Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme. Produksi bioetanol dari
tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses konversi
karbohidrat menjadi gula atau glukosa dengan beberapa metode diantaranya dengan
hidrolisis asam dan secara enzimatis. Metode hidrolisis secara enzimatis lebih sering
digunakan karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan katalis asam.
Glukosa yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses fermentasi atau peragian
dengan menambahkan yeast atau ragi sehingga diperoleh bioetanol (Retno dan
Wasir, 2011).
Penggunaan bahan baku pembuatan bioetanol dari bahan berpati atau
berglukosa tentunya mempunyai kendala. Misalnya penggunaan molase dan bahan
berpati sebagai bahan baku pembuatan etanol akan berkopetisi dengan bahan baku
pembuatan MSG (monosodiumglutamate) dan berkompetisi dengan kebutuhan
sumber pangan di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu ditemukan
sumber bahan baku lain yang mengandung polisakarida (Adriani, 2014).
Nasi adalah beras (serelia) yang telah direbus atau ditanak. Pada umumnya,
warna nasi adalah putih bila beras beras yang digunakan adalah berwarna putih.
Dilihat dari kandungan karbohidrat yang cukup banyak yakni 40,6 %, maka pati
yang tekandung dalam nasi dapat diubah menjadi alkohol melalui proses biologi dan
kimia (Sukandi, dkk., 2013).
Pada penelitian Sukandi, dkk. (2013) yang berjudul Sintesis Alkohol dari
Limbah Rumah Makan melalui Proses Hidrolisis dan Fermentasi, mereka
menghidrolisis nasi terlebih dahulu selama 60 menit untuk mengubah pati menjadi
glukosa, sedangan menurut praktikan dirasa tidak cukup jika hanya menggunakan
satu berat glukosa tanpa memvariasikannya. Kemudian Sukandi, dkk. tidak
memvariasikan penggunaan nutrisi sehingga tidak diketahui bagaimana pengaaruh
nutrisi terhadap bioetanol yang dihasilkan.
Pada penelitian Moukamnerd, dkk. (2013) yang berjudul Feasibility Study of
Ethanol Production from Food Wastes by Consolidated Continuous Solid-State
Fermentation, mereka menggunakan limbah rumah makan berupa sisa roti, kentang
goreng dan nasi sebagai variasi percobaan. Kemudian mereka mengaalisis pengaruh
NaCl yang tersisa pada limbah sisa makanan tersebut terhaap laju pertumbuhan
mikroba. Namun mereka tidak melakukan penambahan nutrisi pada sampel sehingga
pertumbuhan mikroba pada sampel terbatas.
Pada penelitian Shittu, dkk. (2016) yang berjudul Bioethanol Production from
Rice Winery Cake Using Lactic Acid Bacteria and Yeasts by the Process of
Simultaneous Saccharification and Fermentation, mereka menggunakan Aspergillus
sp untuk memfermentasi rice wine (sake) untuk menghasilkan bioetanol.
Kelemahannya, meeka langsung menggunakan rice wine untuk diambil bioetanolnya
tanpa melakukan fermentasi dari awal nasi dan tidak ada variasi penggunaan nutrisi
sehingga tidak diketahui apa pengaruh perbedaan nutrisi terhadap bioetanol yang
dihasilkan.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui
pengaruh jumlah nutrisi terhadap jumlah alkohol yang dihasilkan pada fermentasi
alkohol.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang timbul dalam percobaan ini adalah:
1. Bagaimana cara melakukan fermentasi alkohol.
2. Bagaimana pengaruh jenis ragi dan nutrisi terhadap fermentasi.

1.3 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan fermentasi alkohol adalah:
1. Mengetahui dasar-dasar fermentasi.
2. Mengetahui pengaruh jenis ragi dan nutrisi terhadap fermentasi.

1.4 Manfaat Percobaan


Adapun manfaat dari percobaan ini adalah:
1. Mengetahui cara melakukan fermentasi alkohol.
2. Mampu memahami dasar-dasar fermentasi.
3. Mengetahui pengaruh jenis ragi dan nutrisi terhadap fermentasi.

1.5 Ruang Lingkup Percobaan


Praktikum fermentasi alkohol ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Teknik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
dengan kondisi ruangan:
Tekanan udara : 760 mmHg
Suhu : 30C
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sampel Nasi (Oryza sativa)
kalium klorida (KCl), ammonium sulfat ((NH4)2SO4), ragi fermipan, glukosa dan
aquadest sebagai bahan. Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah
erlenmeyer, labu leher tiga, pendingin leibig, gelas ukur, rotary shaker, elbow dan
termometer.

Anda mungkin juga menyukai