Anda di halaman 1dari 2

Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks

antara kation dengan zat pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA)
(Hidayanti,2010).

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun


pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan yang biasanya
menggunakan EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) sebagai pentiter. EDTA dapat
bereaksi dengan ion logam seperti ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang terkandung dalam air
sadah membentuk senyawa kompleks (Setyaningtyas, 2008).

Titrasi Kompleksometri dapat digunakan untuk menguji kadar apapun. Salah


satunya adalah penentuan kadar kalsium. Prinsipnya adalah zat pembentukan
kompleks yang dipakai berupa garam Na EDTA yang dalam titrasi dapat bereaksi
dengan logam Ca dengan bantuan indicator murexid pada pH 10 11 maka
larutan tersebut berwarna merah sindur. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna dari merah muda rmenjadi merah ungu (Miefthawati, 2013).
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan
salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat
yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat
gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom
koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina
tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom
oksigen penyumbang dalam molekul (Harjadi, 1993).
EDTA akan membentuk kompleks 1 : 1 yang stabil dengan semua logam kecuali
logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam logam alkali tanah seperti lkalsium
dan magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah.
Karenanya, titrasi logam ini dengan EDTA dilakukan pada larutan buffer amonia (
Gandjar, 2012 ).
Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah salah
satunya Hitam eriokrom atau Eriochrome Black T (EBT). Indikator ini peka terhadap
perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH 8 -10 senyawa ini berwarna biru dan
kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5 senyawa itu sendiri berwarna merah,
sehingga titik akhir sukar diamati, demikian juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan
indikator ini dilakukan pada pH 10 (Michela, 2015).
Divya, et al. 2014. Zinc Estimation in Herbal Formulation By Complexometric Method: An
Alternative Atomic Absorption Spectrometry. Journal of Pharmaceutical and Scientific
Innovations, 3(3) 270-272

Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2012, Analisis Obat secara Spektroskopi dan Kromatografi, 315-
317, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Gandjar,Ibnu Ghalib .2007. Kimia Farmasi Analisis . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga


Hidayanti, A. 2010. Penetapan Kadar Senyawa Kalsium (Ca) pada Pasta Gigi. Jurnal Kimia.
Vol 02. No 01. Hal 43-47
Michela Maria. 2015. Understanding Complexometric Titrations of Metal Cations with
Aminopolycarboxylic Acids (EDTA and Analogs) within the frame of the Notion of
Reactions between Groups of Chemical Species. Vol. 3. No. 1. hal:3. available online at
http://pubs.sciepub.com/wjce/3/1/2/wjce-3-1-2.pdf [diakses tanggal 10 Oktober 2017].

Miefthawati. 2013. Penetapan Kadar Kalsium Pada Ikan Kembung Segar Dan Ikan Kembung
Asin Secara Kompleksometri. Jurnal Analis Kesehatan Klinikal Sains. Vol 1 No 1 : 1-
9.
Setyaningtyas. 2008. Molekul Potensi Humin Hasil Isolasi Tanah Hutan Damar Baturraden
Dalam Menurunkan Kesadahan Air. Jurnal Molekul Vol. 3. No. 2 : 77- 84.
Yusrin dan Endang Triwahyuni M. 2008. Penggunaan Metode Kompleksometri pada
Penetapan Kadar Seng Sulfat dalam Campuran Seng Sulfat dengan Vitamin C.Jurnal
Unimus Vol. 1 (1): 336-337.

Anda mungkin juga menyukai