Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a) Paparan Data Sebelum Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 144 Inpres Salubarani

Kecamatan Gandang Batu Sillanans Kabupaten Tana Toraja pada siswa kelas III

semester II. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu 23 orang yang

terdiri dari 10 perempuan dan 13 laki-laki.

Sebelum melaksanakn penelitian, pada tanggal 08 Juni 2017 peneliti

langsung menemui kepala SDN 144 Inpres Salubarani, untuk berkonsultasi

meminta persetujuan pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah

merespon dengan baik, memberi izin dan kesempatan kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Pada saat itu, peneliti juga

membicarakan mengenai penetapan jadwal pelaksanaan penelitian. Berdasarkan

respon dari kepala sekolah beserta persetujuan dari guru kelas III, bahwa

penelitian akan dilaksanakan dalam 1 minggu 4 pertemuan. Yakni dalam 1

minggu dilaksanakan 2 kali pertemuan. Jadwal penelitian disepakati yaitu siklus I

akan dilaksanakan pada hari kamis, 08 Juni 2017 (Pertemuan pertama), dan

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu, 10 Juni 2017. Siklus II akan

dilaksanakan pada hari jumat tanggal 16Juni 2017, dan pertemuan kedua pada

hari sabtu tanggal 17. Peneliti juga berkonsultasi dengan guru kelas III.

Kesepakatan antara peneliti dan guru kelas III, bahwa yang bertindak sebagai

35
36

pengajar atau guru adalah peneliti sendiri, observer aktivitas guru adalah guru

kelas III, dan observer aktivitas siswa adalah teman sejawat.

Dalam proses pelaksanaan penelitian, kegiatan pembelajaran dilakukan

berdasarkan langkah-langkah dari model pembelajaran Round club yang

dilakukan secara berulang sesuai siklus PTK yang digunakan. Materi yang

dibahas dalam penelitian, yaitu memerankan tokoh drama dengan peningkatan

keterampilan berbicara siswa kelas III di sekolah tersebut.

b) Paparan Data Tindakan Siklus I

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I dengan penerapan

model Round club, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi atau pengamatan dan refleksi. Berikut uraian kegiatan tersebut.

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan, peneliti memulainya dengan mempersiapkan

hal-hal yang merupakan perangkat pembelajaran dan instrument yang digunakan

dalam pelaksanaan penelitian. Perangkat pembelajaran dan instrument yang

disediakan, telah disetujui oleh dosen pembimbing. Adapun perangkat

pembelajaran dan instrument yang disediakan adalah berupa:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) kelas V SD. Perencanaan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan

I dengan indikator nmemerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi

yang tepat. Pertemuan II dengan indikator memerankan tokoh drama dengan


37

ekspresi dan kelancaran yang tepat . Alokasi waktu setiap pertemuan adalah

2x35 menit. Sehingga dalam siklus I terdapat alokasi waktu 4x35 menit.

2) Membuat lembar observasi guru dan siswa. Observasi guru pertemuan

pertama 12 indikator dan pertemuan kedua 12 indikator. Observasi siswa

pertemuan pertama 15 indikator dan pertemuan kedua 15 indikator.

3) Lembar tes berbicara dengan memberikan sebuah wacana yang berisi cerita

untuk ditanggapi secara lisan di depan kelas dan membuat lembar kerja

siswa (LKS) yaitu pada pertemuan pertama diberikan contoh drama untuk

diperan dan pertemuan kedua yaitu mendiskusikan drama pada selembar

kertas kemudian di peragakan di depan kelas dengan berkelompok.

4) Menentukan observer yaitu guru mata pelajaran sebagai observer guru dan

teman sejawat adalah observer siswa sekaligus cameramen.

b. Pelaksanaan atau Tindakan

1) Pertemuan 1

Pelaksanaan atau tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan berdasarkan

jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, yakni 06 juni 2017 pukul 09.35-10.45

WITA. Proses pembelajaran berlangsung selama 2x35 menit dengan membahas

materi tentang drama. Dalam tahapan ini, peneliti berperan sebagai guru.

Serangkaian tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

langkah-langkah moel pembelajaran round club sebagai solusi untuk memecahkan

masalah dalam penelitian ini.

Pada pertemuan pertama ini, diikuti oleh 23 siswa (semua hadir). Berikut

ulasan tentang pelaksanaan rangkaian kegiatan dan diamati oleh observer yang
38

telah ditentukan. Observer dari kegiatan siswa juga bertugas mengambil gambar

yang sebagai bukti dokumentasi.

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan ini, peneliti beserta para observer memasuki ruang kelas

dengan disapa oleh semua siswa secara serentak yang dipimpin oleh ketua kelas

III. Kemudian siswa kembali duduk. Sebelum pembelajaran dimulai, guru

mempersilahkan kepada salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu, guru

dan observer memperkenalkan diri kepada semua siswa dan dilanjutkan dengan

mengeceke kehadiran, siswa merespon ketika namanya di panggil. Selanjutnya,

guru mengenalkan pokok materi yang akan di bahas serta langkah-langkah model

pembelajaran yang digunakan yaitu siswa dapat memerankan tokoh drama dengan

lafal dan intonasi yang tepat, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi

sertah langkah-langkah pembelajaran yang digunakan.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap kegiatan ini, guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 4 orang, guru melakukan Tanya jawab kepada kepada siswa mengenai

drama, guru membagi siswa yang tidak menjadi pemeran drama untuk mengamati

kegiatan pemeran drama. Kemudian guru melaksanakan diskusi. Guru kemudian

memberikan tugas berupa LKS kepada setiap siswa. Setelah semua siswa

menerima LKS, guru menjelaskan kepada siswa mengenai LKS yang diberikan.

Dalam LKS tersebut terdapat beberapa naskah drama yang harus didiskusikan

oleh siswa. Setelah siswa memahami LKS yang diberikan.

c) Kegiatan akhir
39

Pada tahap kegiatan ini, guru memberikan penguatan serta memberikan

siswa soal evaluasi, siswa mengerjakan soal-soal, menumpulkan materi yang telah

di bahas, siswa menimak menyimak atau mendengarkan kesimpulan dari guru,

guru mengajak salah seorang siswa untuk berdoa, salah satu siswa berdoa.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu 07 juni 2017, pada pukul

08.00-09.10. Proses pembelajaran berlangsung selama 2x35 menit dengan

membahas materi tentang drama. Dalam tahapan ini, peneliti berperan sebagai

guru. Serangkaian tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

langkah-langkah strategi pembelajaran Round club sebagai solusi untuk

memecahkan masalah dalam penelitian ini.

Pada pertemuan pertama ini, diikuti oleh 23 siswa (semua hadir). Berikut

ulasan tentang pelaksanaan rangkaian kegiatan dan diamati oleh observer yang

telah ditentukan. Observer dari kegiatan siswa juga bertugas mengambil gambar

yang sebagai bukti dokumentasi.

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan ini, guru beserta para observer memasuki ruang kelas

dengan mengawali pembelajaran dengan berdoa. Siswa untuk memimpin doa.

Setelah itu, guru mengecek kehadiran siswa dengan memanggil satu persatu nama

siswa. Siswa menajawab hadir ketika namanya dipanggil. Selanjutnya, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua

yaitu siswa dapat memerankankan tokoh drama dengan ekspresi dan kelancaran

yang tepat.
40

b) Kegiatan Inti

Pada tahap kegiatan ini, guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 4 orang, guru melakukan Tanya jawab kepada kepada siswa mengenai

drama, guru membagi siswa yang tidak menjadi pemeran drama untuk mengamati

kegiatan pemeran drama. Kemudian guru melaksanakan diskusi. Guru kemudian

memberikan tugas berupa LKS kepada setiap siswa. Setelah semua siswa

menerima LKS, guru menjelaskan kepada siswa mengenai LKS yang diberikan.

Dalam LKS tersebut terdapat beberapa naskah drama yang harus didiskusikan

oleh siswa. Setelah siswa memahami LKS yang diberikan.

c) Kegiatan akhir

Pada tahap kegiatan ini, guru memberikan penguatan serta memberikan

siswa soal evaluasi, siswa mengerjakan soal-soal, menumpulkan materi yang

telah di bahas, siswa menimak menyimak atau mendengarkan kesimpulan dari

guru, guru mengajak salah seorang siswa untuk berdoa, salah satu siswa

berdoa.

c. Observasi

Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilaksanakan oleh dua

orang, yaitu guru kelas III sebagai observer I yang akan mengamati aktivitas guru

dan teman sejawat sebagai observer II yang akan mengamati aktivitas siswa.

Adapun hasil observasi yang diperoleh selama proses pembelajaran

berlangsung adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1
41

a) Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru yang dirangkum dalam lembar observasi

sesuai langkah-langkah model Round club menunjukkan bahwa dari 3 aspek yang

diamati yang terdiri dari 12 indikator yang diamati yang disesuaikan dengan

kegiatan dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor BCK. Indikator

yang terlaksana dengan sangat baik dan tepat diberi skor 3, indikator yang

terlaksana dengan baik diberi skor 2, dan indikator yang terlaksana dengan kurang

baik diberi skor 1. Dari hasil observasi aktivitas guru, terdapat 10 indikator yang

telah dilakukan secara optimal atau berkategori sangat baik dan tepat dan 1

indikator yang dilaksanakan secara baik. Namun ternyata terdapat 2 indikator

yang tidak dilaksanakan oleh guru. Jadi skor keseluruhan yang diperoleh dari

observasi aktivitas guru siklus I Pertemuan 1 adalah 26 (66,67%) dan termasuk

dalam kategori cukup (C). Secara rinci tentang kegiatan guru dalam proses

pembelajaran, dapat dilihat pada lembar observasi lampiran 2.

b) Aktivitas Siswa

Hasil observasi pada aktivitas siswa diperoleh data bahwa dari 3 aspek

yang diamati yang terdiri dari 12 indikator. Indikator yang diamati disesuaikan

dengan kegiatan dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor BCK.

Dari 12 indikator terdapat 11 indikator yang terlaksana, 1 indikator memperoleh

skor 3, 5 indikator memperoleh skor 2, 5 indikator memperoleh skor 1, dan 2

indikator yang tidak terlaksana. Dari hasil tersebut, jumlah skor yang diperoleh

adalah 21 (50%) dan termasuk dalam kategori Kurang (K). Secara rinci tentang
42

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi

lampiran .

2) Pertemuan 2

a) Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru yang dirangkum dalam lembar observasi

sesuai dengan langkah- langkah menunjukkan bahwa dari 3 aspek yang diamati

yang terdiri dari 12 indikator yang diamati yang disesuaikan dengan kegiatan

dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor BCK. Indikator yang

terlaksana dengan sangat baik dan tepat diberi skor 3, indikator yang terlaksana

dengan baik diberi skor 2, dan indikator yang terlaksana dengan kurang baik

diberi skor 1. Dari hasil observasi aktivitas guru, terdapat 11 indikator yang

berkategori sangat baik dan tepat, 3 indikator yang dilaksanakan secara baik, dan

1 indikator yang tidak terlaksana. Jadi skor keseluruhan yang diperoleh dari

observasi aktivitas guru siklus I Pertemuan 2 adalah 29 (80,55%) dan termasuk

dalam kategori baik (B). Secara rinci tentang kegiatan guru dalam proses

pembelajaran, dapat dilihat pada lembar observasi lampiran .

b) Aktivitas Siswa

Hasil observasi pada aktivitas siswa diperoleh data bahwa dari 3 aspek

yang diamati yang terdiri dari 13 indikator, 4 indikator dengan skor 3, 8 indikator

dengan skor 2, dan 1 indikator yang tidak terlaksana. Jadi dari hasil tersebut

jumlah skor yang diperoleh adalah 28 dengan presentase keberhasilan 71,94% dan

termasuk dalam kategori baik (B). Secara rinci tentang kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran, dapat dilihat pada lembar observasi lampiran.


43

d. Refleksi

1) Proses

Tingkat keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Round

club pada siklus I pertemuan 1 dari aktivitas guru dan siswa mencapai presentase

indikator keberhasilan sebesar 58,33% dengan kategori Cukup (C) dan

keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 mencapai 76,24% dengan kategori

baik (B). Jadi tindakan siklus I pertemuan 1 dan 2 belum mencapai indikator

proses yang telah ditetapkan yaitu 85%.

Dari hasil observasi, terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran. Kekurangan-kekurangan tersebut mencakup aspek siswa

maupun aspek guru dan juga rubrik. Adapun kekurangan yang nampak dari hasil

analisis dan refleksi pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

Aspek Guru

1. Guru masih kurang dalam penguasaan kelas sehingga pada saat


menjelaskan materi masih kaku sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
selanjutnya menjadi tidak maksimal
2. Pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran perluh diperbaiki untuk
menciptakan situasi belajar yang efektif
3. Guru tidak menjelaskan materi secara jelas sehingga siswa tidak
mengerti
4. Guru kurang memberikan bimbingan terhadap masing-masing kelompok
yang belum mampu melakukan drama dengan baik
5. Guru kurang memotifasi sehingga siswa kurang aktif dan pada saat
tampil didepan siswa kurang percaya diri
44

Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh guru untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya adalah:

Aspek siswa

1. Melalui model pembelajaran ini secara tidak langsung melatih

mental siswa untuk berbicara di depan umum.

2. Mempersatukan beberapa karakter siswa dalam belajar.

3. Mengajarkan siswa untuk aktif menanggapi suatu materi.

4. Melatih siswa untuk mempresentasikan hasil pemahaman tentang

suatu materi.

5. Melatih kemampuan berdiskusi siswa.

Adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan siswa untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu:

a) Seharusnya siswa mendengarkan dengan baik tujuan pembelajaran yang

disampaikan guru.

b) Seharusnya siswa mendengarkan dengan baik penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru.

c) Seharusnya siswa aktif menanggapi suatu materi.

d) Seharusnya siswa menanyakan materi yang kurang jelas atau yang belum

dipahami.

e) Seharusnya siswa mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh

guru.

Aspek Rubrik

a) Masih banyak siswa yang kurang pada aspek intonasi.


45

b) Sebagian siswa kurang dalam aspek intonasi dan kelancaran.

Adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan guru untuk memperbaiki

pembelajaran pada siklus berikutnya adalah:

a) Guru seharusnya lebih banyak memberikan contoh berbicara dengan

intonasi yang tepat dan jelas.

b) Guru seharusnya lebih banyak melatih siswa dalam berbicara dengan lafal

dan intonasi sehingga dapat berbicara dengan lancar.

2) Hasil

Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan 3, ada tes berbicara yang

dilakukan oleh siswa. Berikut tabel deskripsi hasil tes tersebut.

Tabel 4.1 Deskripsi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase Rata-Rata

1 85-100 Sangat Baik 0 0

2 70-84 Baik 6 31,58%

3 55-69 Cukup 12 63,16%

4 46-54 Kurang 1 5,26% 66,11%

5 0-45 Sangat Kurang 0 0

Jumlah 19 100%

Dari tabel 4.1 menujukkan bahwa dari 23 siswa kelas III SDN 144 Inpres

Salubarani, persentase nilai perolehan dari proses pembelajaran berbicara mata

pelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi Time Token Arends

tercatat 1 orang yang masih termasuk dalam kategori kurang baik dengan
46

persentase 5,26%, 12 siswa dengan kategori cukup baik (63,16%), dan 6 siswa

yang termasuk dalam kategori baik (31,58%). Dari hasil tersebut, diperoleh nilai

rata-rata siswa 66,11%.

Adapun kategori ketuntasan keterampilan berbicara siswa kelas SDN

129 Lea setelah penerapan strategi pembelajaran Time Token Arends alam

pembelajaran siklus I ditunjukkan pada tabel berikut:

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 0-69 Tidak Tuntas 13 68,42%

2 70-100 Tuntas 6 31,58%

Jumlah 19 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh ketuntasan keterampilan berbicara

siswa yaitu 68,42% atau 13 siswa dikategorikan tidak tidak tuntas dan 31,58%

siswa dikategorikan tuntas. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa

pada siklus I belum berhasil sehingga perlu dilanjutkan di siklus II.

3. Paparan Data Tindakan Siklus II

a. Perencanaan

Bertolak dari hasil yang dicapai pada siklus I yang belum sepenuhnya

tercapai sesuai tujuan dan harapan dari penelitian ini, olehnya itu peneliti kembali

bekerjasama dengan guru kelas V. Peneliti dan guru kelas V melanjutkan

penelitian ke siklus II, dengan menggunakan semua perangkat yang digunakan


47

padas siklus I serta membuat pedoman wawancara antara peneliti dan guru, antara

peneliti dan siswa.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan 1

Pelaksanaan atau tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan berdasarkan

jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, yakni Senin, 12 Juni 2017 pukul 09.35-

10.45 WITA. Proses pembelajaran berlangsung selama 2x35 menit dengan

membahas materi tentang peristiwa. Dalam tahapan ini, peneliti berperan sebagai

guru. Serangkaian tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

langkah-langkah strategi pembelajaran Time Token Arends sebagai solusi untuk

memecahkan masalah dalam penelitian ini.

Pada pertemuan pertama ini, diikuti oleh 19 siswa (semua hadir). Berikut

ulasan tentang pelaksanaan rangkaian kegiatan dan diamati oleh observer yang

telah ditentukan. Observer dari kegiatan siswa juga bertugas mengambil gambar

(foto-foto) yang sebagai bukti dokumentasi.

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan ini, peneliti beserta para observer memasuki ruang kelas

dengan disapa oleh semua siswa secara serentak yang dipimpin oleh ketua kelas

V. Kemudian siswa kembali duduk. Sebelum pembelajaran dimulai, guru

mengajak siswa menyanyi dan mempersilahkan kepada salah satu siswa untuk

memimpin doa. Setelah itu, guru dan observer memperkenalkan diri kepada

semua siswa dan dilanjutkan dengan mengabsen semua siswa dan memperhatikan

respon dari setiap siswa ketika namanya di panggil. Selanjutnya, guru


48

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menyebutkan peristiwa

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan siswa mampu menanggapi suatu

peristiwa.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap kegiatan ini, guru sekilas memperkenalkan tentang model

pembelajaran dan tahapan-tahapannya yang diterapkan dalam proses

pembelajaran. Langkah demi langkah sesuai yang direncanakan (RPP), diterapkan

kapada siswa yang berawal dari menggali pengetahuan siswa tentang peristiwa

melalui pertanyaan lisan dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi tentang

peristiwa. Setelah siswa memahami penjelasan materi yng disampaikan, guru

memberikan pertanyaan kepada siswa apa contoh peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari kemudian siswa menyebutkan satu persatu contoh peristiwa

dalam kehidupan sehari-hari yang diketahui. Kemudian guru mengkondisikan

kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal dengan cara membentuk posisi duduk

siswa dalam bentuk U dan semua siswa mengikuti instruksi dari guru dalam

mengatur posisi tempat duduk. Guru kemudian memberikan tugas berupa LKS

kepada setiap siswa. Setelah semua siswa menerima LKS, guru menjelaskan

kepada siswa mengenai LKS yang diberikan. Dalam LKS tersebut terdapat

beberapa peristiwa yang harus dikomentari oleh siswa. Setelah siswa memahami

LKS yang diberikan, guru kemudian memberikan sejumlah kupon berbicara

dengan waktu 30 detik per kupon kepada setiap siswa. Satu kupon untuk satu

kesempatan berbicara. Guru meminta siswa untuk mengangkat dan menyerahkan

kupon terlebih dahulu kepada guru sebelum berbicara atau memberi komentar.
49

Siswa yang akan berbicara mengangkat dan menyerahkan kupon terlebih dahulu

kepada guru kemudian mulai memberikan komentar secara bergiliran. Siswa

yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara atau memberi komentar lagi. Dan

yang masih memegang kupon harus terus memberikan komentar sampai kupon

yang di pegangnya habis.

c) Kegiatan akhir

Pada tahap kegiatan ini, guru memberikan sejumlah nilai berdasarkan

waktu yang digunakan setiap siswa dalam berbicara. Selanjutnya guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

jelas dan siswa menanyakan materi yang kurang jelas. Guru memberi kesimpulan

diakhir pembelajaran dan memberi memberikan pesan-pesan moral kepada siswa

untuk rajin belajar di rumah maupun di sekolah. Kemudian guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meninggalkan ruang

kelas. Secara serentak, siswa berdiri menjawab salam dan mengucapkan terima

kasih kepada guru.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Juni 2017, pada pukul

08.00-09.10. Proses pembelajaran berlangsung selama 2x35 menit dengan

membahas materi tentang Peristiwa. Dalam tahapan ini, peneliti berperan sebagai

guru. Serangkaian tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

langkah-langkah strategi pembelajaran Time Token Arends sebagai solusi untuk

memecahkan masalah dalam penelitian ini.


50

Pada pertemuan pertama ini, diikuti oleh 19 siswa (semua hadir). Berikut

ulasan tentang pelaksanaan rangkaian kegiatan dan diamati oleh observer yang

telah ditentukan. Observer dari kegiatan siswa juga bertugas mengambil gambar

(foto-foto) yang sebagai bukti dokumentasi.

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan ini, guru beserta para observer memasuki ruang kelas

dengan memberikan salam kepada semua siswa. Siswa dengan serentak menjawab

salam dari guru. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak siswa untuk

menyanyi dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu, guru

mengisi daftar hadir siswa dengan memanggil satu persatu nama siswa. Siswa

menajawab hadir ketika namanya dipanggil. Selanjutnya, guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua yaitu siswa mampu

menanggapi suatu peristiwa dan dapat memberikan tanggapan secara lisan

didepan kelas.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap ini langkah demi langkah sesuai yang direncanakan (RPP),

kembali diterapkan kapada siswa dengan diawali dari menggali pengetahuan

siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya melalui

pertanyaan lisan. Guru mengingatkan kembali kepada siswa sekilas tentang materi

peristiwa. Guru mulai mengecek kembali apakah siswa sudah bisa mengomentari

peristiwa dengan baik. Kemudian guru mengatur posisi duduk siswa dalam bentuk

U untuk melaksanakan diskusi klasikal. Siswa mengikuti instruksi dari guru untuk

mengatur tempat duduk. Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan


51

petunjuk kegiatan mengomentari peristiwa secara lisan di depan kelas yang akan

dilakukan setiap siswa, sekaligus membagikan LKS kepada siswa. Guru

memberikan penjelasan dan arahan kepada siswa mengenai LKS yang diberikan.

Setelah semua siswa memahami LKS tersebut, guru memberikan sejumlah kupon

berbicara dengan waktu 30 detik per kupon kepada setiap siswa dan siswa

mengambil kupon yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru mempersilahkan

satu persatu siswa untuk mengomentari peristiwa yang ada pada lembar kerja

yang dipegangnya. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu

kepada guru. Satu kupon adalah satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil

lagi setelah bergiliran dengan siswa yang lain. Siswa yang telah habis kuponnya

tidak bisa tampil berbicara lagi dan siswa yang masih memegang kupon harus

berbicara sampai kuponnya habis.

c) Kegiatan akhir

Pada tahap kegiatan ini, guru memberikan sejumlah nilai berdasarkan

waktu yang digunakan setiap siswa dalam berbicara. Guru kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dipahami dan

memberikan kesimpulan dari materi pembelajaran. guru mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meninggalkan ruang kelas beserta

dengan para observer yang diringi ucapan terima kasih dan ucapan selamat siang

dari semua siswa.

3) Pertemuan 3
52

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Juni 2017 pada

pukul 08.00-08.50. Proses pemberian lembar tes berbicara berlangsung selama

2x25 menit. Siswa yang mengikuti pertemuan ketiga ini sebanyak 19 siswa (hadir

semua). Pada pertemuan ketiga ini, guru mengucapkan salam dan meminta salah

satu dari siswa untuk berdoa. Selanjutnya guru memberikan lembar tes berbicara

kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan

lembar tes yang diberikan.

c. Observasi

Adapun hasil observasi yang diperoleh selama proses pembelajaran

berlangsung adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

a) Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru yang dirangkum dalam lembar observasi

sesuai langkah strategi Time Token Arends menunjukkan bahwa dari 3 aspek yang

diamati yang terdiri dari 13 indikator yang diamati yang disesuaikan dengan

kegiatan dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor 1-3. Indikator

yang terlaksana dengan sangat baik dan tepat diberi skor 3, indikator yang

terlaksana dengan baik diberi skor 2, dan indikator yang terlaksana dengan kurang

baik diberi skor 1. Dari hasil observasi aktivitas guru, terdapat 9 indikator yang

telah dilakukan secara optimal atau berkategori sangat baik dan tepat, 4 indikator

yang dilaksanakan secara baik. Semua indikator keberhasilan yang diamati telah

dilakukan oleh guru. Jadi skor keseluruhan yang diperoleh dari observasi aktivitas
53

guru siklus II Pertemuan 1 adalah 35 (89,74%) dan termasuk dalam kategori

sangat baik (SB). Secara rinci tentang kegiatan guru dalam proses pembelajaran,

dapat dilihat pada lembar observasi lampiran 8.

b) Aktivitas Siswa

Hasil observasi pada aktivitas siswa diperoleh data bahwa dari 3 aspek

yang diamati yang terdiri dari 14 indikator. Indikator yang diamati disesuaikan

dengan kegiatan dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor 1-3. Dari

14 indikator terdapat 8 indikator dengan skor 3 dan 6 indikator dengan skor 2.

Dari hasil tersebut, jumlah skor yang diperoleh adalah 35 (85,71%) dan termasuk

dalam kategori sangat baik (SB). Secara rinci tentang aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi lampiran 9.

2) Pertemuan 2

a) Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru yang dirangkum dalam lembar observasi

sesuai langkah strategi Time Token Arends menunjukkan bahwa dari 3 aspek yang

diamati yang terdiri dari 12 indikator yang diamati yang disesuaikan dengan

kegiatan dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor 1-3. Indikator

yang terlaksana dengan sangat baik dan tepat diberi skor 3, indikator yang

terlaksana dengan baik diberi skor 2, dan indikator yang terlaksana dengan kurang

baik diberi skor 1. Dari hasil observasi aktivitas guru, hampir semuanya

dilaksanakan secara optimal. Diantaranya terdapat 11 indikator yang berkategori

sangat baik dan tepat, dan 1 indikator yang dilaksanakan secara baik. Jadi skor

keseluruhan yang diperoleh dari observasi aktivitas guru siklus II Pertemuan 2


54

adalah 35 (97,22%) dan termasuk dalam kategori sangat baik (SB). Secara rinci

tentang kegiatan guru dalam proses pembelajaran, dapat dilihat pada lembar

observasi lampiran 11.

b) Aktivitas Siswa

Hasil observasi pada aktivitas siswa diperoleh data bahwa dari 3 aspek

yang diamati yang terdiri dari 13 indikator. Indikator yang diamati disesuaikan

dengan kegiatan dalam RPP. Setiap indikator yang terlaksana diberi skor 1-3. Dari

13 indikator tersebut, 11 indikator yang memperoleh skor 3, dan 2 indikator

dengan skor 2. Dari hasil tersebut, jumlah skor yang diperoleh adalah 37 (94,87%)

dan termasuk dalam kategori sangat baik (SB). Secara rinci tentang aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi lampiran 12.

d. Refleksi

1) Proses

Tingkat keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan strategi Time

Token Arends pada siklus II pertemuan 1 dari aktivitas guru dan siswa mencapai

presentase indikator keberhasilan sebesar 87,72% dengan kategori sangat baik

(SB) dan keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 mencapai 96% dengan

kategori sangat baik (SB). Jadi tindakan siklus II pertemuan 1 dan 2 telah

mencapai indikator proses yang telah ditetapkan yaitu 85%.

2) Hasil

Setelah diadakan tes tindakan pada siklus II diperoleh data keterampilan

berbicara. Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut:
55

Tabel 4.2. Hasil Tes siklus II Keterampilan Berbicara Siswa

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase Rata-Rata

1 85-100 Sangat Baik 7 36,84%

2 70-84 Baik 11 57,90%

3 55-69 Cukup 1 5,26% 81,90%

4 46-54 Kurang 0

5 0-45 Sangat Kurang 0

Jumlah 19 100%

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa persentase skor keterampilan

berbicara siswa kelas V setelah diterapkan strategi pembelajaran Time Token

Arends. Dalam pembelajaran siklus II tercatat 7 atau 36,84% siswa berada pada

kategori sangat baik, 11 atau 57,90% siswa berada pada kategori baik dan 1 atau

5,26% siswa berada pada kategori cukup.

Adapun persentase ketuntasan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN

129 Lea setelah penerapan strategi pembelajaran Time Token Arends dalam

pembelajaran siklus I ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Persentase Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa.

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 0-69 Tidak Tuntas 1 5,26%

2 70-100 Tuntas 18 94,74%


56

Jumlah 19 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh ketuntasan keterampilan berbicara

siswa yaitu 94,74% atau 18 siswa dikategorikan tuntas dan 5,26% atau 1 siswa

dikategorikan tidak tuntas .

Dari hasil analisis dan refleksi tindakan siklus II, baik dari tingkat

keterlaksanaan pembelajaran maupun hasil tes siswa, membuktikan bahwa

penelitian yang dilakukan telah berhasil mencapai tujuan dengan pencapaian hasil

sebesar 85% tingkat keterlaksanaan pembelajaran dan 85% siswa memperoleh

nilai 70 sesuai yang telah ditentukan. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat

dinyatakan bahwa pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan

ke siklus berikutnya.

4. Data Hasil Wawancara

a. Hasil Wawancara dengan Guru

Hasil dari kegiatan wawancara yang dilakukan antara peneliti dan guru

kelas V SDN 129 Lea, diperoleh respon yang baik dari guru. Guru setuju dan

tertarik dengan pembelajaran melalui penerapan strategi Time Token Arends.

Siswa dianggap lebih mudah berbicara dengan mengikuti langah-langkah strategi

pembelajaran Time Token Arends karena strategi Time Token Arends mengajak

siswa untuk aktif dalam berbicara sehingga keterampilan berbicara siswa dapat

meningkat.

b. Hasil Wawancara dengan Siswa

Hasil wawancara antara beberapa siswa dan peneliti mendapat

kesimpulan dari respon siswa terhadap pembelajaran Time Token Arends. Siswa
57

merasa senang dan tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa berpendapat bahwa, mereka juga dengan mudah berbicara di depan kelas

secara lisan tanpa rasa takut dan malu.

B. Pembahasan

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan strategi Time Token Arends.

Menurut Indihadi (2006:9), bahwa salah satu fungsi bahasa adalah fungsi

ekspresi, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-

tekanan perasaan pembicara. Pendapat ini sejalan dengan fungsi bahasa secara

umum yaitu sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran, pandangan, perasaan,

agar bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Oleh sebab itu, pada

pembelajaran berbicara mengangkat materi mengomentari peristiwa dengan

menggunakan strategi pembelajaran Time Token Arends karena strategi ini

bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk

mengungkapkan pendapat atau pemikiran mereka secara lisan.

2. Penggunaan strategi Time Token Arends dalam pembelajaran

mengomentari peristiwa.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang timbul dalam proses

pembelajaran berbicara. Hal tersebut juga nampak dalam kelebihan strategi

pembelajaran Time Token Arends menurut Shoimin (2014), yaitu siswa tidak

mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali, siswa menjadi aktif dalam

kegiatan pembelajaran, melatih siswa dalam mengungkapkan pendapatnya, serta

menumbuhkan kebuasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi,

memberikan masukan, dan keterbukaan terhadap kritikan. Namun, saat


58

menggunakan strategi pembelajaran seperti ini guru perlu memilah materi yang

cocok karena tidak semua materi dapat di ajarkan dengan menggunakan strategi

tersebut. Dan strategi seperti ini juga tidak bisa diajarkan pada kelas yang jumlah

siswanya banyak karena semua siswa harus berbicara sehingga memerlukan

waktu yang banyak. Hal itu sama dengan pendapat yang diungkapkan Shoimin

(2014) dalam kekurangan strategi pembelajaran Time Token Arends yaitu tidak

bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak dan memerlukan banyak

waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran karena semua siswa harus

berbicara satu persatu sesuai dengan jumlah kupon yang dimilikinya.

3. Peningkatan keterampilan berbicara dengan strategi Time Token

Arends.

Menurut Djago Tarigan dalam Resmini dkk (2009:149), berbicara adalah

keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Tarigan,H.G.

(2008:16) mengemukakan pula bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Hal ini nampak

dalam proses pembelajaran yang didalamnya dilakukan latihan berbicara. Semua

siswa tampil berbicara untuk menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan

dan perasaan setiap siswa dalam mengomentari suatu peristiwa.

Dalam pembelajaran berbicara, seorang pembicara harus memberikan

kesan bahwa dia menguasai masalah yang dibicarakan sehingga bisa berbicaa

dengan lancar, pembicara juga harus memiliki keberanian untuk dapat tampil

berbicara . Selain itu, pembicara harus berbicara dengan jelas dan tepat agar
59

pendengar dapat memahami apa yang diungkapkan. Pembicara juga perlu

memilih kata yang pas untuk digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Yeti

Mulyati (2008) tentang faktor penunjang keefektifan berbicara yaitu pengucapan

Fonem, pilihan kata, keberanian, kelancaran, dll.

Menurut Rahmat Widodo dalam Shoimin (2014:216), strategi

pembelajaran Time Token Arends sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang

dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa

mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Hal ini sejalan dengan

pembelajaran yang telah dilakukan bahwa strategi Time Token Arends sangat

mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran berbicara. Tidak ada siswa yang

mendominasi pembicaraan dan juga tidak ada siswa yang selama pembelajaran

hanya duduk diam tetapi semua siswa aktif dalam berbicara mengungkapkan

pendapatnya secara lisan di depan kelas.

Anda mungkin juga menyukai