Anda di halaman 1dari 2

1.

Arus
Kecepatan aliran biasanya diukur dengan menggunakan alat ukur current meter (alat
ukur kecepatan aliran yang berbentuk propeler). Alat berbentuk plopeler tersebut
dihubungkan dengan kontak pencatat (alat monitor yang akan mencatat jumlah
putaran selama plopeler tersebut berada dalam air) kemudian dimasukkan ke dalam
sungai yang akan diukur kecepatan alirannya (Asdak, 2007).
Kecepatan aliran sungai bervariasi dari yang paling kecil pada dasar sungai sampai
pada kecepatan terbesar dekat atau pada permukaan air sungai. Perhitungan yang
lazim dilakukan di lapangan adalah bahwa untuk memperoleh kecepatan rata-rata
aliran sungai, kedalaman 0,2 dan 0,8 di bawah permukaan air sungai umum dipakai
sebagai lokasi alat ukur. Prosedur perhitungan kecepatan aliran sungai rata-rata
menurut cara tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala.
b. Tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman 0,8 dari total kedalaman
sungai, hitung kecepatan aliran sungai melalui angka meter pada alat tersebut.
Lama waktu setiap pencatatan adalah 45 detik.
c. Tempatkan alat ukur pada kedalaman 0,2 dari total kedalaman sungai dan ulangi
langkah. Pada sungai dangkal, perhitungan kecepatan aliran sungai dapat
dilakukan hanya pada kedalaman 0,6 dari total kedalaman sungai. (Asdak, 2007).
2. Lebar Sungai
Adapun alat-alat sederhana yang diperlukan dalam pengukuran lebar sungai adalah
sebagai berikut:
7 buah yalon
7 buah pen ukur
Meteran (50m)
Odo meter
Alat tulis
Kalkulator

Adapun prosedur/ langkah-langkah kerja dalam pengukuran lebar sungai adalah


sebagai berikut:
1. Tentukan sebuah titik pembidikan di seberang sungai (A), dan sebuah titik pada
sisi yang lain (B). Usahakan titik B mewakili garis AB yang tegak lurus terhadap
panjang sungai.
2. Buatlah sebuah segitiga siku-siku BBC menggunakan bantuan meteran dengan
perbandingan sisi-sisi BC : BB : CB dengan perbandingan 3 : 4 : 5.
3. Buatlah perpanjangan garis dengan menancapkan sebuah yalon pada titik D
seperti diilustrasikan dalam. Titik didapatkan dengan membidik yalon dari titik B
terhadap C.
4. Buatlah segitiga siku-siku DDE menggunakan bantuan meteran dengan
perbandingan sisi-sisi DE:DD:DE dengan perbandingan 3:4:5
5. Buatlah perpanjangan garis DF. Titik F didapatkan dengan menancapkan yalon
setelah membidik F dari titik bidik D, sehingga didapatkan gambar segitiga besar
ADF.
6. Buatlah perpanjangan garis BD dengan menambahkan yalon pada titik G dengan
membidik yalon dari titik bidik B.
7. Buatlah segitiga DGH menggunakan bantuan meteran dengan perbandingan
panjang sisi-sisi GH:GD:DH adalah 3:4:5.
8. Buatlah perpanjangan garis GH dengan membidik yalon dari titik bidik G,
sehingga DF = GI.
9. Buatlah perpanjangan garis GI sambil meluruskan titik perpanjangan garis GI
dengan garis AF. Sehingga terbentuklah segitiga FIJ yang merupakan segitiga
sebangun dengan segitiga ADF.
10. Lebar sungai dapat dihitung dengan perbandingan sebagai berikut:
JI JI
= FD
FD
11. Dari nilai AD, lebar sungai (x) dapat dihitung.

Anda mungkin juga menyukai