Anda di halaman 1dari 10

1a. Bagaimana anatomi regio leher?

Jawab :

Anatomi regio leher


Collum terletak antara cranium dan thorax. Batas atas dibentuk oleh tepi bawah
mandibula,angulus mandibulae, processus mastoideus, linea nuchae superior dan protuberantia
occipitalis externa. Sedangkan batas bawah adalah incisura jugularis sterni,dataran atas
clavicula, articualtio acromio clavicularis,margo superior scapula dan proccesus spinosus
vertebra cervicallis VII. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang
ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus, linea nuchae suprema sampai
ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura
jugularis sterni, klavikula, acromion dan suatu garis lurus yang menghubungkan kedua
acromia.
Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis membungkus musculus
Sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan fascia sisi
lain. Fascia koli media membungkus otot-otot pratrakeal yang bertemu dengan fascia sisi lain
di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fascia coli superficial. Ke dorsal fascia
koli media membungkus arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus jadi
satu. Fascia koli profunda membungkus musculus prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan
fascia koli media.
Bentuk umum leher adalah sebagai conus dengan basis yang menghadap ke arah kaudal.
Ditentukan oleh processus spinosus vertebra cervicalis, otot-otot panniculus adiposus,os.
hyoideum, trachea dan glandula thyroidea. Yang pula menentukan adalah posisi kepala dan
columna vertebralis, pada posisi antefleksi kepala dan leher maka processus spinosus dari
vertebra prominens sangat menonjol, kulit disebelah ventral melipat-lipat. Pada posisi
retrofleksi kepala dan leher maka kulit disebelah dorsal melipat-lipat sedangkan disebelah
ventral akan kelihatan dengan jelas laring, trachea dan glandula thyroidea (terutama pada
wanita)
Tulang - tulang (Ossa)
Yang perlu dikenal kembali baik bentuk, letak dan bangunan-bangunannya adalah :
Vertebra cervicalis I sampai dengan VII, Sebagian sternum (manubrium sterni),
clavicula, scapula.
Tulang-tulang basis crania, mandibula dan os hyodeum
Tulang-tulang Rawan (cartilagiae)
Cartilago yang membentuk laryx, antara lain cartilage thyroidea, cartilage criodea,
cartilage arytenoidea, cartilage corniculata da cartilage cuniofome serta cartilage yang
menbentuk dinding trachea.
Pembagian Regio Leher
Regio colli oleh m. sternocleidomastoideus dibagi menjadi dua region, colli anterior yang
terletak di depan (vetral) dan region colli posterior yang terletak di belakang (dorsal) otot
tersebut pada otot dikenal sebagai region sternocleidomastoideus.

Keterangan gambar
1. Sternocleidomastoideus
2. Trigonum Submentale
3. Trigonum Musculare
4. Trigonum Submandibulare
5. Trigonum Caroticum
6. Cervicalis Lateralis

Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior atau


medial dan trigonum posterior atau lateral.
a. Trigonum anterior : di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea mediana leher
dan mandibulae, terdiri dari :
1. Trigonum muscular : dibentuk oleh linea mediana, musculus omohyoid venter
superior, dan musculus sternokleidomastoideus.
2. Trigonum caroticum : dibentuk oleh musculus omohyoid venter superior,musculus
sternokleidomastoideus, musculus digastricus venter posterior.
3. Trigonum submentale : dibentuk oleh venter anterior musculus digastricus, os.hyoid
dan linea mediana.
4. Trigonum submandibulare : dibentuk oleh mandibula, venter superior musulus
digastricus, dan venter anterior musculus digastricus
b. Trigonum posterior: dibatasi superior oleh musculus sternokleidomastoideus. musculus
trapezius dan clavicula, terdiri dari :
1. Trigonum supraclavicular : dibentuk oleh venter inferior musculus
omohyoid,clavicula dan musculus sternokleidomastoideus.
2. Trigonum occipitalis : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid, musculus
trapezius dan musculus sternokleidomastoideus
Pembagian Kelenjar Limfe pada Leher
Sekitar 75 buah kelenjar limfe terdapat pada setiap sisi leher, kebanyakan berada pada
rangkaian jugularis interna dan spinalis assesorius. Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam
metastasis tumor adalah kelenjar limfe pada rangkaian jugularis interna.
Kelenjar limfe servical dibagi ke dalam gugusan superficial dan gugusan
profunda.Kelenjar limfe superficial menembus lapisan pertama fascia servical masuk kedalam
gugusankelenjar limfe profunda. Meskipun kelenjar limfe nodus kelompok superficial lebih
sering terlibat dengan metastasis, keistimewaan yang dimiliki kelenjar kelompok ini adalah
sepanjang stadium akhir tumor, kelenjar limfe nodus kelompok ini masih signifikan terhadap
terapi pembedahan.
Kelenjar limfe profunda sangat penting sejak kelenjar-kelenjar kelompok ini menerima
aliran limfe dari membran mukosa mulut, faring, laring, glandula saliva dan glandula thyroidea
sama halnya pada kepala dan leher.
Di leher terdapat lymphonodi cervicalis superficialis dan lymphonodi cervicalis profundi.
1. Lymphonodi (Inn) cervicalis superficialis, berdasar Ietaknya dibedakan menjadi dua bagian:
a. Pada trigonum colli anterior terdapat disepanjang vena jugularis anterior
b. Keterangan
Pada trigonum colli posterior terdapat gambar
disepanjang venapenyebaran kelenjar linfe
jugularis externa
di leher :
2. Inn. cervicalis profundi 1. Kelenjar yang terletak di segitiga
submentale dan submandibulae
2. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan
3. termasuk kelenjar getah bening jugularis
superior, kelenjar digastrik dan kelenjar
servikalis posterior.
4. Kelenjar getah bening jugularis di antara
bifurkatio karotis dan persilangan
Musculus omohioid dengan musculus
sternokleidomastoideus dan batas
posterior musculus
sternokleidomastoideus.
5. Grup kelenjar getah bening di daerah
jugularis inferior dan supraklavikula
6. Kelenjar getah bening yang berada di
segitiga posterior servikal.

Kelenjar Limfe Utama pada Leher


1. Kelenjar limfe occipitalis: terletak diatas os occipitalis pada apeks trigonum cervicalis
posterior. Menampung aliran limfe dari kulit kepala bagian belakang. Pembuluh limfe
eferen mencurahkan isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
2. Kelenjar limfe retroaurikular: terletak di atas permukaan lateral processus mastoideus.
Mereka menampung limfe sebagian kulit kepala di atas auricula dan dari dinding posterior
meatus acusticus externus.Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya ke dalam kelenjar
limfe cervicalis profundi.
3. Kelenjar limfe parotid: terletak pada atau di dalam glandula parotis. Menampung limfe
dari sebagian kulit kepala di atas glandula parotis, dari permukaan lateral auricula dan
dinding anterior meatus acusticus externus, dan dari bagian lateral palpebra. Pembuluh
limfe eferen mencurahkan isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
4. Kelenjar submandibular: terletak sepanjang bagian bawah dari mandibula pada kedua sisi
lateral, pada permukaan atas glandula submandibularis dibawah lamina superfisialis.
Menerima aliran limfe dari struktur lantai dari mulut. Pembuluh limfe eferen mencurahkan
isinya ke dalam kelenjar limfe cervicalis profundi.
5. Kelenjar submental: terletak dibawah dari mandibula dalam trigonum submentale.
Menerima aliran dari lidah dan cavum oral. Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya
ke dalam kelenjar limfe submandibularis dan cervicalis profundi.
6. Kelenjar supraclavicular: terletak didalam cekungan diatas clavicula, lateral dari
persendian sternum. Menerima aliran dari bagian dari cavum toraks dan abdomen.
Otot-otot leher
- M. Platysma - M. Digasticus venter posterior & anterior
- M. Stylohyoideus - M. Sternocleidomatoideus
- M. Mylohyoideus - M. Omohyoideus venter inferior & superior
- M. Geniohyoideus - M. Scalneus posterior
- M. Sternohyoideus - M. Sternothyroideus
- M. Thyrohyoideus - M. Scalneus anterior
- M. Scalneus medius
Pembuluh dan saraf utama pada leher
Arteri carrotis communis
a. A.Carotis externa
b. A.Carotis interna
Vena jugularis interna
Nervus vagus (saraf cranial X)
Nervus acessorius (N. Cranialis XI)
Nervus hypoglossus (N. Cranialis XII)
Pars cervicalis truncus symphaticus (ganglion servicale superius, medius, inferius)
Plexus cervicalis (C1-C4) >> N. Cutanei & rami muskularis otot leher
Viscera leher
Glandula thyroidea
Glandula parathyroidea
Trachea
Esophagus
Sumber :
Snell, R. S. 2006. Anatomi Klinik Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC.
Paulsen, F dan J. Waschke. 2013. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. EGC:Jakarta.
klikpdpi.com/konsensus/Xsip/tb.pdf diakses pada tanggal 8 November 2016 (pedoman
diagnosis dan penatalaksaan tuberkolosis di Indonesia - perhimpunan dokter paru
Indonesia)

1b. Bagaimana histologi regio leher?


Jawab :

3a. Bagaimana cara penularan TB?


Jawab :

Proses terjadinya infeksi oleh M. tuberculosis biasanya secara inhalasi,


sehingga TB paru merupakan manifestasi klinis yang paling sering dibandingi dengan
organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang
mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan
batuk berdarah atau berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA). Pada TB
kulit atau jaringan lunak penularan bias melalui inokulasi langsung.
Sifat kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan
oksigen pada bagian apical paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian
apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis.
Kuman dapat hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini karena kuman berada dalam sifat dorman.
Dari sifat dorman ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi penyakit tuberculosis
yang lebih aktif lagi.

Sumber : buku PDL, jilid III, edisi V

3b. Apa perbedaan nodul pada penderita TB dan nodul pada keganasan?
Jawab :

3c. Bagaimana hubungan timbulnya nodul dengan kontak dengan penderita TB?
Jawab :

3d. Bagaimana patofisiologi TB?


Jawab :

Perjalanan kuman tuberculosis dapat langsung melalui aliran limfe, aliran


darah, melalui bronkus dan traktur digestivus. Pada mulanya, kuman menjalar melalui
saluran limfe ke kelenjar getah bening, selanjutnya melalui ductus thoracicus masuk
ke dalam aliran darah dan terus ke organ. Dapat pula langsung dari proses perkijuan
masuk ke vena terus ke aliran darah atau proses perkijuan pecah ke bronkus, disebar
ke seluruh paru-paru atau tertelan ke traktus digestivus.

Sumber : Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi

3f. Bagaimana gejala TB?


Jawab :

Keluhan yang dirasakan penderita TB bermacam-macam atau malah banyak


TB paru yang ditemukan tanpa keluhan sama sekali. Keluhan terbanyak adalah :

Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza tetapi kadang-kadang dapat
mencapai 40-41oC. Demam yang dialami hilang timbul tergantung imun dan
berat ringannya infeksi.

Batuk/batuk darah
Dimulai dari batuk kering, setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif
(menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah karena
terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah disebabkan
oleh kavitas atau ulkus dinding bronkus.
Sesak napas
Tidak ditemukan pada kasus yang ringan.

Nyeri dada
Timbul jika infiltrasi radang sampai ke pleura dan menyebabkan pleuritic.
Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.

Malaise
Gejala malaise berupa anoreksia, BB turun, sakit kepala, nyeri otot, meriang,
keringat malam. Gejala malaise semakin lama semakin berat dan terjadi hilang
timbul secara tidak teratur.

Sumber : buku PDL, jilid III, edisi V

3g. Bagaiaman respon imun tubuh terhadap infeksi TB?


Jawab :

Kuman M.tb dalam makrofag akan dipresentasikan ke sel Th1 melalui major
histocompatibility complex (MHC) kelas II. Sel Th1 selanjutnya akan mensekresi IFN
g yang akan mengaktifkan makrofag sehingga dapat menghancurkan kuman yang telah
difagosit. Jika kuman tetap hidup dan melepas antigennya ke sitoplasma maka akan
merangsang sel CD8 melalui MHC kelas I. Sel CD8 yang bersifat sitolitik selanjutnya
akan melisiskan makrofag. Tidak semua makrofag akan teraktivasi oleh IFN-g yang
dihasilkan oleh Th1 sehingga sel yang terlewat tersebut selanjutnya akan dilisiskan
melalui mekanisme DTH. Sitokin IFN-g yang disekresi oleh Th1 tidak hanya berguna
untuk meningkatkan kemampuan makrofag melisiskan kuman tetapi juga mempunyai
efek penting lainnya yaitu merangsang sekresi TNF a oleh sel makrofag. Hal ini terjadi
karena substansi aktif dalam komponen dinding sel kuman yaitu lipoarabinomannan
(LAM) yang dapat merangsang sel makrofag memproduksi TNF-a. Respons DTH pada
infeksi TB ditandai dengan peningkatan sensitivity makrofag tidak teraktivasi terhadap
efek toksik TNF-a. Makrofag tidak teraktivasi tersebut merupakan tempat yang baik
untuk pertumbuhan kuman, sehingga perlu dihancurkan untuk menghambat proliferasi
kuman lebih lanjut.

Sumber : Raviglione MC, OBrien RJ. Tuberculosis. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL,
Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et al, editors. Harrisons principles of internal medicine.
17th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2008(1). p. 1006-20.

3h. Organ apa saja yang dapat diinfeksi oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis?
Jawab :
Tuberkulosis pada Saluran Napas bagian Atas : Epiglottis, Laring, Faring.
Hampir semua merupakan komplikasi penyakit paru.
Tuberkulosis pada Mulut, Tonsil dan Lidah
Tuberkulosis pada mulut dan tonsil penularannya lewat susu yang terinfeksi.
Kadang dari makanan maupun droplet lewat udara.
Tuberkulosis Meningitis
M. tuberculosis merupakan penyebabnya, tetapi mikobakteri lain terjadi pada
penderita AIDS
Tuberkulosis Perikardium
Jarang dijumpai. Hanya di daerah tertentu khususnya bila infeksi HIV.
Tuberkulosis Kelenjar Getah Bening
Pada dewasa kemungkinan bahwa perluasan nodus mungkin disebabkan
timbunan karsinoma yang berasal dari karsinoma primer tempat lain. Kelenjar
keras di medial bagian dalam klavikula sering dihubungkan dengan kanker
paru.
Tuberkulosis Tulang dan Sendi : Tulsng belakang, Tulang pinggul, Sendi lutut,
Pergelangan kaki dan tulang kecil-kecil kaki, Lengan dan Tangan, Tulang-tulang
lain, dan kistik dari Tulang.
Tuberkulosis Ginjal dan Saluran Kencing
Tuberkulosis Saluran Genitalia Wanita
Tuberkulosis Saluran Genitalia Laki-laki
Tuberkulosis Usus/Gastrointestinal/Peritoneal
Tuberkulosis Mata
Tuberkulosis Adrenal
Tuberkulosis Kulit dan Abses

Sumber : Buku Tuberkulosis Klinis

3j. Bagaimana penatalaksanaan TB?


Jawab :

Terdapat 2 macam sifat/aktivitas obat terhadap tuberculosis yakni:


Aktivitas bakterisid
Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang sedang tumbuh
(metabolismenya masih aktif). Aktivitas bakterisid biasanya diukur dari
kecepatan obat tersebut membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada
pembiakan akan didapatkan hasil yang negative (2 bulan dari permulaan
pengobatan).

Aktivitas sterilisasi
Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang pertumbuhannya lambat
(metabolism kurang aktif). Aktivitas sterilisasi diukur dari angka kekambuhan
setelah pengobatan dihentikan.

Hampir semua obat antituberculosis mempunyai sifat bakterisid kecuali


etambutol dan tiasetazon yang hanya bersifat bakteriostatik dan masih
berperan untuk mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap obat.
Rifampisin dan pirazinamid mempunyai aktivitas sterilisasi yang baik,
sedangkan INH dan streptomisin menempati urutan yang paling bawah. Dalam
aktivitas bakterisid :
o Rifampisin dan INH disebut bakterisid yang lengkap (complete
bactericidal drug) oleh karena kedua obat ini dapat masuk ke seluruh
populasi kuman. Kedua obat ini masing-masih mendapatkan nilai 1.
o Pirazinamid dan streptomisin masing-masing hanya mendapatkan nilai
setengah, karena pirazinamid hanya bekerja dalam lingkungan asam
sedangkan streptomisin dalam lingkungan basa.
o Etambutol dan tiasetazon tidak mendapatkan nilai.

Sumber : buku PDL, jilid III, edisi V

4g. Bagaimana hubungan respon imun tubuh dengan pembentukan radang kronik
granulomatous spesifik?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai