BAB II
ISI
A. Definisi
Displasia Bronkopulmoner (DBP) merupakan bentuk kelainan
perkembangan paru yang kronik biasanya terjadi pada bayi yang kurang bulan
dengan terapi oksigen dan positive-pressure ventilation (PPV).1,2 Pada tahun 1967
dilaporkan bahwa secara klinis, radiografik dan histologik terjadi perubahan paru
syndrome (RDS).3,7
Displasia bronkopulmoner (DBP) adalah kondisi serius pada paru yang
melapisi disamping paru sehingga bayi dapat bernafas ketika lahir dengan
terdapatnya udara.9-12
Bayi dengan RDS banyak terjadi setelah minggu ke-2 sampai ke-4, tetapi
beberapa menjadi lebih buruk dan memerlukan banyak oksigen atau bernafas
dengan bantuan mesin, bayi ini kemudian akan berkembang menjadi DBP.9
penyakit respirasi kronik selama kehamilan dan penyebab jangka panjang dari
morbiditas perkembangan saraf, sistem pernafasan dan medis serta jadi penyebab
pada jaringan paru. Ditandai dengan terjadinya inflamasi dan adanya jaringan
parut pada paru. Perkembangan ini sering terjadi pada bayi kurang bulan yang
diartikan sebagai perubahan yang tidak normal pada struktur dan organisasi dari
sel. Perubahan sel pada DBP terjadi pada jalan nafas kecil dan pada alveoli dari
paru yang dapat menyebabkan kesulitan bernafas dan menimbulkan masalah pada
fungsi paru.11
Asma yang lama, cystic fibrosis dan DBP merupakan salah satu penyebab
penyakit paru kronik pada anak-anak.2,7 Seperti yang disebutkan oleh the National
Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) of the National Institutes of Health
(NIH) bahwa antara 5000 dan 10.000 kasus DBP terjadi setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Anak yang lahir dengan berat yang rendah (kurang dari 2,2
pounds atau kurang dari 1000 gram) merupakan faktor risiko terjadinya DBP.
Biasanya bayi akan mengalami gejala yang serius, pada kasus yang jarang
biasanya disertai komplikasi lainnya dari bayi kurang bulan yang dapat berakibat
fatal.13
B. Etiologi
Kebanyakan DBP terjadi pada bayi kurang bulan biasanya pada umur
kehamilan 34 minggu atau kurang dan berat lahir kurang dari 2000 gram. Kondisi
bayi akan terlihat seperti mengalami respiratory distress syndrome (RDS) atau
5
penyakit membran hialin yang akan menimbulkan kerusakan pada jaringan paru.
Displasia bronkopulmoner (DBP) terjadi pada bayi yang telah menerima terapi
dalam jangka panjang (biasanya lebih dari 1 minggu), untuk mengobati RDS pada
atau ventilator.
Mesin ventilator digunakan untuk pernafasan pada bayi tidak cukup bulan,
selain ventilator juga memerlukan tambahan oksigen untuk paru-paru bayi tidak
cukup bulan. Oksigen dihantarkan melalui saluran pembuluh darah ke trakea bayi
dan memberikan tekanan yang rendah dari mesin untuk pergerakan udara pada
kelangsungan hidup bayi juga diberikan oksigen dengan jumlah konsentrasi yang
tetapi tekanan dari ventilasi dan kelebihan oksigen dapat membahayakan paru-
paru bayi dan berperan penting untuk terjadinya RDS. Hampir setengah dari
seluruh bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah akan mengalami beberapa
Displasia Bronkopulmoner (DBP) juga dapat timbul dari kondisi lain yang
infeksi yang lain. Semua keadaan tersebut dapat menimbulkan inflamasi dan
putih mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berkembang menjadi DBP, untuk
berbagai alasan yang tidak diketahui oleh dokter. Faktor genetik juga memegang
berkembang dengan baik, ketika pertama kali didefinisikan oleh dokter DBP
bulan dan adanya RDS merupakan faktor yang berperan untuk terjadinya DBP
berkembang menjadi terbatas saat pertama lahir sampai dengan beberapa hari
untuk memberikan respon terhadap situasi yang merugikan ini. Hal ini terjadi
karena adanya toksisitas oksigen, trauma mekanik pada paru, infeksi atau
pneumonia.18,19
Faktor etiologi yang berperan pada terjadinya DBP:1,2,7
Kelahiran kurang bulan (dengan paru yang terbentuk tidak sempurna): Infeksi
biasanya terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 32
tinggi merupakan faktor etiologi pada pasien dengan paru yang terbentuk
paru)
Respiratory distress syndrome (RDS) yang memerlukan ventilasi mekanik :
adalah penyebab infeksi yang paling sering pada bayi dengan DBP, terjadi
pada awal dan perubahan kearah DBP yang berat selama 3 minggu. Bakteri
bronkopulmoner (DBP) disebabkan oleh berbagai faktor yang bersifat toksik yang
8
dan kompartemen vaskular), jantung, otak merupakan organ yang paling banyak
dipengaruhi.1,7
penyempitan alveolus yang menyebabkan kolapnya jalan nafas. Pada DBP juga
alveoli yang luas dan tidak terbentuknya jaringan vaskular paru, yang
intubasi
Jenis ventilasi, lama penggunaan oksigen tambahan dan faktor lainnya. Hal ini
bronkopulmoner
fisik, foto thoraks, tes fungsi paru dan pemeriksaan histopatologi. Observasi awal
harus dilakukan pada bayi yang lahir dengan RDS, jika keadaan ini terus
pertama kehidupan. Pada pemeriksaan fisik tanda vital termasuk respirasi rate
dan saturasi oksigen pada saat istirahat dan sedang beraktivitas juga harus
Bayi dengan DBP yang berat sering pada bayi tidak cukup bulan dan berat
badan yang sangat rendah. Mereka memerlukan oksigen dan bantuan ventilator
yang akan makin meningkat dalam 2 minggu kehidupan. Pada minggu 2-4
Gejala Klinis
saat respirasi)
11
5. Wheezing
6. Abnormal posture
7. Craning neck (leher terlihat seperti burung bangau)
8. Sulit bernafas
9. Sianosis yang episodik/berulang
10. Gejala seperti asma yang episodik
11. Gejala infeksi saluran nafas
Seperti : Iritabilitas, demam, kongesti nasal, batuk, perubahan dalam
sulit didiagnosis pada bayi yang berusia 14 sampai 30 hari. Dasar diagnosis bayi
Riwayat kelainan paru pada hari pertama setelah lahir (kelainan pada paru
dengan tekanan minimum selama 3 hari sampai 2 minggu dari usia bayi)
hari
diagnosis yang penting untuk DBP lebih tergantung pada lamanya pemberian
dokter mendiagnosis DBP pada bayi saat berusia 2 atau 3 minggu, meski beberapa
dokter mendiagnosis DBP pada bayi saat berusia lebih dari 28 hari.13
E. Klasifikasi
12
pada gambar 3.
bronkus terminal dan menyebabkan terjadinya nekrosis iskemik pada jalan nafas
dan menyebabkan perubahan pada paru dengan segera. Obstruksi bronkiolus juga
terlihat pada stadium ini, juga terjadi nekrosis bronkial, fibrosis peribronkial dan
penyakit membran hialin dapat tetap terjadi pada stadium ini, juga terjadi
Stadium 3 (11 sampai 20 hari) : Terjadi perubahan progresif dari paru termasuk
penurunan kemapuan dari alveoli yang ditandai dengan hipertrofi dari alveoli dan
bronkial, dinding otot dan kelenjar, juga regenerasi dari sel dan eksudasi makrofag
dan histiosit pada jalan nafas. Terjadi juga airtrapping, hiperinflasi dari paru,
hipertensi pulmonal dan terjadi kerusakan paru yang kronik serta penyakit jantung
sesuai dengan rangkaian gejala yang progresif sesuai stadium diatas. Dengan
F. Terapi
Faktor penting untuk mendiagnosis adanya DBP yaitu kurang bulan,
khusus didiagnosis jika bayi masih memerlukan tambahan oksigen dan terus
foto thoraks mungkin dapat membantu diagnosis. Pada bayi dengan RDS foto
thoraks memperlihatkan gambaran groud glass, pada bayi dengan DBP foto
sakit, khususnya di newborn intensive care unit (NICU) sampai mereka dapat
ini dalam pengobatan DBP, tetapi rumah sakit dengan NICU yang besar
menggunakannya. Bayi dengan DBP juga di terapi dengan berbagai obat yang
Jika bayi sudah dapat menyesuaikan diri, maka tekanan dan konsentrasi oksigen
diberikan melalui masker atau selang kecil yang dimasukkan ke lubang hidung,
Pada kasus DBP yang berat penggunaan steroid dianjurkan. Pengobatan ini
sebagai antiinflamasi yang kuat tetapi juga mempunyai efek samping jangka
panjang dan jangka pendek. Dokter biasanya memilih obat ini setelah berdiskusi
karena bayi dengan DBP akan menjadi pneumonia. Bayi dengan RDS belum bisa
didiagnosis dengan DBP, pemberian surfaktan natural atau sintetik mungkin dapat
minum dengan formula tinggi kalori melalui gastric tube yang dimasukkan ke
dalam perut untuk mendapatkan kalori dan nutrisi untuk memulai pertumbuhan.
Pada kasus yang berat bayi dengan DBP tidak dapat menggunakan sistem
intravena (IV) yang disebut TPN atau total parenteral nutrisi yang terdiri dari
protein, lemak, gula dan nutrisi. Makanan biasanya diberikan melalui selang yang
dimasukkan ke lambung.18
Diperlukan ekstra kalori karena bayi memerlukan kalori yang lebih untuk
inflamasi, sehingga asupan cairan agak dibatasi dan kadang diberikan diuretik
bulan, kadang bayi meninggal. Pada bayi yang selamat, gangguan pernafasan
ini memiliki risiko tinggi menderita pneumonia (terutama yang disebabkan oleh
syncytia).20
16
(NIH) perkiraan rata-rata lamanya bayi dengan DBP dirawat secara intensif di
rumah sakit kurang lebih 120 hari. Setelah dirawat di rumah sakit bayi mungkin
Meskipun pada banyak anak pemberian bantuan oksigen dihentikan pada akhir
tahun pertama, beberapa kasus yang berat memerlukan ventilator selama beberapa
akan mengalami perbaikan secara lambat, yang lainnya mungkin tidak akan
menunjukkan perbaikan dari kondisi tersebut jika penyakit pada paru mereka
sangat berat. Paru akan terus berkembang sampai usia 5-7 tahun dan fungsi paru
dapat terganggu sampai usia sekolah meskipun pada anak mayoritas fungsinya
baik. Adanya jaringan parut, kekakuan pada jaringan paru akan selalu
dan ototoksisitas.
17
Dosis diuretik untuk bayi yaitu 0.5-2 mg/kg/kali PO/IV (pada bayi
bronkospasme yang reversible yang cukup aman dan efektif untuk terapi
tergantung ventilator) masih belum jelas. Sebab secara klinis relaksasi dari
otot kecil tidak terlihat pada minggu pertama setelah lahir. Dosis anak yaitu
18
simpatomimetik.
Ipratropium bromida (Atrovent)
Antagonis muskarinik yang memberi efek bronkodilatasi. Dapat
inhalasi.
Dosis pada anak 0.025-0.08 mg/kg inhalasi dengan nebulizer tiap 6
pada bayi kurang bulan. Mampu meningkatkan kontraktilitas otot skeletal dan
penurunan.
Terjadi peningkatan efek dengan allopurinol, beta bloker,
4. Steroid
Penggunaan steroid masih kontroversial, karena dapat meningkatkan
pengobatan. Biasa digunakan pada bayi kurang bulan, sebagai agen baru
untuk nebulisasi sebagai obat pada bayi yang kecil. Menyebabkan retardasi
kortikosteroid sistemik primer yang digunakan pada bayi baru lahir yang
bayi juga harus selalu diperiksa pada bayi yang mendapatkan terapi jangka
pengobatan DBP.8
Terapi Oksigen
lingkungan yang kaya akan oksigen relatif. Oksigen ada dimana-mana dan
selama trimester terakhir dari kehamilan yang sama dengan peningkatan surfaktan
alveolar, produksi surfaktan dan enzim antioksidan pada janin yang mengalami
yang relatif hiperoksik. Neonatus kurang bulan yang terekspos oksigen dengan
kelangsungan hidup dan pencegahan kerusakan pada paru. Oksidasi lipid dan
Saturasi oksigen yang ideal pada bayi cukup bulan dan kurang bulan tidak
dapat ditentukan karena bervariasi sesuai dengan usia kehamilan. Secara praktis
para klinisi menggunakan parameter saturasi oksigen yaitu 88-92%. Sulit untuk
atau DBP.11
Oksigen normal diberikan pada bayi kurang bulan. Hipertensi pulmonal dan
penyakit jantung pulmonal diakibatkan oleh hipoksia yang kronik dan jadi
petunjuk terjadinya remodeling jalan nafas pada bayi dengan DBP yang berat.
Oksigen adalah vasodilator paru yang kuat yang menstimulasi produksi nitrit
guanosine monophosphate
Desaturasi yang berulang dan hipoksia terjadi pada bayi dengan DBP yang
bayi kurang bulan dengan anemia (hematokrit < 30%), tetapi transfusi dapat
22
dibentuk dengan baik pada bayi dengan sakit yang serius. Hemoglobin tidak
Diet
kelebihan cairan pada minggu pertama dari kehidupan bayi yang dapat
meningkatkan terjadinya risiko PDA dan DBP. Masukan yang optimal dari
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral untuk mencegah kerusakan paru
peroksidasi lipid dan integritas sel. Meskipun suplemen vitamin E pada neonatus
bahwa vitamin A dapat menurunkan risiko terjadinya DBP pada bayi yang lahir
terjadi peningkatan insensible water loss sehingga mereka menjadi kurus dan kulit
simptomatik PDA dan PE. Peningkatan penggunaan ventilator dan oksigen untuk
3-3.5 g/kg/hari. Konsentrasi lipid yang lebih buruk pada bayi dengan DBP
3. Kalsium dan fosfat juga diperlukan pada bayi kurang bulan. Pada janin banyak
terdapat mineral dan digunakan selama trimester 3, bayi yang kurang bulan
DBP.
G. Pencegahan
kurang bulan atau mempunyai masalah pada jalan nafas setelah lahir berisiko
tinggi untuk terjadi DBP yang akan menimbulkan masalah kesehatan jangka
panjang, DBP dapat menjadi kondisi yang serius yang memerlukan perawatan
faktor risiko yang mempertinggi kelahiran bayi dengan berat badan rendah
dan program perawatan prenatal secara regular bagi wanita dengan risiko
tinggi melahirkan bayi kurang bulan.13 Tidak ada metode khusus yang
sedang dan berat. Tim ini termasuk dokter, ahli paru anak, ahli jantung anak, ahli
gizi dan ahli fisioterapi yang memonitor pertumbuhan dan nutrisi, monitor status
kalsium dan fosfat pada pasien dengan risiko tinggi untuk terjadinya
Pasien yang berusia < 2 bulan yang berisiko tinggi terinfeksi respiratory
Pasien yang berusia > 6 bulan diberikan vaksin influenza jika tidak ada
1. Asma
25
2. Bronkiolitis
5. Cystic fibrosis
7. Infeksi
10. Komplikasi
Setelah stadium yang kritis dari DBP beberapa bayi masih menunjukkan
adanya komplikasi jangka panjang.. Mereka sering lebih rentan terkena infeksi
saluran nafas seperti influenza, respiratory syncytial virus (RSV) dan pneumonia.
pada umunya.7,8
Displasia bronkopulmoner (DBP) juga menimbulkan komplikasi pada
sistem sirkulasi seperti terjadinya hipertensi pulmonal dimana arteri dan vena
yang berasal dari jantung menuju ke paru menjadi lebih sempit dan menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan darah, meskipun hal ini sebagai komplikasi yang
lanjut terjadi.9
Efek dari terapi dapat terjadi dehidrasi dan rendahnya kadar kalium karena
kesulitan penambahan berat badan dan mereka juga mudah kehilangan berat
badan ketika sakit. Pertumbuhan yang lambat masih terus terlihat sampai anak
berusia 2 tahun. Perkembangan paru anak komplit pada usia 8 tahun tetapi
beberapa masalah pada fungsi paru akan terus menerus terjadi sampai usia dewasa
pada anak dengan DBP. Pertumbuhan dan perkembangan lambat pada bayi
pengaruh prematuritas dan kerusakan paru yang akut. Pada beberapa kasus yang
koordinasi, gait dan tonus dan kemampuan aktivitas, masalah pada penglihatan
dan pendengaran serta kemampuan belajar. Bayi kurang bulan dengan DBP yang
berat juga mempunyai insidensi yang lebih tinggi untuk terjadinya cerebral
palsy.10
Komplikasi lain dari DBP yaitu:10,11
1. Intubasi yang lama dapat menyebabkan subglottic stenosis dan
trakeomalacia.
2. Hipertensi pulmonal dapat terjadi karena kerusakan pembuluh darah dan
permeabilitas kapiler paru dan peningkatan tekanan pada paru hal ini juga
pulmonal yang menyebabkan tes fungsi paru tidak normal dan peningkatan
kerja pernafasan.
27
11. Prognosis1,2
1. Rata-rata angka kematian yang tinggi (1747%) pada pasien dengan penyakit
2. Tidak ada modalitas terapi yang memperlihatkan hasil yang signifikan dalam
paru seperti hiperinflasi, jalan nafas yang reaktif dan intoleransi pada saat
aktivitas.
4. Pada anak yang usianya lebih tua dan dewasa muda biasa terjadi secara
aktivitas.
ditunjukkan.