Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Judul
Menurut SAK( PSAK:No.14 IAI,2002) Aset tetap adalah aset berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
diguanakan dalam operasi perusahaan , tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut SAK ETAP ( IAI,2009;68) Aset tetap adlah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa , untuk disewakan
ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari
satu periode.

Capital expendiure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan
mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue Expenditure adalah suatu
pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih
dari satu tahun,
Menurut SAK Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Dan dapat diidentifikasi jika dapat
dipisahkan , yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari perusahaan
dan dijual , dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui kontrak terkait
aset atau liabilitas secara individual atau secara bersama atau muncul dari hak
kontraktual atau hak hukum lainnya,terlepas apakah hak tersebut dapat dipisahkan
dari perusahaan atau dari hak dari kewajiban lainnya.

1.2 Manfaat topik yang menarik untuk dibahas


Topik tentang pemeriksaan persediaan menarik untuk dipelajari dan dipahami
adalah supaya kita dapat memahami bagaimana cara mengaudit aset tetap dan aset
tak berwujud dengan baik dan benar dan kita dapat mengetahui apa saja tujuan
diadakanya pemeriksaan aset tetap dan aset takberwujud . Dengan adanya materi
tentang pemeriksaan aset tetap dan aset takberwujud ini kita dapat mengetahui
sekaligus memahami prosedur apa saja dalam pemeriksaannya, dan kita dapat
mengetahui bagimana penyajian aset tetap dan aset takberwujud apakah sudah sesuai
dengan PABU dan kemudian jika kita menjadi seorang auditor dapat melakukan tugas
auditor dengan baik dan benar sesuai dengan SPAP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat dan Contoh Aset Tetap
Menurut SAK( PSAK:No.14 IAI,2002) Aset tetap adalah aset berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
diguanakan dalam operasi perusahaan , tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut SAK ETAP ( IAI,2009;68) Aset tetap adlah aset berwujud yang:
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa ,
untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
b. Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai aset tetap bila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa akan
datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan . dan
biaya perolehan aset dapat diukur scara andal.
Beberapa sifat atau ciri aset tetap adalah:
1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan
sebagai barang dagangan , tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi
perusahaan.
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3. Jumlahnya cukup material

Aset tetap bisa dibedakan menjadi:


1. Fixed tangible assets( aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk , bisa dilihat ,
bisa diraba)
2. Fixed intagible assets( aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk ,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
2.2 Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap.
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset
tetap.
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap tercantum dilaporan posisi keuangan
betul-betul ada, masih diguankan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan betul -
betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal aset tetap sudah dicatat dengan bena di
buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
Disposal dari aset bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan
rugi/laba penjualan aset tetap , tukar tambah (trade-in) atau penghapusan aset
tetap yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan aset tetap , jika aset
tetap tersebut masih mempunyai nilai buku. Kerugian dari trade-in atas aset
sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-In sedangkan keuntungan dari trade-in ,
dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan aset tetap yang baru.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK,konsisten,dan
apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar.
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan sesuai
dengan PABU.

2.3 Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
2. Minta kepada klien Top Schedule serta Surpporting Schedule aset tetap.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan buku
besar , atau sub buku besar, saldo awal dikertas kerja tahun lalu.
4. Vouch tambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk
penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut ( dengan cara test basis) dan periksa
kondisi dan nomor kode dari aset tetap.
6. Periksa bukti pemilikan aset tetap. Untuk Tanah, gedung, periksa sertifikat
tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB ( Surat Izin
Penempatan Bangunan. Untuk Mobil,motor, periksa BPKB, dan STNK-nya.\
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy
yang dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.
8. Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance , sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang sehrusnya masuk dalam
Kelompok Capital expenditure tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
9. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah
Insurance Coveragenya cukup atau tidak.
10. Tes perhitungan penyusutan , cross reference angka penyusutan dengan
biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya
penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk
memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau
tidak.
12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk
membeli atau menjual aset tetap.
13. Untuk Contruction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah
ada Contruction in progress yang harus ditransfer ke aset tetap.
14. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing , periksa lease
agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai
dengan standar akuntansi leasing.
15. Periksa dan tanyakan apakah aset tetap yang dijadikan agunan kredit
dibank.
16. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai
dengan PABU.

2.4 Sifat dan Contoh Aset Takberwujud


Pengertian dan Sifat Aset takberwujud menurut SAK ETAP (IAI,2009:76)
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik. Dan dapat diidentifikasi jika dapat dipisahkan , yaitu
kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari perusahaan dan dijual ,
dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui kontrak terkait aset atau
liabilitas secara individual atau secara bersama atau muncul dari hak kontraktual atau
hak hukum lainnya,terlepas apakah hak tersebut dapat dipisahkan dari perusahaan
atau dari hak dari kewajiban lainnya.
Aset tak berwujud tidak termasuk surat berharga, hak atas mineral dan
cadangan mineral, misalkan minyak , gas alam dan sumber daya yang tidak dapat
diperbarui.
Entitas harus mengakui pengeluaran internal yang terjadi atas aset takberwujud
termasuk semua pengeluaran untuk aktivitas riset dan pengembangan sebagai beban
pada saat terjadinya. Kecuali pengeluaran tersebut merupakan biaya perolehan aset
lainnya yang memenuhi kriteria pengakuan SAK ETAP.
Pengeluaran berikut ini garus diakui sebagai beban dan bukan sebagai aset tak
berwujud :
1. Merek,logo,judul publikasi , daftar konsumen yang dihasilakn secara
internal dan hal lain yang secara subtansi serupa.
2. Aktivitas perintisan , termasuk biaya legal dan kesekretariatan dalam rangka
mendirikan entitas hukum, pengeluaran dalam rangka membuka usaha atau
fasilitas baru atau pengeluaran untuk memulai operasi baru atau
meluncurkan produk atau proses baru.
3. Aktivitas pelatihan.
4. Aktivitas periklanan dan promosi.
5. Relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh entitas.
Pengertian dan Sifat aset Takberwujud menurut PSAK No.19 (Revisi 2010) 19.4 Aset
tak bewujud adalah aset nonmoneer teridentifikasi tanpa wujud fisik.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau
kontruksi , atau jika dapat diterapkan , jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama
kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu.
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset takberwujud
selama umur manfaatnya. Jumlah disusutkan adalah biaya perolehan aset , atau
jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan , dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi
keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai.
Rugi penurunan niali adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah
tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.

2.5 Tujuan Pemeriksaan Aset Tak berwujud


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset
tak berwujud.
2. Untuk memeriksa apakah perolehan ,penambahan dan penghapusan aset tak
berwujud didukung ileh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang.
3. Untuk memeriksa apakah asettakberwujud yang dimiliki perusahaan masih
mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang.
4. Untuk memeriksa apakah amortisasi aset takberwujud dialkukan sesuai dengan
PABU.
5. Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aset
takberwujud sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan
sudah dilakukan sesuai dengan PABU.

2.6 Audit Prosedur atas Aset Takberwujud


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset takberwujud.
2. Minta perincian aset takberwujud pertanggal neraca yang menunjukkan saldo
awal, amortisasi, dan penghapusan serta saldo akhir.
3. Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan
cross footing.
4. Periksa penambahan aset tak berwujud,apakah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang,periksa notulen rapat apakah otorisasi tersebut diberiakn melalui
rapat tersebut, dan periksa keabsahan dan kelengkapan bukti-bukti
pendukungnya.
5. Periksa amortisasi dan penghapusan aset takberwujud dan apakah amortisasi
dilakukan sesuai dengan PABU dan perhitungannya akurat.
6. Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat entitas denga pihak ketiga yang ingin
menggunakan hak paten ,hak cipta, dan franchise yang dimiliki perusahaan .
Periksa apakah pendapatan dari perjanjian tersebut sudah dicatat dan diterima
oleh perusahaan.
7. Periksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan sesuai
dengan PABU.
BAB III

KESIMPULAN

Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang diguanakan dalam operasi perusahaan , tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut SAK Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun, dan diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang
jumlahnya cukup material.

Perbedaan aset tetap dan aset tak berwujud adalah Fixed tangible asset ( aset
tetap yang mempunyai wujud/bentuk , bisa dilihat , bisa diraba) dan Fixed intagible
assets ( aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk , sehingga tidak bisa dilihat
dan tidak bisa diraba).

Tujuan pemeriksaan aset tetap dan aset tak berwujud adalah untuk memeriksa
apkah terdapat internal control yang cukup, untuk memeriksa apakah aset tetap dan
aset tak berwujud benar-benar dimiliki oleh perusahaan,untuk memeriksa apakah
amortisasi maupun penyusutan dilakukan sesuai dengan PABU dan untuk memeriksa
apakah penyajian aset tetap dan aset takberwujud dalam laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan PABU.

Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control atas aset tetap dan aset
takberwujud adalah baik, maka scope pemeriksaan bisa dipersempit dan sebaliknya,
dan Minta perincian aset tetap dan aset tak berwujud per tanggal neraca,dan cocokakn
saldo awal dan saldo akhir kebuku besar, lalu check footing dan cross footing , Periksa
akumulasi penyusutan dan amortisasi yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan
PABU dan periksa apakah penyajian dalam laporan keuangan sesuai dengan PABU.
Referensi
Agoes,Sukrisno.2016.Auditing:Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik.Edisi4.Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai