Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Dalam sebuah entitas, akun properti, pabrik, dan peralatan biasanya


menunjukkan jumlah yang material dan signifikan dalam laporan keuangan.
Laporan periodik untuk properti, pabrik, dan peralatan di-review atas pencatatan
yang sesuai dengan departemen pabrik fisik. Buku besar pembantu properti,
pabrik dan peralatan adalah catatan semua aset modal yang dimiliki oleh entitas.

Oleh karena itu, Auditor perlu melakukan audit atas akun-akun tersebut.
Di mana mereka harus melakukan pengecekan atas akun-akun ataupun aset yang
membentuk properti, pabrik, dan peralatan. Mulai dari awal pementukan properti,
pabrik, dan peralatan; menilai atas risiko bawaan, melakukan penilaian atas risiko
pengendalian; serta melakukan pengujian rinci atas transaksi yang terkait dengan
properti, pabrik, dan peralatan.

PEMBAHASAN

A. Auditing Proses Manajemen Properti, Pabrik, dan Peralatan


Untuk sebagian besar entitas, properti, pabrik, dan peralatan menunjukkan
jumlah material dalam laporan keuangan. Ketika audit dalam perikatan
sedang berjalan, auditor dapat memfokuskan usahanya pada akttivitas tahun
ini karena aset yang didapatkan pada awala tahun adalah subjek untuk
prosedur audit pada saat akuisisi. Namun, pada perikatan baru, auditor harus
memverifikasi aset yang membentuk saldo awal properti, pabrik, dan
peralatan.
Ukuran entitas dapat juga memengaruhi pendekatan auditor. Jika klien
relatif kecil dengan beberapa pembelian aset selama satu periode, secara
umum auditor lebih menghemat biaya dalam mengikuti strategi substantif.
Ketika entitas merupakan perusahaan publik, klien harus memiliki sistem
pengendalian formal dan auditor akan menguji desain dan efektifitas operasi
pengendalian utama sebagai bagian audit terintegrasi.
Jenis-jenis Transaksi
Terdapat empat jenis transaksi terkait properti, pabrik, dan peralatan, yaitu:
Pemrolehan aset modal untuk pertimbangan kas atau nonmoneter.
Disposisi aset modal melalui penjualna, pengukuran, mengganti aset yang
sudah usang, atau mengganti aset yang leibh baik.
Depresiasi aset modal melalui umur ekonomis mereka.
Sewa guna usaha atas aset modal.

Gambaran Umum Proses Manajemen Properti, Pabrik, dan Peralatan

Entitas yang lebih besar biasanya menggunakan sistem TI untuk


memproses transaksi properti, pabrik, dan peralatan, memelihara catatan
pembantu, dan menghasilkan laporan yang dibutuhkan. Arsip induk properti,
pabrik, dan peralatan kemudian diperbarui, dan sejumlah laporan dibuat.
Laporan periodik untuk properti, pabrik, dan peralatan di-review atas
pencatatan yang sesuai dengan departemen pabrik fisik. Buku besar pembantu
properti, pabrik dan peralatan adalah catatan semua aset modal yang dimiliki
oleh entitas. Buku besar tersebut berisi informasi mengenai biaya aset,
tanggal perolehan, metode depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Buku besar
pembantu juga meliputi penghitungan biaya depresiasi baik untuk tujuan
laporan keuangan maupun pajak penghasilan. Buku besar di-posting untuk
menggabarkan tansaksi properti, pabrik, dan peralatan baru dan biaya
depresiasi. Buku besar pembantu di rekonsiliasi ke akun pengendalian buku
besar secara bulanan.

B. Penilaian Risiko Bawaan-Proses Manajemen Properti, Pabrik, dan


Peralatan
Penilaian risiko bawaan untuk proses pembelian memberikan titik awal
untuk menilai risiko bawaan untuk properti, pabrik, dan peralatan. Tiga faktor
risiko bawan berikut diklasifikasikan sebagai karakteristik operasi
membutuhkan pertimbangan auditor, diantaranya:
1. Masalah Akuntansi yang Kompleks
Sejumlah jenis transaksi properti, pabrik, dan peralatan yang berbeda
melibatkan masalah akuntansi yang kompleks. Akuntansi sewa guna
usaha, aset dibangun sendiri, dan bunga yang dikapitalisasi merupakan
contoh masalah-masalah ini. Contohnya, dalam kasus transaksi sewa guna
usaha, auditorharus mengevaluasi keputusan klien untuk mengkapitalisasi
sewa guna usaha untuk memperlakukannya sebagai sewa guna usaha
operasi. Karena kompleksitas keputusan kapitalisasi dan subjektivitas yang
terlibat dalam menilai kriteria kapitalisasi, ketidaktepatan penghitungan
beberapa transaksi oleh klien merupakan suatu hal yang biasa terjadi.
2. Transaksi yang Mudah dan Sulit untuk Audit
Mayoritas tambahan untuk properti, pabrik, dan peralatan relatif mudah
untuk diaudit karena mereka dibeli secara langsung dari vendor. Untuk
pembelian semacam itu, auditor dapat memperoleh bukti untuk sebagian
besar asersi dengan menguji dokumen sumber. Namun, transaksi-transaksi
yang melibatkan aset donasi, pertukaran nonmoneter, dan aset yang
dibangun sering kali sulitdiaudit. Contohnya, mungkin sulit untuk
memverifikasi nilai perdagangan dari pertukaran aset atau untuk audit
akumulasi biaya dari aset yang dibangun sendiri secara tepat.
3. Salah Saji yang Terdeteksi dalam Audit Sebelumnya
Jika auditor telah mendeteksi salah saji dalam audit sebelumnya, penilaian
risiko bawaan sebaiknya ditenti=ukan lebih tinggi dibandingkan jika tidak
ada salah saji atau hanya ada sedikit salah saji yang ditemukan di masa
lalu. Kecuali, klien telah menentukan aktivitas pengendalian baru atas
akumulaso biaya, auditor juga harus mempertimbangkan kemungkinan
ditemukannya salah saji selama audit tahun berjalan dan kemudian
menetapkan risiko bawaan yang tinggi.
C. Penilaian Risiko Pengendalian-Proses Manajemen Properti, Pabrik, dan
Peralatan
Manajemen auditor-auditor biasanya mengikuti strategi substantif ketika
aduit proses manajemen properti, pabrik, dan peralatan pemahaman mengenai
pengendalian internal masih diperlukan pada semua audit. Penyajian
selanjutnya akan berfokus pada asersi utama, aktivitas pengendalian utama,
dan pengujian pengendalian yang terkait langsung dengan proses manajemen
properi, pabrik, dan peralatan. Asersi-asersi terkait hal ini ialah:
1. Keterjadian dan Otorisasi
Aktivitas pengendalian untuk asersi keterjadian dan otorisasi biasanya
merupakan bagian dari proses pembelian. Daftar permintaan pembelian
dimulai pada departemen yang relevan dan diotorisasi pada tingkat yang
sesuai dalam entitas. Namun, transaksi aset modal yang besara mungkin
mensyaratkan pembelian peralatan memenuhi kriteria tingkat
pengembalian internal yang telah ditetapkan.sebagian besar entitas
memiliki beberapa jenis tabel otorisasi berdasarkan ukuran transaksi aset
modal. Klien harus memiliki aktivitas pengendalian untuk memastikan
bahwa otorisasi untuk membeli aset modal konsisten dengan tabel
otorisasi.
2. Kelengkapan
Sebagian besar entitas menggunakan perangkat lunak untuk memelihara
catatan properti elektornik secara rinci. Buku besar pembantu properti,
pabrik, dan peralatan biasanya memasukkan informasi berikut ini untuk
setiap aset modal:
a. Deskripsi, alokasi dan nomor ID.
b. Tanggal pembelian dan biaya yang telah ditetapkan.
c. Metode depresiasi untuk tujuan pembukuan dan apajak, nilai sisa, dan
estimasi umur manfaat ekonomi.

Aktivitas pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk


memastikan kelengkapan memberikan jaminan bahwa semua transaksi
aset modal dicatat dalam buku besar pembantu dan buku besar properti,
pajak, dan peralatan. Prosedur yang membantu untuk memastikan bahwa
asersi ini memenuhi rekonsiliasi periodik buku besar pembantu properti,
pabrik, dan peralatan dengan akun pengendalian buku besar.

3. Pemisahan Tugas
a. Fungsi yang mengawali pemrosesan aset modal sebaiknya dipisahkan
dari fungsi persetujuan final.
b. Fungsi catatan properti, pabrik, dan peralatan sebaiknya dipisahkan dari
fungsi buku besar.
c. Fungsi catatan properti, pabrik, dan peralatan sebaiknya dipisahkan dari
fungsi penyimpanan atau penjagaan.
d. Fungsi independen sebainya dipisahkan dari fungsi pencatatan dan
penyimpanan.
D. Prosedur Substantif- Properti, Pabrik, dan Peralatan

Prosedur Analitis Substantif-Properti, Pabrik, dan Peralatan


Contoh dari prosedur analitis substantif properti, pabrik, dan peralatan
diantaranya:
Membandingkan saldo periode sebelumnya atas properti, pabrik, dan
peralatan fan biaya depresiasi saldo periode saat ini, mempertimbangkan
beberapa perubahan kondisi dan komposisi aset.
Menghitung rasio biaya perbaikan dan depresiasi untuk akun properti,
pabrik, dan peralatan terkait dan membandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya.
Menghitung rasio biaya perbaikan dan pemeliharaan untuk akun properti,
pabrik, dan peralatan terkait dan membandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya.
Menghitung rasio biaya asuransi untuk akun properti, pabrik, dan
peralatan terkait dan membandingkan dengan rasio tahun sebelumnya.
Review anggran modal dan membandingkan jumlah yang dikeluarkan
dengan jumlah yang dianggarkan.

Pengujian Rinci atas Transaksi, Saldo Akun, dan Pengungkapan-


Properti, Pabrik, dan Peralatan
Contoh pengujian substantif untuk akun properti, pabrik, dan peralatan untuk
setiap asersi yang terkait dengan transaksi dan saldo:

Asersi Contoh

Keterjadian Menyatakan tambahan dan pelepasan


signifikan untuk faktur vendor atau
dokumentasi pendukung lainnya.

Kelengkapan Menelusuri sampel daftar permintaan


dan pembelian untuk laporan dokumen
muatan dan untuk catatan.

Otorisasi Menyatakan sampel penambahan PP


dan P untuk dokumentasi yang
mengindikasikan otorisasi yang tepat.

Akurasi Untuk aset yang dihapus, jumlah


pengujian dibebankan terhadap
pendapatan dan akumulasi depresiasi.

Pisah Batas Menguji pembelian dan penjualan set


modal untuk beberapa hari sebelum
dan sesudah akhir tahun.

Klasifikasi Menyatakan transaksi-transaksi


termasuk dalam perbaikan dan
pemeliharaan untuk komponen-
komponen yang sebaiknya
dikapitalisasi.

Keberadaan Memverifikasi kebreadaan tambahan


utama dengan menginspeksi aset
modal secara fisik.
Hak dan Kewajiban Menguji atau mengkonfirmasi akta
atau surat bukti hak milik untuk
membuktikan hak kepemilikan.

Kelengkapan Memperoleh skedul utama, skedul


rinci, dan menguji sampel aset modal
secara fisik.

Penilaian dan Alokasi Mengevaluasi aset tetap untuk


penghapusan atau penurunan nilai
yang signifikan dengan melakukan
prosedur tertentu.

E. Evaluasi Temuan Audit-Properti, Pabrik, dan Peralatan


Proses untuk mengevaluasi temuan audit sama dengan yang dibahas pada
bab sebelum-sebelumnya. Auditor mengumpulkan kemungkinan salah saji
dan membandingkan jumlah ini dengan salah saji yang dapat ditolerir. Jika
kemungkinan slah saji kurang dari salah asaji yang dapat ditoleransi, bukti
menunjukkan bahwa akun properti, pabrik, dan peralatan tidak salah saji
material.

KESIMPULAN

Penilaian risiko bawaan untuk proses pembelian memberikan titik awal


untuk menilai risiko bawaan untuk properti, pabrik, dan peralatan. Tiga faktor
risiko bawan yang diklasifikasikan sebagai karakteristik operasi yang
membutuhkan pertimbangan auditor, diantaranya adalah masalah akuntansi yang
kompleks, transksi yang mudah dan sulit untuk audit, dan salah saji yang
terdeteksi dalam audit sebelumnya.

Kemudian selanjutnya auditor melakukan penilaian atas risko


pengendalian dengan berfokus pada asersi utama, aktivitas pengendalian utama,
dan pengujian pengendalian yang terkait langsung dengan proses manajemen
properi, pabrik, dan peralatan. Pengauditan diteruskan dengan prosedur analitis
substantif berkaitan dengan properti, parik, dan peralatan; serta mengevaluasi atas
temuan audit.

REFERENSI

Messier, William F., Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt. 2014. Jasa Audit
dan Assurance Edisi 8 Buku 1. Jakarta:Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai