Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN FASILITATOR

EDUKASI KESEHATAN DAN GIZI


MELALUI KEMANDIRIAN KELUARGA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT
2017
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................. i
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
MATERI 1 .................................................................................... 2
KESEHATAN IBU HAMIL DAN MENYUSUI .......................... 2
MATERI 2 .................................................................................... 9
PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK ................................ 9
MATERI 3 .................................................................................. 17
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK.......................................................................................... 17
MATERI 4 .................................................................................. 30
KESEHATAN REMAJA PUTRI .............................................. 30
MATERI 5 .................................................................................. 39
CUCI TANGAN PAKAI SABUN ............................................. 39

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
1

PENDAHULUAN

A. TINJAUAN
Edukasi Kesehatan dan Gizi melalui Kemandirian
Keluarga terdiri dari kesehatan ibu hamil dan
menyusui, pemberian makan bayi dan anak,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak,
kesehatan remaja putri, dan kebersihan diri (cuci
tangan pakai sabun).

B. TUJUAN
Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi
Keluarga ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan
bahan pembelajaran bagi fasilitator dalam
melakukan fasilitasi pelaksanaan edukasi kesehatan
dan gizi melalui kemandirian keluarga.

C. SASARAN
Tenaga kesehatan yang terkait dengan gizi dan
kesehatan ibu dan anak.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
2

MATERI 1
KESEHATAN IBU HAMIL DAN MENYUSUI

LATAR BELAKANG

Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang


penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan karena
menentukan keselamatan ibu dan bayi. Setiap ibu hamil
akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya.
Selain itu pada masa menyusui juga diperlukan perhatian
khusus demi keberhasilan ASI eksklusif. Oleh karena itu,
setiap ibu memerlukan asuhan baik selama masa
kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu menjelaskan tentang pentingnya


pemeriksaan kehamilan secara rutin
2. Peserta mampu menjelaskan asupan gizi selama
hamil dan menyusui
3. Peserta mampu mempraktikkan cara melakukan
IMD dengan benar

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
3

PESAN KUNCI

1. Dukungan Ayah sangat diperlukan dalam perawatan


kesehatan pada ibu hamil, nifas dan menyusui
2. Periksakan kehamilan minimal 4 kali ke tenaga
kesehatan (bidan, dokter)
3. Konsumsi makanan yang bergizi seimbang dengan
jumlah 1 porsi lebih banyak dibanding sebelum hamil

PESERTA WAKTU METODE

Kader 30 menit Diskusi dan


Ceramah

BAHAN/ALAT YANG DIPERLUKAN

- Slide Power Point


Slide power point disediakan untuk sesi ceramah dan
beberapa sesi lainnya

TAHAPAN

Tahap I (5 Menit)
1. Sapa peserta, dilanjutkan dengan perkenalan diri

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
4

2. Sampaikan tujuan bahwa dalam pertemuan ini kita akan


berbagi mengenai bagaimana langkah-langkah yang
harus dilakukan saat ibu sedang hamil, bersalin, nifas,
dan menyusui.
3. Lanjutkan dengan pemberian pesan motivasi untuk
membangkitkan semangat peserta.

Tahap II (10 Menit)


1. Tanyakan pada peserta apa yang diketahui tentang
peran ayah dan ibu seputar kehamilan dan menyusui
(gali diskusi)
2. Fasilitator menjelaskan apa pentingnya dukungan
ayah terhadap ibu hamil, asupan gizi selama masa
kehamilan, dan menyusui.

Tahap III (10 Menit)


1. Ajak peserta melakukan simulasi tentang perawatan
kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui
2. Tekankan pada pesan-pesan kunci sesuai yang ada
di buku saku

Tahap IV (5 Menit)
1. Penyampaian kesimpulan dari materi sesi ini

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
5

2. Penutup

BAHAN AJAR :
A. Pemeriksaan Kehamilan/ Antenatal Care (ANC)
Segera ke dokter atau bidan jika terlambat datang
bulan. Periksa kehamilan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, yaitu:
- 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan.
- 1 kali usia kandungan 4 - 6 bulan.
- 2 kali pada usia kandungan 7 - 9 bulan.
Pada ANC tersebut tenaga kesehatan mengukur tinggi
badan pada saat pertama kali datang; mengukur LILA,
menimbang berat badan, mengukur tekanan darah
dan besarnya kandungan setiap kali periksa.

B. Gizi Ibu Hamil

Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi,


1 porsi lebih banyak dari sebelum hamil.
Perbanyak makanan yang mengandung protein
tinggi dan zat besi, seperti hati, telur, dan ikan.
Tidak ada pantangan makanan selama hamil.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
6

Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil.


Kebutuhan air minum ibu hamil 10 gelas perhari.
Minum Tablet Tambah Darah setiap hari untuk
mencegah anemia pada ibu hamil.
Pembuatan contoh menu ibu hamil sehari yaitu 3 kali
makan utama dan 2 kali makanan selingan.

C. Persiapan melahirkan

Tanda awal melahirkan yaitu perut mulas-mulas


yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin
lama. Tanda lainnya adalah keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari
jalan lahir.
Segera ke fasilitas kesehatan (puskesmas, rumah
sakit) jika mengalami tanda-tanda melahirkan
tersebut.
Pastikan persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan
(bidan, dokter).
Setelah melahirkan, ibu segera melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) selama minimal 1 jam.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
7

ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan


(kolostrum) mengandung zat kekebalan tubuh,
langsung berikan pada bayi, jangan dibuang.

D. Nifas dan Menyusui


Hal yang perlu diperhatikan ibu nifas:
1. Makan makanan yang beraneka ragam yang
mengandung karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, sayur, dan buah-buahan.
2. Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6
bulan pertama adalah 14 gelas sehari dan pada 6
bulan kedua adalah 12 gelas sehari.
3. Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan
daerah kemaluan, ganti pembalut sesering
mungkin.
4. Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat.
5. Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi
caesar maka harus menjaga kebersihan luka
bekas operasi.
6. Cara menyusui yang benar dan hanya memberi
ASI saja selama 6 bulan.
7. Perawatan bayi yang benar.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
8

8. Jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama,


karena akan membuat bayi stress.
9. Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini
mungkin bersama suami dan keluarga
10. Untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan
untuk pelayanan KB setelah persalinan.
ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa
makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan.
Manfaat pemberian ASI:
1. Sehat, praktis dan tidak butuh biaya
2. Meningkatkan kekebalan alamiah pada bayi
3. Mencegah perdarahan pada ibu nifas
4. Menjalin kasih sayang ibu dan bayi
5. Mencegah kanker payudara.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
9

MATERI 2
PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK

LATAR BELAKANG
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan
sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode
emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak
memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh
kembang optimal. Pemberian Makanan Bayi dan Anak
sesuai standar emas yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI
Eksklusif, MP-ASI dan ASI sampai dengan 2 tahun.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta mampu menjelaskan pentingnya Inisiasi
Menyusu Dini
2. Peserta mampu menjelaskan ASI eksklusif dan
manfaatnya.
3. Peserta mampu mensimulasikan cara menyusui
yang benar
4. Peserta mampu mempraktikkan tentang tata cara
pemberian MP-ASI

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
10

PESAN KUNCI

1. Lakukan IMD minimal 1 jam segera setelah bayi lahir


2. Hanya beri ASI sampai bayi berusia 6 bulan
3. Susui bayi sesering mungkin
4. Berikan MP-ASI ketika anak sudah berusia 6 bulan
dan lanjutkan menyusui hingga usia 2 tahun

PESERTA WAKTU METODE

Kader 30 menit Ceramah dan


pemutaran video

BAHAN/ALAT YANG DIPERLUKAN

- Slide Power Point


- Video tutorial membuat MP-ASI

TAHAPAN

Tahap I (5 Menit)
1. Sapa peserta, review materi pada sesi pertemuan
sebelumnya

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
11

2. Sampaikan tujuan bahwa dalam pertemuan ini kita


akan berbagi mengenai praktik pemberian makan
bayi dan anak yang terdiri dari IMD, ASI eksklusif,
MP-ASI dan ASI hingga usia 2 tahun.
3. Lanjutkan dengan pemberian pesan motivasi untuk
membangkitkan semangat peserta.

Tahap II (10 Menit)


1. Tanyakan pada peserta tentang apa yang diketahui
tentang peran ayah dan ibu dalam pemberian makan
bayi dan anak (gali diskusi)
2. Fasilitator menjelaskan apa pentingnya pemberian
makan bayi dan anak sesuai umur

Tahap III (10 Menit)


1. Ajak peserta melakukan praktik tentang cara
menyusui yang benar dan pemberian MP-ASI sesuai
umur
2. Tekankan pada pesan-pesan kunci sesuai yang ada
di buku saku

Tahap IV (5 Menit)
1. Penyampaian kesimpulan dari materi sesi ini
2. Penutup

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
12

BAHAN AJAR:
A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD adalah segera meletakkan bayi di dada ibu (ada
kontak kulit ibu dan kulit bayi sekurang-kurangnya 1
jam untuk memberikan kesempatan kepada bayi
menyusu sesegera mungkin).
IMD merangsang keluarnya ASI, memberi kekebalan
pada bayi serta meningkatkan kekuatan batin antara
ibu dan bayinya. IMD mencegah pendarahan pada
ibu.
B. Pemberian ASI
Cara menyusui yang benar:
- Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling
sedikit 8 kali sehari.
- Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu
susui
- Susui sampai payudara terasa kosong, lalu
pindah ke payudara sisi yang lain
- Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih
terasa penuh/kencang, perlu dikosongkan
dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar
payudara tetap memproduksi ASI yang cukup.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
13

Posisi dan pelekatan menyusui yang benar

- Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman


- Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus
- Wajah bayi menghadap payudara, hidung
berhadapan dengan puting.
- Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan
badannya.
- Jika bayi baru lahir, Ibu harus menyangga seluruh
badan bayi.
- Sebagian besar areola (bagian hitam disekitar
puting) masuk ke dalam mulut bayi.
- Mulut terbuka lebar.
- Bibir bawah melengkung ke luar.
- Dagu menyentuh payudara ibu.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
14

Cara memerah dan menyimpan ASI

C. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Cara Pemberian MP-ASI


- ASI tetap diberikan, kemudian MP-ASI.
- Berikan aneka makanan yang terdiri dari:
1. Makanan pokok; seperti nasi, ubi, sagu.
2. Lauk hewani; ikan , telur, hati, ayam, daging.
3. Lauk nabati; tempe, tahu, kacang-kacangan.
4. Sayur dan buah-buahan.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
15

- Beri makanan selingan 2 kali sehari. Contohnya


bubur kacang hijau, pisang, biskuit, kue
tradisional, dan kue lain.
- Ajari anak makan sendiri dengan sendok.
- Ajari juga minum sendiri dengan gelas.
- Perhatikan kebersihan makanan.
- Utamakan memberikan MP-ASI dari bahan
makanan lokal, jika menggunakan MP-ASI
buatan pabrik, baca cara pakainya dan
perhatikan tanggal kadaluwarsa.
Pemberian MP-ASI sesuai umur :

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
16

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
17

MATERI 3
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK

LATAR BELAKANG
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan berat badan yang paling pesat dibanding
dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang
sehingga disebut jendela kesempatan atau window of
opportunity, untuk mengetahui apakah balita tumbuh dan
berkembang secara normal atau tidak, penilaian tumbuh
kembang balita yang mudah diamati adalah pola tumbuh
kembang fisik, salah satunya dalam mengukur berat badan
balita. Pemantauan pertumbuhan di masyarakat
dilaksanakan di posyandu. Kegiatan lain di posyandu yang
rutin berjalan yaitu pemberian kapsul vitamin A dan
imunisasi.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu menjelaskan pentingnya


pemantauan pertumbuhan

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
18

2. Peserta mampu mempraktikkan cara membaca


grafik pertumbuhan KMS
3. Peserta mampu menjelaskan perkembangan anak
sesuai usianya
4. Peserta memahami pentingnya pemberian kapsul
vitamin A dan imunisasi.

PESAN KUNCI
1. Bawa anak ke posyandu setiap bulan
2. Pantau pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
usianya
3. Pastikan anak mendapatkan kapsul vitamin A dan
imunisasi sesuai jadwal

PESERTA WAKTU METODE


Kader 30 menit Diskusi dan
Praktik

BAHAN/ALAT YANG DIPERLUKAN

- Flip Chart
- Buku KIA

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
19

TAHAPAN

Tahap I (5 Menit)
1. Sapa peserta, review materi pada sesi pertemuan
sebelumnya
2. Sampaikan tujuan bahwa dalam pertemuan ini kita akan
berbagi informasi mengenai pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anak sesuai usianya
3. Lanjutkan dengan pemberian pesan motivasi untuk
membangkitkan semangat peserta.

Tahap II (5 Menit)
1. Tanyakan pada peserta apa yang diketahui tentang
peran ayah dan ibu dalam pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anak (gali diskusi).
2. Fasilitator menjelaskan apa pentingnya pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak

Tahap III (15 Menit)


1. Ajak peserta melakukan praktik membaca grafik
pertumbuhan KMS, pencatatan di buku KIA dan
konseling gizi sesuai status gizi balita.
2. Peserta mempelajari perkembangan anak berdasarkan
usianya

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
20

3. Peserta mempelajari pentingnya pemberian vitamin A


dan imunisasi
4. Tekankan pada pesan-pesan kunci sesuai yang ada di
buku saku

Tahap IV (5 Menit)

1. Penyampaian kesimpulan dari materi sesi ini


2. Penutup

BAHAN AJAR:
A. Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu


kegiatan program perbaikan gizi yang
menitikberatkan pada upaya pencegahan dan
penanggulangan keadaan gizi balita.
Pemantauan pertumbuhan merupakan rangkaian
kegiatan yang terdiri dari:
1. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur yang
terdiri dari penimbangan setiap bulan, pengisian
Kartu Menuju Sehat, menentukan status
pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan;

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
21

2. Menindaklanjuti setiap kasus gangguan


pertumbuhan (biasanya berupa konseling dan
rujukan);
3. Menindaklanjuti berupa kebijakan dan program di
tingkat masyarakat, serta meningkatkan motivasi
untuk memberdayakan keluarga.
Manfaat pemantauan pertumbuhan adalah
mengetahui status pertumbuhan anak dan
mendeteksi secara dini bila terjadi masalah
gangguan pertumbuhan dan perkembangan untuk
segera ditangani.
Hasil penimbangan berat badan di
posyandu/faskes/pos PAUD harus selalu dicatat
dalam buku KIA dan dilakukan plotting secara tepat
pada grafik pertumbuhannya.
Cara plotting grafik KMS:

- Letakkan (plotting) titik berat badan hasil


penimbangan
- Tulis berat badan hasil penimbangan di bawah
kolom bulan penimbangan.
- Letakkan titik berat badan pada titik temu garis
tegak (bulan penimbangan) dan garis datar (berat
badan).

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
22

Contoh:
- Aida dalam penimbangan bulan Juni 2008 umurnya
4 bulan dan berat badannya 6 kg.

Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan


lalu.
Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan
titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini dalam
bentuk garis lurus.
Contoh:
Aida lahir pada bulan Februari 2008 dengan berat badan
lahir 3,0 kg. Data berat badannya adalah sebagai berikut:
Bulan Maret, berat badan Aida 3,3 kg.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
23

Bulan April, berat badan Aida 4,7 kg.


Bulan Mei, Aida tidak datang ke Posyandu.
Bulan Juni, berat badan Aida 6,0 kg.
Bulan Juli, berat badan Aida 6,6 kg.
Bulan Agustus, berat badan Aida 6,6 kg.
Bulan September, berat badan Aida 6,3 kg.

Contoh di atas menggambarkan status pertumbuhan


berdasarkan grafik pertumbuhan anak dalam KMS:
a. tidak naik (t); grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan dibawahnya; kenaikan berat badan <

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
24

KBM (<800 g)
b. naik (n), grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan diatasnya; kenaikan berat badan >
KBM (>900 g)
c. naik (n), grafik berat badan mengikuti garis
pertumbuhannya; kenaikan berat badan > KBM
(>500 g)
d. tidak naik (t), grafik berat badan mendatar; kenaikan
berat badan < KBM (<400 g)
e. tidak naik (t), grafik berat badan menurun; grafik
berat badan < KBM (<300 g)

- Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis


pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.

Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara


yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan
menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan
dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
25

B. Perkembangan Anak

Cara memantau perkembangan anak:


1. Bawa anak ke tenaga kesehatan, fasilitas
kesehatan atau Pos Pengembangan Anak Usia
Dini Holistik Integratif (Pos PAUD HI) untuk
mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
umur 3 bulan-2 tahun setiap 3 bulan.
umur 2-6 tahun setiap 6 bulan.
2. Dengan pelayanan SDIDTK tenaga kesehatan
akan menentukan status gizi anak, stunting (tinggi
badan anak lebih pendek dibanding umurnya)
atau tidak, perkembangannya sesuai umur atau
tidak dan adakah ditemukan gangguan perilaku
atau gangguan emosional.
3. Ajak anak bermain dan bercakap-cakap.
4. Stimulasi perkembangan anak sesuai umurnya.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
26

Berikut tabel perkembangan anak berdasarkan usia

Usia Perkembangan Kemampuan Anak


Anak

6 Bulan Pada usia 6 bulan seorang anak


umumnya sudah mampu:

Berbalik dari telungkup ke


telentang
Mempertahankan posisi kepala
tetap tegak
Sudah bisa duduk dengan sedikit
bantuan
Meraih benda yang ada di
dekatnya
Menirukan bunyi
Menggenggam mainan
Tersenyum ketika melihat
mainan/gambar yang menarik

9 bulan Pada usia 9 bulan seorang anak


seharusnya sudah bisa:

Merambat
Mengucapkan ma..ma.., da..da..
da
Meraih benda sebesar kacang
(menjimpit)
Mencari benda/mainan yang
dijatuhkan
Bermain tepuk tangan atau ci-luk-
ba
Makan kue/biskuit sendiri

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
27

Usia Perkembangan Kemampuan Anak


Anak

12 bulan Pada usia 12 bulan seorang anak


seharusnya sudah bisa:

Berdiri dan berjalan berpegangan


Memegang benda kecil
Meniru kata sederhana seperti
ma..ma pa..pa.
Mengenal anggota keluarga
Takut pada orang yang belum
dikenal
Menunjuk apa yang diinginkan
tanpa menangis/ merengek

24 bulan Pada usia 24 bulan seorang anak


seharusnya sudah bisa:

Naik tangga dan berlari-lari


Mencoret-coretkan pensil pada
kertas, tembok, dll
Dapat menunjuk 1 atau lebih
bagian tubuhnya
Menyebut 3 6 kata yang
mempunyai arti, seperti bola,
piring, dan sebagainya
Memegang cangkir sendiri
Belajar makan-minum sendiri

Tumbuh kembang anak tidak sesuai bila:


- Berat badan tidak naik/berat badan turun/berat
badan naik berlebihan.
- Tinggi anak tidak sesuai dengan umurnya.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
28

- Perkembangan anak tidak sesuai umurnya.

C. Pemberian Kapsul Vitamin A dan Imunisasi


Selain dilakukan pemantauan pertumbuhan, di
posyandu balita juga akan mendapatkan kapsul
vitamin A dan imunisasi sesuai jadwal.
Imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan
yang paling cost-effective (murah) karena terbukti
dapat mencegah dan mengurangi kejadian sakit,
cacat, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti campak,
polio dan hepatitis B.
Jadwal Imunisasi :
- 0-7 hari : HB0
- 1 Bulan : BCG, Polio 1
- 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
- 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
- 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV
- 9 Bulan : Campak
- 18 Bulan : DPT-Hb-Hib lanjutan dan Campak
lanjutan

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
29

Pemberian Kapsul Vitamin A dilakukan untuk


meningkatkan kesehatan mata dan pertumbuhan
anak.
Mintalah kapsul vitamin A pada bulan Februari dan
Agustus di Posyandu
Ada dua jenis kapsul Vitamin A:
1. Kapsul Biru : Untuk anak umur 6-11 bulan (1 kali
dalam setahun)
2. Kapsul Merah : Untuk anak umur 1- 5 Tahun (2 kali
dalam setahun)

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
30

MATERI 4
KESEHATAN REMAJA PUTRI

LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan, baik secara fisik, mental, dan aktivitas
sehingga, kebutuhan gizi yang diperlukan juga semakin
besar. Remaja putri banyak mengalami kekurangan zat-zat
gizi dalam konsumsi makanan sehari-harinya. Khususnya
remaja putri yang telah mengalami menstruasi, sangat
berisiko kekurangan zat besi yang dapat mengakibatkan
anemia. Remaja putri juga berisiko terkena obesitas yang
diakibatkan oleh gaya hidup sedenter. Selain itu, remaja
putri sebagai calon ibu juga harus diperhatikan status gizi
dan kesehatannya.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu menjelaskan tentang anemia pada


remaja putri
2. Peserta mampu menjelaskan pentingnya konsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
31

3. Peserta mampu menjelaskan pentingnya suntik TT dan


pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) untuk calon
pengantin
4. Peserta mampu menjelaskan tentang gizi seimbang dan
aktivitas fisik

PESAN KUNCI

1. Cegah anemia dengan minum TTD sebanyak 1


tablet setiap minggu
2. Imunisasi TT dan pengukuran LiLA untuk calon
pengantin
3. Makan beraneka ragam
4. Cegah obesitas dengan melakukan aktivitas fisik dan
mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak

PESERTA WAKTU METODE


Kader 30 menit Diskusi

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
32

BAHAN/ALAT YANG DIPERLUKAN


- Slide Power Point
- Pita LiLA

TAHAPAN

Tahap I (5 Menit)
1. Sapa peserta, review materi pada sesi pertemuan
sebelumnya
2. Sampaikan tujuan bahwa dalam pertemuan ini kita akan
berbagi informasi mengenai kesehatan remaja putri
3. Lanjutkan dengan pemberian pesan motivasi untuk
membangkitkan semangat peserta.

Tahap II (10 Menit)


1. Tanyakan pada peserta apa yang diketahui tentang
kesehatan remaja putri serta peran orang tua di
dalamnya (gali diskusi).
2. Fasilitator menjelaskan mengapa kesehatan remaja
putri sangat penting untuk diperhatikan

Tahap III (10 Menit)


1. Peserta mempelajari tentang anemia, gizi seimbang,
pencegahan obesitas, dan kesehatan calon pengantin

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
33

2. Ajak peserta melakukan praktik mengukur Lingkar


Lengan Atas (LiLA) dengan benar
3. Tekankan pada pesan-pesan kunci sesuai yang ada di
buku saku

Tahap IV (5 Menit)

1. Penyampaian kesimpulan dari materi sesi ini


2. Penutup

BAHAN AJAR:

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel


darah merah atau hemoglobin kurang dari normal.
Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.
Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.
Tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
1. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-
kunang
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah,
kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Untuk mencegah anemia pada remaja putri, dianjurkan
minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet setiap
minggu selama satu tahun.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
34

Minum TTD secara teratur sangat bermanfaat bagi


remaja putri, karena TTD dapat:
- Mengatasi 5L
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Mencegah anemia saat menstruasi
- Mengurangi risiko anemia pada masa kehamilan.
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan
pendarahan pada waktu persalinan, kelahiran
prematur, dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Anjuran minum TTD:
- Minum 1 tablet seminggu sekali, di hari yang sama
(misal rutin setiap hari Senin)
- Jangan diminum bersamaan dengan teh, kopi, dan
susu.
- Diminum setelah makan
- Diminum dengan air jeruk atau air putih
- Setelah minum TTD, makanlah buah yang
mengandung vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan zat besi.

Selain minum TTD, remaja putri juga harus


mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, contohnya

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
35

hati, daging sapi, sayuran berwarna hijau tua, kacang-


kacangan, ikan, dan daging ayam.
Upaya untuk mencegah obesitas:
- Kurangi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL)
- Pilihlah sumber lemak tidak jenuh (kacang-
kacangan, tumbuhan laut, minyak zaitun, wijen,
canola, jagung, alpukat)
- Terapkan pola makan gizi seimbang, mengonsumsi
aneka ragam makanan, dengan memperbanyak
konsumsi sayur dan buah (3-5 porsi per hari)
- Lakukan aktivitas fisik (mencuci mobil
,membersihkan rumah, jalan menuju tempat kerja,
dll) serta latihan fisik (jogging, berenang, senam)
dengan baik, benar, teratur, terukur (BBTT).
- Pantau berat badan teratur untuk menjaga status gizi
normal
- Periksa tekanan darah dan kadar gula darah secara
teratur
- Perhatikan informasi label pada kemasan makanan
untuk memilih makanan yang baik

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada calon


pengantin dilakukan untuk mencegah tetanus pada

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
36

ibu dan bayi. Berikut tabel rentang waktu pemberian


imunisasi TT dan lama perlindungannya

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada


remaja putri/calon pengantin dimaksudkan untuk
mengetahui apakah seseorang menderita Kurang
Energi Kronis (KEK). Ambang batas LiLA Wanita
Usia Subur (WUS) dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm
atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan
akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
37

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran


LILA :
- Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu
dan siku lengan kiri.
- Lengan harus dalam posisi bebas.
- Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang atau kencang.
- Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya tidak rata.

Langkah-langkah pengukuran LILA secara urut yaitu :


1. Tetapkan posisi bahu (acromion) dan siku
(olecranon), tangan harus ditekuk 90 derajat.
2. Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku
3. Tetukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LILA tepat pada titik tengah lengan
5. Pita jangan terlalu ketat, jangan pula terlalu longgar
6. Pembacaan skala yg tertera pada pita dalam cm
(centimeter), posisi tangan lurus.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
38

Ilustrasi cara mengukur LiLA:

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
39

MATERI 5
CUCI TANGAN PAKAI SABUN

LATAR BELAKANG

Tangan merupakan bagian tubuh yang paling aktif


digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi,
ukuran kuman-kuman yang mungkin tersentuh oleh tangan
sangat kecil dan tidak dapat terlihat oleh mata telanjang.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah upaya yang
direkomendasikan untuk mencegah penyakit. CTPS yang
benar adalah dengan memakai sabun dan air mengalir.
Dengan mekanisme inilah sabun mampu memutus rantai
penyebaran kuman penyebab penyakit menular.
CTPS juga dapat mengurangi kematian bayi baru lahir,
dimana 50% kematian bayi ini terjadi di rumah dimana
ibunya kurang atau tidak mendapatkan informasi yang
cukup mengenai perawatan bayi baru lahir.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu menjelaskan pentingnya cuci tangan


pakai sabun (CTPS)

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
40

2. Peserta mampu menjelaskan 5 (lima) waktu penting


CTPS
3. Peserta mampu mempraktikkan 7 (tujuh) langkah CTPS
dengan benar

PESAN KUNCI

1. Ingat 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun


2. Tujuh (7) langkah cuci tangan pakai sabun

PESERTA WAKTU METODE


Kader 30 menit Diskusi dan
Praktik

BAHAN/ALAT YANG DIPERLUKAN


- Perlengkapan cuci tangan (sumber air bersih mengalir,
sabun, dan tisu / lap kering bersih)

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
41

TAHAPAN

Tahap I (5 Menit)
1. Sapa peserta, review materi pada sesi pertemuan
sebelumnya
2. Sampaikan tujuan bahwa dalam pertemuan ini kita akan
menjelaskan mengenai kegiatan cuci tangan pakai
sabun.
3. Lanjutkan dengan pemberian pesan motivasi untuk
membangkitkan semangat peserta.

Tahap II (10 Menit)


1. Tanyakan pada peserta apa yang diketahui tentang
upaya anggota keluarga dalam menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, khususnya kegiatan CTPS (gali
diskusi).
2. Fasilitator menjelaskan apa pentingnya cuci tangan
pakai sabun

Tahap III (10 Menit)


1. Ajak peserta mengingat 5 waktu penting cuci tangan
pakai sabun
2. Peserta mempraktikkan 7 langkah cuci tangan pakai
sabun

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
42

3. Tekankan pada pesan-pesan kunci sesuai yang ada


di buku saku

Tahap IV (5 Menit)

1. Penyampaian kesimpulan dari materi sesi ini


2. Penutup

BAHAN AJAR:

Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling


mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam
tubuh.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah perilaku cuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir.
Manfaat utama cuci tangan pakai sabun adalah
melindungi diri dari berbagai penyakit menular. Penyakit-
penyakit tersebut antara lain diare, Infeksi Saluran Napas
Atas (ISPA), kecacingan, infeksi kulit, infeksi mata, dan
penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat tangan yang
tidak bersih.

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga
43

Lima waktu penting CTPS yaitu:


a. Setelah buang air kecil, buang air besar dan
menceboki anak
b. Sebelum makan, menyusui, dan menyuapi anak
c. Sebelum memegang bayi
d. Setelah memegang binatang atau benda kotor
e. Sebelum menyiapkan makanan dan minuman

Langkah cuci tangan pakai sabun

Panduan Fasilitator Edukasi Kesehatan dan Gizi Melalui


Kemandirian Keluarga

Anda mungkin juga menyukai