Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Judul
Menurut SAK( PSAK:No.14 IAI,2002) Persediaan adalah aset yang tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi atau dalam
perjalanan , dan dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses atau pemberian jasa.

Menurut SAK ETAP (IAI:56-57) Entitas harus menentukan biaya persediaan


dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar Pertama (MKKP) atau rata-
rata terimbang. Rumus biaya yang sama harus digunakan untuk seluruh persediaan
dengan sifat dan pemakaian yang serupa. Untuk persediaan dengan sifat dan
pemakaian yang berbeda , penggunaan rumus biaya yang berbeda dapat dibenaran.
Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP.

Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan ,


pemakaian dan penjualan persediaan , karena berkaitan dengan siklus pembelian,
utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.

Entitas harus mengungkapkan:Kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk


mengukur persediaan , termasuk rumus biaya yang digunakan.Total jumlah tercatat
persediaan dan klasifikasinya yang tepat dengan entitas.Jumlah persediaan yang
diakui sebagai beban selama periode.Jumlah penurunan nilai persediaan dan
pemulihannya yang diakui dalam laporan laba rugi.Jumlah tercatat persediaan yang
digunakan.

1.2 Manfaat topik yang menarik untuk dibahas


Topik tentang pemeriksaan persediaan menarik untuk dipelajari dan dipahami
adalah supaya kita dapat memahami bagaimana cara mengaudit persediaan dengan
baik dan benar dan kita dapat mengetahui apa saja tujuan diadakanya pemeriksaan
persediaan . Dengan adanya materi tentang pemeriksaan persediaan ini kita dapat
mengetahui sekaligus memahami prosedur apa saja dalam pemeriksaan persediaan,
dan kita dapat mengetahui bagimana penyajian persediaan apakah sudah sesuai
dengan PABU dan kemudian jika kita menjadi seorang auditor dapat melakukan tugas
auditor dengan baik dan benar sesuai dengan SPAP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persediaan
Menurut SAK( PSAK:No.14 IAI,2002) Persediaan adalah aset yang tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi atau dalam
perjalanan , dan dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses atau pemberian jasa.
Persediaan mempunyai sifat-sifat yaitu:
a. Biasanya merupakan aset lancar karena masa perputarannya biasanya kurang
atau sama dengan satu tahun.
b. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan
industri.
c. Mempunyai pengaruh besar terhadap laporan posisi keuangan dan perhitungan
laba rugi , karena kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode
akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aset lancar dan total aset , beban
pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih , taksiran pajak penghasilan ,
pembagian deviden dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke
laporan keuangan periode berikutnya.
Contoh dari perkiraan perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan
adalah:
a. Bahan baku (raw materials)
b. Barang dalam proses (work in proces)
c. Barang Jadi ( finished goods)
d. Suku cadang (spare-parts)
e. Bahan pembantu
f. Barang dalam perjalanan ( goods in transit) yaitu barang yang sudah dikirim
oleh suplier tetapi belu sampai digudang perusahaan.
g. Barang konsinyasi : consignment out ( barang perusahaan yang dititip jual pada
perusahaan lain. Sedangkan consigment in ( barang perusahaan lain dititip jual
di perusahaan) tidak boleh dilaporkan sebagai persediaan perusahaan.

Menurut SAK ETAP (IAI:56-57)


Entitas harus menentukan biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya
masuk pertama keluar Pertama (MKKP) atau rata-rata terimbang. Rumus biaya yang
sama harus digunakan untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian yang
serupa. Untuk persediaan dengan sifat dan pemakaian yang berbeda , penggunaan
rumus biaya yang berbeda dapat dibenaran. Metode masuk terakhir keluar pertama
(MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP.
Entitas harus mengukur biaya persediaan untuk jenis persediaan yang normalnya
tidak dapat dipertukarkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek tertentu dengan menggunakan identifikasi khusus.Entitas harus mengguji pada
setiap pelaporan apakah persediaan menurun nilainya yaitu nilai tercatatnya tidak
dapat dipulihkan secara penuh.

2.2 Tujuan Pemeriksaan Persediaan


a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan.
Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan:
- Adanya pemisahan tugas tanggung jawab antara bagian pembelian ,
penerimaan barang, gudang, akuntansi, dan keuangan.
- Digunakan formulit-formulir yang bernomor urut tercetak.
- Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender
- Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan , penerimaan kas
maupun pengeluaran kas.
- Digunakan anggaran untuk pembelian , produksi , penjualan , dan
penerimaan serta pengeluaran kas.
- Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order
quantity dan iron stock.
- Digunakannya perpetual inventory system dan stock card , terutama pada
perusahaan yang nilai prsediaan per jenisnya cukup material.
b. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum dilaporan neraca betul-
betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
c. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persedian sesuai dengan PABU.
Pada umumnya persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan , dalam hal ini
bisa dipilih metode first ini first out ( FIFO), lasi in first out (LIFO), atau Average
cost.
d. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan sesuai dengan PABU.
Ada dua sistem pencatatan persediaan yang bisa digunakan , yaitu perpetual
sytem dan physical system.
e. Untuk memeriksa apakah barang-barang yang rusak (defective) , bergerak
lambat dan ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
f. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
g. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai
pertanggungan yang cukup.
h. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan
yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan .
i. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan
sudah sesuai dengan PABU.
Menurut SAK ETAP (IAI,2009:124) Entitas harus menilai setiap tanggal pelaporan
apakah persediaan turun nilainya. Entitas harus membuat penilaian dengan
membandingkan jumlah tercatat setiap jenis persediaan (atau kelompok persediaan
yang sama) dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika
suatu jenis persediaan turun nilainya , maka entitas harus mengakui kerugian dalam
laporan laba rugi atau perbedaan antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya
untuk menyelesaikan dan menjual.
Jika tidak praktis untuk menentukan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual setiap jenis persediaan , maka entitas diperkenankan
mengelompokkan jenis persediaan dalam lini produk yang sama tujuan dan
pemakaianya serta diproduksi dan dipasarkan dalam area geografis yang sama untuk
tujuan menguji penurunan nilai.

2.3 Prosedur pemeriksaan atas Persediaan


Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan ,
pemakaian dan penjualan persediaan , karena berkaitan dengan siklus pembelian,
utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Prosedur pemeriksaan untuk compliance test
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionaries .
Dan lakukan tes transaksi atas pembelian dengan menggunakan purchase
order sebagai sampel. Untuk tes transaksi atas pemakaian persediaan bisa
digunakan faktur penjualan sebagai sampel.
2. Tarik kesimpualan mengenai internal control.
Jika dari tes transaksi auditor tidak menemukan kesalahan , maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif. Karena
itu subtantive test atas persediaan bisa dipersempit.

Prosedur pemeriksaan Subtantive Atas Persediaan


1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik (stock opname) yang dilakukan
perusahaan. Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada
digudang perusahaan . Untuk barang consignment out dan barang-barang yang
tersimpan di public warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock
opname , jika tidak material , cukup dikirim konfirmasi.
2. Minta Final Inventory List dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
- Check mathematical accuary ( penjumlahan dan perkalian)
- Cocokkan quantity per book dengan stock card
- Cocokkan quantity per count dengan count sheet auditor
- Cocokkan total value dengan buku besar persediaan
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
- Untuk raw material dan supplies :periksa faktur pembelian yang terakhir dan
perhatikan apkah perusahaan menggunakan FIFO,LIFO, atau AVERAGE.
- Untuk Work in Process :Pelajari cost accounting prosedures yang
digunakan perusahaan.
- Untuk Finished Goods: pelajari cost accounting apakah perusahaan
menggunakan standard cost.
4. Periksa unit price dari bahan baku , barang dalam proses , barang jadi, dan
bahan pembantu
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum dan
sesudah tanggal laporan posisi keuangan.
6. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat , barang-barang
yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event)
8. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit , notulen rapat.
Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan
sebagai barang jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak
ketiga.
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.
Jika ada purchase atau sales comitment yang menimbulkan kerugian material
bagi perusahaan dalam periode berikutnya , hal tersebut harus dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan.
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan , lakukan prosedur berikut ini:
- Minta rincian goods in transit per tanggal neraca.
- Periksa mathematical accuary.
- Periksa subsequent clearance.
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
penyesuaian jika diperlukan.
13. Periksa apakah penyajian persedian di laporan posisi keuangan sudah sesuai
dengan PABU.

Menurut SAK ETAP (IAI,2009:57) Entitas harus mengungkapkan:


a. Kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk mengukur persediaan , termasuk
rumus biaya yang digunakan
b. Total jumlah tercatat persediaan dan klasifikasinya yang tepat dengan entitas.
c. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode.
d. Jumlah penurunan nilai persediaan dan pemulihannya yang diakui dalam
laporan laba rugi
e. Jumlah tercatat persediaan yang digunakan.

Menurut SAK ETAP (IAI,2009:125) entitas harus menilai :


Entitas harus membuat penilaian baru atas harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual dan setiap periode berikutnya. Jika situasi di periode
sebelumnya yang menyebabkan persediaan turun nialinya tidak ada lagi atau adanya
bukti nyata kenaikan dari harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual
karena perubahan kondisi ekonomi, maka entitas harus memulihkan jumlah penurunan
niali sebelumnya (pemulihan dibatasi sebesar jumlah awal kerugian penurunan nilai)
sehingga jumlah tercatat baru adalah nilai yang lebih rendah antara harga perolehan
dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual yang telah direvisi.
BAB III

KESIMPULAN

Persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal, dalam proses produksi atau dalam perjalanan , dan dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa.

Persediaan mempunyai sifat-sifat yaitu: Biasanya merupakan aset lancar


karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri. Dan
mempunyai pengaruh besar terhadap laporan posisi keuangan dan perhitungan laba
rugi perusahaan.

Entitas harus menentukan biaya persediaan dengan menggunakan rumus


biaya masuk pertama keluar Pertama (MKKP) atau rata-rata terimbang. Rumus biaya
yang sama harus digunakan untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian
yang serupa. Untuk persediaan dengan sifat dan pemakaian yang berbeda ,
penggunaan rumus biaya yang berbeda dapat dibenaran. Metode masuk terakhir
keluar pertama (MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP.

Dan yang perlu diperhatikan ada dua sistem pencatatan persediaan yang bisa
digunakan , yaitu perpetual sytem dan physical system dan kita harus memahami
bagaimana seandainya perusahaan menggunakan perpetual sytem dan bagaimana
perlakuannya, dan sebaliknya jika perusahaan menggunkan physical system.

Jika dari tes transaksi auditor tidak menemukan kesalahan , maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif. Karena itu
subtantive test atas persediaan bisa dipersempit. Dan sebaliknya jiak auditor
menyimpulkan bahwa internal control atas persediaan tidak bejalan efektif , maka
auditor harus memperluas subtantive tes atas persediaan.
REFERENSI
Agoes,Sukrisno.2016.Auditing:Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik.Edisi4.Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai