PENDAHULUAN
Produksi batubara pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 153 juta ton,
sedangkan pemakaian dalam negeri pada tahun tersebut adalah 108 juta ton,
sedangkan sisanya 45 juta ton merupakan jumlah yang dapat diekspor. Dari
pembakaran batubara dihasilkan sekitar 5% polutan padat yang berupa abu
(fly ash dan bottom ash), di mana sekitar 10-20% adalah bottom ash dan
sekitar 80-90% fly ash dari total abu yang dihasilkan (Sri Prabandiyani, 2008).
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tersusun rumusan masalah
yaitu:
A. Bagaimana cara mengatur tegangan masukan dari Electrostatic
Precipitator di PT Dian Swastatika Sentosa Tbk Plant 1 Karawang ?
B. Bagaimana efiiensi gas buang ynag keluar setelah melewati
Electrostatic Precipitator di PT Dian Swastatika Sentosa Tbk Plant 1
Karawang ?
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tersusun rumusan masalah
yaitu:
A. Dapat mengetahui dan menganalisa cara mengatur tegangan masukan
Electrostatic Precipitator di PT Dian Swastatika Sentosa, Tbk Plant 1
Karawang.
B. Dapat mengetahui dan menganalisa efisiensi gas buang yang keluar
setelah melewati Electrostatic Precipitator.
1.4 Kegunaan
A. Bagi mahasiswa, sebagai salah satu pengembangan ilmu pengetahuan,
sehingga menambah wawasan terutama mengenai manfaat
electrostatic precipitator.
B. Bagi masyarakat, menambah wawasan tentang seputar kandungan
berbahaya yang diakibatkan dari adanya limbah pabrik, sehingga dapat
dicegah berbagai macam penyakit yang disebabkan gas buang dair
suatu industri.
C. Bagi institusi, menambah data dan khasanah keilmuan tentang
kegunaan electrostatic precipitator dan seputar kandungan berbahaya
akibat dari adanya limbah pabrik .
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
C. Discharge Electrode
Pelat baja yang dipasang sejajar berfungsi sebagai penangkap debu.
B. Hopper
Hopper terpasang pada bagian bawah EP sebagai tempat jatuhnya
partikel dari elektroda pengumpul akibat mekanisme rapping menggunakan
pemukul (hammer). Selanjutnya dari hopper partikel dikirim ke tangki
penampung menggunakan sistem pneumatic.
Panel Control
SCR
Transformator
Rectifier
Electrostatic
Precipitator
Pneumatic
System
4
2.5 SCR (Silicon Controlled Rectifier)
SCR adalah jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki terminal yang masing-
masing terminal dinamai dengan gate, anoda dan katoda. Secara struktur, SCR terdiri
dari 4 lapis semikonduktor yaitu PNPN yang terminal pengendalinya terdapat pada
lapisan P (Positif).
Cara kerja SCR yakni saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada di
keadaan OFF. Saat terminal gate-nya dialiri arus rendah, SCR akan menjadi ON dan
menghantarkan arus listrik dari anoda ke katoda. Meskipun arus listrik gate-nya
dihilangkan, SCR akan tetap dalam keadaan ON hingga arus yang mengalir dari
anoda ke katoda tersebut juga dihilangkan atau 0 V.
Jadi untuk mengatur tegangan masukan EP, yakni dengan mengatur nilai SCR
yang diinginkan. Firing Angle adalah sudut yang mengatur berapa tegangan yang
diinginkan. Contohnya, operator menginginkan tegangan masukan EP sebesar 50%
dari 72 kV, karena posisi debu yang tidak terlalu banyak. Dengan menggunakan 2
SCR, maka tegangan dapat diatur 0% - 100%. Operator akan mengatur Firing Angle
berada di titik 90o, karena untuk penuh setengah gelombang yakni 180o. Namun
dalam tampilan layar kontrol, yang terlihat adalah waktu delaynya. Jadi sudut akan
dikonversikan ke waktu delaynya. Perbandingannya seperti berikut untuk 1
gelombang jika frekuensi normal 50 hZ.
1 1
= = 20 ms
50
Jadi ketika tegangan yang diinginkan hanya setengah dari 72 kV (50%), maka
operator akan mensetting di dalam layar kontrol yakni berupa delay 10 ms, agar
tegangan operasi EP sekitar 35 kV.
5
dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk
berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara
ban mobil/motor, melepaskan ban mobil dari pelek, membersihkan kotoran,
dan sejenisnya. Sekarang, sistem pneumatik memiliki aplikasi yang luas
karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri yang
menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri
makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri
yang lain.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai Observasi
Ide
Studi Literatur
Analisis
Laporan Selesai
7
untuk mendapatkan wawasan umum berhubungan dengan penelitian yang
terkait, dasar teori yang digunakan dan mengetahui penelitian penelitian
yang sebelumnya telah dilakukan. Sumber literatur antara lain buku, manual
book, jurnal, internet dan tugas akhir serta hasil beberapa penelitian.
8
BAB IV
1 Observasi
Studi
2
Kepustakaaan
Analisis Hasil
3
dan Data
Penyusunan
4
Proposal
Penyempurnaan
5
Proposal
Publikasi:
6
Seminar
9
DAFTAR PUSTAKA
Hasad, Andi. 2011. Materi Kuliah Elektronika Industri. Jurusan Teknik Elektro.
Fakultas Teknik. UNISMA Bekasi
Putranto, Agus, dkk. 2008. Teknik Otomasi Industri Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta
Tsai, Thompson. 2011. Electrostatic Precipitator Training Seminar. Thai & Chyun
Associates Industries. Inc. Jakarta
10