Anda di halaman 1dari 13

Makalah Agama Islam

Kepedulian umat islam terhadap jenazah

OLEH : kelompok (III)


Ketua : muh taufik hidayat
Wakil. K : Nur izza marifany
Anggota :
1. Andi Eko Saputra
2. Zulfahri
3. Ulfia Safitri
4. Astria Febriany
5. Putri Fajrianti
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia
Nya saya dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun. disamping itu penyusun
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya agar dapat mengetahui
tentang Tata Cara Perawatan Jenazah.
saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna , oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca
sehingga dalam pembuatan makalah lainnya menjadi lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan..
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. Perawatan Jenazah..
B. Memandikan Jenazah..
C. Mengkafani Jenazah..
D. Menyolati Jenazah..
E. Mengubur Jenazah
F. Takziah
G. Ziarah kubur
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah adalah
petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya.
Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang
memperhatikan sang mayat. Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga
dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.
Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus jenazah ini
merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang sangat sempurna
dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabbnya
dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang
mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan
serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.
B. Rumusan Masalah
1. Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah
2. Beberapa Kewajiban Terhadap Jenazah
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah


Setiaip muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang meninggal dunia.
Kewajiban ini sifatnya bersifat kolektif karena itu dimasukkan sebagai suatu jenis ibadah yang
hukumnya fardhu kifayah yang artinya kewajiban bagi seluruh umat muslim, namun apabila
sudah ada beberapa orang yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh
umat muslim.
Beberapa Kewajiban Terhadap Jenazah
a. Perawatan Jenazah
b. Memandikan Jenazah
c. Mengkafani Jenazah
d. Menshalatkan Jenazah
e. Menguburkan Jenazah

A. Perawatan Jenazah
Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara
memandikan,mengkafani,menyalatkan dan menguburkannya. Hukum melaksanakan pengurusan
jenazah adalah fardhu kifayah bagi orang-orang Islam yang masih hidup. Artinya berdosa jika
tidak ada seorang pun yang mengerjakannya.
1. Matanya hendaklah dipejamkan (ditutupkan), mengatupkan mulutnya, menyedekapkan
tangannya, menyebut yang baik-baik, mendoakan, dan memintakan ampun atas dosanya.
2. Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak kelihatan
auratnya.
3. Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.

B. Memandikan Jenazah
Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Berisikan tentang :

1. Syarat-syarat memandikan jenazah


Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan profesinya.
Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
Bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama Islam
seperti yang terjadi pada masa Nabi Muhammad saw.).

2. Yang berhak memandikan jenazah


Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-laki
pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki, kecuali istri
dan mahram-nya.
Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh perempuan
pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali suami atau mahram-nya.
Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya ada
semua, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya.
Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya ada
semua, istri lebih berhak untuk memandikan suaminya.
Kalau jenazahnya adalah anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh memandikannya.
Begitu juga kalau jenazah itu anak perempuan masih kecil, laki-laki boleh memandikannya.
Dianjurkan agar yang memandikan jenazah tersebut adalah dari keluarga si mayit

3. Tata cara memandikan jenazah


Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang memandikan dan yang
mengurusnya saja.
Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.
Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka.
Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil ditekan pelan-
pelan agar semua kotorannya keluar, lantas dibersihkan dengan tangan kirinya, dianjurkan
mengenakan sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar tidak terganggu
bau kotoran si mayat.
Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan gigi si mayat.
Membersihkan semua kotoran dan najis.
Mewudhukan, setelah itu membasuh seluruh badannya dengan niat sebagai berikut : Lafadz
mewudhukan mayit laki-laki

Artinya : Sahajaku mewudukan mayit ini karena Allah taala
Lafadz mewudukan mayit perempuan

Artinya : Sahajaku mewudukan mayit ini karena Allah taala
Lalu siram dengan air bersih sambil menggosok-gosok anggota wudu yang disiram, serta
membuka kain yang menutup anggota wudunya Setelah selesai wudu membaca doa
() ()
()
Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali.

C. Mengafani Jenazah
Berisikan tentang :
1. Warna kain yang dianjurkan
Warna kain yang di anjurkan (di sunahkan) untuk mengkafani jenazah yaitu berwarna putih
karena pakaian berwarna putih merupakan pakaian yang terbaik . Hal tersebut di dasarkan pada
:




, , ( :

,
)
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
Pakailah pakaianmu yang putih karena ia adalah pakaianmu yang terbaik, dan jadikan ia
sebagai kain kafan mayit-mayitmu. Riwayat Imam Lima kecuali Nasai dan dinilai shahih oleh
atTirmidzi<< dishahihkan al-Hakim dan Syaikh al-Albany>>
Selain itu dalam hadist lain juga disebutkan bahwa:


















Artinya : Pakailah kalian pakaian yg berwarna putih, karena itu merupakan sebaik-baik pakaian
kalian. Kafanilah dengannya mayit-mayit kalian. Hadits semakna diriwayatkan dari Samurah,
Ibnu Umar & 'Aisyah. Abu 'Isa berkata; Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih &
hal itulah yg disukai oleh para ulama. Ibnu Al Mubarak berkata; 'Yang lebih aku sukai ialah dia
dikafani dgn pakaian yg biasa dia pakai untuk shalat.' Sedangkan Ahmad & Ishaq berkata;
'Yang lebih kami sukai ialah dia dikafani dgn kain yg berwarna putih & sebaik-baik kafan'
(Hadits Tirmidzi 915)
Warna kain selain putih juga di perbolehkan misalnya merah dan hitam.Hal tersebut dihalalkan
karena memakai kain kafan berwarna putih hukumnya sunah akan tetapi memakai kain kafan
selain putih hukumnya makruh.Sebagian Ulama menyatakan bahwa jika ada kelapangan dan
kemudahan sebaiknya salah satu dari kain kafan itu tidak berwarna putih polos, namun bergaris.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:




Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia kemudian bisa didapati sesuatu (kelapangan),
hendaknya dikafani dengan pakaian hibaroh (bergaris)(H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh
Syaikh al-Albany)
2. Jumlah kain untuk jenazah laki-laki atau perempuan
Jenazah laki-laki dibalut dengan 3 helai kain. Landasan hukum dalam hal ini adalah hadits yang
menyebutkan "Bahwa Rasulullah SAW dikafani dalam tiga kain putih sulaman, tidak ada di
dalamnya gamis ataupun selendang. Muttafaq 'Alaih - HR. Al Bukhari, Muslim, Abu Daud,
At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, serta Abdurrazzaq . Sedangkan jenazah perempuan
dibalut 5 helai kain terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta
kerudungnya.

D. Menshalati Jenazah

1. Hukum sholat jenazah


Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah, yaitu apabila sudah ada sebagian dari kaum
muslimin yang mengerjakannya, maka gugur dosa dari sebagian kaum muslimin yang lainnya.
Jadi bagi sebagian kaum muslimin yang lain mengerjakannya adalah sunnah. Sedangkan apabila
semuanya tidak mengerjakan, maka mereka semuanya berdosa.
2. Tata cara pelaksanaan
Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki, hendaknya imam berdiri menghadap
dekat kepala mayat. Jika mayat wanita, imam menghadap dekat perutnya.
Letak imam paling muka diikuti oleh para makmum. Jika yang menyalati sedikit, usahakan
dibuat 3 baris/af.
Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan alat jenazah dengan empat takbir.
Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut:

Artinya: Aku berniat alat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai makmum karena
Allah taala.
Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya membaca
surat al-Ftihah.
Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw

Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah
sebagai berikut:

Artinya: Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.
Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut

Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan


pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.
(HR Hakim)

Apabila di lengkapkan
Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

E. Menguburkan Jenazah
1. Tata cara menguburkan jenazah
Kubur harus digali dalam-dalam, diluaskan, diperbaiki. Apabila telah sampai bagian bawah kubur,
digalilah padanya yang mengarah kiblat satu tempat sekadar diletakkan mayit padanya,
dinamakan lahad. Dan yang memasukkannya membaca: Bismillah wa ala millati
rasulillah(dengan nama Allah Subhanahu wa taala & atas agama Rasulullah )
Sunnah bahwa kubur digali dgn kedalaman yg menghalangi keluar bau darinya & galian binatang
buas.
Sunnah menguburkan jenazah di siang hari & boleh menguburkan di malam hari.
Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur. Hal itu dilakukan sewaktu usai
perang Uhud. Rasulullah saw. bersabda, Galilah dan dalamkanlah. Baguskanlah dan
masukkanlah dua atau tiga orang di dalam satu liang kubur. Dahulukanlah (masukkan lebih dulu)
orang yang paling banyak hafal al- Qurn. (HR. Nasai dan Tirmidzi dari Hisyam bin Amir ra.)
Yang bertugas menurunkan jenazah di kuburnya adalah laki-laki, bukan perempuan, para wali
mayit lbh berhak menurunkannya. Disunnahkan memasukkan jenazah di kuburnya dari sisi 2
kaki kubur, kemudian dimasukkan kepalanya secara perlahan di dalam kubur. Boleh
memasukkan mayit ke dalam kubur dari arah mana pun. Dan haram mematahkan tulang mayit.
Perempuan tdk boleh mengikuti jenazah, karena mereka memililki sifat lemah, perasaan yg halus,
keluh kesah, & tdk tabah menghadapi musibah, lalu keluar dari mereka ucapan & perbuatan yg
diharamkan yg bertolak belakang dgn sifat sabar yg diwajibkan.
Disunnahkan bagi keluarga mayit memberi tanda di kuburnya dgn batu & semisalnya, agar ia
memakamkan yg meninggal dari keluarganya & ia mengenal dgn tanda itu kubur yg meninggal
dari keluarganya.
Barang siapa yg meninggal dunia di tengah laut & dikhawatirkan berubahnya, ia dimandikan,
dikafani, dishalatkan, & ditenggelamkan di air.
Anggota tubuh yg terpotong dari seorang muslim yg masih hidup karena sebab apapun, tdk boleh
membakarnya, tdk dimandikan & tdk dishalatkan. Tetapi dibalut pd sepotong kain & dikuburkan
di pemakaman.
Disunnahkan duduk apabila jenazah diletakkan & saat pemakaman, & terkadang disunnahkan
mengingatkan yg hadir dgn kematian & yg sesudahnya.
Disunnahkan setelah menguburkan mayit agar orang yg hadir berdiri di atas kubur & mendoakan
ketetapan untuknya, memohon ampunan baginya & meminta kpd orang-orang yg hadir agar
memohon ampunan untuknya & tdk mentalqinnya, karena talqin ada saat menjelang wafat
sebelum mati.

2. Larangan memperindah kuburan


Kuburan tidak boleh dibangun, baik dengan semen (cor) ataupun yang lainnya, demikian
juga tidak boleh menulisinya.

Karena hal itu termasuk bentuk sikap ghuluw (berlebih-lebihan), sehingga wajib mencegahnya.
Ada hadist yang shahih dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam yang melarang membangun
kuburan dan menulisinya. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari hadits Jabir
radhiallahuanhu, beliau berkata:






Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam melarang kuburan dikapur, diduduki, dan dibangun
At Tirmidzi dan ulama hadits yang lain juga meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang shahih,
namun dengan lafadz tambahan:



dan (juga dilarang) ditulisi

Yang dibolehkan adalah mengembalikan tanah galian lubang kubur ke tempatnya lalu
ditinggikan sekitar satu jengkal sehingga orang-orang tahu bahwa di situ ada kuburan. Inilah
yang sesuai sunnah dalam masalah kuburan yang dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam serta para sahabatnya radhiallahuanhum.

F. Taziyah (Melayat)
Berisikan tentang :
1. Hukum Taziah
Hukumnya sunah, bisa menjadi wajib apabila jenazah muslim/muslimat tidak ada yang
mengurusnya. Menurut Imam Nawawi, Hambali, Sufyan As-Sauri, takziah disunahkan sebelum
jenazah dikubur dan 3 hari sesudahnya. Hanafi berpendapat takziah disunahkan sebelum jenazah
dikuburkan.
2. Adab (etika) bertaziah
Orang yang mendengarkan musibah kematian hendaknya mengucapkan:





Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.
Orang yang bertaziyah hendaknya memakai pakaian yang sopan,menutup aurat dan rapi.
Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta kesabaran
bagi orang yang ditinggal.
Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.
Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai
penguburan.
Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.
Jika memungkinkan, orang yang bertaziyah dapat memberikan sumbangan untuk meringankan
beban keluarga yang terkena musibah.

G. Ziarah Kubur
Berisikan tentang :
1. Pengertian
Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan.
Secara istilah Ziarah kubur adalah datang ke makam keluarga atau bukan keluarga dengan
maksud untuk mendoakan agar diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah SWT
2. Hukum
Ziarah kubur adalah sunah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan adalah makruh. Alasannya
dikhawatirkan perempuan akan menambah perasaan sedih.
3. Etika berziarah kubur
Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt, tunduk hati dan merasa diawasi
oleh Allah Swt.
Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam kepada ahli kubur
Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi saw.ketika ziarah kubur. Nabi saw. bersabda:

) ( .
Artinya: Ya Allah, ampunilah ahli (kubur) baqi.
Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).
4. Hikmah berziarah
Mengingat kematian.
Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di akhirat.
Orang yang ziarah kubur akan mendapat pahala dari Allah swt., karena ziarah kubur termasuk
amalan sunah
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana prosedur yang
harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan dikubur dan ruhnya akan bertemu dengan
Rabbnya, maka sebisa mungkin kondisi dari jenazah tersebut harus dalam keadaan baik.Hidup
dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian seseorang, tidak
seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.
2. Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang bagus. Allah
swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan memberi balasan atas apa yang dilakukan
di dunia. Yang beramal saleh akan mendapat balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya.
Sementara itu, yang tidak beramal saleh akan menerima azab-Nya.
3. Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia. Oleh sebab
itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur) hendaklah dihormati dengan
cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan dikuburkan.
4. Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah adalah sunnah.
Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang karena roh
jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.

b. Saran dan kritik


Semoga setelah membaca makalah ini menjadi bekal dan mencoba membaca artikel atau
buku untuk memperdalamnya lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 11


http://ponpesdarulilmikalsel.blogspot.co.id/2015/01/tata-cara-
memandikan-jenazah.html
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/08/tata-cara-memandikan-
jenazah-menurut.html
http://widyalestari07.blogspot.co.id/2014/02/perawatan-jenazah.html
https://books.google.co.id/books?id=fEGRuJKgFiIC&pg=PA287&lpg=PA287
&dq=mengapa+warna+putih+++dianjurkan+untuk+mengkafani+jenazah&sour
ce=bl&ots=isEvIZk7zf&sig=32Q33FRAM
http://www.mutiarahadits.com/70/40/75/kain-kafan-yang-
disunnahkan.htm
http://salafy.or.id/blog/2013/03/13/syarh-kitab-al-janaiz-min-bulughil-
maram-bag-ke-4/
http://asysyariah.com/mengafani-jenazah

Anda mungkin juga menyukai