Makalah Seminar TIP - Pirdawati Dayatuljannah - 240210130063
Makalah Seminar TIP - Pirdawati Dayatuljannah - 240210130063
OZONASI
MAKALAH
OLEH :
Pirdawati Dayatuljannah
240210130063
NPM : 240210130063
Dosen pembimbing
ii
RINGKASAN
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat
Stabilitas Susu Ozonasi Pada Produk Olahan Susu yang disusun sebagai salah
yang telah disusun oleh penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, pada
1. Kedua orang tua serta seluruh keluarga penulis tersayang yang selalu
makalah.
2. Robi Andoyo, STP., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing
makalah ini.
4. Dr. Ir. Moh. Djali M.S. selaku Kepala Departemen Teknologi Industri Pangan,
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
iv
v
penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut sehingga saran dan kritik
sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir
kata penulis berharap bahwa Makalah Seminar Teknologi Industri Pangan ini
Penulis
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan....................................................................................................... 2
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
I. PENDAHULUAN
sapi perah atau kambing perah. Susu dikatakan sebagai minuman dengan nutrisi
yang melimpah karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang
seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Buckle et.al (1987),
tetapi angka rata-rata untuk semua jenis dan kondisi susu adalah lemak 3,90%,
protein 3,40%, laktosa 4,89%, abu 0.72% dan air sebanyak 87,10%.
Calvancante et.al (2013), bakteri mesofilik dan koliform ditemukan dalam jumlah
yang cukup banyak pada susu. Mikroorganisme tersebut bersifat pathogen, akan
Adanya mikroorganisme pada susu akan menjadikannya mudah rusak, oleh sebab
efektif, namun mengakibatkan hilangnya beberapa sifat sensori dan gizi produk,
1
2
merupakan gas tidak stabil serta memiliki kemampuan oksidasi yang kuat
ozonasi merupakan proses bereaksinya ozon dengan spesi lain dalam fase cair
yang didahului absorpsi ozon pada fasa cair tersebut. Susu hasil ozonasi
selanjutnya dapat menjadi bahan baku produk olahan lainnya, seperti yoghurt,
keju, susu bubuk dan sebagainya. Hal tersebut mendorong penulis untuk
menyusun makalah studi stabilitas susu ozonasi pada produk olahan susu.
1.2. Tujuan
komponen kimiawi yang terdapat dalam produk olahan susu serta mengetahui
Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan
bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan
alaminya tidak dikurangi atau tidak ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat
yaitu air dan padatan susu. Padatan susu terbagi menjadi lemak dan padatan non
lemak yang terdiri dari protein (casein dan whey proein), laktosa serta mineral.
3
4
Struktur utama protein terdiri dari rantai polipeptida dari asam-asam amino
yang terikat dengan ikatan peptida. Kasein pada susu mendominasi protein dalam
susu yaitu sebanyak 80% dan sisanya adalah whey protein. Kasein pada susu
berperan penting pada pembentukan struktur serta sifat fisik susu. Kasein susu
tidak akan larut pada susu yang diasamkan (pH kurang 4,6), sedangkan whey
protein akan tetap larut. Kasein dan whey protein dibedakan berdasarkan
karakteristik fisik dan kimianya. Protein susu berkontribusi pada sifat akhir
laktoglobumin mrupakan protein yang berada pada whey protein. Kasein pada pH
normal, yaitu sekitar 6,6 sebagian besar akan berikatan dengan Ca membentuk
enzim renin sedangkan whey protein mudah terakogulasi dengan adanya panas
water. Lemak susu memiliki sifat fungsional yang berkaitan dengan pembentukan
asam lemak Kadar lemak pada susu adalah 3,7%, yang terdiri dari 65% lemak
jenuh, 32% tak jenuh tunggal, dan 3% tak jenuh ganda asam lemak (Chandan,
1997). Warna putih pada susu ditentukan oleh lemak air susu. Lemak susu
mempunyai alat refleksi terhadap sinar matahari. Bentuk lemak di dalam air susu
merupakan butir yang disebut globuler. Besar kecilnya butir lemak ditentukan
oleh kadar air yang ada didalamnya. Makin banyak air maka makin besar globuler
dan keadaan ini dikhawatirkan akan menjadi pecah. Bila globuler pecah maka air
susu. Laktosa yang terdapat pada susu adalah sebanyak 4.5-4.7%. Laktosa pada
susu terdapat 2 bentuk yaitu -laktosa dan -laktosa. Bentuk -laktosa lebih
mudah larut dibandingkan dengan bentuk -laktosa (70 g / L pada 15 C). Bentuk
(Chandan, 1997). Laktosa atau gula susu merupakan jenis karbohidrat terpenting
dalam susu yang terdiri dari gula sederhana galaktosa dan glukosa (Muctadi dan
Sugiyono, 1992)
Mineral dalam susu berhubungan dengan kesetimbanga fisika dan kimia dalam
pengolahan, nilai gizi dan umur simpan produk susu. Menurut Saleh (2004),
vitamin yang terdapat pada susu diataranya vitamin larut lemak yang disebut
dengan ADEK dan vitamin yang larut air yaitu, vitamin B, provitamin A dan
paling banyak terdapat pada susu adalah Cad an P, sedangkan yang paling sedikit
adalah Fe dan Cu. Sebagian fosfor akan berikatan dengan kasein dalam bentuk
Riboflavin ini berwarna kunning kehijauan dan memiliki sifat flurescent serta
larut dalam air sehingga pigmen ini banya terdapat pada whey. Riboflavin juga
jumlahnya mencapai 87.90%. Air berfungsi sebagai bahan pelarut bahan kering
fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pelarut (laktosa, mineral, vitamin dan
6
2.2. Ozonasi
merupakan gas tidak stabil serta memiliki kemampuan oksidasi yang kuat
2.2.1. Ozon
Ozon adalah molekul triatomic, terdiri dari tiga atom oksigen dan
merupakan gas yang tidak stabil, yang di produksi ketika molekul okigen
berdiosiasi menjadi atom oksigen. Ozon merupakan gas berwarna biru dan
memiliki bau yang tajam pada suhu ruang. Hidung manusia dapat mendeteksi
ozon dengan konsentrasi 0,01 hingga 0,05 ppm. Ozon akan meledak saat
Menurut ODonnell et al. (2012), ozon adalah gas yang tidak stabil yang
harus diproduksi serta diaplikasikan pada bahan yang akan dikontakan. Ozon
yang berada pada fase gas memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan
7
dengan ozon yang berada pada fase cair. Stabilitas ozon dipengaruhi oleh
kemurnian suatu larutan, ozon pada larutan tidak murni akan mengalami
rasa.
Menurut Smith (2011), gas ozon dapat di produksi dengan beberapa cara,
dan radiasi kimia. Salah satu teknik ozonasi yang dapat dilakukan pada bahan cair
seperti susu adalah teknik bubbling. Bubbling merupakan ozonasi bahan pangan
dengan cara mengotakan langsung ozon terhadap bahan pangan sehingga gas ozon
pada pengolahan air minum. Ozon digunakan karena ozon merupakan oksidator
jus apel. FDA telah menyetujui penggunaan ozon dalam pengawetan bahan
pangan cair, namun perilaku ozon dalam system cair sangatlah kompleks.
Kelarutan ozon dan difusivitasnya dalam fase cair (cairan) lebih rendah
8
dibandingkan dengan ozon yang berada dalam fase gas. Berikut ini skema ozonasi
Ketika gas ozon menyembur dan berubah menjadi fase cair akan
pindah massa dan terjadinya reaksi kimia yang melibatkan oksidasi. Keseluruhan
laju reaksi tersebut diatur oleh 2 hal, yaitu transfer massa dari fase gas ke fase cair
Ozonasi sudah banyak diaplikasian pada bahan cair saat ini, salah satunya
penggunaan ozon pada bahan cair yang salah satunya adalah susu juga sudah
susu dengan suhu 1oC dan 10oC menunjukan bahwa ozonasi pada suhu 1oC
memilki konsentrasi ozon terlarut yang lebih tinggi dibandingkan dengan ozonasi
9
susu pada suhu 10oC. Hal tersebut menandakan bahwa semakin rendah suhu maka
ozonasi, karena sifat ozon sebagai oksidator kuat menyebabkan lemak pelindung
protein susu setelah ozonasi Rusdi dan Suliasih (2002). Menurut penelitian
Cataldo (2003), mengenai interaksi ozon dengan protein dan asam amino spesifik
dalam protein menyatakan bahwa asam amino aromatik utama sensitif terhadap
oksidasi oleh ozon. Oksidasi asam amino oleh ozon menghasilkan senyawa yang
dipengaruhi oleh lama kontak dan suhu awal bahan. Kandungan lemak susu hasil
ozonasi tidak berbeda nyata dan bekisar 2,85 3,91%, sedangkan berdasarkan
Standar Nasional Indonesia kandungan lemak pada susu adalah 3%. Adachi (2001
antara dengan ozon atau oksigen menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan
peroksidasi lemak, hilangnya grup fungsional seperti sulfhidril dan oksidasi asam
dilakukan proses ozonasi selama 15 menit. Adachi (2001 dikutip dalam Malfian,
2016), menyatakan bahwa lama kontak antar ozon dengan susu diduga menjadi
penyebab reduksi kandungan karbohidrat dalam susu. Ozon akan bereaksi dengan
Menurut Kurtz et al, 1969 dalam Varga and Szigeti 2016, ozonasi dapat
mempengaruhi sifat fisik, kimia, fungsional serta organoleptik dari produk susu
bubuk. Berdasarkan penilaian dari panelis terlatih, nilai sensori Spray-dried skim
milk yang diproduksi dengan konsentrasi ozon dibawah 32ppb lebih rendah
Studi lanjutan oleh Ispen (1989), menyatakan kerusakan produk susu bubuk oleh
ozon diakibatkan oleh reaksi ozon dengan lemak sehingga terjadi oksidasi lemak
keju dengan kandungan rendah lemak dan pada keju dengan kandungan lemak
(Riboflavin) yang baik, dalam 100g keju mengandung sekitar 1.38% mg vitamin
ozonasi yang bergantung pada komposisi asam amino pada protein yang
(emulsifying activity index) dan ESI (emulsion stability index) dalam penelitian
11
emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut, agar lemak
dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu bertindak sebagai
Pengemasan
dengan sifat dan karakteristik bahan yang akan dikemas sehingga didapat hasil
pangan bervariasi sesuai dengan jenis produk, kebiasaan berdasarkan lokasi serta
fasilitas yang tersedia. Susu dan produknya pada dasarnya dapat dijual tanpa
kemasan. Produk disimpan pada tanki dan jumlah yang dibeli konsumen bisa
dipindahkan ke tanki kecil milik konsumen. Metode ini murah, namun rentan
Kemasan botol kaca juga dapat digunakan sebagai kemasan susu dan
satu keuntungan kemasan botol ini. Kelemahan penggunaan kemasan ini adalah
sering dibuat dari tinplate atau bahan sintetis lainnya. Hal lain yang harus
diperhatikan dalam pengemasan adalah keadaan produk yang sudah stabil maupun
masih diproses (misalnya, pendinginan atau sterilisai) atau dalam tahap perubahan
Umur Simpan
menit), jumlah bakteri berkurang hingga 1 log10 cycle, dengan demikian maka
kerusakan susu akibat mikroorganisme menurun dan umur simpan susu menjadi
lebih panjang.
III. KESIMPULAN
sebagai berikut :
Ozonasi pada susu dapat dilakukan dengan teknik bubbling dengan cara
Ozonasi pada produk susu bubuk dapat sifat fisik, kimia, fungsional serta
pada keju
kemulsi protein.
Umur simpan dan pengemas yang digunakan untuk produk olahan susu
12
DAFTAR PUSTAKA
Berlangga, B. 1998. Procces, Formula and Installation for The Treatment and
Sterilization of Biolical, Solid, Liquid, Ferrous Mrtalic, Non- Ferrous
Metalic, Toxic and Dangerous Hospitas Material. United States Patent.
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., and Wotton, M. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Dalsgaard, Trine Kastrup., et al. 2010. Light-induced protein and lipid oxidation
in cheese: Dependence on fat content
and packaging conditions. Diary-Journal
Ipsen R (1989) Factors affecting the storage of whole milk powder. Scandinavian
Dairy Industry.
Malfian, Niken Andriani. 2016. Skripsi : Karakteristik Fisik dan Kimia pada
Beberapa Waktu dan Suhu Ozonasi. Universitas Padjadjaran
Metcalf and Eddy, I. 2003. Waterwaste Engineereng Treatment and Reuse. 4th
Ed. McGraw Hill. New York.
13
14
Mukhtar A, 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. Surakarta LPP UNS dan UNS
Press. Surakarta
Saleh, Eniza. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ternak. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU Digital Library.
Rusdi Udju D dan Neneng Suliasih. 2002. Ozonasi Kualitas Air Susu. Fakultas
Peternakan. Universitas Padjadjaran
Smith, W. 2011. Principles Of Ozone Generation. Watertec Eng. Pty Ltd Aust:
Waterford
Suradi, Kusmajadi. 2005. Pengemasan Bahan Pangan Hasil Ternak dan Penentuan
Waktu Kadaluarsa. Seminar Fasilitas Penanganan Olahan Ternak. Makasar
Uzun, Hircan., Ersa Ibanoglu., Hatice Cetal and Senol Ibanoglu. 2016. Effects of
ozone on functional properties of proteins. Journal : Food Chemistry
Varga, Laszlo and Jeno Szigeti. 2016. Use Ozone In Dairy Iindustry: A Review.
Institute of Food Science, Faculty of Agricultural and Food Sciences,
University of West Hungary, 15-17 Lucsony Street, H-9200 Mosonmagyar
ov ar, Hungary.
Walstra, Pieter., Jan T. M. Wouters and Tom J. Geurts. 2006. Dairy Science ang
Technology. Second Edition. Taylor and Fancis Group. Boca Raton
15
15