LAPORAN PRAKTIKUM:
Oleh:
Kelompok 3
1. Bethari Brilianti (141510601096)
2. Nimas Harum Halidasari (141510601023)
3. Adek Arifianto (141510601006)
4. Muklas Adi Putra (141510601036)
5. Samsul Arifin (141510601062)
6. Nabillah Ammaril Ulfa (141510601094)
1.2.Tujuan
1. Mengetahui cara mengolah tanah sawah menggunakan traktor
2. Mengetahui tahapan pengolahan tanah sawah
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.2.2 Bahan:
1. Sawah lahan basah
1 1 Tahap pekerjaan :
. . 1. Tahap awal dibersihkan dari sisa tanaman padi,
2. Sisa tanamab diletakan disuatu tempat
2 Hasil Pekerjaan :
. 1. Pemembersihan petak sawah dari batang padi dapat dilakukan
lebih cepat
2. Tanah siap untuk dibajak
3. Tanah bersih dari tanaman pengganggu
3 Keterangan :
. Penggunaan alat sabit dan cangkul dapat mempermudah
pekerjaan
2 Hasil Pekerjaan :
. Saluran air sudah bersih dari rumput, juga tersumbat oleh
sampah
Galengan masih berdiri dengan tegak
3 Keterangan :
. Penggunaan alatnya adalah cangkul, cara kerjanya seperti dalam
proses pencangkulan
3 Pencangkulan
.
1 Tahapan Pekerjaan :
. 1. Dilakukan pada lahan sawah yang tidak terjangkau hand
tractor, sehingga lahan menjadi rata dan terolah
2 Hasil Pekerjaan :
. Pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul membutuhkan
waktu yang cukup lama karena pekerjaan keseleruhan
mengandalkan tenaga manusia. Perataan tanah dengan
menggunakan cangkul hasilnya akan lebih baik karena tanah
yang terbalik lebih tercampur dan galiannya lebih rata. Semua
lahan telah rata terolah
3 Keterangan :
.
Cangkul terbuat dari bahan yang efisien untuk digunakan.
Gagang cangkul terbuat dai kayu mata cangkul terbuat dari besi .
mata cangkul berfungsi untuk membalikkan tanah.
4 Pembajakan
.
1 Tahap Pekerjaan
. a. Pembajakan menggunakan hand tractor
b. Mengikuti jalur dari tepi ke tengah
Cara:
2 Pengamatan Hasil
. - Tanah menjadi rata dioah dan waktu lebih efisien. Tanah lebih
gembur dan mudah untuk ditanami padi.
3 Keterangan
. Bagian dari traktor adalah rem, tuas, mesin, setir untuk
menjalankan mesin, serta bajak yang adadibagian bawah untuk
mebalikkan tanah
5 Penggaruan
.
1 Tahap Pekerjaan
. - Mengurangi sedikit genangan air
- Menutup saluran air agar tidak keluar
- Mengganti bajak dengan alat garu yang ada dibagian bawahya
- Penggaruan dilakukan berulang kali, secara melintang dan
memanjang
- Setelah itu digenangi air 7-10 hari sebelum tanam
2 Pengamatan Hasil
. - Tidak melakukan penggaruan, hanya perbaikan saluran dan
galengan, lalu pembajakan dan pencangkulan.
3 Keterangan
. Alat garu dan bajak berbeda tapi proses
pengerjaan/pengolahannya sama
6.2 Pembahasan
6.2.1 Perlu dilakukannya Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya tanaman perlu dilakukan, karena
dapat meningkatkan unsur hara pada tanah. Peningkatan unsur hara terjadi karena
adanya pemberian nutrisi atau pupuk secara organik maupun anorganik.
Pemberian nutrisi secara organik dapat dilakukan saat tanah dibalik menggunakan
cangkul, sisa-sisa tanaman yang terdapat di tanah tersebut akan terpendam dan
membusuk lalu menjadi pupuk organik, sehingga pupuk dan tanah juga tercampur
rata. Pengolahan tanah tersebut juga dapat membasmi gulma dan tanaman yang
tidak diinginkan tumbuh disekitar tanah yang akan ditanami. Pembasmian gulma
berfungsi untuk menghindari penghambatan pada tanaman yang akan ditanam.
Terdapat fungsi lain yaitu meratakan dan /atau membuat guludan tanah. Guludan
tanah dapat memudahkan pekerjaan saat penanaman tanaman di tanah tersebut.
Pengolahan tanah juga dapat mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase,
tujuannnya agar pengairan berjalan lancar, serta tidak ada saluran air yang
tersumbat sehingga tanaman tergenang oleh air yang dapat berakibat mematikan
tanaman tersebut. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga maupun
hama yang lain, karena terjadinya perubahan tempat tinggal dan terkena sinar
matahari yang terlalu terik. Pengolahan tanah berfungsi sebagai penurun laju
erosi, sehingga tanah tidak tergerus oleh air yang akan membawa unsur hara
untuk tanaman. Pada pengolahan lahan sawah untuk tanaan padi, pengolahan
sawah digunakan untuk membuat tekstur tanah menjadi berlumpur. Pengolahan
tanah dilakukan untuk daerah dan jenis-jenis tanaman tertentu, karena pada daerah
yang memiliki kelerengan yang agak curam dan varietas tertentu tidak
mendapatkan pengolahan tanah yang optimum, bahkan tidak diolah sama sekali.
Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik (back furrow), yitu alur
bajakan yang saling berhadapan satu sama lain. Sehingga akan terjadi
penumpukan lemparan hasil pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepi
lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan.
Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow). Yaitu alur
bajakan yang saling berdampingan satu sama lain. Sehingga akan terjadi alur yang
tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada
tepi lahan lemparan hasil pembajakan tidak jatuh pada alur hasil pembajakan.
Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak
terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan
yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 sampai 4 pembajakan terakhir. Sisa
lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual (dengan cangkul).
f) Pola Alfa
Mesin mengolah tanah diawali dari tepi seperti bentuk alfa dan berakhir di
tengah lahan. Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat diubah arah
lemparan pembajakan. sedangkan kekuranganya adalah efisiensinya rendah,
makin banyak pengangkatan alat pada waktu belok, hasil pembajakan terlempar
keluar, sehingga tidak menumpuk di dalam lahan. Pola ini dapat menghasilkan
alur mati (dead furrow). Pola ini sangat cocok untuk lahan yang sempit karena
berawal dari tengah.
Keterangan :
5.2. Saran
Sebaiknya alat penunjang dalam praktikum acara pengolahan tanah, yaitu
traktor memiliki jumlah yang banyak, sehingga praktikan tidak perlu membuang
waktu dengan mengantri pada pembajakan tanah. Diharapkan munculnya
kesadaran mahasiswa agar pada saat terlaksananya praktikum tidak bergurau agar
tidak mengganggu kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
B., Eriawan. 2011. Jerami Padi Sebagai Bahan Organik di Lahan Sawah.
Lembang: BPTP Jawa Barat.
Dalimunte, Mahyudin, Tengku Sabrina, Luthfi A. M. S. 2010. Aplikasi Jerami
dan Paket Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Pola
Penanaman Intensif. KULTIVAR. : 4(2): 80-86.
Fuady, Zahrul. 2010. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Residu Tanaman
terhadap Laju Mineralisasi Nitrogen Tanah. LENTERA. 10(1): 94-101.
Intara, Yazid, dkk. 2011. Mempelajari Pengaruh Pengolahan Tanah dan Cara
Pemberian Air terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annuum
L.). EMBRYO. 8(1): 32-39.
Latiefuddin, Hayyu, dan Musthofa Lutfi. 2013. Uji Kinerja Berbagai Tipe Bajak
Singkal dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan Terhadap hasil Olah pada
Tanah Mediteran. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1(3): 274-
281.
Lumbanranja, Parlindungan. 2013. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pupuk
Kandang terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol dan Pertumbuhan
Vegetatif Kacang Tanah (Arachis hupogen L.). Prosding Seminar Nasional
BKS-PTN.
Lumbanranja, Parlindungan. 2013. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan
Aplikasi Pupuk Kandang terhadap Beberapa Sifat Fisika Tanah dan Hasil
Tanaman Kedelai (Glycine Max L) Pada Tanah Ultisol Simalingkar. VISI.
2(1): 1292-1305
Ninja, Wasian, dan Eddy Santoso. 2012. Respon Tanaman Kailan Terhadap
Pupuk Bokashi Jerami Padi Pada Tanah Aluvial. Lentera. 1(1): 1-5.
Nurwandani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Prabawa, Sigit. 2011. Model Simulasi Kebutuhan Traktor Tangan untuk
Pengolahan Tanah Padi Sawah. AGRITECH. 31(2): 124-130.
Suastika, I Wayan, Basarudin N., Tumarlan T. 1997. Budi Daya Padi Sawah di
Lahan Pasang Surut. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Lampiran