3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Abstrak
Pengelolaan persediaan merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan manufaktur. Proses
pengelolaan persediaan yang baik dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat menghasilkan
kondisi yang efisien. PT. Cakra Guna Cipta adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi rokok. Proses
pengadaan bahan baku dilakukan dengan pemesanan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan
minggunan.Untuk mengantisipasi kenaikan permintaan, jumlah bahan baku yang dipesan dilebihkan dari
jumlah bahan baku yang dibutuhkan. Kondisi ini, berdampak pada tingginya biaya simpan dan biaya
persediaan yang ditanggung oleh perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah meminimasi biaya persediaan
dengan cara menurunkan tingkat persediaan. Pendekatan just in time digunakan untuk menurunkan tingkat
persediaan. Rancangan pengelolaan persediaan dengan pendekatan just in time dilakukan dengan
perancangan sistem pengiriman milk run, pembuatan rencana persediaan, dan perhitungan biaya
persediaan. Dari hasil penerapan just in time didapat penurunan biaya simpan dari semula Rp
12.293.170,38 menjadi Rp 2.312.534,34 dan kenaikan biaya order dari semula Rp 51.600 menjadi Rp
982.120.
443
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
dalam pabrik adalah memproduksi sigaret kondisi dimana barang dipesan dengan
keretek tangan (SKT) dan sigaret keretek mesin lot/ukuran yang kecil dengan frekuensi
(SKM). SKT merupakan tipe rokok yang pelayanan yang tinggi.
diproduksi secara semi otomatis atau
pengerjaan dilakukan oleh manusia dengan Tabel 1. Data Persediaan dan Kebutuhan Oktober
bantuan mesin. SKM merupakan tipe rokok s/d Desember 2013
Bahan Persediaan
yang diproduksi secara otomatis menggunakan Bulan
Baku
Persediaan Kebutuhan
Berlebih
mesin. Dalam memproduksi rokok, bahan baku Ambri 137.047.660 75.897.600 61.150.060
Filter 118.612.900 75.897.600 4.2715.300
yang digunakan terdiri dari dua jenis bahan Etiket12 5.259.800 3.505.600 1.754.200
baku yaitu bahan baku utama dan bahan baku Etiket16 3.921.370 2.114.000 1.807.370
Opipi12 5.521.240 3.505.600 2.015.640
penolong. Bahan baku utama dalam pembuatan Opipi16 4.009.000 2.114.000 1.865.020
rokok SKM terdiri dari cengkeh, tembakau, dan Okt Slop12 545.580 350.560 195.020
2013 Slop16 402.139 211.400 190.739
saos. Sedangkan bahan baku penolong dalam Ball12 50.046 35.056 14.990
pembuatan rokok SKM terdiri dari amri, etiket, Ball16 40.205 21.140 15.065
Carton
opipi, filter, slop, ball, dan carton box. Salah box 12
11.259 8.764 2.475
satu perbedaan bahan baku utama dengan bahan Carton
7.880 5.285 2.595
box 16
baku penolong yaitu perlakuan yang diberikan Ambri 133.054.060 67228800 65.825.260
kepada bahan baku tersebut dalam melakukan Filter 85.775.300 67228800 18.546.500
Etiket12 4.678.200 3058400 1.619.800
pengendalian persediaan. Persediaan bahan Etiket16 3.871.370 1908000 1.963.370
baku utama dilakukan dengan menyimpan Opipi12 5.245.640 3.058.400 2.187.240
Opipi16 3.930.020 1.908.000 2.022.020
bahan baku dalam jumlah yang banyak untuk Nov Slop12 503.020 305.840 197.180
digunakan dalam kurun waktu tahunan. Hal ini 2013 Slop16 387.139 190.800 196.339
Ball12 44.990 30.584 14.406
dikarenakan sifat bahan baku yang semakin Ball16 33.065 19.080 13.985
lama disimpan maka semakin bagus kualitas Carton
9.875 7.646 2.229
box 12
bahan baku tersebut. Sedangkan pengadaan Carton
7.635 4.770 2.865
persediaan bahan baku penolong dilakukan box 16
Ambri 137.645.260 70.608.000 67.037.260
dalam kurun waktu mingguan. Filter 90.246.500 70.608.000 19.638.500
Dalam proses pengendalian persediaan Etiket12 4.891.800 3.333.600 1.558.200
Etiket16 3.931.370 1.912.000 2.019.370
bahan baku penolong, PT. Cakra Guna Cipta Opipi12 5.452.240 3.333.600 2.118.640
Malang mengalami masalah berupa adanya Opipi16 4.087.020 1.912.000 2.175.020
Des Slop12 517.180 333.360 183.820
persediaan berlebih. Hal ini berakibat pada 2013 Slop16 403.139 191.200 211.939
tingginya biaya simpan yang harus ditanggung Ball12 46.406 33.336 13.070
oleh PT. Cakra Guna Cipta Malang. Adapun Ball16 33.985 19.120 14.865
Carton
data persediaan selama 3 bulan dapat dilihat 10.429 8.334 2.095
box 12
pada Tabel 1. Carton
8.025 4.780 3.245
box 16
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
pengendalian persediaan yang dilakukan oleh Tabel 2 Biaya Persediaan Selama Oktober s/d
perusahaan menghasilkan sisa bahan baku Desember 2013
dalam jumlah banyak pada akhir bulan. Biaya Persediaan
Biaya Pemesanan (Order Cost) Rp 84.900
Kondisi persediaan berlebih mengakibatkan
terjadinya penumpukan bahan baku dalam Biaya Penyimpanan (Holding Cost) Rp 26.896.047
jumlah yang besar. Penumpukan bahan baku Biaya Pembelian (Purchase Cost) Rp 7.280.243.000
menyebabkan tingginya biaya persediaan yang Total Rp. 7.307.223.948
harus ditanggung oleh perusahaan. Besarnya
biaya persediaan yang ditanggung perusahaan Pengadaan persediaan bahan baku dengan
dapat dilihat pada Tabel 2. menggunakan just in time dilakukan dengan
Just in time merupakan metode yang pemesanan bahan baku berdasarkan jumlah
digunakan untuk meminimasi pemborosan. yang dibutuhkan, bahan baku yang didatangkan
Salah satu pemborosan yang harus diminimasi sesuai dengan bahan baku yang dibutuhkan, dan
yaitu persediaan. Hal ini dikarenakan bahan baku yang dipesan didatangkan pada
persediaan termasuk fasilitas yang dimiliki waktu yang ditentukan. Untuk meminimasi
perusahaan yang tidak memberikan nilai persediaan, maka pengadaan persediaan bahan
tambah (non- value added). Kondisi sistem baku dengan just in time dilakukan dengan
persediaan yang ingin dicapai just in time yaitu pemesanan bahan baku dalam jumlah yang
444
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
kecil. Pada penelitian ini, jumlah bahan baku Studi lapangan dimaksudkan untuk
yang dipesan berdasarkan kebutuhan bahan mengetahui kondisi perusahaan yang
baka 1 hari. diteliti, sehingga dapat diketahui
Menurut Ohno (Dalam Nugroho, 1995), permasalahan yang terdapat pada
kondisi sistem persediaan yang ingin dicapai perusahaan.
just in time yaitu kondisi dimana barang c. Identifikasi Masalah
dipesan dengan lot/ukuran yang kecil dengan Identifikasi masalah adalah tahapan
frekuensi pelayanan yang tinggi. Dalam taktik penelitian dalam memahami
pembuatan persediaan JIT (Heizer dan Render, permasalahan yang timbul dalam sistem
2010), proses perancangan pengiriman bahan penjadwalan produksi PT. Cakra Guna
baku harus dipertimbangkan. Oleh karena itu Cipta.
perlu adanya perancangan sistem pengiriman d. Perumusan Masalah
yang efisien. Syarat proses pengiriman dalam Setelah masalah diidentifikasi, kemudian
just in time (Monden, 1995), pengiriman diperinci agar memudahkan dalam
dilakukan dengan muatan penuh atau efisiensi penyelesaian masalah tersebut.
muatan sebesar 100%. e. Penentuan Tujuan Penelitian
Untuk mencapai kondisi just in time maka Tujuan penelitian ditetapkan berdasarkan
sistem pengiriman bahan baku harus dapat masalah yang telah dirumuskan
mengirim bahan baku dalam lot kecil. Sistem sebelumnya. Tujuan penelitian
pengiriman milk run merupakan salah satu ditentukan agar penelitian dapat terarah
sistem pengiriman yang diterapkan dalam just dalam penyelesaian masalah yang ada.
in time untuk mengirimkan bahan baku dalam B. Tahap Pengumpulan Data
lot kecil. Pada tahap ini yang dilakukan adalah
Pemilihan supplier dalam just in time mengumpulkan data yang diperlukan selama
dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi penelitian berlangsung. Data yang
supplier dari aspek lokasi dan kontrak jangka dikumpulkan akan digunakan sebagai input
panjang (Indrajit dan Djokopranoto, 2005). pada pengolahan data untuk menyelesaikan
Dilihat dari aspek lokasi maka bahan baku permasalahan yang diangkat. Data data
dipasok oleh supplier yang paling dekat dengan yang dikumpulkan tersebut terdiri dari:
letak perusahaan. Pada penelitian kali ini, bahan a. Data Profil PT. Cakra Guna Cipta
baku yang dikendalikan dengan menggunakan b. Data Bill OF Material(BOM tree) Produk
just in time adalah bahan baku yang dipasok c. Data Biaya Persediaan
oleh supplier yang berlokasi di Malang. d. Data Rencana Produksi
e. Data Produksi
2. Metode Penelitian f. Data Lokasi dan Data Jarak Supplier
Dalam penelitian ini akan dilakukan C. Tahap Pengolahan Data
perancangan perngelolaan perencanaan Langkah langkah dalam pengolahan data
persediaan bahan baku penolong SKM dengan adalah sebagai berikut :
pendekatan just in time. 1. Perancangan Sistem Pengiriman
Tahapan tahapan dalam penelitian yang Pada penelitian ini tidak semua bahan
akan dilakukan adalah sebagai berikut. baku dapat dikendalikan dengan just in
A. Tahap Awal time. Bahan baku yang dikendalikan
Merupakan tahapan awal dari penelitian
dengan just in time adalah bahan baku
yang terdiri atas :
a. Studi Pustaka yang dipasok oleh supplier lokal. Oleh
Studi pustaka adalah kegiatan mencari karena itu perlu adanya seleksi supplier
informasi yang didapat dari jurnal, yang digunakan. Menurut Indrajit dan
skripsi, internet, buku buku referensi Djokopranoto (2005), seleksi supplier
ataupun sumber lain yang berhubungan dalam just in time dilakukan dengan
dengan permasalahan yang digunakan mempertimbangkan kondisi supplier dari
sebagai referensi dalam pemecahan
aspek lokasi dan kontrak jangka panjang .
masalah dalam penjadwalan produksi.
b. Studi Lapangan Sistem pengiriman just in time di PT.
Astra Daihatsu Motor Jakarta dijalankan
445
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(termasuk waktu tunggu) tiap lot Gambar 2. BOM Tree Rokok Tipe 16
446
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
447
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Dalam implementasi just in time, data yang PT. CGC CV. CKG : 15,9 km
dibutuhkan adalah data waktu siklus dan PT. CGC PT. IJP : 13,1 km
data takt time. Ketika data takt time lebih Jarak terpendek adalah rute dari PT. Cakra
besar dari data waktu siklus, maka tidak Guna Cipta ke PT. IJP dengan jarak tempuh
terjadi penambahan waktu kerja (lembur) sebesar 13,1 km
pada Oktober s/d Desember 2013. b. Iterasi 2
f. Data Supplier PT. CGC PT. IJP PT. SSS : 13,1 km +
Data yang digunakan dalam pemilihan 12,3 km = 25,4 km
supplier dan penentuan rute pengiriman milk PT. CGC PT. IJP PT. KSI : 13,1 km +
run adalah data lokasi supplier dan data 17,6 km = 30,7 km
jarak. Data jarak dan data lokasi supplier PT. CGC PT. IJP CV. CKG : 13,1 km
dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. + 14,6 = 27,7 km
Jarak terpendek adalah rute dari PT. Cakra
Tabel 7. Jarak Berdasarkan Google Maps Guna Cipta ke PT. IJP ke PT. SSS dengan
Dari PT. PT. PT. CV. PT.
\ Ke CGC SSS KSI CKG IJP
jarak tempuh sebesar 25,4 km
PT. 17,5 22,8 15.9 13.1 c. Iterasi 3
CGC km km km km PT. CGC PT. IJP PT. SSS PT. KSI :
PT. 18,9 5.4 13.5 14.6
SSS km km km km
25,4 km + 5,4 km = 30,8 km
PT. 21,9 8.7 16.5 17.6 PT. CGC PT. IJP PT. SSS CV. CKG :
KSI km km km km 25,4 km + 13,5 km = 38,9 km
CV. 15,9 11,2 16.5 14.7
CKG km km km km Jarak terpendek adalah rute dari PT. Cakra
PT. 13.0 12.3 17.6 14.6 Guna Cipta ke PT. IJP ke PT. SSS ke PT.
IJP km km km km KSI dengan jarak tempuh sebesar 30,8 km
d. Iterasi 4
Tabel 8. Lokasi Supplier PT. CGC PT. IJP PT. SSS PT. KSI
Supplier Lokasi Supplier Keterangan
L. Dr. Soetomo No. CV. CKG : 30,8 km + 16,5 km = 47,3 km
PT. WIM Supplier filter
27 Surabaya Jarak terpendek adalah rute dari PT. Cakra
Jalan Mondoroko 8, Supplier Etiket Guna Cipta ke PT. IJP ke PT. SSS ke PT.
PT. SSS
Singosari Malang dan Slop
JL. Industri, No. 1, Supplier Carton KSI ke CV. CKG dengan jarak tempuh
PT. KSI
Singosari Malang Box sebesar 47,3 km
Jl Semut Baru Pert 5.Iterasi 5
PT. CWB Pengampon Square Supplier ambri
Bl D/18 Surabaya PT. CGC PT. IJP PT. SSS PT. KSI
CV. CKG
JL. Bunut Wetan,
Supplier ball CV. CKG PT. CGC : 47,3 km + 15,9 km =
Pakis Malang
JL. Raya Candi V, Supplier plastik
63,2 km
PT. IJP Dengan menggunkan metode nearest
300-301 Malang opipi
(Sumber: PT. Cakra Guna Cipta) neigbors didapatkan rute terpendek adalah rute
dari PT. Cakra Guna Cipta ke PT. IJP ke PT.
3.2Perancangan Sistem Pengiriman SSS ke PT. KSI ke CV. CKG ke PT. CGC
Perancangan sistem pengiriman dilakukan dengan jarak tempuh sebesar 63,2 km.
dengan pemilihan bahan baku, penentuan rute Untuk menghitung waktu tempuh
sistem pengiriman milk run, dan perhitungan dibutuhkan data kecepatan truk dan data waktu
waktu tempuh rute. loading bahan baku di supplier. Pada penelitian
Berdasarkan data lokasi pada Tabel 8, ini kecepatan truk diasumsikan sebesar 40
supplier yang berlokasi di Malang antara lain km/jam dan waktu loading terdiri dari waktu
adalah PT. SSS, PT. KSI, CV. CKG dan PT. penyerahan dokumen dan waktu angkut bahan
IJP. baku. Waktu penyerahan dokumen sebesar 10
Penetuan rute sistem pengiriman milk run menit. Waktu angkut bergantung pada ukuran
dilakukan dengan penentuan rute menggunakan bahan baku tersebut, bahan baku yang
metode nearest neighbors. Berikut adalah berukuran besar memiliki waktu loading seperti
penentuan rute pada sistem pengiriman milk run carton box sebesar 15 menit dan untuk bahan
dengan metode nearest neighbors. baku yang berukuran kecil seperti etiket, opipi,
a. Iterasi 1 ball, dan slop sebesar 10 menit. Perhitungan
PT. CGC PT. SSS : 17,5 km waktu tempuh rute dilakukan dengan
PT. CGC PT. KSI : 22,8 km menjumlahkan waktu perjalanan dan waktu
448
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
loading di supplier. Perhitngan waktu tempuh dapat dilihat pada Tabel 10. Pada perhitungan
rute dapat dilihat pada Tabel 9. ROP koefisien pengaman yang dipakai sebesar
1,64
Tabel 9. Waktu Tempuh Rute
Jarak Waktu Tabel 10. Reorder Point
Deskripsi Proses
(km) (Menit) Kecepatan konsumsi
Perjalanan ke PT. IJP 13,1 19,65 Bahan per jam
Satuan ROP
Loading Bahan baku di PT. IJP 20 Baku Standar
Rata-rata
deviasi
Perjalanan ke PT. SSS 12,3 18,45 Etiket 12 Lembar 9.302,255 636,064 29.719
Loading Bahan baku di PT. SSS 20 Etiket 16 Lembar 5.577,067 463,316 18.051
Perjalanan Ke PT. KSI 5,4 8,1 Opipi 12 Lembar 9.302,255 636,064 29.719
Opipi 16 Lembar 5.577,067 463,316 18.051
Loading bahan baku di PT. KSI 25 Slop 12 Lembar 930,225 63,606 2.972
Perjalanan ke CV. CKG 16,5 24,75 Slop 16 Lembar 557,706 46,332 1.805
Ball 12 Lembar 93,022 6,361 297
Loading bahan baku di CV. CKG 20
Ball 16 Lembar 55,770 4,633 181
Perjalalan ke PT. Cakra Guna Cipta 15,9 23,85 Carton
Lembar 23,255 1,590 74
179,8 Box 12
Total 63,2
180 Carton
Lembar 13,942 1,158 45
Box 16
2000000
1000000
0
1-Oct 2-Oct 3-Oct 4-Oct 5-Oct 6-Oct 7-Oct 8-Oct 9-Oct 10-Oct 11-Oct
Waktu
1000000
500000
0
11-Oct 12-Oct 13-Oct 14-Oct 15-Oct 16-Oct 17-Oct 18-Oct 19-Oct 20-Oct 21-Oct
Waktu Etiket 12
Gambar 4 Grafik Rencana Persediaan Etiket 12 Selama Oktober s/d Desember 2013
449
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
7:25, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719
0
21-Oct 22-Oct 23-Oct 24-Oct 25-Oct 26-Oct 27-Oct 28-Oct 29-Oct 30-Oct 31-Oct 1-Nov
Waktu ROP
Stok (Lembar)
200000
1-10 November 2013
133600 133600 133600 133600 133600 133600 133600
100000
9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719
0
1-Nov 2-Nov 3-Nov 4-Nov 5-Nov 6-Nov 7-Nov 8-Nov 9-Nov 10-Nov 11-Nov
Waktu Etiket 12 ROP Order Safety Stock
100000
9:05, 29719 9:05, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719
0
11-Nov 12-Nov 13-Nov 14-Nov 15-Nov 16-Nov 17-Nov 18-Nov 19-Nov 20-Nov 21-Nov
Waktu Etiket 12 ROP
100000
8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719
0
21-Nov 22-Nov 23-Nov 24-Nov 25-Nov 26-Nov 27-Nov 28-Nov 29-Nov 30-Nov 1-Dec
Waktu Etiket 12 Order Safety Stock
100000
8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 8:48, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719
0
1-Dec 2-Dec 3-Dec 4-Dec 5-Dec 6-Dec 7-Dec 8-Dec 9-Dec 10-Dec 11-Dec
Waktu Etiket 12 ROP
100000
9:12, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719 9:12, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719
0
11-Dec 12-Dec 13-Dec 14-Dec 15-Dec 16-Dec 17-Dec 18-Dec 19-Dec 20-Dec 21-Dec
Waktu Etiket 12 ROP
Stok (Lembar)
21-31 Desember 2013
200000
133600 133600 133600 133600 133600 133600 133600
150000
95429
100000
50000
9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719 9:05, 29719
0
21-Dec 22-Dec 23-Dec 24-Dec 25-Dec 26-Dec 27-Dec 28-Dec 29-Dec 30-Dec 31-Dec 1-Jan
Waktu Etiket 12 ROP
Lanjutan Gambar 4 Grafik Rencana Persediaan Etiket 12 Selama Oktober s/d Desember 2013
450
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
biaya penyimpanan dapat dilihat pada Tabel Jika sistem pengiriman existing yaitu sistem
13. pengiriman langsung diterapkan dalam
penerapan just in time di PT. Cakra Guna Cipta
Tabel 11. Biaya Pembelian maka rata-rata frekuensi pengiriman dalam 1
Jumlah hari sebesar 10 kali pengiriman, hal ini
Bahan Baku Biaya Pembelian
Pesan
Etiket 12 7.441.158 Rp 520.881.060 dikarenakan perusahaan membutuhkan 10 jenis
Etiket 16 3.979.951 Rp 298.496.325 bahan baku. Sedangkan dengan menerapkan
Opipi 12 7.372.717 Rp 73.727.170 sistem pengiriman milk run, rata-rata
Opipi 16 3.892.321 Rp 46.707.852
Slop 12 744.117 Rp 260.440.950
pengiriman dalam sehari sebanyak 2 kali
Slop 16 397.993 Rp145.267.445 pengiriman .
Ball 12 79.644 Rp 39.822.000 Penerapan just in time pada PT. Cakra Guna
Ball 16 40.208 Rp 22.114.400
Cipta dapat meminimasi waktu pemesanan
Carton Box 12 20.963 Rp 94.333.500
Carton Box 16 11.953 Rp 59.765.000 bahan baku. Pada kondisi existing perusahaan,
Total Rp 1.561.555.702 perusahaan melakukan pemesanan di supplier
untuk memenuhi kebutuhan mingguan. Pada
Tabel 12. Biaya Pesan kondisi penerapan just in time, bahan baku
Frekuensi
Bahan Baku
Pesan
Biaya Pesanan dipesan di supplier untuk memenuhi kebutuhan
Etiket 12 58 Rp 99.760 harian.
Etiket 16 52 Rp 89.440 Dari hasil pembuatan rencana persediaan
Opipi 12 58 Rp 99.760
Opipi 16 51 Rp 87.720
dan perancangan sistem pengiriman, terjadi
Slop 12 58 Rp 99.760 peningkatan frekuensi pengiriman dari
Slop 16 52 Rp 89.440 sebelumnya, dan penurunan jumlah bahan baku
Ball 12 62 Rp 106.640 yang disimpan. Perbandingan kondisi existing
Ball 16 53 Rp 91.160
Carton Box 12 65 Rp 111.800 biaya simpan dan biaya pesan dengan kondisi
Carton Box 16 62 Rp 106.640 setelah penerapan sistem just in time
Total Rp 982.120 ditunjukkan pada Gambar 5.
Perhitungan biaya total persediaan dilakukan
Tabel 13. Biaya Penyimpanan
Bahan Baku Biaya Simpan
dengan menjumlahkan biaya pembelian, biaya
Etiket 12 Rp 606.280,323 pemesanan, dan biaya penyimpanan. Total
Etiket 16 Rp 663.943,388 biaya persediaan untuk kondisi existing dan
Opipi 12 Rp 78.615,079 kondisi penerapan just in time disajikan pada
Opipi 16 Rp 96.529,619
Slop 12 Rp 332.434,171 Tabel 14. Selisih biaya total persediaan antara
Slop 16 Rp 354.326,390 kondisi existing dengan kondisi penerapan just
Ball 12 Rp 33.728,644 in time merupakan jumlah total penghematan
Ball 16 Rp 34.155,165
Carton Box 12 Rp 55.979,348 yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Carton Box 16 Rp 56.542,216
Total biaya simpan Rp 2.312.534,343 14.000.000 12.293.170 12.344.770
12.000.000
451
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel Indrajit, R.E. & Richardus D., (2005), Strategi
14, dampak penerapan just in time dapat Manajemen Pembelian dan Supply Chain :
menurunkan biaya persediaan sebesar 23% Pendekatan Manajemen Pembeliaan Terkini
dari biaya persediaan existing dan perusahaan untuk Menghadapi Persaingan Global, Jakarta:
dapat melakukan penghematan sebesar Rp PT. Grasindo.
494.337.414,04.
Monden, Y., (1995), Sistem Produksi Toyota :
5. Kesimpulan Suatu Ancangan Terpadu untuk Penerapan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Just-In-Time, Edisi 2, Jakarta: Pustaka
penelitian ini adalah sebagai berikut: Binaman Pres.
1. Rancangan pengelolaan persediaan bahan
baku dengan pendekatan just in time Nugroho, E., (1995), Just-In-Time Ohno Taichi,
dilakukan dengan perancangan sistem Jakarta: Pustaka B. Pressindo.
pengiriman milk run, pembuatan rencana
Riyanto, M. B. & Pramono D. F., (2011),
persediaan dan perhitungan biaya Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Produksi
persediaan. Perancangan sistem pengiriman Just In Time Pada Unit Perakitan Pt. Astra
milk run dilakukan dengan pemilihan bahan Daihatsu Motor, Tugas akhir Fakultas Ekonomi
baku berdasarkan pertimbangan lokasi, dan Manajeman, Bogor: Institut Pertanian
penentuan rute pengiriman milk run dengan Bogor.
metode nearest neighbors dan penentuan
waktu tempuh rute pengiriman. Dari hasil
pembuatan rencana persediaan, didapatkan
bahwa jumlah frekuensi pemesanan
meningkat dan tingkat persediaan menurun.
Hal ini dibuktikan oleh adanya kenaikan
biaya pesan dan penurunan biaya simpan.
2. Dampak penerapan persediaan just in time di
PT. Cakra Guna Cipta yaitu dapat
meningkatkan biaya pesanan dan dapat
menurunkan biaya pembelian dan biaya
simpan. Peningkatan biaya pemesanan tidak
sebanding dengan penurunan biaya
penyimpanan, selisih penghematan antara
biaya simpan dan biaya pemesanan sebesar
Rp 9.050.116,04. Penerapan just in time
berdampak pada penurunan biaya persediaan
sebesar 23%.
Daftar Pustaka
452