Oleh:
Anjelin Resky R
10 13 085
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Makassar
2014
i
2
Oleh :
Konsultan I Konsultan II
Tanggal : Tanggal
ii
3
DAFTAR ISI
F. Sistematika Penulisan
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
yang berintikan kebenaran dan keadilan. Dalam hal ini kepastian, ketertiban dan
perlindungan hukum menuntut, antara lain bahwa lalu lintas hukum dalam
jelas hak dan kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat.
yang berwujud suatu ketetapan. Namun dalam kenyataannya sering terjadi bahwa
hukum atau merugikan kepentingan warga negara atau badan hukum perdata,
Salah satu usaha pemerintah untuk menjamin perlindungan keadilan bagi anggota
5
Negara ini dimaksudkan bukan hanya untuk perlindungan serta kepastian hukum
Kemudian salah satu bidang yang mengatur tata kehidupan warga negara yang
juga tunduk pada hukum adalah bidang Pertanahan/Agraria. Pasal 33 ayat (3)
satu peraturan yang harus dipatuhi. Salan satu tujuan pembentukan UUPA adalah
atas tanah bagi seluruh rakyat, yakni melalui kegiatan pendaftaran tanah untuk
merata;
masa lalu dapat diselesaikan melalui suatu komisi atau badan peradilan khusus
atau dengan kata lain dilakukan penegakan hukum (law enforcement) secara
(gerechtigheid).[5]
kepada objek sengketa tanah, hal ini berkaitan dengan kewenangan untuk
absolut Peradilan Umum atau Peradilan Tata Usaha Negara. Kewenangan absolut
sengketa yang berada dalam hukum publik, yaitu sengketa yang timbul akibat
perbuatan pemerintah dalam hukum publik yang bersifat ekstern yang bersegi satu
dan bersifat konkrit, individual dan final yang tertuang dalam suatu keputusan
Pejabat Tata Usaha Negara.[6] Pada dasarnya kewenangan Peradilan Tata Usaha
sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata
usaha negara, baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya suatu
keputusan tata usaha negara. Untuk menilai dan menentukan apakah suatu
ketetapan yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat administrasi itu bertentangan
surat keputusan pemberian hak atas tanah atau sertifikat hak atas tanah atau
sertifikat hak atas tanah yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan
dilihat secara normatif maka sengketa pertanahan yang memiliki aspek hukum
tata usaha negara dan aspek hukum perdata dapat diselesaikan secara dualistis
9
oleh dua peradilan, hal ini disebabkan karena sengketa pertanahan dipandang
titik singgung kewenangan mengadili antara Peradilan Tata Usaha Negara dan
Peradilan Umum.
berselisih khususnya bagi pihak yang menggugat sengketa tanah tersebut, dan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
bahwa sengketa tanah yang masuk tahun 2006 berjumlah 24 (dua puluh empat)
perkara, tahun 2007 berjumlah 42 (empat puluh dua) perkara, tahun 2008
berjumlah 40 (empat puluh) perkara, dan sampai pada bulan maret berjumlah 14
Dari sejumlah keputusan yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara ada
pemerintah merasa mempunyai kedudukan yang lebih kuat terhadap rakyat yang
suatu ketetapan yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat administrasi itu
bertentangan dengan hukum atau tidak diperlukan suatu badan yang dapat
administrasi itu batal atau tidak sah dan bagi gugatan yang terbukti tidak berdasar
masyarakat pencari keadilan. Masih adanya putusan Peradilan Tata Usaha Negara
yang tidak dipatuhi Pejabat TUN merupakan salah satu hal yang menyebabkan
Negara dan sebagai alasan utama penyebab dari timbulnya kerugian dimasyarakat.
pihak masyarakat, merupakan dasar sengketa antara pejabat dengan rakyat. Untuk
11
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah di ubah menjadi
Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Oleh karena itu
Hal inilah yang menjadi latar belakang bagi Penulis untuk melakukan penelitian
88/G/2012/PTUN-JKT).
12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Peradilan Tata Usaha Negara menurut asas peradilan yang dianut di Indonesia ?
Nomor: 88/G/2012/PTUN-JKT?
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
14
BAB II
Metode Penelitian
A. Spesifikasi Penelitian
B. Sumber Data
Adapun sumber data yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini adalah
data sekunder, dimana bahan-bahan hukum seperti yang dikemukakan oleh
Soerjono Soekanto meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tertier. Sehingga Penulisan ini menitik beratkan pada penelitian
bahan pustaka atau yang dalam metode penelitian dikenal sebagai data sekunder,
yang terdiri dari :
Bahan-bahan yang ada kaitannya dengan bahan hukum primer, berupa literatur
bahan bacaan berupa buku, artikel, dan kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum
dan komentar atas putusan pengadilan.
Bahan diambil dari majalah, surat kabar untuk penunjang informasi dalam
16
penelitian.
Bahwa penelitian ini hanya dilakukan dengan studi dokumen yaitu menemukan
dan mengetahui asas-asas hukum, pasal-pasal peraturan perundangundangan yang
berlaku, teori-teori hukum, doktrin-doktrin hukum, yurisprudensi, filsafat hukum
dan hal-hal yang relevan dan menunjang terhadap kualitas dan kesempurnaan tesis
ini dari Peradilan Tata Usaha Negeri Medan.
E. Analisis Data
Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian dalam
rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti, sebelum analisis data
dilakukan, terlebih dahulu diadakan pengumpulan data, kemudian dianalisis
secara kualitatif dan ditafsirkan secara logis dan sistematis, terhadap asas-asas
hukum sistem-sistem hukum dan sinkronisasi hukum dengan menggunakan
metode berpikir deduktif dan induktif. Maksudnya kaidah-kaidah yang benar dan
tepat diterapkan menyelesaikan suatu permasalahan dari kasus ke kasus yang akan
membantu.
17
F. Sistematika Penulisan
Sebagaimana halnya setiap karya tulis dimana antara satu bab dengan yang
lainnya memiliki satu kesatuan agar dapat menjelaskan permasalahannya dan
untuk memperoleh sistematika yang teratur maka skripsi ini menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab III
TINJAUAN PUSTAKA
[1] Supandi, Karakteristik dan Asas-asas Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Negara serta perbedaannya dengan Hukum Acara Perdata, Makalah, (Jakarta :
LPP-HAN, 2004), hal. 2.