Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs
DOI: 10.18196/jmmr.6101.
2009).Tujuan evaluasi adalah untuk memberikan bahan- bahan patogen. Perawat dapat membawa infeksi dari satu pasien ke pasien
pertimbangan untuk menentukan kebijakan tertentu, yang diawali yang lain.
dengan suatu proses pengumpulan data sistematis. Perawat ICU berbeda dengan perawat bagian lain. Tingkat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi pekerjaan dan pengetahuan perawat ICU lebih kompleks dibanding
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek dengan perawat bagian lain di rumah sakit, karena bertanggung
tertentu. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : jawab menpertahankan homeostasis pasien untuk berjuang
pendidikan, informasi media massa, sosial, budaya, ekonomi, melewati kondisi kritis/ terminal yang mendekati kematian (Hudak,
lingkungan, pengalaman, dan usia. Tahapan pengetahuan ada enam 2009). Karakteristik perawat ICU, yaitu memiliki tingkat
tingkatan yakni : tahu (know), memahami (comprehension), pengetahuan dan keterampilan lebih baik daripada perawat lain
aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dalam menangani pasien yang memiliki kondisi kritis. Perawat ICU
evaluasi (evaluation). minimal memiliki sertifikat BTCLS. Pelayanan ICU adalah
Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat pelayanan yang diberikan kepada pasien yang dalam keadaan sakit
terhadap aturan, perintah, prosedur, dan disiplin. Perilaku berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan ketat
kepatuhan bersifat sementara karena perilaku ini bertahan karena dan terus menerus serta tindakan segera.
adanya pengawasan.Perilaku kepatuhan yang optimal jika perawat
itu sendiri menganggap perilaku ini bernilai positif (Evaldiana, METODE PENELITIAN
2013). Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan terdiri dari faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain Jenis Penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif
:pengetahuan, masa kerja, pendidikan, dan sikap. Faktor ekstrinsik yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dengan
antara lain kelengkapan APD, kenyamanan APD, peraturan tentang rancangan cross sectional. Data kuantitatif didapatkan dengan
APD, pengawasan penggunaan APD membagikan kuesioner pada sejumlah responden dan data kualitatif
HAIs (Healthcare-Associated Infections) adalah istilah diambil dengan melakukan observasi dan wawancara.
yang digunakan untuk infeksi yang didapat di rumah sakit dan Subyek penelitian ini adalah perawat Intensive Care Unit
fasilitas kesehatan lainnya, infeksi yang terjadi sebagai akibat (ICU) di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sejumlah
intervensi kesehatan (Mitchell, et al., 2014). HAIs disebut juga 20 orang. Pendekatan kuantitatif penelitian ini berupa pembagian
infeksi nosokomial. Dalam melakukan tindakan pencegahan dan kuesioner menggunakan teknik total sampling. Pendekatan
pengendalian HAIs (Healthcare-Associated Infections) perlu kualitatif berupa observasi dilakukan dengan teknik total sampling
memutus salah satu dari rantai penularan antara lain agen infeksi dan pelaksanaan wawancara dilakukan dengan teknik purposive
(infectious agent), reservoir, portal of exit, transmisi, (portal of sampling untuk mendapatkan informasi kunci.
entery). Data kuantitatif didapatkan dengan instrumen penelitian
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) berupa kuesioner pengetahuan perawat terhadap penggunaan APD.
mendefinisikan Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus Data kualitatif didapatkan dengan beberapa instrumen penelitian
atau peralatan yang digunakan oleh karyawan untuk perlindungan yaitu lembar observasi daftar kepatuhan penggunaan APD, lembar
diri dari bahan yang menular (Centers for Disease Control and observasi kelengkapan APD, lembar observasi peraturan tentang
Prevention). Jenis APD di rumah sakit antara lain sarung tangan, APD, check list sosialisasi atau pelatihan Alat Pelindung Diri
masker, google atau kacamata, gown atau gaun pelindung, penutup (APD), dan pedoman wawancara
kepala atau topi, pelindung kaki. Analisis data dilakukan dengan cara memberi kode pada
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang setiap pertanyaan untuk memudahkan pemasukan data ke dalam
berada di lingkungan rumah sakit yang dapat memiliki resiko tabel hasil, mengelompokkanpertanyaan berdasarkan variabel yang
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Perawat setiap hari kontak diteliti, memasukkan data kuesioner, observasi, dan wawancara ke
dengan pasien dalam waktu yang cukup lama yaitu enam sampai dalam tabel hasil, mengolah data menjadi bentuk frekuensi,
delapan jam per hari, sehingga dapat terpajan mikroorganisme persentase, rata rata, median, dan standar deviasi serta
menampilkan hasil dalam bentuk tabel, diagram, dan gambar, dan
|3 | Ayu Cahyaning Pramesti Evaluasi Pengetahuan Dan Kepatuhan Perawat Terhadap Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)i Intensive Care Unit (ICU) Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Hasil
Tabel 1
Karakteristik Responden
Kategori Frekuensi Prosentase
Usia
20 30 tahun 5 25 %
31 40 tahun 8 40%
41 50 tahun 5 25%
51 60 tahun 2 10%
Total 20 100%
Jenis Kelamin
D3 15 75%
D4 1 5%
S1 4 20%
Total 20 100%
Lama Bekerja
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit), x (x), x-xxx |4|
1 5 tahun 4 20%
6 10 tahun 6 30%
11 15 tahun 4 20%
16 20 tahun 2 10%
21 25 tahun 3 15%
26 30 tahun 1 5%
Total 20 100%
Sumber Informasi
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perawat Tingkat pengetahuan perawat dinilai dengan skor T.
Intensive Care Unit (ICU) RSUD Panembahan Senopati Bantul Adapun hasilnya diperoleh nilai standar deviasi = 1,05; mean =
sebagian besar berumur 31 40 tahun (40%), sebagian besar 13,45; dan median = 50. Selanjutnya, untuk mengkategorikan data,
berjenis kelamin perempuan (75%), tingkat pendidikan sebagian maka data diolah dalam bentuk skor T. Apabila nilai lebih besar
besar D3 (75%), lama bekerja sebagian besar 6-10 tahun (30%), atau sama dengan rerata skor T ( 50) maka dikategorikan
dan sumber informasi mengenai APD sebagian besar didapatkan pengetahuan tinggi dan apabila lebih kecil dari skor T (< 50)
dari rumah sakit (55%). dikategorikan pengetahuan rendah
Tabel 2
Distribusi Frekuensi dan Prosentase Pengetahuan Perawat tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
No Kategori Frekuensi Presentase
1. Rendah 8 40 %
2. Tinggi 12 60 %
Total 20 100%
|5 | Ayu Cahyaning Pramesti Evaluasi Pengetahuan Dan Kepatuhan Perawat Terhadap Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)i Intensive Care Unit (ICU) Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Tingkat kepatuhan perwat dinilai dengan skor T. Adapun hasilnya 25. Apabila nilai lebih besar atau sama dengan rerata skor T (
diperoleh nilai standar deviasi = 0,9; mean = 3,6; dan median = 54, 54,25) maka dikategorikan patuh, dan apabila lebih kecil dari skor
T (< 54,25) dikategorikan tidak patuh.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi dan Prosentase Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Perawat
Intensive Care Unit (ICU) RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
1 Patuh 16 80%
Jumlah 20 100%
Berikut disajikan mengenai ketersediaan Alat tidak tersedia di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD
Pelindung Diri di ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Panembahan Senopati Bantul.
Berdasarkan tabel berikut, dapat dilihat bahwa googles dan topi
Tabel 4
Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta
No Jenis APD Ketersediaan Keterangan
Ada Tidak
Berikut disajikan tabel ketersediaan berikut, pedoman penggunaan APD serta panduan dan
peraturan Alat Pelindung Diri di ICU RSUD SOP tidak tersedia di ruang Intensive Care Unit (ICU)
Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan tabel RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Tabel 5
Ketersediaan Peraturan tentang Alat Pelindung Diri (APD) Intensive Care Unit (ICU)RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Jenis Peraturan Ketersediaan Keterangan
Kebijakan PPI
Pedoman Penggunaan APD
Panduan dan SOP
Berikut disajikan tabel mengenai riwayat mengikuti APD sebesar 45%, dan perawat yang tidak memiliki riwayat
seminar atau pelatihan tentang APD. Berdasarkan tabel berikut, mengikuti seminar sebanyak 55%
perawat yang memiliki riwayat mengikuti seminar/ pelatihan
Tabel 6
|7 | Ayu Cahyaning Pramesti Evaluasi Pengetahuan Dan Kepatuhan Perawat Terhadap Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)i Intensive Care Unit (ICU) Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Tidak 11 55%
Ya 9 45%
Total 20 100%
Berikut disajikan hasil wawancara dengan informan. APD, pengawasan APD, peraturan tentang APD, dan
Pokok pembahasan wawancara dengan informan antara lain rekomendasi APD.
tentang hambatan dan kendala penggunaan APD, sosialisasi
Tabel 7
Hasil Wawancara dengan Informan
Pembahasan
Tingkat Pengetahuan Perawat terhadap Penggunaan Alat pendidikan, pengalaman orang lain, media massa, maupun
Pelindung Diri (APD) lingkungan (Notoatmodjo dan Meliono, 2007)
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 12 perawat Tingkat Kepatuhan Perawat terhadap Penggunaan
(60%) memiliki tingkat pengetahuan mengenai APD yang Alat Pelindung Diri (APD)
tinggi dan 8 perawat (40%) memiliki tingkat pengetahuan yang
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 16 orang
rendah mengenai APD. Hal ini menunjukkan bahwa
perawat (80%) patuh terhadap penggunaan Alat Pelindung
pengetahuan total responden termasuk pengetahuan tinggi.
Diri (APD) dan 4 perawat (20%) tidak patuh terhadap
Pengetahuan merupakan proses dari tidak penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Hal ini
tahu menjadi tahu. Hal ini terjadi setelah seseorang melakukan menunjukkan bahwa perawat Intensive Care Unit (ICU)
penginderaan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, patuh terhadap penggunaan APD. Pengetahuan merupakan
rasa, dan raba terhadap suatu obyek tertentu. Pendapat lain faktor yang sangat penting untuk terbentuk perilaku
juga mengungkapkan bahwa pengetahuan adalah informasi seseorang, bila seseorang mempunyai pengetahuan yang
yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi kurang terhadap potensi ataupun sumber bahaya yang ada di
untuk bertindak, yang lantas melekat di benak seseorang. lingkungan kerjanya, maka individu tersebut akan cenderung
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui membuat suatu keputusan yang salah, dalam hal ini perilaku
kepatuhan penggunaan APD. Hasil penelitian ini
|9 | Ayu Cahyaning Pramesti Evaluasi Pengetahuan Dan Kepatuhan Perawat Terhadap Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)i Intensive Care Unit (ICU) Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
(ICU) RSUD Panembahan Senopati Bantul kemana-mana, contohnya googles dan topi
3. Melengkapi peraturan tentang
sebesar 55% belum mengikuti pelatihan dan
APD antara lain Pedoman Penggunaan APD
seminar mengenai Alat Pelindung Diri (APD)
4. Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) serta Panduan dan SOP
4. Perlu adanya evaluasi secara
berupa topi dan googles masih belum tersedia
5. Belum ada peraturan Pedoman Penggunaan teratur dan berkesinambungan terhadap
APD serta Panduan dan SOP penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
Banda, Irfan. 2015. Hubungan Perilaku Perawat dengan evaluating health care workers personal protective
Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) equipment technique American Journal of Infections
Sesuai Standard Operating Procedure (SOP) di Ruang Control, vol. 39, no. 5, pp 415420
Dinkes (2005) Pedoman Unit Gawat Darurat. Yogyakarta : Infection Control,vol 41, no 1, pp 813
Ningsih, Shely. S.R (2014). Gambaran Perilaku Perawat dalam Rahel Mathews, Jack K. Leiss, Jennifer T. Lyden, Sara
Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang Rawat Inap Sousa,Jennifer M. Ratcliffe,Janine Jagger, 2008,
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung. Thesis. Provision and use of personal protective equipment and
Universitas Pendidikan Indonesia diakses pada 01 Juni safety devices in the National Study to Prevent Blood
Notoatmodjo, S (2012)Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Laporan Artikel, Geneverment General Hospital
: Rhineka Cipta
Riwidigdo (2010)Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Nursalam (2007)Manajemen Keperawatan, Aplikasi, dan Riyanto, Agus (2011)Aplikasi Medodologi Penelitian
Salemba Medika
Robyn Mitchell, Virginia Roth, Denise Gravel, George
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Astrakianakis, Elizabeth Bryce, Sarah Forgie, et al.,2013,
--
Academic Discipline / Sub-Disciplines
--
Type / Method / approach / paradigm
Nama Instansi Penulis (dalam bahasa Inggris) [Example: Ministry of Communications and Information Technology RI]
* Bila lebih dari satu instansi gunakan numbering
sesuai dengan urutan penulisnya
--
Authors Institution (in English)
* If there were more than one institution, please use
numbering in accordance with the order of authors