uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
PENGENALAN ANALISIS KRISTAL
: XRD dan SEM
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Pelatihan Instrumentasi Kimia
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Juli 2009
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
Cepi Kurniawan
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
Difraksi Sinar-X
Pengukuran difraksi sinar-X merupakan teknik yang digunakan untuk
menganalisis stuktur kristal padatan.
Sinar-X yang merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang sekitar 1 , berada di antara panjang gelombang sinar gamma
() dan sinar ultraviolet. Sinar-X dihasilkan jika elektron berkecepatan tinggi
menumbuk suatu logam target sehingga elektron pada logam mengalami eksitasi
yang menyebabkan terjadinya kekosongan elektron. Kekosongan elektron
selanjutnya diisi oleh elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi yang
menyebabkan terjadinya pancaran energi dalam bentuk sinar-X (Gambar A).
sinar X
Hukum Bragg
Suatu kristal memiliki susunan atom yang tersusun secara teratur dan
berulang, serta memiliki jarak antar atom yang ordenya sama dengan panjang
gelombang sinar-X. Akibatnya, bila seberkas sinar-X ditembakkan pada suatu
material kristalin maka sinar tersebut akan menghasilkan pola difraksi khas. Pola
difraksi yang dihasilkan sesuai dengan susunan atom pada kristal tersebut.
Menurut pendekatan Bragg, kristal dapat dipandang terdiri atas bidang-
bidang datar (kisi kristal) yang masing-masing berfungsi sebagai cermin semi
transparan. Jika sinar-X ditembakkan pada tumpukan bidang datar tersebut, maka
beberapa akan dipantulkan oleh bidang tersebut dengan sudut pantul yang sama
dengan sudut datangnya, seperti yang diilustrasikan pada Gambar C, sedangkan
sisanya akan diteruskan menembus bidang.
Gambar C. Pemantulan berkas sinar-X oleh dua bidang kisi dalam kristal dengan
jarak antara bidang kisi sebesar dhkl. Sinar datang pada titik A dan D dengan sudut
sebesar , sebagian sinar dipantulkan dengan besar sudut yang sama dan
sebagian diteruskan menembus bidang.
Pemfokus
Detektor
2
Keping
sampel Lintasan
Metode Le Bail
Pada pola difraksi sinar-X serbuk sering terjadi overlap pada puncak difraksi
terutama pada nilai 2 yang tinggi. Dengan adanya overlap tersebut menyebabkan
sulitnya pemisahan intensitas dari tiap-tiap pemantulan sinar, sehingga penentuan
struktur sukar dilakukan. Namun, dengan metoda Rietveld, dimungkinkan untuk
menentukan struktur kristal (Refinement), terutama untuk struktur yang relatif
sederhana dengan menggunakan model struktur yang terdiri dari penggabungan
antara intensitas yang dihasilkan dengan panjang gelombang dan parameter
kisinya. Penggunaan Refine dengan metoda Rietveld pada penelitian ini, dilakukan
dengan menggunakan program Rietica (Howard and Hunter, 1997). Sebagai
langkah awal, analisis data XRD dilakukan dengan metode Le Bail. Pada metode
Le Bail, intensitas dari berbagai puncak difraksi dihitung dengan hanya
menggunakan parameter sel satuan dan parameter yang mendefinisikan puncak.
Dari analisis Le Bail akan didapatkan parameter sel dan plot Le Bail yang mirip plot
Rietveld.
Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-
Ray Spectrometry (EDX)
Morfologi permukaan senyawa padatan dan komposisi unsur yang terdapat
dalam padatan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan pencitraan
mikroskop elektron atau Scanning Electron Microscopy (SEM) yang dilengkapi
dengan Energy Dispersive X-Ray Spectrometer (EDX).
SEM memiliki teknik dan kemampuan yang unik untuk menganalisa
permukaan suatu bahan dengan perbesaran yang sangat tinggi. Dengan SEM
maka tekstur, topografi, dan pola permukaan dari serbuk atau padatan dengan
ukuran ~2000 dapat diamati. Alat ini seperti sebuah analog dengan sinar yang
dipantulkan mikroskop, dengan sumber radiasi yang berbeda, namun sama-sama
memberikan suatu pencitraan. Jika sinar pantul dari mikroskop membentuk
gambar dari sinar yang dipantulkan permukaan sampel, SEM menggunakan
elektron untuk membentuk gambar.
Perbedaan panjang gelombang dari sumber radiasi ini menghasilkan tingkat
resolusi yang berbeda, elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih
pendek dibandingkan sinar foton, dan panjang gelombang yang lebih pendek ini
dapat menghasilkan informasi dengan resolusi yang lebih tinggi. Resolusi
tambahan ini nantinya memungkinkan pembesaran yang lebih tinggi tanpa
kehilangan sedikitpun detail. Pembesaran maksimum dari mikroskop cahaya
sekitar 2000 kali, di atas tingkat ini adalah pembesaran kosong, atau titik dimana
pertambahan pembesaran tidak akan memberikan informasi tambahan (Gabriel,
1985).
Filamen sumber
berkas elektron
Anoda
Gambar
Photo Multiplier
Gambar E. Skema sederhana alat SEM dimana berkas elektron diarahkan pada
sampel zat yang kemudian direfleksikan kearah detektor yang memisah-misahkan
data dan mengirimkannya pada layar berupa tabung sinar katoda.
SEM dapat memberikan hasil yang baik untuk material konduktif dan
semikonduktif. Material yang tidak dapat menghantarkan listrik dapat dipotret oleh
SEM dengan teknik penyiapan tertentu. Teknik penyiapan sampel yang umum
adalah dengan melapisi sampel dengan lapisan tipis material konduktif, seperti
lapisan tipis emas-paladium (Au : 80% dan Pd : 20%). Kadangkala, proses ini
dapat mengganggu kondisi sampel sehingga agak mengganggu pengukuran
(Manual alat, 2005)
Hasil pengukuran SEM berupa gambar morfologi permukaan contoh bahan.
Contoh hasil pemotretan LSGM dengan SEM adalah pada Gambar F.
a) b)
Gambar F. Contoh gambaran permukaan LSGM hasil SEM masing-masing setelah
pemanasan 1350 oC pada sintesis dengan metode reaksi fasa padat a) perbesaran
1000 kali dan b) perbesaran 2500 kali.
Energi spesifik yang dipancarkan oleh setiap atom dalam senyawa dapat
dideteksi dengan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX). EDX merupakan
prosedur standar untuk mengidentifikasi dan menghitung komposisi unsur dari
area sampel sebesar beberapa mikrometer kubik. Suatu sinar X karakteristik
dihasilkan ketika material ditembaki dengan elektron dari perangkat penghasil
elektron seperti SEM. Deteksi sinar-X ini dilakukan dengan suatu spektrometer
dispersif energi, yaitu suatu alat yang dapat memisah-misahkan sinar-X
berdasarkan energinya.
Ketika suatu unsur ditembaki berkas elektron, maka unsur tersebut akan
melepaskan energi dalam bentuk sinar-X. Ada dua metode yang digunakan untuk
menentukan sinar-X yang dihasilkan, yaitu (1) analisis energi dispersif,
memisahkan dan mendeteksi sinar-X pada energi tertentu dan dimunculkan dalam
bentuk histogram, (2) analisis panjang gelombang dispersif, menggunakan
pantulan sinar-X yang dikeluarkan oleh kristal pada sudut dan panjang gelombang
tertentu (Beck, 1977). Untuk mendeteksi sinar-X yang dihasilkan digunakan
detektor semikonduktor yang akan terpolarisasi dengan adanya tegangan tinggi.
Pengukuran EDX dilakukan bersama dengan pengukuran SEM. Alat yang
digunakan di Pusat Survey Geologi (PSG) adalah seperti pada Gambar G
Oleh:
Cepi Kurniawan, M.Si
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
Menggambarkan struktur Kristal dengan software Balls & Sticks (BS)
Pendahuluan
BS (Balls & Sticks) adalah perangkat lunak gratis untuk menggambarkan struktur kimia,
terutama kristal, dalam 3D dan dapat menghasilkan gambar bitmap yang dapat disalin ke
clipboard dan ditempelkan (paste) di dokumen pengolah kata (Word misalnya). Perangkat
lunak BS dapat di download di http://www.toycrate.org
Contoh
Berikut akan diberikan contoh menggambarkan struktur kristal NaCl. Informasi
kristalografik NaCl adalah: Fm3m(225), a = 5.64006 , Na (0,0,0) Cl (,,). Ikuti prosedur
berikut:
1. Klik dua kali bs.exe
2. Pilih "File | New" atau "Edit | Structure" di menu.
3. Pilih grup ruang dengan kontrol {1}.
4. Kontrol {5} digunakan untuk mengatur "a", "b", "c" dan kontrol {6} untuk mengatur
"alpha", "beta" dan "gamma".
5. Kontrol {8} "daftar parameter atom"
memberikan posisi-posisi atom dan sitenya
(sementara isi dengan nomor berbeda untuk
posisi yang berbeda). Untuk mengisi pertama
isilah daerah {7} kemudian "Add" atau "Insert".
Isikan posisi Na dan Cl
6. Kemudian tekan OK
7. Akan muncul dialog "Boundary of structure"
yang medefinisikan seberapa besar struktur
yang Anda akan gambarkan (berapa sel satuan)
untuk sementara klik OK saja.
Maka Anda akan mendapatkan atom-atom Na
dan Cl dalam satu sel satuan.
Menggambarkan Ikatan
8. Untuk membuat ikatan, pilih dua atom
(dengan "klik kiri mouse" sambil menekan
tombol "Ctrl"), kemudian tekan "Enter". Atau
dapat pula anda lakukan dengan memilih dua atom dan menekan tombol di toolbar.
9. Ikatan-ikatan yang ekivalen dalam struktur dapat digambarkan dengan memilih ikatan
(klik kiri) kemudian "Shift + Enter" atau dengan menekan tombol pada toolbar.
Menggambarkan polihedra
10. Pilih atom-atom yang akan menjadi titik-titik sudut polihedron (klik kiri sambil
menekan tombol "Ctrl", kemudia "Enter".
11. Polihedron yang ekivalen dapat dibuat dengan memilih polihedron yang telah terbuat
dan menekan "Shift + Enter" atau dengan tombol di toolbar.
TUGAS
Gambarkan struktur dengan cara penampilan 1 dan 2 (lihat cara penampilan di atas) :
1. Cu (bcc), Fm3m (no. 225), a = 3.6153, Cu(0,0,0).
2. -Fe (bcc), Im3m (no. 229), a = 2.866, Fe (0,0,0).
3. intan, Fd3m (no. 227), a = 3.567, C (0,0,0).
4. grafit, P63/mmc (no.194) a = 2.456 , c = 6.694, C(0,0,), (2/3, 1/3,).
5. CsCl, P43m (no. 215), a = 4.121, Cs (0,0,0), Cl (, ,).
6. ZnS (sfalerit), F43m (no. 216), a = 5.409, Zn (0,0,0), S(,,).
7. ZnS (wurzit), P63mc (no.186) a = 3,811 , c = 6.234, Zn (1/3, 2/3, 0), S(1/3,2/3, 5/8)
8. NiAs, P63mc (no.186) a = 3,619 , c = 5.034, Ni (0,0,0), As(1/3,2/3,)
9. CdI2, P3m(164), a = 4.244 , c = 6.835, Cd (0,0,0), I(1/3,2/3,0.2492)
10. SrTiO3 (perovskit), Pm3m (221), a = 3.853, Ti (0,0,0) Ca (,,) O(0,0,)
11. Flourite (CaF2): Fm3m(225) a = 5.462 , Ca (0,0,0) F(,,).
12. Li2O bila diketahui ia berstruktur anti-flourit dan a = 5.457 .
13. Rutil (TiO2): P42/mnm(136): a = 4.593 c = 2.956 Ti (0,0,0) O (0.3048, 0.3048, 0).
14. Spinel (MgAl2O4) Fd3m(227) a = 8.080 , Mg (0,0,0) Al (5/8, 5/8, 5/8) O(0.387, 0.387,
0.387).
15. K2PtCl6, Fm3m( 225), a = 9.686, Pt(0,0,0), Cl (0.239, 0,0), K(,,).
Metode Le Bail Dengan Software RIETICA177
Pada pola difraksi sinar-X serbuk sering terjadi overlap pada puncak difraksi
terutama pada nilai 2 yang tinggi. Dengan adanya overlap tersebut menyebabkan
sulitnya pemisahan intensitas dari tiap-tiap pemantulan sinar, sehingga penentuan
struktur sukar dilakukan. Namun, dengan metoda Rietveld, dimungkinkan untuk
menentukan struktur kristal (Refinement), terutama untuk struktur yang relatif sederhana
dengan menggunakan model struktur yang terdiri dari penggabungan antara intensitas
yang dihasilkan dengan panjang gelombang dan parameter kisinya. Penggunaan Refine
dengan metoda Rietveld pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan program
Rietica (Howard and Hunter, 1997). Sebagai langkah awal, analisis data XRD dilakukan
dengan metode Le Bail. Pada metode Le Bail, intensitas dari berbagai puncak difraksi
dihitung dengan hanya menggunakan parameter sel satuan dan parameter yang
mendefinisikan puncak. Dari analisis Le Bail akan didapatkan parameter sel dan plot Le
Bail yang mirip plot Rietveld.
Langkah-langkah refinement
1. Buka Program Rietica, kemudian akan terlihat seperti gambar berikut, untuk
memulai klik icon New , seperti terlihat pada gambar:
2. Ubah a structure menjadi an extraction, dengan Cara Klik terlihat seperti dibawah
ini, kemudian klik OK
3. Akan terlihat kotak dialog seperti di bawah ini, kemudian klik Cancel
4. Setelah itu klik icon Input Fasa , seperti terlihat pada gambar
5. Selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut, kemudian Isikan
Parameter Input sesuai dengan yang diinginkan pada kotak dialog tersebut.
Parameter Input antara lain yang harus diisikan adalah :
- Space Group
- a,b,c,a, b, g dan nilai Z
- Calculation Method adalah Le Bail
Setelah semua parameter input telah dimasukkan, selanjutnya klik OK.
Parameter Input yang harus diisikan
6. Selanjutnya input data tersebut di Save dengan mengklik icon Save , lalu akan
terlihat kotak dialog seperti di bawah ini:
7. Kemudian tuliskan nama file pada kotak File Name. Setelah itu klik Save.
8. Setelah itu klik icon Refine , akan terlihat kotak dialog seperti di bawah ini:
9. Kemudian klik icon Input , akan
terlihat kotak dialog seperti gambar di bawah ini.
10. Kemudian isikan nama file input yang telah kita buat, sehingga akan nampak
seperti di bawah ini.
12. Setelah itu Klik , menjadi 5 10, dan klik Dinamic Plotting, sehingga akan
terlihat seperti di bawah ini:
13. Setelah itu klik Start , selanjutnya klik Step , untuk melakukan
proses Refinement, akan terlihat seperti pada gambar berikut:
14. Jika hasil Refinementnya belum bagus, maka dapat dilakukan perubahan
parameter untuk mendapatkan hasil refinement yang baik.
Parameter yang dapat di ubah yaitu :
- Input Histogram
- Input Fasa
- Input Sampel , yang dijelaskan pada prosedur selanjutnya, pada nomor 1517
Tugas
Lakukan Refinement untuk difraktogram yang ada pada folder pelatihan. Untuk semua
Kristal, space group dan prediksi parameter sel awal yang dapat di coba adalah:
SG Prediksi / Referensi
A b C
P m 3 m (Z = 4) 3,95 - -
B m m b (Z = 8) 7,50 7,50 7,50
P n m a (Z = 8) 7,70 7,70 7,70
Catat parameter sel akhir (a, b, dan c), Rp, Rwp, serta printscreen hasil refinement