PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yaitu evaluasi
pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru
dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula
dengan instrumen penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah
melakukan evaluasi pembelajaran. Masih banyak lagi model yang
menggambarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai guru. Hal ini
menunjukkan bahwa pada semua model kompetensi dasar guru selalu
menggambarkan dan mensyaratkan adanya kemampuan guru dalam mengevaluasi
pembelajaran, sebab kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru
atau calon guru.
Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat
terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku.
Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang
sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus
disadari oleh para guru. Beberapa tingkah laku yang sering muncul serta menjadi
perhatian para guru adalah tingkah laku yang dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu pengetahuan intelektual (kognitif), keterampilan (psikomotor), yang
menghasilkan tindakan, dan bentuk lain adalah values dan attitudes atau yang
dikategorikan ke dalam affectife domain.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat
menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama
yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi diadakan pada
saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan akhir suatu program
pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa
sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi bias dalam
menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelas.
1
Evaluasi sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan jadwal yang sistematis
dan terencana. Hal ini dapat oleh seorang guru dengan menempatkan secara
integral evaluasi dalam perencanaan dan implementasi satuan pelajaran materi
pelajaran. Bagian terpenting lainnya yang perlu diperhatikan lagi seorang
pendidik adalah perlunya melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga mereka
secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran
mereka.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana jenis-jenis penilaian hasil belajar ?
2. Bagaimana karakteristik instrumen penilaian?
3. Bagaimana cara menentukan kriteria ketuntasan minimal ?
4. Apa saja langkah-langkah pelaksanaan penilaian?
5. Bagaimana teknik penilaian hasil belajar ?
6. Bagaimana skala penilaian dalam kurikulum 2013?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis hasil belajar
2. Untuk mengetahui karakteristik instrumen penilaian
3. Untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan penilaian
5. Untuk mengetahui teknik penilaian hasil belajar
6. Untuk mengetahui skala penilaian dalam kurikulum 2013
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian oleh pendidik adlah penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh pendidik (guru) secara berkesinambungan yang bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian
pertama setelah peserta didik menjalani proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru harus dapat diuji keakuratannya
melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Artinya, hasil penilaian
guru akan sebanding atau relatif sama dengan hasil penilaian oleh satuan
pendidikan dan pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu
materi tententu melalui penilain oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui
penilain oleh satuan pendidikan dan pemerintah.
3
8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta
didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi secara utuh
(komprehensif )
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah penilaian hasil belajar
yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) setiap mata pelajaran dengan
memerhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester ( UTS ), ulangan akhir semester (
UAS ), dan ulangan kenaikan kelas ( UKK ).
3. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket melalui rapat dewan.
4. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan melalui rapat dewan
pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Menyelenggarakan ujian sekolah / madrasah dan menentukan kelulusan peserta
didik dari ujian sekolah / madrasah sesuai dengan pos ujian sekolah / mdarsah
bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
7. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata
pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua / wali peserta didik
dalam bentuk buku laporan pendidikan.
8. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota.
9. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
4
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran
estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan,
c) Lulus ujian sekolah atau madrasah, dan
d) Lulus UN.
10. Menerbitkan surat keterangan hasil ujian nasional ( SKHUN ) setiap peserta
didik yang mengikuti ujian nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara
ujian nasional ( UN ).
11. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan penyelenggara UN.
5
Penilaian Jenis Unsur Ruang lingkup materi
yang
terlibat
Pendidik Ulangan harian ( Pendidik Kompetesi dasar
penilaian proses akhir
KD )
Pendidik Ulangan tengah semester Pendidik Beberapa KD
(koordinasi ( penilaian akhir
satuan beberapa SK h SK )
pendidikan Ulangan akhir semester Pendidik SK dlam seemster ganjil
) ganjil ( komprehensif,
seluruh kompetensi
dalam satu semester )
Ulangan kenaikan Pendidik SKL yang dipelajari pada
kelas/akhir semester thun yang bersangkutan
genap
6
Satuan Ujian tingkat Pendidik Dilakukan oleh
pendidikan kompetensi satuan pendidikan
pada akhir kelas
II (tingkat 1),
kelas IV (tingkat
2), kelas VIII
(tingkat 4), dan
kelas XI (tingkat
5), dengan
menggunakan
kisi-kisi yang
disusun oleh
pemerintah.
Ujian tingkat
kompetensi pada
akhir kelas VI (
tingkat 3), kelas
XII (tingkat 6)
dilakukan melalui
UN.
Ujian sekolah Pendidik Mata pelajaran
kelompok iptek
yang tidak
diajukan dalam
UN
Aspek kognitif
agama dan akhlak
mulia serta
kewarganegaraan
dan kepribadian
7
Pemerintah Ujian mutu tingkat Pemerintah Dilakukan dengan
kompetensi metode survei oleh
pemerintah pada akhir
kelas II ( tingkat 1), kelas
VIII ( tingkat 4 ), dan
kelas XI (tingkat 5).
Ujian nasional Pemerintah Seluruh SKL
8
hasil belajar, seperti domain kognitif, afektif dan psikomotrik. Jangan sampai
ingin mengukur domain kognitif menggunakan instrumen non tes, karena hal
ini dapat relevan.
4. Refresentatif, artinya materi instrumen harus benar-benar mewakili seluruh
materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila penyusunan instrumen
mengacu pada silabus sebagai acuan. Dengan demikian, semua materi yang
diujikan, maka pilih materi-materi yang esensial ( penting ) dan aplikatif.
5. Praktid, artinya instrumen penilaian tersebut mudah digunakan baik secara
administratif maupun teknis. Secara administratif maksudnya penggunaan
instrumen tersebut tidak rumit dapat digunakan oleh siapapun meskipun bukan
yang menyusun instrumen.
6. Dikriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga
dapat menunjukkan perbedaan secara teliti. Untuk mengetahui apakah suatu
instrumen cukup deskriminatif atau tidak, biasanya dilakukan uji daya
pembeda instrumen tersebut.
7. Sfesisik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek
yang dievaluai. Jika instrumen tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes
jangan menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.
8. Propors onal, artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang
proporsional antara soal sulit, sedang, dan mudah.
9
3) Kemampuan daya pendukung ( berorientasi pada sarana dan prasarana
pembelajaran dan sumber belajar ) yang dimiliki satuan pendidikan.
1) KKM ditetapkan pada aal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan
hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan pendidikan.
2) Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah diterapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara antara 0-100 %.
3) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100.
4) Jika belum memungkinkan satuan pendidikan dapat menetapkan KKM
dibawah nilai ketuntasan belajar maksimal, dan berupaya secara bertahap
meningkatkan untuk mencapai ketuntasan maksimal.
5) Nilai KKM harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar peserta didik.
2. Fungsi KKM
1.) Acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang ikuti. Setiap kompetensi dasar dapat
diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respons yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam
bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
2.) Acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap KD dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan
dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan
diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila
hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD mana
yang belum tuntas dan perlu perbaikan atau remedial.
10
3.) Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Evaluasi keterlaksaan
dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian
KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu, hasil pencapaian KD berdasarkan
KKM yang ditetapkan perlu dianlisis untuk mendapatkan informasi tentang
peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan
dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-sarana belajar
disekolah.
4.) kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan
suatu pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian
KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta
didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan
pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik.
5.) Target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.
Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui
KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salat satu
tolak ukur kenerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program
pendidikan.
11
kompleksistas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetisi dasar dan standar kompetensi.
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar (KD) merupakan rata-
rata dari indikator yang terdapat dalam kompetens. Dasar tersebut. Peserta
didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila
yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah
ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi (SK) merupakan rata-
rata KKM kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua
KKM SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar ( LHB/rapor) peserta didik.
6. Indikator merupakan acuan atau rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-
soal ulangan, baik ulangan harian (UH). Ulangan tengah semester (UTS).
Soal ulangan araupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan atau
menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian,
pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena
semuany memiliki hasil yang setara.
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimugkinkan adanya perbedaan
nilai ketuntasan minimal.
12
b) Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi
c) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan
d) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi
e) Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas atau
peekerjaan
f) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan atau latihan.
g) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik
dapat mencapai ketuntasan belajar.
` Contoh :
Contoh :
13
KD 2.2 : Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan.
Indikator : menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan,
dan volume pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.
Daya dukung untuk indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai
sarana prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu
menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah
apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau
guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.
Contoh :
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi
dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah :
14
Memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni
kompleksiatas tinggi = 64, daya dukung tinggi = 85, dan intake siswa
sedang = 70.
Membuat rata-rata dari perolehan nilai dari tiga kriteria, yakni
64+85+70+ = 219 : 3 = 73. Jadi KKM indikator tersebut adalah 73.
dengan menggunakan poin atau skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.
Contoh :
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi
data intake peserta didik sedang, maka nilai KKM nya adalah :
1+3+2
100 = 66,7
9
15
dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester
berikutnya.
1. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas
belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.
2. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas
belajar untuk menguasai KD yang dipelajari apabila menunjukkan indikator
nilai 2.66 dari hasil tes formatif.
3. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2 , ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata
pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada
kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satiuan pendidikan yang
bersangkutan.
4. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66.
5. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4 : diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai2.66 atau lebih dari 2.66.
6. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari
2.66.
7. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling
tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).
16
Penilaian hasil belajar peserta didik perlu dilakukan secara terprogram dan
sistematis. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan dengan langkah-langkah
pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik.
17
c. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke
kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkret ke abstrak ( bukan sebaliknya)
d. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat
dikembangkan melebihi kompetrensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik.
e. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki kompetensi.
f. Indikator harus dapat mengakomodasi karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
g. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
18
a. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan subtstansi, konstruksi, dan
bahasa.
b. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai
c. Persyaratan kontruksi adalah pesyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan
d. Persyaratan bahasa berhubungan dengan penggunaan bahasa yang baik dan
benar serta kemunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
e. Instrumen penilaian dilengkapi dengan pedomen penskoran
DESKRIPSI I :
Ibu Rina, seorang guru bahasa inggris smp berdikari, ingin mengetahui
kemampuan peserta didiknya dalam menceritakan pengalaman liburannya secara
lisan. Untuk itu, Bu Rina memberi waktu selama lima menit kepada setiap peserta
19
didiknya untuk menceritakan pengalaman liburannya didepan kelas. Dalam
melakukan penilaian tersebut Bu Rina mengamati peserta didiknya menggunakan
rubrik penyekoran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Teknik penilaian apa
yang digunakan bu Rina ? kompetensi peserta didik apa yang mau diukur bu Rina
?
A- 3,67 3,66
B 3,00 3,00
20
B- 2,67 2,66
C 2 2
C- 1,67 1,66
K ( Kurang )
D+ 1,33 1,33
D 1 1
Keteranagan :
21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
23