Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Analisis Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Cilacap TA 2015


berdasarkan PP 71 thn 2010

Disusun Oleh:

Wirda Paulus
NIM F1316104
Kelas C S1 Transfer Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Sebelas Maret
2017
PENDAHULUAN

Standar Akuntansi pemerintahan (SAP) memasuki babak baru dengan disahkannya


Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 sebagai perubahan atas peraturan pemerintah
Nomor 24 tahun 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada basis kas,
kini didasarkan pada basis akrual. Peraturan baru tentang Standar Akuntansi
pemerintahan ini mulai efektif dilaksanakan untuk laporan keuangan atas
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai tahun anggaran 2010. Pelaksanaan
perubahan peraturan tentunya tidak mudah, perlu adanya pemahaman dari peraturan
baru sehingga pemerintah memberikan kelonggaran untuk melakukan transisi selama
empat tahun kedepan dengan menggunakan SAP berbasis kas menuju akrual. Penyajian
laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap tahun 2015 untuk pertama kalinya
menggunakan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap disusun untuk
menyediakan informasi yang andal dan relevan mengenai posisi keuangan serta seluruh
transaksi yang dilakukan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan daerah
juga digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya, dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap peraturan perundang-undangan. Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Cilacap tahun 2015 telah sesuai dengan PSAP No 1 paragraf 14
yang menjelaskan bahwa laporan keuangan pokok terdiri dari laporan realisasi anggaran,
laporan perubahan SAL, neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
PEMBAHASAN

Kebijakan Umum
A. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah.
Entitas Pelaporan pada Pemerintah Kabupaten Cilacap adalah Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap yang menyusun dan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Cilacap meliputi rekening-rekening Entitas Pemerintah Daerah secara
keseluruhan yang tidak dipisah-pisahkan, termasuk seluruh unit kerja dalam organisasi
Pemerintah Kabupaten Cilacap. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Cilacap
merupakan hasil konsolidasi dari laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap selaku entitas akuntansi. Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mengkonsolidasikan rekening-rekening yang
merupakan entitas kekayaan Pemerintah Kabupaten Cilacap yang dipisahkan baik berbentuk
Perusahaan Daerah maupun Yayasan dan Entitas terpisah lainnya yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Cilacap.
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
adalah basis Akrual. Namun, dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan
basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas. Pemerintah Daerah tidak menggunakan
istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap
tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi penerimaan
pendapatan dan pembiayaan dengan pengeluaran belanja dan pembiayaan. Pendapatan dan
belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jasa
disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan.
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan
sebagaimana akan termuat pada Laporan Keuangan Daerah. Pengakuan diwujudkan dalam
pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian
atau peristiwa terkait.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk
diakui yaitu:
a. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas Pemerintah
Daerah yang bersangkutan; dan
b. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau
dapat diestimasi dengan andal.
Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan perlu
mempertimbangkan aspek materialitas, yang ditentukan antara lain :
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi
Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan dalam
pengertian derajat kepastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan pos atau kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir dari atau ke Pemerintah
Daerah.
b. Keandalan Pengukuran.
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan
didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan
estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian
cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Penundaan pengakuan
suatu pos atau kejadian dapat terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah
terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang.
c. Pengakuan Aset.
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan handal. Pengakuan aset tetap sangat andal bila asset
tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasaannya berpindah. Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti
secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan,
seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan
sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui
pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,
misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama
pemilik sebelumnya. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) berwujud;
2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
6) merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara;
dan
7) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah
ditetapkan.
d. Pengakuan Kewajiban.
Kewajiban diakui pada saat kewajiban untuk mengeluarkan sumber daya ekonomi di
masa depan timbul. Kewajiban tersebut dapat timbul dari :
1) Transaksi dengan Pertukaran (exchange transactions)
Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui ketika pemerintah daerah
menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk memberikan uang atau
sumberdaya lain di masa depan, misal utang atas belanja ATK.
2) Transaksi tanpa Pertukaran (non-exchange transactions)
Dalam transaksi tanpa pertukaran, kewajiban diakui ketika pemerintah daerah
berkewajiban memberikan uang atau sumber daya lain kepada pihak lain di
masa depan secara cuma-cuma, misal hibah atau transfer pendapatan yang telah
dianggarkan.
3) Kejadian yang Berkaitan dengan Pemerintah (government-related events)
Dalam kejadian yang berkaitan dengan pemerintah daerah, kewajiban diakui
ketika pemerintah daerah berkewajiban mengeluarkan sejumlah sumber daya
ekonomi sebagai akibat adanya interaksi pemerintah daerah dan lingkungannya,
misal ganti rugi atas kerusakan pada kepemilikan pribadi yang disebabkan
aktivitas pemerintah daerah.
4) Kejadian yang Diakui Pemerintah (government-acknowledge events)
Dalam kejadian yang diakui pemerintah daerah, kewajiban diakui ketika
pemerintah daerah memutuskan untuk merespon suatu kejadian yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan pemerintah yang kemudian menimbulkan
konsekuensi keuangan bagi pemerintah, misal pemerintah daerah memutuskan
untuk menanggulangi kerusakan akibat bencana alam di masa depan.
e. Pengakuan Pendapatan.
Pendapatan LO diakui pada saat:
1. timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini dikenal juga dengan earned; atau
2. pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized).
Pendapatan LRA menggunakan basis kas sehingga pendapatan LRA diakui pada saat:
1. diterima di rekening Kas Umum Daerah; atau
2. diterima oleh SKPD; atau
3. diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
Dengan memperhatikan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan maka pengakuan
pendapatan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa alternatif :
1. Pengakuan pendapatan ketika pendapatan didahului dengan adanya penetapan
terlebih dahulu, dimana dalam penetapan tersebut terdapat jumlah uang yang harus
diserahkan kepada pemerintah daerah. Pendapatan ini diakui pada pendapatan LO
ketika dokumen penetapan tersebut telah disahkan. Sedangkan untuk pendapatan LRA
diakui ketika pembayaran telah dilakukan.
2. Pengakuan pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang didahului dengan
penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan
pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang
atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan. Pendapatan ini diakui pada
pendapatan LO dan Pendapatan LRA ketika wajib pajak melakukan pembayaran
pajak. Dan apabila pada saat pemeriksaan ditemukan kurang bayar maka akan
diterbitkan surat ketetapan kurang bayar yang akan dijadikan dasar pengakuan
pendapatan LO. Sedangkan apabila dalam pemeriksaan ditemukan lebih bayar pajak
maka akan diterbitkan surat ketetapan lebih bayar yang akan dijadikan pengurang
pendapatan LO.
3. Pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang pembayarannya dilakukan di muka oleh
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan.
Pendapatan LO diakui ketika periode yang bersangkutan telah terlalui sedangkan
pendapatan LRA diakui pada saat uang telah diterima.
4. Pengakuan pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang didahului dengan
penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan pembayarannya diterima
di muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan. Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang
atau lebih bayar, untuk selanjutnya dilakukan penetapan. Pendapatan LRA diakui
ketika diterima pemerintah daerah. Sedangkan pendapatan LO diakui setelah
diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait.
5. Pengakuan pendapatan adalah pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih
dahulu. Untuk pendapatan ini maka pengakuan pendapatan LO dan pengakuan
pendapatan LRA pada saat pembayaran telah diterima oleh pemerintah daerah.
f. Pengakuan Beban dan Belanja
Beban diakui pada saat :
1. Timbulnya kewajiban
2. Terjadinya konsumsi asset
3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Contohnya adalah penyusutan atau amortisasi.
Sedangkan belanja diakui pada saat :
1. terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di
SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk
masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD.
2. khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran
setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD.
3. dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan
yaitu:
1. Metode Pendekatan Beban
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau konsumsi segera
mungkin.
2. Metode Pendekatan Aset
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan dalam satu periode
anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga.
2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
pos dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Pengukuran pos-pos dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah menggunakan nilai perolehan historis. Aset dihitung
berdasarkan harga perolehan. Harga perolehan merupakan pengakuan terhadap jumlah
kas/setara kas yang dibayarkan terdiri dari belanja modal, belanja administrasi
pembelian/pembangunan, belanja pengiriman, pajak dan nilai wajar imbalan lainnya yang
dibayarkan sebagai komponen harga perolehan aset tetap. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aset tersebut sebagai penambah nilai aset tetap. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang
diterima sebagai penukar dari kewajiban atau nilai sekarang dari jumlah kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Pengukuran pos-
pos laporan keuangan menggunakan mata uang Rupiah. Transaksi yang menggunakan
mata uang asing harus dikonversikan terlebih dahulu dalam mata uang Rupiah.
3. Kebijakan Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Pelaporan keuangan merupakan satu kesatuan yang terdiri dari laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL),
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan Keuangan dan informasi tambahan yang harus
disajikan bersama-sama. Komponen laporan keuangan pokok terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan
Perubahan SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam penyajian neraca,
aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat
diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas
diterima atau dikeluarkan dari Kas Umum Daerah. Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima pada Bendahara Umum Daerah. Laporan arus kas disajikan dengan metode
langsung. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL,
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan Laporan
Arus Kas.
Analisis Implementasi PP 71 tahun 2010
Laporan Realisasi Anggaran
Penyajian Laporan realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Cilacap tahun 2015
pada pos pendapatan telah sesuai dengan PSAP No. 2 paragraf 21 dan 22. Pendapatan
diakui pada saat diterima pada rekening kas umum negara/daerah dan pendapatan
diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Klasifikasi pos Pendapatan Kabupaten Cilacap
terdiri dari pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain- lain pendapatan yang sah.
Penyajian pos pendapatan transfer juga telah sesuai dengan PSAP 02 paragraf 23 yang
menjelaskan bahwa transfer adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain seperti
penerimaan dana perimbangan dari pemerintaah pusat dan dana bagi hasil dari
pemerintah provinsi. Ketentuan ini telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Cilacap yang mengelompokkan transfer Pemerintah Pusat - dana perimbangan, transfer
pemerintah pusat lainnya, dan transfer Pemerintah Provinsi. Pos belanja dalam laporan
realisasi anggaran Kabupaten Cilacap tahun 2015 diklasifikasikan menjadi belanja operasi,
belanja modal, belanja tidak terduga, dan transfer. Pengelompokan pos belanja menurut
jenisnya telah mengacu pada PSAP 02 paragraf 34 yang mana dijelaskan bahwa entitas
pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam laporan realisasi
anggaran. Pos belanja operasi dalam laporan realisasi anggaran Kabupaten Cilacap tahun
2015 terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan
penyajian pos tersebut telah mengacu pada PSAP 02 paragraf 36.
Penyajian belanja modal PSAP 02 paragraf 37 terdiri dari belanja tanah, belanja
peralatan mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan,
dan belanja aset tetap lainnya. Penjabaran pos belanja modal telah sesuai dengan PSAP
02 paragraf 37. Pos belanja tak terduga juga telah disajikan dalam laporan realisasi
anggaran Kabupaten Cilacap tahun 2015 dengan mengacu pada PSAP 02 paragraf 38.
Namun, tidak ada penjabaran mengenai jenis belanja tak terduga. Transfer keluar yang
disajikan adalah transfer bagi hasil yang meliputi bagi hasil pajak dan bantuan keuangan.
Penyajian ini telah sesuai dengan PSAP 02 paragraf 40. Selisih antara jumlah pendapatan
dan belanja selama satu periode pelaporan disajikan dalam pos surplus/defisit. Hal ini
sesuai dengan PSAP 02 paragraf 47. Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Cilacap
dikelompokkan menjadi dua yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Selisih antara penerimaan dan pengeluaran disajikan dalam pembiayaan neto. Pos
pembiayaan telah mengacu pada PSAP 02 paragraf 50 dengan menyajikan penerimaan
sesuai dengan PSAP 02 paragraf 51 dan pengeluaran sesuai dengan PSAP 02 paragraf 55.
Penyajian pembiayaan neto juga telah sesuai dengan PSAP 02 paragraf 59. Penyajian
sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (silpa/sikpa) yang merupakan selisih antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran selama periode pelaporan telah mengacu pada PSAP 02
paragraf 60 dan 61.

Neraca
Penyajian neraca diatur dalam PSAP 01 tentang penyajian laporan keuangan.
Neraca Kabupaten Cilacap sesuai dengan PSAP 01 paragraf 44 karena telah menggambarkan
posisi keuangan berupa aset, kewajiban dan ekuitas dana. Neraca juga sudah sesuai dengan
PSAP 01 paragraf 49 karena telah menyajikan sekurang-kurangnya pos kas dan setara kas,
investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi jangka
panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan ekuitas dana.
Aset Pemerintah Kabupaten Cilacap dikategorikan menjadi dua yaitu aset lancar dan aset
non lancar. Penyajian aset lancar yang meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan,
telah sesuai dengan PSAP 01 paragraf 55. Aset non lancar yang tercantum dalam
neraca Kabupaten Cilacap tahun 2015 meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset
lainnya. Klasifikasi aset non lancar belum sesuai dengan PSAP 01 paragraf 51 yang
menjelaskan bahwa aset non lancar diklasifiksikan menjadi investasi jangka panjang, aset
tetap, dana cadangan, dan aset lainnya. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi
nonpermanen dan investasi permanen yang penyajiannya sudah sesuai dengan PSAP
01 paragraf 52. Aset tetap dalam neraca Kabupaten Cilacap tahun 2015 terdiri dari tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya,
konstruksi dalam pengerjaan, dan akumulasi penyusutan telah sesuai dengan PSAP 01
paragraf 58 secara tepat. Komponen aset non lancar lainnya adalah aset lainnya yang
penyajiaannya telah mengacu pada PSAP 01 paragraf 60. Menurut PSAP 01 paragraf 69
kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka pendek diharapkan dibayar dalam waktu dua belas bulan atau
satu tahun setelah tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban jangka panjang memiliki jatuh
tempo lebih dari satu tahun. Penyajian pos kewajiban dalam neraca Kabupaten Cilacap
tahun 2013 telah berpedoman pada PSAP 01 paragraf 69 sampai paragraf 74. Pos
terakhir dalam neraca pemerintah daerah adalah ekuitas dana. Sesuai dengan PSAP 01
paragraf 78 dijelaskan komponen dari pos ekuitas dana adalah ekuitas dana lancar, ekuitas
dana investasi, dan ekuitas dana cadangan. Penyajian ekuitas dana pada laporan neraca
K abupaten Cilacap tahun 2015 belum sesuai dengan PSAP 01 paragraf 78 karena pos
ekuitas belum mengklasifikasikan komponen ekuitas dana.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas Kabupaten Cilacap tahun 2015 terdiri dari : (1) arus kas dari
aktivitas operasi, (2) arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan , (3) arus kas dari
aktivitas pembiayaan, dan (4) arus kas dari aktivitas non anggaran. Komponen laporan arus
kas yang disajikan Kabupaten Cilacap tahun 2015 sesuai dengan PSAP 03 paragraf 15.
Komponen-komponen yang disajikan dalam pos arus kas dari aktivitas operasi yang
meliputi arus masuk kas dan arus keluar kas telah sesuai dengan PSAP 03 paragraf 23 dan
24. Komponen Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan dijelaskan pada PSAP
03 paragraf 29 dan 30 yang mana arus masuk kas diperoleh dari penjualan aset tetap
dan penjualan aset lainnya, sedangkan arus keluar kas diperoleh dari perolehan aset tetap
dan perolehan aset lainnya. Berpedoman pada PSAP 03 paragraf 29, Pemerintah Kabupaten
Cilacap menyajikan arus masuk kas dari aktivitas aset nonkeuangan terdiri dari pendapatan
penjualan atas tanah dan pendapatan penjualan peralatan/perlengkapan kantor tak terpakai.
Hal ini telah sesuai dengan PSAP 03 paragraf 24 karena tanah dan peralatan/perlengkapan
tak terpakai termasuk dalam kategori aset. Penyajian arus keluar kas pada laporan arus
kas dari investasi aset nonkeuangan meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan,belanja jalan, irigasi dan jaringan, belanja aset tetap
lainnya, belanja aset lainnya. Komponen belanja tersebut merupakan upaya dalam
perolehan aset tetap sehingga penyajiannya telah sesuai dengan PSAP 03 paragraf 25.
Komponen laporan arus kas selanjutnya adalah arus kas dari aktivitas pembiayaan.
Arus masuk kas yang disajikan dari aktivitas pembiayaan pada laporan arus kas Kabupaten
Cilacap adalah penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah. Penyajian sudah mengacu
pada PSAP 03 paragraf 27 yang menjelaskan penerimaan kembali pinjaman merupakan
salah satu unsur arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan. Arus keluar kas yang disajikan
meliputi penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok utang pinjaman dan
obligasi, dan pemberian pinjaman. Penyajian arus keluar kas telah sesuai dengan PSAP 03
paragaraf 28 karena unsur yang disajikan dalam arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan
merupakan unsur yang terdapat pada standar yang telah ditetapkan. Arus kas dari aktivitas
non anggaran meliputi arus masuk kas dan arus keluar kas. Arus masuk kas yang disajikan
pada laporan arus kas Kabupaten Cilacap tahun 2015 adalah penerimaan perhitungan fihak
ketiga (PFK) sedangkan untuk arus keluar kas meliputi pengeluaran perhitungan Fihak
Ketiga (PFK). Penyajian ini telah memenuhi standar yang ditentukan sesuai dengan PSAP
03 paragraf 37 dan 38.
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus dapat membantu pembacanya untuk dapat
memahami kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan. Standar yang
ditentukan pada PSAP 04 paragraf 19 menjelaskan bahwa kebijakan fiskal yang perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah kebijakan pemerintah dalam
peningkatan pendapatan, efisiensi belanja dan penentuan sumber atau penggunaan
pembiayaan. Pemerintah Kabupaten Cilacap telah berpedoman pada PSAP 04 paragraf 19
dalam menyediakan informasi mengenai kebijakan fiskal. Kebijakan peningkatan
pendapat daerah yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Cilacap adalah meningkatkan
pendapatan PAD dan penerimaan daerah lainnya. Informasi mengenai sumber
pembiayaan yaitu dengan pengoptimalan alternatif penerimaan yang paling cepat
sedangkan untuk penggunaan pembiayaan harus dapat memenuhi kewajiban angsuran utang
pokok dan penyertaan modal untuk meningkatkan kinerja BUMD.
PSAP 04 paragraf 20 menjelaskan bahwa kondisi ekonomi makro yang perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah asumsi indikator ekonomi makro
yang digunakan dalam penyusunan APBN/APBD berikut tingkat capaiannya. Indikator
tersebut antara lain PDB/PDRB, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar, harga
minyak, tingkat suku bunga, dan neraca. Catatan atas laporan keuangan pemerintah Cilacap
telah menyajikan kondisi ekonomi makro, namun indikator yang digunakan tidak lengkap
seperti yang telah ditetapkan pada SAP. Indikator yang dipakai Pemerintah Kabupaten
Cilacap adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, dan
struktur ekonomi. Sehingga penyajian informasi mengenai ekonomi makro belum
sepenuhnya sesuai dengan PSAP 04 paragraf 20. Penjelasan dalam PSAP 04 paragraf 21
yaitu catatan atas laporan keuangan harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang
penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disahkan
oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target, serta masalah
lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui pembaca
laporan keuangan. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan Kabupaten Cilacap menguraikan
tentang gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja keuangan. Uraian tentang
perbandingan anggaran dan realisasi tahun 2015 dan 2014 juga telah dijelaskan. Namun,
pada bagian ini belum dijelaskan mengenai strategi dan sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan serta tidak diuraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan
untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga bagian ini belum sesuai dengan PSAP 04 paragraf
28 dan 29.
PENUTUP

Mulai tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Cilacap mengimplementasikan akuntansi berbasis


akrual sesuai dengan amanat PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Berdasarkan evaluasi, penyajian secara umum terhadap laporan keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Cilacap tahun 2015 diketahui bahwa Kabupaten Cilacap telah mengikuti standar
penyusunan laporan keuangan yang telah diatur pada PP nomor 71 tahun 2010. Namun
masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

LK Kabupaten
No. Uraian PP 71 thn 2010
Cilacap TA 2015
1. Ketidaksesuaian pada (PSAP 01 paragraf 78) Pemerintah
pengklasifikasian ekuitas Komponen ekuitas dana Kabupaten Cilacap
dana di neraca tahun meliputi : belum membuat
2015 a. Ekuitas dana lancar
pengklasifikasian
b. Ekuitas dana investasi
c. Ekuitas dana ekuitas dana.
cadangan
2. Ketidaksesuaian indikator (PSAP 04 paragraf 20) Pemerintah
yang digunakan untuk Indikator ekonomi makro: Kabupaten Cilacap
menyajikan informasi a. PDB/PDRB hanya menyajikan
b. Pertumbuhan ekonomi, beberapa indikator
c. tingkat inflasi ekonomi makro:
d. nilai tukar
a. PDRB
e. harga minyak
f. tingkat suku bunga b. pertumbuhan
g. neraca pembayaran ekonomi
c. struktur ekonomi
a.

Anda mungkin juga menyukai