tidak ada lagi kasus lainnya
dikemudian hari. Hal ini juga sudah sepatutnya menjadi pelajaran bagi profesi analis
kesehatan untuk lebih berhati-hati dan lebih teliti. Sama halnya dengan rumah sakit,
rumah sakit adalah kehidupan ideal bagi orang-orang yang punya jiwa kemanusiaan,
rasa sosial dan kemasyarakatan yang tinggi.
Oleh karena itu profesi di bidang pelayanan jasa medis apapun bentuk
profesinya (Rumah Sakit padat profesi) baik yang berprofesi sebagai staf medis
(dokter), staf paramedis (perawat / bidan) dan staf penunjang medis lainnya seperti
analis kesehatan, apoteker, analis gizi, fisioterapi, radiographer adalah salah satu dari
sekian banyak jenis pekerjaan yang dianggap mulia. Begitu banyak pengetahuan
medis yang telah disumbangkan ilmuwannya dalam rangka upaya penyembuhan,
penyelamatan dan pemulihan kesehatan umat manusia.
Dan hal ini seringkali klimaks dan atau antiklimaksnya berakhir di Rumah
Sakit, berhasil atau sebaliknya gagal. Namun alangkah naifnya jika profesi dibidang
kesehatan lebih banyak muatan komersialnya dari pada muatan pelayanan sosial
kemasyarakatan, simplenya dua-duanya harus seimbang antara pelayanan sosial
kemasyarakatan dengan bisnis dan keuntungan.

2.5 Standar Operasional Prosedur Pelaporan Hasil


Standar operational prosedur (SOP) untuk pelaporan/penulisan hasil
laboratorium harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Form hasil pemeriksaan dalam keadaan bersih.
2. Tidak ada kesalahan cetak.
3. Hasil laboratorium ditulis dengan jelas.

7
4. Diberikan dalam keaadan masih tersegel.
5. Hasil pemeriksaan harus memiliki rekaman dokumen yang dapat disimpan
sebagai pembuktian.
6. bukti pengambilan hasil harus tertelusur untuk menghindari kesalahan dalam
pemberian hasil pasien.
Pelaporan hasil laboratorium juga sangat dipengaruhi oleh 2 proses yaitu :
1. Verivikasi hasil
Verivikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra-
analitik,analitik sampai pasca analitik.setiap tahapan tersebut harus dipastikan
selaluberpedoman sama mutu sesuai dengan bakuan mutu yang ditetapkan.
2. Validasi Hasil
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas
hasil pemeriksaan yang telah diproses melalui pemeriksaan ulang oleh
laboratorium rujukan. Validasi dapat mencegah keraguan-keraguan atas hasil
laboratorium yang dikeluarkan.

2.6 Etika profesi Analis Kesehatan


Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
- Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan
terlatih)
- Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
- Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
dilakukan
Kewajiban Terhadap Profesi
- Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi,
menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
- Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan
perkembangan ilm

8
Pengetahuan dan teknologi.
- Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur
operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
- Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi.
Kewajiban Terhadap Pekerjaan
- Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
- Amanah serta penuh integritas
- Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
- Penuh semangatdan pengabdian
- Kreatif dan tekun
- Menjaga harga diri dan jujur
- Melayani dengan penuh kerendahan hati
Kewajiban Terhadap Rekan
- Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang
berlaku
- Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
- Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan
teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk
menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.
Kewajiban Terhadap Pasien
- Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan
pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
- Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai
jasa, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
- Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang
lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
KewajibanTerhadap Masyarakat
- Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan
profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan
kepentingan masyarakat.

9
- Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-
norma yang berkembang pada masyarakat.
- Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk
dapat melindungi kepentingan masyarakat.
Langkah Menuju Profesional
- Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip
namun tidak kaku)
- Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
- Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)
Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
- Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil
pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
- Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan
- Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan
pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi
lain)
- Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat
dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya
atau keragu-raguan
- Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien,
klinisi, dan profesi lain)ka Profesi Analis Kesehaan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Etika profesi merupakan sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
- Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi professional.
- Kasus tersebut adalah salah satu contoh agar nantinya seorang analis harus
memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang besar agar nantinya mereka
dapat berhati-hati dalam megerjakan suatu sampel sehingga mereka dapat
mempertanggung jawabkan sampel tersebut.
- Kesalahan penulisan hasil laboratorium berakibat fatal karena menyebabkan
kesalahan dalam diagnosa oleh dokter.

3.2 SARAN
Sebagai tenaga kesehatan terutama analis kesehatan harus memahami dan
menerapkan etika profesi,kode etik profesi dan standar operasional prosedur agar
tidaak terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan sampel,pelaporan hasil dan
pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://csagboyz.wordpress.com
http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.co.id/2013/06/etika-profesi-analis-
kesehatan.html
http://cyberlawncrime.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-etika-kode-etik-dan-
fungsi.html
https://id.scribd.com/document/340588025/8-1-2-1-Sop-Permintaan-
Pemeriksaan-Laboratorium-Penerimaan-Pengambilan-Dan-Penyimpanan-
Spesimen

12

Anda mungkin juga menyukai