Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Semakin berkembangnya perindustrian di zaman sekarang banyak
membawa dampak baik maupun buruk sehingga pertumbuhan industri
memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Salah satu dampak baik
dengan pertumbuhan industri adalah meningkatnya pemasukan untuk negara
dan mengurangi tingkat pengangguran sedangkan dampak buruk yang didapat
semakin banyaknya pencemaran yang terjadi dalam lingkungan sehingga
merusak ekosistem kehidupan.

Produksi batubara pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 153 juta ton,
sedangkan pemakaian dalam negeri pada tahun tersebut adalah 108 juta ton,
sedangkan sisanya 45 juta ton merupakan jumlah yang dapat diekspor. Dari
pembakaran batubara dihasilkan sekitar 5% polutan padat yang berupa abu
(fly ash dan bottom ash), di mana sekitar 10-20% adalah bottom ash dan
sekitar 80-90% fly ash dari total abu yang dihasilkan (Sri Prabandiyani, 2008).

Electrostatic precipitator merupakan alat penangkap debu dengan


menggunakan sistem elektrik yang terdiri dari plat plat baja yang merupakan
elektroda positif (collecting electrode) dan elektroda negatif (discharge
electrode) dengan perbedaan tegangan yang sangat tinggi. Prinsip kerjanya
menggunakan prinsip listrik, yaitu partikel bermuatan listrik dilewatkan dalam
medan electrostatic sehingga terjadi discharge electrode yang berfungsi untuk
menghasilkan elektronelektron bebas yang digunakan untuk memberikan
muatan pada partikel-partikel debu sehingga terbentuk ion debu negatif.
Karena pengaruh medan listrik yang kuat ion negatif akan berpindah ke
elektroda positif sehingga pada elektroda positif akan terkumpul debu-debu
yang terbawa oleh ion negatif tersebut. Selanjutnya ion negatif tadi
dinetralkan oleh muatan positif pada elektroda pengumpul sehingga debu
yang terkumpul menjadi bermuatan netral . Debu yang netral ini akan semakin
banyak dan tebal sehingga lapisan itu akan menurunkan gaya tarik dan
keelektrostatikannya, sehingga debu yang terkumpul pada elektroda ini akan
mudah terjatuh ketika plat elektroda terpukul hammer (Gigih Mahartoto,
2012).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tersusun rumusan masalah
yaitu:
A. Bagaimana cara mengatur tegangan masukan dari Electrostatic
Precipitator di PT Dian Swastatika Sentosa Tbk Plant 1 Karawang ?
B. Bagaimana efiiensi gas buang ynag keluar setelah melewati
Electrostatic Precipitator di PT Dian Swastatika Sentosa Tbk Plant 1
Karawang ?

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tersusun rumusan masalah
yaitu:
A. Dapat mengetahui dan menganalisa cara mengatur tegangan masukan
Electrostatic Precipitator di PT Dian Swastatika Sentosa, Tbk Plant 1
Karawang.
B. Dapat mengetahui dan menganalisa efisiensi gas buang yang keluar
setelah melewati Electrostatic Precipitator.

1.3 Luaran Yang Diharapkan


Dengan adanya Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian
(PKM P) berupa analisa dari Electrostatic Precipitator, diharapkan
memperoleh luaran sebagai berikut:
A. Artikel ilmiah
B. Paten

1.4 Kegunaan
A. Bagi mahasiswa, sebagai salah satu pengembangan ilmu pengetahuan,
sehingga menambah wawasan terutama mengenai manfaat
electrostatic precipitator.
B. Bagi masyarakat, menambah wawasan tentang seputar kandungan
berbahaya yang diakibatkan dari adanya limbah pabrik, sehingga dapat
dicegah berbagai macam penyakit yang disebabkan gas buang dair
suatu industri.
C. Bagi institusi, menambah data dan khasanah keilmuan tentang
kegunaan electrostatic precipitator dan seputar kandungan berbahaya
akibat dari adanya limbah pabrik .

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Electrostatic Precipitator

Prinsip dasar Electrostatic Precipitator yaitu listrik statis. Gas buang


yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral akan
terionisasi pada saat melewati medan listrik, sehingga partikel debu tersebut
menjadi bermuatan negatif. Medan listrik terbentuk di antara discharge
electrode dengan collector plate.

Partikel debu yang bermuatan negatif akan menempel pada collector


plate. Rapper akan memberikan getaran sehingga debu yang dikumpulkan di
collector plate akan jatuh secara periodik ke bak penampung (ash hopper),
selanjutnya akan dipindahkan ke fly ash silo dengan cara dihembuskan.

Gambar 1 Eletrostatic Precipitator di PT. Dian Swastatika Sentosa Plant 1


Karawang

2.2 Komponen Electrical Electrostatic Precipitator


A. Transformator Rectifier
Transformator rectifier merupakan peralatan utama EP yang berfungsi
untuk memasok daya sehingga EP bisa bekerja. Tegangan input 0 380 v dan
tegangan output 0 75 kV. Transformer dan Rectifier diletakkan dalam satu
tanki dan direndam di dalam minyak pendingin trafo, sehingga dinamakan
transformator rectifier.
B. Collecting Electrode
Elektroda pengumpul merupakan komponen tempat debu yang hendak
ditangkap menempel.

3
C. Discharge Electrode
Pelat baja yang dipasang sejajar berfungsi sebagai penangkap debu.

2.3 Komponen Mechanical Electrostatic Precipitator


A. Hammer
Hammer digunakan untuk memukul elektroda pengumpul yang
tergantung agar partikel jatuh akibat getaran mekanis.

B. Hopper
Hopper terpasang pada bagian bawah EP sebagai tempat jatuhnya
partikel dari elektroda pengumpul akibat mekanisme rapping menggunakan
pemukul (hammer). Selanjutnya dari hopper partikel dikirim ke tangki
penampung menggunakan sistem pneumatic.

2.4 Diagram Kerja Electrostatic Precipitator

Panel Control
SCR

Transformator
Rectifier

Electrostatic
Precipitator

Pneumatic
System

Fly Ash Silo

4
2.5 SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR adalah jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki terminal yang masing-
masing terminal dinamai dengan gate, anoda dan katoda. Secara struktur, SCR terdiri
dari 4 lapis semikonduktor yaitu PNPN yang terminal pengendalinya terdapat pada
lapisan P (Positif).

Cara kerja SCR yakni saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada di
keadaan OFF. Saat terminal gate-nya dialiri arus rendah, SCR akan menjadi ON dan
menghantarkan arus listrik dari anoda ke katoda. Meskipun arus listrik gate-nya
dihilangkan, SCR akan tetap dalam keadaan ON hingga arus yang mengalir dari
anoda ke katoda tersebut juga dihilangkan atau 0 V.

Jadi untuk mengatur tegangan masukan EP, yakni dengan mengatur nilai SCR
yang diinginkan. Firing Angle adalah sudut yang mengatur berapa tegangan yang
diinginkan. Contohnya, operator menginginkan tegangan masukan EP sebesar 50%
dari 72 kV, karena posisi debu yang tidak terlalu banyak. Dengan menggunakan 2
SCR, maka tegangan dapat diatur 0% - 100%. Operator akan mengatur Firing Angle
berada di titik 90o, karena untuk penuh setengah gelombang yakni 180o. Namun
dalam tampilan layar kontrol, yang terlihat adalah waktu delaynya. Jadi sudut akan
dikonversikan ke waktu delaynya. Perbandingannya seperti berikut untuk 1
gelombang jika frekuensi normal 50 hZ.
1 1
= = 20 ms
50

Jadi perbandingannya : 180o = 20 ms


90o = 10 ms

Jadi ketika tegangan yang diinginkan hanya setengah dari 72 kV (50%), maka
operator akan mensetting di dalam layar kontrol yakni berupa delay 10 ms, agar
tegangan operasi EP sekitar 35 kV.

2.6 Sistem Pneumatic

Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang


berarti napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik
penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun
tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu
yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara kempa). Jaman

5
dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk
berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara
ban mobil/motor, melepaskan ban mobil dari pelek, membersihkan kotoran,
dan sejenisnya. Sekarang, sistem pneumatik memiliki aplikasi yang luas
karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri yang
menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri
makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri
yang lain.

2.7 Fly Ash Silo


Fly Ash Silo merupakan tempat pembuangan debu terakhir dari proses
pemfilteran electrostatic precipitator. Pada bagian ini debu ditampung yang
selanjutnya akan diangkut secara periodik menggunakan truk.

2.8 Efisensi Electrostatic Precipitator


Electrostatic Precipitator berfungsi untuk menangkap abu yang
terdapat pada gas buang hasil pembakaran bahan bakar (batubara) pada
sebuah industri. Electrostatic Precipitator di desain memiliki empat ruang
sehingga proses penangkapan debu sebanyak empat kali sehingga tingkat
efisensi masing-masing penangkapan sebanyak 80%. Hal ini bertujuan
supaya tingkat efisensi Electrostatic Precipitator mencapai 99,84%. Sehingga
limbah debu yang keluar dari cerobong hanya sekitar 0,16%. Efisensi
penangkapan debu tidak hanya bergantung pada desain tetapi juga
dipengaruhi oleh kecepatan aliran/debit gas buang, suhu gas buang dan juga
jumlah partikel abu pada gas buang.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di PT. Dian Swastatika Sentosa. Tbk
Plant 1 Karawang. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan pada Juli
2017- Oktober 2017.

3.2 Diagram Alir (Flow Chart) Pelaksanaan Kegiatan

Mulai Observasi

Ide

Studi Literatur

Analisis

Pembuatan Artikel Ilmiah dan publikasi

Laporan Selesai

Observasi dilakukan terlebih dahulu agar mengetahui keadaan


sebenarnya di lapangan. Metode dilakukan seperti wawancara dengan pihak
yang ahli di bidangnya. Setelah observasi dilakukan, dan setelah dikaji lebih
dalam maka terdapat suatu permasalahan yang menimbulkan suatu ide atau
solusi atas masalah tersebut. Lalu setelah itu, maka Studi literatur dilakukan

7
untuk mendapatkan wawasan umum berhubungan dengan penelitian yang
terkait, dasar teori yang digunakan dan mengetahui penelitian penelitian
yang sebelumnya telah dilakukan. Sumber literatur antara lain buku, manual
book, jurnal, internet dan tugas akhir serta hasil beberapa penelitian.

Tahap selanjutnya, melakukan anlisis. Analisis yang dilakukan


adalah tentang cara kerja, cara mensetting, cara mengatur tegangan masukan
agar dapat memperpanjang usia alat, dan efisiensi gas buang yang di filter
oleh Electrostatic Precipitator. Dengan anlisis ini, agar mengetahui limbah
pabrik yang keluar tidak berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Setelah anlisis selesai, maka publikasi dilakukan seperti seminar kerja
praktik penulis. Dan tahap terakhir adalah pembuatan laporan yang
menjelasakan seluruh proses kegiatan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan data dilakukan dengan survey primer berupa
observasi dan wawancara, Metode pengumpulan data diantaranya:
A. Tinjauan Lapangan (Observasi)
Tinjauan lapangan dilakukan dengan datang langsung
melakukan wawancara kepada pihak yang ahli dalam bidangnya,
dalam hal ini adalah karyawan pabrik. Dengan metode ini, banyak
pengetahuan yang didapat yang bisa dianalisa. Selain itu beberapa
pengambilan dokumentasi terhadap objek yang di teliti agar lebih
banyak data yang didapat melalui nameplate yang terdapat pada objek.
B. Metode analisa grafik dan tabel
Suatu metode pengambilan keterangan dari data yang ada
disusun dalam bentuk grafik dan tabel agar lebih informatif. Data yang
didapat, lalu dianalisa apakah sudah sesuai denga rumusan masalah
yang dibuat.
C. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Metode ini digunakan untuk mendapatkan arahan langsung
dari dosen pembimbing dengan cara melakukan asistensi keseluruhan
isi dari hasil laporan untuk memberikan masukan dan
menyempurnakan hasil laporan ini.
D. Metode Pustaka
Mengumpulkan sumber-sumber tertulis, yaitu buku-buku,
jurnal yang berhubungan dengan electrostatic precipitator.

8
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)


1 Peralatan penunjang 5.580.000
2 Bahan habis pakai 2.467.000
3 Perjalanan 1.350.000
4 Lain-lain 1.620.000
Jumlah 11.017.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P

No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4

1 Observasi

Studi
2
Kepustakaaan
Analisis Hasil
3
dan Data

Penyusunan
4
Proposal

Penyempurnaan
5
Proposal
Publikasi:
6
Seminar

9
DAFTAR PUSTAKA

Electrostatic Precipitator Operators Manual. Zhejiang Feida Enviromental Science


& Technology Co.Ltd. Zhejiang

Hasad, Andi. 2011. Materi Kuliah Elektronika Industri. Jurusan Teknik Elektro.
Fakultas Teknik. UNISMA Bekasi

Pratama, Gigih Mahartoto. 2012. PIACS Sebagai Pengatur Parameter Pada


Electrostatic Precipitator di PT Holcim Indonesia, Tbk Cilacap Plant.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Putranto, Agus, dkk. 2008. Teknik Otomasi Industri Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta

Sepfitrah, dkk. 2015. Analisis Electrostatic Precipitator (ESP) Untuk Penurunan


Emisi Gas Buang Pada Recovery Boiler. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik. Universitas Pasir Pangaraian

Tsai, Thompson. 2011. Electrostatic Precipitator Training Seminar. Thai & Chyun
Associates Industries. Inc. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai