Anda di halaman 1dari 20

BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN

INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

BAB VI
PENGENDLIAN KOROSI
DENGAN PENAMBAHAN INHIBITOR EKTRAK BAHAN
ALAM
6.1. Tujuan :
1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstrak bahan alam
terhadap proses korosi
2. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan
penambahan inhibior ekstak bahan alam
3. Menghitung laju korosi dari logam dengan lingkungan yang ditambah
inhibitor
4. Mengetahui dan memahami penggunaan pH meter dan potensiometer
5. Mengetahui dan memahami perbandingan laju korosi antar inhibitor

6.2. Dasar Teori :


Suatu inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu
zat kimia yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan tertentu, dapat
menurunkan laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam. Pada
prakteknya, jumlah yang ditambahkan adalah sedikit, baik secara kontinu maupun
periodik menurut suatu selang waktu tertentu.
Ekstrak bahan alam dapat digunakan sebagai inhibitorkorosi untuk mencegah
korosi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan dugaan tersebut.
Ekstrak daun tembakau, daun teh hijau, getah pinus, dan bahan alam yang lain telah
diuji. Alasan pemanfaatan ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi karena
inhibitor korosi dari bahan kimia sintesis sebagian besar berbahaya, mahal dan tidak
ramah lingkungan. Ekstrak bahan alam memiliki pasangan elektron bebas yang
akan membentuk senyawa kompleks dengan logam. Ekstrak daun tembakau, teh
dan kopi dapat efektif sebagai inhibitor pada sampel logam besi, tembaga, dan
alumunium dalam medium larutan garam.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 83


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Korosi dapat dikurangi dengan bebagai macam cara, cara yang paling mudah
dan paling murah adalah dengan menambahkan inhibitor ke dalam media. Inhibitor
adalah senyawa yang bila ditambahkan dengan konsentrasi yang kecil kedalam
lingkungan elektrolit, akan menurunkan laju korosi. Inhibitor dapat dianggap
merupakan katalisator yang memperlambat (retarding catalyst). Pemakaian
inhibitor dalam suatu sistem tertutup atau sistem resirkulasi, pada umumnya hanya
dipakai sebanyak 0.1% berat. Inhibitor yang ditambahkan akan menyebabkan :
a. Meningkatnya polarisasi anoda
b. Meningkatnya polarisasi katoda
c. Meningkatnya bahan tahanan listrik dari sirkuit oleh pembentukan lapisan
tebal pada permukaan logam.
Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan
anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas,
seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa
amina. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini
merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah
lingkungan, maka sering industri-industri kecil dan menengah jarang menggunakan
inhibitor pada sistem pendingin, sistem pemipaan, dan sistem pengolahan air
produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu
penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradabel, biaya
murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan.
Inhibitor dari ekstrak bahan alam adalah solusinya karena aman, mudah
didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan. Ekstrak
bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom
yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan
elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk
senyawa kompleks dengan logam. Ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat
efektif sebagai inhibitor pada sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam
medium larutan garam.
Ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki unsur nitrogen yang berfungsi
sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 84


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

kompleks. Kopi mengandung kafein yang merupakan alkaloid yang mempunyai


cincin purin dan merupakan derivate dari metil xanthine (1,3,7,-trimetil xanthine)
dengan BM 194,14, specific gravity 1,23. Rumus molekul dari kafein adalah
C8H10N4O2. Ekstrak daun tembakau, lidah buaya, daun pepaya, daun teh, dan
kopi dapat efektif menurunkan laju korosi mild steel dalam medium air laut buatan
yang jenuh CO2. Lidah buaya mengandung aloin, aloenin, aloesin dan asam amino.
Daun pepaya mengandung N-asetil-glukosaminida, benzil isotiosianat, asam
amino. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari
kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya seperti daun
tembakau yang mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin, hidrazin,
alanin, quinolin, anilin, piridin, amina, dan lain-lain. Sedangkan daun teh dan kopi
banyak mengandung senyawa kafein dimana kafein dari daun teh lebih banyak
dibandingkan kopi (Anonim, 2010).
Back to Nature (kembali ke alam) merupakan istilah yang digunakan oleh
banyak orang, agar masyarakat kembali memanfaatkan bahan-bahan kimia yang
telah disediakan oleh alam dan bukan bahan sintetis. Trend back to nature ini
didasarkan oleh berbagai kekurangan, keamanan, dan bahaya kesehatan dari
penggunaan yang terus menerus dari bahan kimia sintetis. Contoh sederhananya
adalah dalam bidang pertanian, dimana banyak petani dan konsumen lebih memilih
hasil pertanian yang dipupuk dengan mengunakan pupuk alami (kompos/kotoran
ternak) dibandingkan dengan pupuk sintetis. Contoh-contoh lainnya adalah
penggunaan plastik, dimana sekarang sedang digalakkan pencarian bahan baku
plastik alami (biopolimer) yang diharapkan dapat menggantikan peranan plastik
sintetis yang bersifat nonbiodegradable dan tidak ramah lingkungan. Begitupun
dengan zat aditif makanan (alami dan sintetis), soft drink, dan lain-lain.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 85


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.3.Metodologi Praktikum
6.3.1. Skema Proses

Persiapan alat dan bahan

Spesimen dibersihkan dengan menggunakan amplas

Ukur dimensi dan timbang berat awal spesimen

Kaitkan kawat tembaga pada spesimen

Buat larutan NaCl 0,1 M

Timbang inhibitor yang akan digunakan

Celupkan spesimen pada larutan

Ukur pH larutan dan potensial spesimen mula - mula

Amati secara visual, ukur pH dan Potensial spesimen setiap 1x


24 jam selama 7 hari

Ukur dimensi dan timbang berat spesimen akhir

Ukur dimensi dan timbang berat spesimen akhir

Analisa dan pembahasan

kesimpulan

Gambar 6.1. Skema Proses Pengendalian Korosi Dengan Penambahan Ekstrak Bahan Alam

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 86


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.3.2. Penjelasan Skema Proses


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Spesimen dibersihkan dengan menggunakan mesin gerinda
3. Spesimen diukur dimensinya dan ditimbang berat awal dengan
menggunakan neraca digital dan jangka sororng
4. Buat larutan NaCl 0,1 M
5. Timbang berat inhibitor ekstrak kulit manggis dan daun jambu biji
seberat 10-20 ppm (part per million)
6. Celupkan spesimen ke dalam masing masing larutan sebelumnya
disemprot dengan alkohol untuk menghilamgkan kotoran organik
7. Ukur pH larutan dan potensial spesimen dengan menggunakan pH
meter dan potensiometer
8. Amati secara visual, ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter
dan ukur potensial spesimen menggunakan potensiometer setiap
1x24 jam selama 7 hari
9. Bersihkan spesimen dengan Aqua DM dan keringkan mengunakan
tisu
10. Ukur dimensi spesimen dengan jangka sorong dan timbang berat
akhir spesimen
11. Analisa hasil percobaan
12. Hasil analisa disimpulkan

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 87


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.3.3. Gambar Proses

Spesiem dibersihkan terlebih dahulu


dengan menggunakan amplas
340,600,800 mesh

Spesimen diukur dimensi dan


ditimbang berat awal, dengan
menggunakan neraca digital dan
jangka sorong

Buat larutan NaCl 0,1 M


dengan penambahan inhibitor
ektrak kulit manggis dan
NaCl NaCl ekstrak daun jambu 10-20 ppm

Celupkan spesimen ke
larutan

NaCl NaCl

Ukur pH larutan dan


potensial spesimen serta
amati perubahan secara
visual 1x24 selama 7 hari

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 88


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Spesimen dibersihkan
dengan aqua dm dan
dikeringkan dengan
menggunakan tisu

Spesimen diukur dimensi


dan timbang berat akhir
dengan menggunakan
jangka sorong dan neraca
digital

Gambar 6.2. Pengendalian Korosi Dengan Penambahan Ekstrak Bahan Alam

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 89


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.4. Alat Dan Bahan


6.4.1. Alat
1. Neraca digital (1buah)
2. Potensiometer (1 buah)
3. pH meter (1buah)
4. Refference electrode (1buah)
5. Gelas kimia (1 buah 600 mL)
6. Batang pengaduk (1buah)
7. Kaca arloji (1buah)

6.4.2. Bahan
1. Aqua dm
2. NaCl 0,1 M
3. Ekstrak daun pepaya (10-20 ppm)
4. Ekstrak daun teh (10-20 ppm)
5. Ekstrak kulit manggis (10-20 ppm)
6. Spesimen ST 37
7. Amplas (240,600,800 mesh)
8. Alkohol 96%

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 90


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data


6.5.1. Pengumpulan Data

Tabel 6.1. Data Awal Pengujian

No Jenis data NaCl + ekstrak kulit NaCl + ekstrak daun


manggis jambu biji
1 Berat awal (gr) 22,06 22,32
2 Berat akhir (gr) 22,01 22,24
3 Panjang awal (mm) 60,2 60,5
4 Lebar awal (mm) 39,92 40,08
5 Tebal awal (mm) 1,12 1,8
6 Waktu pengamatan
16.00 16.15
(jam)

Tabel 6.2. Data Pengamatan Peukuran Dimensi Dan Berat

Panjang Tebal
Lebar (mm) Berat
No Nama (mm) (mm)
Ekstrak W0 W1 W
P0 P1 L0 L1 T0 T1
(gr) (gr) (mg)
Kulit
1 60,2 60,10 39,92 40,15 1,12 1,20 22,06 22,01 50
Manggis
Jambu
2 60,5 59,10 40,08 40,20 1,8 1,25 22,32 22,24 80
Biji

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 91


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Tabel 6.3. Data Pengamatan Secara Visual, potensial, dan pH Pada Larutan Nacl
+ Ekstrak Kulit Manggis

Gambar intensitas dalam larutan Pengamatan


No Tanggal Potensial pH
Depan Belakang secara visual
Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
1 28-11-16 -0,64 7,28 keruh

Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
2 29-11-16 -0,63 7,07 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
3 30-11-16 -0,59 7,03 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
belakang

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 92


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
4 1-12-16 --0,55 7,22 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
5 2-12-16 -0,32 7,08 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
6 3-12-16 -0,12 6,66 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
7 4-12-16 -0,64 7,14 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 93


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Tabel 6.4. Data Pengamatan Secara visual, potensial, dan pH padaLarutan NaCl
+ Ekstrak jambu biji

Gambar intensitas dalam larutan Pengamatan


No Tanggal Potensial pH
Depan Belakang secara visual

Terdapat
endapan
1 28-11-16 -0,63 7,28 Larutan
menjadi
keruh

Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
2 29-11-16 -0,64 7,01 keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
3 30-11-16 -0,59 6,18 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 94


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
4 1-12-16 -0,17 6,70 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
5 2-12-16 -0,26 6,53 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
6 3-12-16 -0,58 6,14 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
7 4-12-16 -0,64 6,23 kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 95


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.5.2 Pengolahan Data


Diagram Pourbaix

Gambar 6.3. Diagram Pourbaix Larutan Nacl + Ekstrak Kulit Manggis

Hari pertama

Hari kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari keenam
Hari ketujuh

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 96


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Gambar 6.4. Diagram Pourbaix Larutan Nacl + Ekstrak Daun Jambu Biji

Hari pertama

Hari kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari ketujuh

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 97


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Perhitungan larutan NaCl + Ekstrak kulit manggis


Luas penampang awal
Dik : P = 60,2 mm
L = 39,92 mm
T =1,12 mm
Dit : A0 ?
Jawab :
A0 = 2 (P x L) + 2 (P x T) + 2 (T x L)
= 2 (60,2 x 39,92) + 2 (60,2 x 1,12) +2 (39,92 x 1,12)
= 5030,63 mm2
Luas penampang akhir
Dik : P = 60,10 mm
L = 40,15 mm
T =1,20 mm
Dit : A1 ?
Jawab :
A1 = 2 (P x L) + 2 (P x T) + 2 (T x L)
= 2 (60,10 x 40,15) + 2 (60,10 x 1,20) +2 (1,20 x 40,15)
= 5066,63 mm2

Laju korosi
Dik : = 7,8 gr/cm3
A = 7,79 in2
t = 168 jam
w = 50 mg
Dit : laju korosi ?
Jawab :
534 50
Laju korosi =
7,8 7,79 168
26700
=
10208,016

= 2,61 MPY

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 98


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Perhitungan larutan NaCl + Ekstrak daun jambu biji


Luas penampang awal
Dik : P = 60,5 mm
L = 40,08 mm
T =1,8 mm
Dit : A0 ?
Jawab :
A0 = 2 (P x L) + 2 (P x T) + 2 (T x L)
= 2 (60,5 x 40,08) + 2 (60,5 x 1,8) +2 (40,08 x 1,8)
= 5211,76 mm2
Luas penampang akhir
Dik : P = 60,30 mm
L = 40,20 mm
T =1,25 mm
Dit : A1 ?
Jawab :
A1 = 2 (P x L) + 2 (P x T) + 2 (T x L)
= 2 (60,30 x 40,20) + 2 (60,30,20 x 1,25) +2 (1,25 x 40,20)
= 5099,37 mm2
Laju korosi
Dik : = 7,8 gr/cm3
A = 8,07 in2
t = 168 jam
w = 80 mg
Dit : laju korosi ?
Jawab :
534 80
Laju korosi =
7,8 8,07 168
42720
=
10574,928

= 4,04 MPY

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 99


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

Persamaan Reaksi
Anoda : Fe Fe2+ + 2e- (x4)
Fe2+ Fe3+ + e- (x4)
Katoda : O2 + 4H+ + 4e- 2H2O (x3)
4Fe + 3O2 + 12H+ 4Fe3+ + 6H2O

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 100


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.6. Analisa Dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini Spesimen terlebih dahulu dibersihkan dengan
menggunakan amplas dengan tujuan membersihkan kotoran berupa debu, minyak,
karat dan lainnya, sedangkan penambahan alkohol pada saat sebelum spesimen
dimasukkan kedalam larutan bertujuan untuk menghilangkan pengotor seperti
minyak dan lemak dan mempercepat reaksi. Penggunaan kawat tembaga sebagai
penghantar listrik yang baik juga mempermudah pada saat pengukuran potensial,
Serta penambahan kutek untuk mencegah terjadinya korosi galvanik antara
tembaga dan spesimen.
Penambahan inhibitor ekstrak bahan alam. Inhibitor sendiri dijadikan
bahan yang dapat menghambat laju korosi karena mengandung 4 unsur di dalamnya
yaitu Nitrogen, oksigen, sulfur dan phosfor. 4 unsur ini dapat menghambat
tejadinya korosi, dengan mekanisme terjadinya korosi terdapat elektrolit atau
lingkungan yang korosif. Lingkungan inilah yang dirubah oleh inhibitor.
Alasan mengapa memakai inhibitor ekstrak bahan alam, karena mudah
didapat, harga yang lebih ekonomis. Pada praktikum kali ini inhibitor yang
digunakan adalah ekstrak kulit manggis dan ekstrak daun jambu biji sebesar 10-20
ppm (part per million).
Dari hasil pengamatan seharusnya inhibitor dapat menghambat korosi
secara teoritis, tetapi di lapangan justru korosi tetap tinggi. Seharusnya inhibitor
dapat mengikat oksigen, tetapi lama kelamaan lingkungan semakin korosif.
Fenomena ini adanya kemungkinan faktor yang mempengaruhi diantaranya
lingkungan yang sangat terbuka atau kaya dengan oksige, sehingga penambahan
inhibitor tidak dapat mencegah atau menghambat korosi.
Apanila dibandingkan hasil dari perhitungan laju korosi diantara inhibitor
ekstrak kulit manggis dan ekstrak daun jambu, didapatkan ekstrak kulit manggis
2,61 MPY, Sedangkan ekstrak daun jambu biji 4,04 MPY. Dapat dibandingkan
bahwa daun ekstrak jambu biji lebih korosif atau laju korosinya lebih tinggi.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 101


BAB VI PENGENDLIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN
INHIBITOR EKTRAK BAHAN ALAM Kelompok 18

6.7 Kesimpulan Dan Saran


6.7.1. Kesimpulan
1. Penambahan inhibitor dapat menghambat laju korosi
2. Ekstrak daun jambu lebih korosif dibandingkan dengan ekstrak kulit
manggis
3. Adanya faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dengan
penambahan inhibitor
Di diamkan pada lingkungan yang bebas atau kaya dengan oksigen
Human error
4. Didapatkan hasil laju korosi :
Ekstrak kulit manggis = 2,61 MPY
Ekstrak daun jambu = 4,04 MPY

6.7.2. Saran
1. Sebaiknya, sebelum praktikum praktikan terlebih dahulu diberikan
penjelesan mengenai mekanisme dan penggunaan alat ukur

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 102

Anda mungkin juga menyukai