Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 08 1

Respirasi
Via Nur Fadilah, 1512 100 060
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: Via12@mhs.bio.its.ac.id

Abstrak Respirasi atau pernafasan adalah pertukaran gas berbagai cara, antara lain dengan menggunakan metode
O2 dan CO2 di dalam organ pernafasan makhluk hidup. Oksigen Winkler dan respirometer. Metode Winkler merupakan suatu
merupakan bahan pernafasan yang dibutuhkan oleh sel untuk cara untuk menentukan banyaknya oksigen yang terlarut di
berbagai reaksi metabolisme. Bagi ikan, oksigen diperlukan oleh
dalam air. Kadar Oksigen dalam air ditentukan dengan cara
tubuhnya untuk menghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan
gula. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan yang telah
jumlah oksigen yang digunakan dalam pertukaran ikan dan diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan
jangkrik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah lain yang tidak diketahui konsentrasinya secara bertahap
dengan menggunakan metode makro Winkler dan mikro sampai terjadi kesetimbangan [5]. Respirometer digunakan
Winkler untuk pengukuran oksigen dalam air, serta pengukuran untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan, alat ini
konsumsi oksigen pada jangkrik dilakukan dengan respirometer
tersusun atas syringe, manometer,tabung spesimen, dan tabung
Hasil yang didapatkan dari penelitian yaitu pengukuran
kandungan oksigen terlarut dengan metode makro Winkler pada control [5]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
ikan (Carassius auratus) adalah 9,57 ml/gr.jam (pada air di jumlah oksigen yang digunakan oleh ikan dan jangkrik dengan
wadah yang tidak terisi ikan), sedangkan 3,68 ml/gr.jam (pada cara mengukur kadar oksigen yang terlarut pada masing-
air di wadah yang terisi ikan) dan penggunaan oksigen adalah masing sampel.
0,26 ml/gr.jam. Pengukuran kandungan oksigen terlarut dengan
metode mikro Winkler pada ikan (Carassius auratus) didapatkan
hasil 12,7659 ml/gr.jam (pada wadah yang tidak terisi ikan), II. METODOLOGI
sedangkan 8,5106 ml/gr.jam (pada wadah yang terisi ikan) dan
penggunaan oksigen dalam air didapatkan hasil 0,19 ml/gr.jam. A. Waktu Pelaksanaan
Pengukuran konsumsi oksigen pada jangkrik (Gryllus sp.) Penelitian ini dilaksanakan pada Senin, 3 November 2014.
dengan alat respirometer di dapatkan penggunaan oksigen 1,521 Lokasi penelitian terletak di Laboratorium Zoologi, Jurusan
mg/L.jam.gram.
Biologi ITS.
Kata Kunci Carassius auratus, Gryllus sp, Metode Winkler, B. Alat dan Bahan
Respirasi, Respirometer. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah wadah untuk penentuan konsumsi oksigen sebanyak
I. PENDAHULUAN dua buah, dua buah botol Winkler, dua buah tabung
erlenmeyer 250 ml, empat buah pipet tetes, dua buah tabung

R ESPIRASI adalah suatu proses peningkatan oksigen dan


pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui
permukaan alat pernafasan suatu organisme dengan
lingkungannya atau merupakan proses yang dilakukan oleh
erlenmeyer 50 ml, satu buah timbangan, aluminium foil
secukupnya, dua buah syringe 10 ml, empat buah syringe 1
ml, satu buah respirometer dan kapas secukupnya.
organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme C. Cara Kerja
[1]. Respirasi terbagi menjadi dua yaitu, respirasi eksternal
dan respirasi internal. Respirasi eksternal meliputi proses Penentuan konsumsi oksigen ikan, disiapkan 2 wadah
pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air antara bersih (toples kaca) dengan volume yang sama kemudian diisi
organisme dengan lingkungannya. Respirasi internal disebut dengan air dari sumber yang sama dengan penuh kemudian
juga pernapasan seluler karena pernapasan ini terjadi di dalam ditimbang ikan yang akan diukur konsumsi oksigennya
sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria [2]. langkah selanjutnya memasukkan ikan yang telah ditimbang
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang beratnya kedalam salah satu wadah, kemudian kedua wadah
diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu [3]. Laju ditutup rapat dan dihindari adanya gelembung udara didalam
metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi kedua wadah kemudian dibiarkan hingga 1 jam.
merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang Pengambilan sampel air yang akan diukur konsentrasi
bergantung pada adanya oksigen [4]. Laju metabolisme oksigennya dengan metode Winkler, disiapkan botol Winkler
biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen dan dibersihkan, lalu diambil sampel air dalam wadah tanpa
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. ikan dengan cara memasukkan seluruh botol Winkler ke
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen dalam wadah dan mengusahakannya supaya tidak ada
antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan gelembung udara yang masuk. Selanjutnya ditutup botol
Winkler didalam air dan kemudian dibolak-balikkan botol
aktivitas [4]. Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan
sambil mengamati ada / tidaknya gelembung udara. Diukur
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 08 2

kandungan oksigen didalam botol dengan metode Winkler c. Kadar oksigen dalam sampel setara dengan ((ml Na2S2O3
(dianggap sebagai t1) lalu diambil sampel air dari dalam yang digunakan dalam titrasi) x ) ppm (mg/L)
wadah yang berisi ikan dengan cara yang sama kemudian Kadar oksigen dalam wadah tanpa ikan dianggap sebagai
mengukur kandungan oksigennya (dianggap sebagai t 2). kadar oksigen pada waktu t1 sedangkan kadar oksigen pada
Dihitung penggunaan oksigen oleh ikan dengan rumus waktu t1 sedangkan kadar oksigen dalam wadah dengan ikan
penggunaan oksigen. dianggap sebagai kadar oksigen pada waktu t2.
Pengukuran kandungan oksigen dengan metode Winkler, Pengukuran konsumsi oksigen pada jangkrik, jangkrik
dibuka botol Winkler dan ditambahkan 1 ml MnSO4 dengan (Gryllus sp.) ditimbang sebanyak 5 ekor dan dicatat beratnya
gelas ukur secara hati-hati supaya tidak timbul gelembung dalam gram. Kemudian, botol respirometer diberi kapas yang
udara, lalu ditambahkan 1 ml alkali iodide dengan cara yang telah dicelup dalam larutan KOH 1%. Jangkrik dimasukkan
sama. Ditutup kembali botol Winkler dan membolak-balikkan kedalam tabung respirometer dan pipas skala diolesi dengan
selama 5 menit, dibiarkan botol Winkler selama 10 menit vaselin. Selanjutnya, eosin disutikkan ke dalam pipa skala
supaya terjadi pengikatan oksigen terlarut dengan sempurna respirometer pada bagian ujungnya menggunakan jarum
yang ditandai dengan endapan didasar botol. Selanjutnya suntik hingga skala 0 ml serta disiapkan stopwatch untuk
ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat dengan cara yang sama dan menghitung waktu yang dibutuhkan. Kemudian, pergerakan
ditutup kembali botol Winkler dan membolak-balikkan hingga eosin diamati dan dicatat banyaknya volume udara yang
endapan larut dan larutan menjadi berwarna kuning coklat, dikonsumsi berdasarkan pergerakan eosin tersebut tiap menit
lalu menuangkan larutan dari botol Winkler ke dalam 1 buah lalu diukur penggunaan/ konsumsi oksigen pada jangkrik
Erlenmeyer 250 ml (duplo) masing-masing sebanyak 150 ml. (Gryllus sp.) menggunakan respirometer yang dapat dihitung
ditambahkan 5 tetes amilum 1% kedalam kedua Erlenmeyer. dengan rumus :
Langkah selanjutnya menitrasi larutan didalam kedua ()
Erlenmeyer dengan larutan Na2S2O3 hingga berwarna bening =
()
serta mencatat volume larutan Na2S2O3 yang digunakan dan
dijumlahkan volume total penggunaan larutan Na2S2O3 lalu
dihitung rata-ratanya dan dihitung kadar oksigen pada t1
dengan menggunakan rumus : III. HASIL DAN PEMBAHASAN

8000 A. Metode Makro Winkler


= Pada praktikum kali ini diambil dua sampel pada botol
(. 4)/ 2
winkler yakni dari air yang tidak terdapat ikan dan dari air
yang telah diisi ikan selama satu jam, kemudian dilakukan
Keterangan : pengukuran jumlah oksigen terlarut menggunakan metode
a = volume rata-rata larutan Na2S2O3 yang digunakan
winkler. Setelah melakukan beberapa proses diperoleh hasil
N = nilai normalitas sebesar 0,1
bahwa air yang terdapat ikan didalamnya memiliki endapan
yang jumlahnya lebih rendah dibanding air yang tidak terdapat
Pengukuran kandungan oksigen dengan metode mikro
Winkler, diambil sampel air dari kedua wadah dengan ikannya. Selain itu warna larutan jika dibandingkan terlihat
menggunakan dua syringe 10 ml (tanpa jarum) hingga syringe lebih jernih yang terdpat ikan di dalamnya. Hal ini
berisi air dengan volume 10 ml, kemudian volume airnya berhubungan dengan prinsip dari penentuan kadar oksigen
dikurangi hingga 9,4 ml, dihindari adanya gelembung didalam menggunakan metode winkler.
syringe. Lalu diambil 0,2 ml MnSO4 dengan syringe 1 ml Prinsip penentuan kadar oksigen dalam air berdasarkan
kemudian dimasukkan kedalam syringe 10 ml, penambahan titrasi yodometri yang diperkenalkan oleh Winkler adalah
reagen dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak ada sebagai berikut : dalam larutan yang bersifat basa (OH -)
gelembung udara yang masuk. Selanjutnya diambil 0,2 alkali membentuk endapan Mn(OH)2 yang berwarna putih. Endapan
iodide dengan cara yang sama, biarkan sejenak agar reagen Mn(OH)2 dalam larutan yang bersifat basa kuat, merupakan
dapat mengikat oksigen dengan sempurna, ditunggu hingga senyawa yang tidak stabil, sehingga segera dioksidasi oleh
terjadi endapan. Langakah selanjutnya ditambahkan 0,2 ml oksigen yang terdapat dalam larutan contoh menjadi
H2SO4 pekat dengan cara yang sama dibiarkan hingga seluruh Mn(OH)3.
endapan telah hilang. Dituangkan larutan kedalam erlenmeyer
50 ml dengan hati-hati untuk menghindari adanya gelembung
lalu ditambahkan satu tetes amilum kedalam larutan
menggunakan pipet tetes kedalam erlenmeyer. Larutan
dititrasi dengan Na2S2O3 menggunakan syringe 1 ml dengan
hati-hati hingga warna larutan dalam Erlenmeyer berubah
menjadi bening, dicatat berapa ml larutan larutan Na2S2O3
yang akan digunakan untuk titrasi. Perhitungan kadar oksigen
(DO) dengan cara :
a. (Nilai Normalitas Na2S2O3) x 8 = mg oksigen tiap ml
Na2S2O3 Gambar 1. Endapan larutan berwarna keputihan (dari kiri ke kanan
b. /(9,4/1000) = ppm (mg/L) oksigen tiap ml Na 2S2O3 tanpa ikan dan air dengan ikan)
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 08 3

Reaksi pada proses ini adalah : diperlukan penetesan 19 kali. Hal ini membuktikan bahwa air
yang tidak terdapat ikan memiliki oksigen terlarut lebih besar
4 + 2 2 ()3 (1) dibanding dengan air yang terdapat ikannya dikarenakan
1 oksigen terlarut dalam air sudah digunakan ikan untuk proses
2 ()2 + 2 + 2 ()2 + 4 (2)
2 respirasi. Didapatkan pula hasil perhitungan DO (Dissolved
Oxygen) tanpa ikan 4,66 mg/L/jam.gram dan dengan ikan 2,45
Reaksi oksidasi ini bersifat kuantitatif, yang berarti mg/L/jam.gram. Dissolved Oxygen adalah jumlah oksigen
banyaknya Mn(OH)3 yang terbentuk adalah ekivalen dengan terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
banyaknya O2 yang terdapat dalam larutan contoh. Setelah atmosfer/udara [7].
proses pengendapan sempurna, larutan diasamkan dengan
B. Metode Mikro Winkler
H2SO4. Dalam suasana asam kuat, endapan Mn(OH)3 larut
kembali dan melepaskan Mn. Ion Mn2+ yang dilepaskan ini Pengujian dengan menggunakan metode micro winkler
akan mengoksidasi ion yodida menjadi J 2 bebas. J2 yang memiliki prinsip yang sama dengan metode macro winkler.
dibebaskan dari garam NaJ atau KJ ini dititrasi dengan Namun terdapat perbedaan pada ukuran volume yang
natrium tio-sulfat (Na2S2O3). Reaksi pada proses ini adalah : digunakan, tentunya ukuran volume yang digunakan lebih
sedikit dibanding macro winkler. Pada metode micro winkler
terjai pengurungan volume hingga 9,4 ml supaya terdapat
2 ()3 + 2 + 6 + 2 2+ + 2 + 6 2 (3)
ruang (tempat) untuk memasukkkan reagen-ragen yang
2 + 3 (4) digunakan. Hasil dari penelitian menunjukkan air yang
terdapat ikan menjadi warna kuning kecoklatan sedangkan air
Larutan tio-sulfat dioksidasi menjadi tetrationat dan J2 dir non ikan menjadi tetap berwarna kuning kecoklatan namun
eduksi menjadi J-. Untuk mentukan titik afchir titrasi dipakai lebih cerah. Perhitungan untuk kadar oksigen pada metode
indikator amilum. Jodium (J2) bereaksi dengan senyawa mikro winkler agak sedikit berbeda dengan metode winkler
kompleks yang kemudian berwarna biru [6]. pada umumnya hal ini dikarenakan bedanya volume yang
digunakan. Karena metode mikro winkler menggunakan lebih
sedikit volume maka harus dikonversikan terlebih dahulu
yakni dengan cara :
a. (Nilai Normalitas Na2S2O3) x 8 = mg oksigen tiap
ml Na2S2O3
b. /(9,4/1000) = ppm (mg/L) oksigen tiap ml
Na2S2O3
c. Kadar oksigen dalam sampel setara dengan ((ml
Na2S2O3 yang digunakan dalam titrasi) x ) ppm
Gambar 2. Air setelah ditetesi dengan amilum terdapat endapan (mg/L)
biru (dari kiri ke kanan, air tanpa ikan dan air dengan ikan) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa air yang terdapat
ikan memiliki nilai DO (Dissolved Oxygen) lebih rendah
Ikatan antara J2 dengan amilum tidak begitu kuat, J2 mudah dibanding air yang tidak terdapat ikan, hal ini disebabkan
lepas dan bereaksi dengan tiosulfat. Titrasi dihentikan pada karena pada air yang terdapat ikan telah digunakan sebagian
saat warna biru hilang dan larutan berwarna bening. untuk proses respirasi. Perubahan warna yang terjadi
Banyaknya O2 adalah ekivalensi dengan banyaknya J2 yang disebabkan adanya reaksi antara MnSO4 dengan iodide azide
(KOH-KI). Berikut reaksinya:
dilepaskan. Banyaknya J2 yang dilepaskan adalah ekivalen
dengan banyaknya larutan baku Na2S2O3 yang diperlukan
4 + 2 ()2 + 2 (1)
untuk titrasi. Oleh karena itu kadar oksigen dalam larutan
contoh dapat dihitung dari banyaknya larutan baku tio-sulfat Endapan coklat menunjukkan adanya oksigen dan bereaksi
yang dipakai untuk titrasi [6]. dengan mangan hidroksida. Endapan coklat merupakan dasar
dari oksidasi mangan dengan reaksi:

2 () + 2 2 ()2 (2)
[8]

Penambahan H2SO4 menyebabkan hilangnya endapan


dan warna larutan menjadi kuning kecoklatan. Hal ini
disebabkan oleh reaksi antara ion trivalent mangan dengan
Gambar 3. Air setelah ditritasi (dari kiri ke kanan, air tanpa ikan H2SO4 dimana nanti hasil reaksi tersebut berupa Mn(SO 4)2
dan air dengan ikan) akan bereaksi dengan potassium iodide (KI) untuk
menghasilkan Iodin (I2).
Pada air yang ada ikan memerlukan penetesan hingga
sepuluh kali sedangkan pada air yang tidak ada ikannya ()2 + 2 2 4 (4 )2 + 3 (3)
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 08 4

(4 )2 + 2 4 + 2 4 + 2 (4) metabolik basal yang berhubungan dengan penyerapan


[7] oksigen pada lingkungan.

Hasil I2 pada reaksi ini diekuivalensikan dengan kuantitas D. Perbandingan Metode Makro dan Mikro Winkler serta
oksigen yang terdapat pada sampel tersebut. Oksigen Respirometer
mengoksidasi ion iodide (I) menjadi molekul iodine (I 2). Kelebihan dan kekurangan dari metode winkler adalah
Kuantitas dari I2dapat ditentukan dengan proses titrasi dengan ketika digunakan oleh peneliti yang ahli metode tersebut bisa
larutan standar seperti Na2S2O3 yang bertindak sebagai agen sangat akurat untuk menentukan kadar DO dengan presisi
pereduksi. yang baik. Metode ini relative tidak mahal untuk penggunaan
bahan-bahan yang penting seperti bahan titrasi, botol sampel
dan larutan kimia lainnya. Sedangkan kekurangan dari metode
ini adalah tidak dapat digunakan secara kontinyu sebagai
monitoring dalam perubahan kadar DO. Reduksi atau oksidasi
dari material terlarut pada air dapat mengganggu dengan
akuransi data perhitungan kadar oksigen [10].

Perbedaan Metode Metode Respirometer


Winkler Mikro
Gambar 1. Hasil Mikro Winkler setelah ditambah MnSO4 Winkler
Objek Digunakan Digunakan Digunakan
Tujuan untuk hewan untuk hewan untuk hewan
C. Respirasi pada Jangkrik
akuatik akuatik non akuatik.
Respirometer digunakan untuk mengukur laju konsumsi (ukuran besar) (ukuran
oksigen pada makhluk hidup seperti serangga. Alat ini terdiri kecil)
atas syringe, manometer, tabung spesimen, dan tabung kontrol Tujuan Untuk Untuk Untuk
[8]. Laju respirasi pada Jangkrik diukur menggunakan Penelitian mengetahui mengetahui mengetahui
respirometer, pada repirometer terdapat skala yang penggunaan penggunaan laju respirasi.
menunjukkan perhitungan laju respirasi secara kuantitatif, oksigen yang oksigen yang
untuk mengetahui pergeseran laju respirasi digunakan larutan digunakan digunakan
eosin yang berfungsi sebagai indikator telah terjadinya
pergerakkan yang menandakan adaya proses respirasi. Eosin
ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya IV. KESIMPULAN
penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat diambil
spesimen) sebagai akibat pernapasan, yaitu O2 diserap, CO2 kesimpulan bahwa pengukuran kadar oksigen dapat
dihembuskan tetapi lalu diserap oleh KOH. Kecepatan eosin menggunakan metode winkler dan respirometer. Metode
itu bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan winkler digunakan untuk organisme akuatik sedangkan
organisme yang diselidiki. Penggunaan KOH berfungsi untuk respirometer digunakan untuk organisme non akuatik dan
mengikat CO2 agar pergerakan dari eosin hanya dari berukuran kecil seperti serangga konsumsi oksigen pada ikan
konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi adalah: komet (Carassius auratus) dengan pengukuran menggunakan
metode makro atau mikro Winkler didapatkan hasil bahwa
+ 2 3 () pada wadah air yang tidak ada ikan komet (Carassius auratus)
3 + 2 3 + 2 () kadar oksigen atau DO lebih banyak daripada wadah air yang
berisi ikan komet (Carassius auratus), dengan hasil pada
[9] metode makro Winkler di wadah air yang tidak berisi ikan
Pada saat pengukuran laju respirasi udara dari luar tidak komet kadar oksigennya 9,57 dan kadar oksigen pada air di
dapat masuk ke dalam respirometer dikarenakan terdapat wadah yang terisi ikan adalah 8,5106, sedangkan pengukuran
vaselin. Vaselin berfungsi untuk menutupi rongga pada celah kandungan oksigen dengan metode mikro Winkler adalah
tutup agar tidak ada udara dari luar yang masuk kedalam pada wadah yang tidak terisi ikan didapat kadar oksigen
respirometer. 12,7659, dan pada wadah yang terisi ikan didapat kadar
Setelah dilakukan perhitungan kadar penggunaan oksigen oksigen 8,5016. Sedangkan pengukuran konsumsi oksigen
pada jangkrik, diperoleh hasil sebesar 1,521 mg/gram jam pada jangkrik dengan alat respirometer di dapatkan
yang menunjukkan bahwa penggunaan oksigen oleh jangkrik penggunaan oksigen 1,521 ml/gram.jam.Perbedaan jumlah
yakni sebesar 1,521 mg per 1 gram berat tubuh per 1 jam kadar Oksigen ikan lebih tinggi dari jangkrik karena ukuran
respirasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tubuh ikan lebih besar sehingga berpengaruh terhadap
perbedaan laju konsumsi oksigen, misalnya perbedaan jenis penyerapan oksigen
tentu saja menunjukan perbedaan karakter morfologis seperti
ukuran tubuh, serta aktivitas yang dilakukan oleh masing-
masing hewan tersebut sehingga dapat mempengaruhi
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 08 5

DAFTAR PUSTAKA 3. METODE MIKRO WINKLER


[1] Triastuti, J., L. Sulmartiwi dan Y. Dhamayanti. Ichtyologi. Surabaya: Titrasi air dengan ikan = 0,75 ml
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (2009) Titrasi air tanpa ikan = 0,5 ml
Nurhayati, A. P. D. Diktat Struktur Hewan. FMIPA Biologi ITS :
Surabaya (2004)
[2] Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. Essentials of Anatomy and a. Non Ikan :
Physiology fourth edition. USA : McGraw-Hill Companies (2003) = nilai Normalitas Na2S2O3 x 8 = 0,1 x 8 = 0,8 mg
[3] Tobin, A. J. Asking about Life. USA : Mcgraw Hill Company, Inc. oksigen tiap mL Na2S2O3
(2005) Helm, irja et al. A highly Accurate Method for Determ
[4] Wiwi . Isnaeni. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius (2006) 9,4 9,4
[5] Toole, susan, et al. 2004. Essential A2 Biology for OCR. Nelson = 0,8 = 85,106 mg/L
1000 1000
thornes:UK
Kadar O2 = 0,5 x 85,106 mg/L= 12,7659 ppm ( mg/L )
[6] Hutagalung,et al. Beberapa Catatan Tentang Penentuan Kadar Oksigen
Dalam Air Laut Berdasarkan Metode Winkler. Lipi Oseanografi :
Jakarta. Volume X. Nomor 4. 138-149 (1985). b. Ikan :
[7] Haueur, F. Ricgard and Lamberti, Garry A. Methods in stream
ecology. USA : Academic press (2007) = nilai Normalitas Na2S2O3 x 8 = 0,1 x 8 = 0,8 mg
[8] Chang, R. Essential Chemistry. USA : McGraw Hill Company. (1996)
[9] Cornell, et al. 2008. Pattern of Dissolved Oxygen, Productivity and oksigen tiap mL Na2S2O3
9,4 9,4
Respiration in Old Woman Creek Estuary, Erie County, Ohio during = 0,8 = 85,106mg/L
Low and Hig Water Conditions. Journal of Science. Volume 108. Issue 1000 1000
3. Ohio State University: Hawaii
[10] Dudley Gordon, et al. Introduction to The Biology of Marine Life Tenth Kadar O2 = 0,1 x 85,106 mg/L= 8,5106
Edition. London : Jones and Bartlett learning (2012) ()/ 12,76598,5106
Penggunaan oksigen : = = 0,19
(.) 22,38
mg/L/jam.gram

LAMPIRAN

1. Pengukuran Konsumsi Oksigen Pada Jangkrik


Berat badan jangkrik :
2,78
Berat badan rata-rata = = 0,556 gram
5

Volume udara per 1 menit :

Menit ke- 1 0,07 ml


Menit ke- 2 0,15 ml
Menit ke- 3 0,23ml
Menit ke-4 0,28 ml
Menit ke-5 0,035 ml

0,35
Rata rata = = 0,07 ml
5
0,07 0,062
Penggunaan oksigen : 5 = =
0,556 x 0,556 x 0,083
60
1,521 ml / gr.jam

2. METODE MAKRO WINKLER


1,95 x 0,1 x 8000
DOt1 = 3304
2
1560
= = 9,57 mg/L/jam.gram
163

0,75 x 0,1 x 8000


DOt2 = 3304
2
600
= = 3,68 mg/L/jam.gram
163
Keterangan : t1 = sampel air tanpa ikan
t2 = sampel air dengan
9,573,68 5,89
Penggunaan oksigen : = = 0,26 mg/L/jam/gram
1 22,8 22,8

Anda mungkin juga menyukai