Anda di halaman 1dari 10

Sesi 10 Pajak Penghasilan

PELAPORAN KORPORAT

Dosen: Dr. Chairunnisa Arifa, MBA., Ak., CA

Kelompok 6

Adhe Kurniawan

Novi Hartanti

Rani Oktavianti

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2017

1
DISKUSI

1. Pengakuan pajak kini dan pajak tangguhan

Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dipulihkan) atas laba kena pajak (rugi
pajak) untuk suatu periode.

Paragraf 12

Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui
sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-
periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untukperiode tersebut, maka
kelebihannya diakui sebagai aset

Paragraf 57

Perlakuan akuntansi untuk pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi atau
peristiwa lain konsisten dengan perlakuan akuntansi untuk transaksi atau peristiwa tersebut.

Pos yang Diakui dalam Laba Rugi

Paragraf 58

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban dalam laba rugi periode,
kecuali sepanjang pajak penghasilan yang timbul dari:

a) transaksi atau peristiwa yang diakui, pada periode yang sama atau berbeda, di luar laba rugi
baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas, atau

b) Kombinasi bisnis (selain akuisisi entitas investasi, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
65: Laporan Keuangan Konsolidasian, atas entitas anak yang disyaratkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi).

Paragraf 59

Sebagian besar aset dan liabilitas pajak tangguhan timbul karena penghasilan atau beban diakui
dalam perhitungan laba akuntansi pada satu periode, tetapi diperhitungkan dalam laba kena pajak

2
(rugi pajak) pada periode yang berbeda. Pajak tangguhan yang timbul diakui dalam laba rugi.
Contoh ketika:

a) Bunga, royalti, atau pendapatan dividen diterima di akhir periode dan dimasukkan dalam
laba akuntansi berdasarkan proporsi waktu sesuai dengan PSAK 23: Pendapatn, tetapi
diperhitungkan dalam laba kena pajak (rugi pajak) dengan dasar kas, dan

b) Biaya perolehan aset tak berwujud yang telah dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 19: Aset
Tak Berwujud dan diamortisasi dalam laba rugi, tetapi dikurangkan untuk tujuan pajak
ketika terjadi.

Paragraf 60

Jumlah tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat berubah walaupun tidak ada perubahan
pada jumlah tercatat perbedaan temporer terkait. Ini dapat dihasilkan dari, sebagai contoh:

(a) perubahan tarif atau peraturan perpajakan;

(b) Penilaian kembali tingkat pemulihan aset pajak tangguhan, atau

(c) Perubahan perkiraan cara memulihkan aset.

Pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali terkait pos yang sebelumnya diakui di luar laba
rugi.

Pos yang Diakui di Luar Laba Rugi

Paragraf 61A

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laba rugi jika pajak terkait pos yang pada periode
yang sama atau berbeda, diakui di luar laba rugi. Oleh karena itu, pada periode yang sama atau
berbeda, pajak kini dan pajak tangguhan terkait dengan pos yang diakui:

a) Dalam penghasilan komprehensif lain, diakui dalam penghasilan komprehensif lain


(paragraf 62)

b) Langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas (paragraf 62A)

3
2. Pengukuran Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

Paragraf 46

Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah
yang diharapkan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, yang dihitung
menggunakan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah
berlaku pada akhir periode pelaporan.

Paragraf 47

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan
berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Paragraf 48

Aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan biasanya diukur dengan tarif pajak (dan peraturan
pajak) yang telah berlaku. Akan tetapi, jika tarif pajak (dan peraturan pajak) baru telah
diumumkan oleh pemerintah, maka dapat dianggap bahwa tarif pajak (dan peraturan pajak)
tersebut secara substantif telah berlaku (walaupun tarif [dan peraturan pajak] tersebut baru
berlaku efektif beberapa bulan setelah pengumuman). Dalam hal tersebut aset dan liabilitas pajak
diukur dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) baru yang telah diumumkan.

Paragraf 49

Jika tarif pajak yang berbeda diterapkan untuk tingkat laba kena pajak yang berbeda, maka aset
dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak rata-rata yang diharapkan untuk
diterapkan atas laba kena pajak (rugi pajak) pada periode dimana perbedaan temporer diharapkan
untuk dibalik.

Paragraf 51

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai
dengan cara entitas memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau
menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.

4
Paragraf 51B

Jika liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan timbul dari aset yang tidak disusutkan
yang tidak diukur menggunakan model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap, maka pengukuran
liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak untuk
memulihkan jumlah tercatat aset yang tidak disusutkan melalui penjualan, terlepas dari dasar
untuk mengukur jumlah tercatat aset tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, jika peraturan
perpajakan menentukan tarif pajak yang berlaku terhadap jumlah pajak yang berasal dari
penggunaan aset, maka tarif pajak berlaku terhadap penjualan aset diterapkan dalam mengukur
liabilitas atau aset pajak tangguhan yang terkait dengan aset yang tidak disusutkan.

Paragraf 51C

Jika liabilitas atau aset pajak tangguhan timbul dari properti investasi yang diukur menggunakan
model nilai wajar dalam PSAK 13: Properti Investasi, maka terdapat praduga bahwa jumlah
tercatat properti investasi akan dipulihkan melalui penjualan.

Case 1 Wise Company

Diketahui:

1. Pendapatan sebelum pajak untuk tahun 2015 adalah $100.000.


2. Tarif pajak untuk tahun 2015 dan tahun depan adalah sebesar 40%.
3. Perbedaan antara laporan laba rugi dan formulir pajak penghasilan untuk Wise Company
pada tahun 2015 adalah:
a. Biaya garansi yang diakui untuk tujuan pelaporan keuangan adalah $7.000. Potongan
garansi untuk pengembalian pajak adalah $2.000.
b. Penghasilan kontrak konstruksi dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian adalah sebesar $92.000. Penghasilan kontrak konstruksi untuk tujuan
perpajakan adalah $67.000.
c. Penyusutan asset tetap untuk tujuan pelaporan keuangan sebesar $60.000. Sedangkan
untuk tujuan perpajakan adalah sebesar $80.000.

5
d. Denda yang dibayarkan untuk pelanggaran Undang-Undang Polusi dihitung sebagai
pengurang pendapatan sebelum pajak sebesar $3.500.
e. Pendapatan bunga yang diakui pada investasi pembebasan pajak atas obligasi adalah
$1.500.
4. Penghasilan Kena Pajak yang diharapkan untuk beberapa tahun ke depan.

Diminta:

1. Hitunglah Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2015.


Penghasilan Sebelum Pajak $100.000
Perbedaan Permanen:
Pembayaran Denda Polusi $3.500
Pembebasan pajak bunga dari obligasi (1.500) 2.000

Perbedaan Temporer:
Lebih bayar biaya garansi per buku $ 5.000
($7.000 - $2.000)
Lebih bayar laba atas proyek konstruksi (25.000)
($92.000 - $67.000)
Lebih bayar beban depresiasi pada SPT (20.000) (40.000)
($80.000 - $60.000)

Penghasilan Kena Pajak $62.000

Jadi, Penghasilan Kena Pajak (PKP) Wise Company untuk tahun 2015 adalah sebesar
$62.000.

6
2. Pajak Tangguhan untuk 31 Desember 2015
Temporary Future Taxable Tax Deferred Tax
Differences (Deductible) rate (Asset) Liabilities
Biaya jaminan ($5.000) 40% ($2.000)
Keuntungan $25.000 40% $10.000
kontrak
konstruksi
Biaya Depresiasi $20.000 40% $8.000
Total $40.000 $(2.000) $18.000
*karena tariff pajak adalah flat, maka totals of temporary differences perlu direkonsiliasi:
$40.000 x 40% = $(2.000) + $20.000

3. Journal Entries for 2015


Income Tax Expense $40.800d
Deferred Tax Asset 2.000c
Deferred Tax Liability $18.000b
Income Tax Payable 24.800a
Keterangan:
a
Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2015 $62.000
Tariff Pajak 40%
Utang Pajak Penghasilan $24.800

b
Liabilitas Pajak Tangguhan akhir tahun 2015 $18.000
Liabilitas Pajak Tangguhan awal tahun 2015 0
Beban Pajak Tangguhan $18.000

c
Aset Pajak Tangguhan akhir tahun 2015 $ 2.000
Aset Pajak Tangguhan awal tahun 2015 0
Manfaat Pajak Tangguhan $(2.000)

7
*
Beban Pajak Tangguhan tahun 2015 $18.000
Manfaat Pajak Tangguhan tahun 2015 ( 2.000)
Beban Pajak Tangguhan $16.000

d
Beban Pajak Kini untuk tahun 2015 (Utang Pajak Penghasilan) $24.800
Beban Pajak Tangguhan tahun 2015 16.000
Beban Pajak Penghasilan tahun 2015 $40.800

4. Draft Income Tax Expense


Penghasilan sebelum Penghasilan Kena Pajak $100.000
Beban Pajak Penghasilan:
Beban Pajak Kini $24.800
Beban Pajak Tangguhan 16.000 (40.800)
Penghasilan bersih (setelah pajak) $ 59.200

Case 2
Maria Rodriquez and Lynette Kingston are discussing accounting for income taxes. They are
currently studying a schedule of taxable and deductible amounts that will arise in the future as a
result of existing temporary differences. The schedule is as follows.
Current Year Future Years
2015 2016 2017 2018 2019
Taxable Income $850,000
Taxable Amounts $375,000 $375,000 $375,000 $375,000
Deductible Amounts (2,400,000)
Enacted Tax Rate 50% 45% 40% 35% 30%

Instructions:
1) Explain the concept of future taxable amounts and future deductible amounts as illustrated in
the schedule.
2) How do the carryback and carryforward provisions affect the reporting of deferred tax assets
and deferred tax liabilities?

8
Jawab:

1. Penghasilan Kena Pajak di masa depan akan meningkatkan penghasilan kena pajak
dibandingkan dengan pendapatan keuangan sebelum pajak di masa mendatang karena
perbedaan temporer yang ada pada saat laporan posisi keuangan. Jumlah dikurangkan di
masa mendatang akan menurunkan penghasilan kena pajak dibandingkan dengan
pendapatan keuangan sebelum pajak di masa depan karena perbedaan temporer yang ada.
Kewajiban pajak tangguhan harus dicatat atas konsekuensi pajak tangguhan yang timbul
dari jumlah kena pajak di masa depan yang dijadwalkan dan aset pajak tangguhan harus
dicatat atas konsekuensi pajak tangguhan yang timbul dari jumlah dikurangkan di masa
depan yang dijadwalkan.

2. Ketentuan carryback dan carryforward akan mempengaruhi jumlah yang akan


dilaporkan atas set pajak tangguhan. Dalam menghitung saldo akun pajak tangguhan
yang harus dilaporkan pada laporan posisi keuangan, tarif pajak yang berlaku berlaku
untuk jumlah kena pajak di masa mendatang dan jumlah yang dapat dikurangkan terkait
dengan perbedaan temporer yang ada pada saat laporan posisi keuangan. Dalam
menentukan tarif pajak yang tepat, Anda harus membuat asumsi tentang apakah entitas
akan melaporkan pendapatan atau kerugian kena pajak di tahun-tahun depan yang
diperkirakan akan terpengaruh oleh perbedaan temporer yang ada. Dengan demikian,
Anda menghitung hutang pajak atau dapat dikembalikan di masa depan karena adanya
perbedaan temporer. Dalam membuat perhitungan ini, Anda menerapkan ketentuan
undang-undang perpajkan dan menetapkan tarif pajak untuk periode yang relevan. Untuk
jumlah kena pajak di masa depan:

a. Jika penghasilan kena pajak diperkirakan pada tahun dimana jumlah kena pajak di
masa depan dijadwalkan, gunakan tarif yang berlaku untuk tahun depan untuk
menghitung kewajiban pajak tangguhan terkait.
b. Jika NOL diperkirakan pada tahun dimana jumlah kena pajak di masa depan
dijadwalkan, gunakan tingkat yang berlaku dari tahun yang akan menjadi tahun NOL
yang akan dibawa kembali ke atau tingkat yang berlaku pada tahun depan dimana

9
carry-forward akan berlaku, Mana saja yang tepat, untuk menghitung kewajiban
pajak tangguhan terkait. Untuk jumlah dikurangkan di masa depan:
Jika penghasilan kena pajak diperkirakan pada tahun dimana jumlah
dikurangkan di masa depan dijadwalkan, gunakan tarif yang berlaku untuk
tahun depan untuk menghitung aset pajak tangguhan terkait.
Jika NOL diharapkan pada tahun dimana jumlah dikurangkan di masa depan
dijadwalkan, gunakan tingkat yang berlaku dari tahun yang akan menjadi
tahun NOL yang akan dibawa kembali ke atau tingkat yang berlaku pada
tahun depan dimana carryforward akan berlaku, Mana saja yang tepat, untuk
menghitung aset pajak tangguhan terkait.

Referensi

Modul Pelaporan Korporat, Ikatan Akuntan Indonesia, 2015.


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Revisi 2015. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Kieso, Waygant. Intermediate Accounting, IFRS Edition. 2010

10

Anda mungkin juga menyukai